Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber tanaman obat yang secara turun temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisional. Masyarakat sekarang lebih memilih untuk back to nature walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin modern.Penggunaan obat tradisional menjadi pilihan utama karena efek samping obat tradisional yang relatif kecil jika digunakan secara tepat dan tanpa penyalahgunaan (Krisyanella, 2009). Indonesia memiliki lebih kurang 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies termasuk tanaman berkhasiat (Sukandar, 2003) salah satunya yaitu tanaman pinang. Pinang pada dasarnya merupakan tanaman yang sering digunakan oleh mayarakat, khususnya masyarakat pedalaman yang memiliki kebiasaan mengunyah pinang bersama-sama dengan daun sirih dan kapur. Masyarakat menganggap bahwa kebiasaan tersebut dapat menguatkan gigi mereka sehingga hal itu dilakukan secara turun temurun (Satriadi, 2011). Banyak jenis pemanfaatan tanaman pinang yang digunakan masyarakat antara lain adalah air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), borok, bisul, eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang). Selain itu, digunakan juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), luka, batuk berdahak, diare, beri- beri, malaria. Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih (Satriadi, 2011). Biji pinang mengandung senyawa saponin dan flavonoid yang berguna sebagai antimikroba, selain sebagai antimikroba flavonoid berupa katekin berfungsi sebagai anti inflamasi (Vonna dkk., 2015). Biji pinang (Areca catechu L.) juga mengandung senyawa-senyawa polifenol (flavonol, tanin) (Yernisa, 2013). Senyawa polifenol yang terkandung dalam biji pinang termasuk katekin, epikatekin, leukosianidin dan flavonoid kompeks (Yernisa dkk., 2013) yang dapat dimanfaatkan sebagai penangkal radikal bebas (Satolom, 2015). Kadar katekin pada biji pinang sebesar 10% (Amudhan, dkk., 2012). Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengisolasi senyawa katekin yang ada dalam biji pinang (Areca catechu L.).
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimana proses isolasi senyawa katekin pada biji pinang ? 1.2.2 Berapa kadar senyawa katekin pada biji pinang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui proses isolasi senyawa katekin pada biji pinang. 1.3.2 Untuk mengetahui kadar senyawa katekin pada biji pinang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang proses isolasi katekin dari biji pinangdan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang industri farmasi dan dapat meningkatkan pemanfaatan tanaman obat di Indonesia.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum ini dilaksanakan dari bulan September-Desember.di Laboratorium Kimia Bahan Alam Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Pelaksanaan praktikum pada hari senin, dimulai pukul 08.00 - 14.00 WIB.