Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dalam uraian yang lalu telah dijelaskan bahwa untuk suatu tingkat risiko audit
tertentu, risiko pengujian detil berbanding terbalik dengan tingkat risiko bawaan,
risiko prosedur analitis, dan risiko pengendaiian yang ditetapkan. Oleh karena itu
faktor-faktor yang berkaitan dengan penetapan ini harus dipertimbangkan dalam
menentukan tingkat risiko pengujian detil yang bisa diterima untuk setiap asersi
piutang usaha. Sejumlah faktor risiko pengendalian penting yang berpengaruh
terhadap piutang bruto dan piutang bersih dan faktor-faktor lain yang bekaitan dengan
siklus pendapatan akan dijelaskan pada bagian lain bab ini. Gabungan pengaruh
faktor-faktor tcrsebut, terutama yang berpengaruh terhadap risiko penjualan kredit
dilaporkan lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya dan cadangan kerugian piutang
ditetapkan tcrlalu rendah, akan berakibat penetapan risiko yang tinggi untuk risiko
bawaan untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau pengalokasian
untuk piutang usaha bruto serta penilaian dan pengalokasian untuk rekening cadangan
yang bersangkutan. Bila hal ini terjadi, penetapan risiko bawaan yang lebih rendah
mungkin tepat untuk asersi-asersi lainnya.
Penetapan risiko pengendalian untuk asersi-asersi piutang usaha tergantung
pada penetapan risiko pengendalian untuk kelompok transaksi tersebut yang berkaitan
(peniualan kredit, penerimaan kas, dan pcnyesuaian pcnjualan) yang berpengaruh
terhadap saldo rekening piutang. Perlu diingat kcmbali bahwa penetapan untuk asersi-
asersi kelompok transaksi berpengaruh tcrhadap asersi-asersi saldo rekening yang
sama untuk rekening-rekening yang dipcngaruhi olch transaksi dengan satu
perkecualian berikut: penetapan risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau
keterjadian dan asersi kelengkapan untuk suatu kelompok transaksi yang
menyebabkan berkurangnya saldo rekening berpengaruh terbadap penetapan untuk
asersi-asersi rekening lawannya. Sehubungan dengan hal itu, karena transaksi-
transaksi penerimaan kas dan penyesuaian penjualan menyebabkan berkurangnya
saldo rekening piutang usaha, maka penetapan untuk asersi-asersi keberadaan atau
keterjadian untuk kelompokkelompok transaksi ini mempengaruhi penetapan risiko
gabungan untuk ascrsi kelengkapan piutang usaha. (Bacalah kembali mengenai
keterkaitan penetapan untuk asersi-asersi kelompok transaksi terhadap penetapan
risiko pcngendalian gabungan untuk asersi-asersi saldo rekening pada Bab 8 -Buku l,
halaman 325-327).
Tingkat risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang
dirumuskan akan digunakan dalam model risiko audit pada tahap perencanaan untuk
menetapkan tingkat risiko pengujian detil dan tingkat penguiian substantif
direncanakan yang tercakup dalam strategi audit awal untuk setiap asersi. Apabila
penetapan sesungguhnya atau penetapan akhir berbeda dari penetapan direncanakan,
maka model risiko audit digunakan lagi dengan menggunakan data sesungguhnya
sehingga bisa ditetapkan revisi tingkat risiko pengujian detil yang dapat dit erima dan
revisi tingkat pengujian substantif yang bersangkutan untuk setiap asersi. Tingkat
risiko tersebut (tingkat direncanakan atau tingkat setelah dircvisi) sclanjutnya
digunakan dalam penyelesaian perancangan pengujian substantif yang tepat.
Para auditor scring mcnggunakan matrik scperti contoh pada Gambar 13-12
untuk mcndokumcntasikan dan mcnghubungkan berbagai komponen risiko yang
harus dipcrtimbangkan dalam perancangan pengujian substantif untuk setiap ascrsi
saldo rckcning. tingkat risiko yang digunakan dalam matriks tersebut hanyalah
sckcdar contoh, dan sudah barang tentu bisa berbeda-beda tergantung pada bukti yang
diperoleh auditor. Apabila komponen-komponen risiko bisa dikuantifikasi, maka
model risiko audit dapat dipecahkan secara matematis untuk menetapkan tingkat
risiko pengujian detil yang bisa diterima.
PROSEDUR-PROSEDUR AWAL
Setiap pengujian audit selalu diawali dengan langkah-langkah untuk
mendapatkan pemahaman mengenai bisnis dan bidang usaha klien. Sebagaimana telah
disebutkan di atas, pcrlu dipahami tentang kebijakan pengakuan pendapatan, serta
pemicu-pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan
laba kotor. Auditor juga harus memahami standar termin perdagangan, pengalaman
klien dalam pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang
bersangkutan, dan luasnya konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan
ini diperlukan dalam mengevaluasi hasil prosedur, pengujian pengendalian, dan
pengujian substantif. Sebagai contoh, bukti yang diperoleh pada saat auditor
melakukan pengujian detil transaksi dan pengujian detil saldo, seperti harga faktur
atau besarnya piutang untuk pelanggan tertentu, harus konsisten dengan ekspektasi
tentang kedudukan perusahaan klien dalam bidang usaha yang bersangkutan,
kapasitas terpasang perusahaan, serta adanya pelanggan-pelanggan besar tertentu.
Prosedur untuk memperoleh pemahaman ini telah dijelaskan di atas.
Salah satu prosedur awal yang penting dalam memeriksa piutang usaha dan
rekening cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah melakukan
penelusuran saldo awal tahun yang diperiksa ke saldo akhir per audit dalam kertas
kerja tahun lalu (jika tahun lalu di audit). Selanjutnya aktivitas selama periode yang
diperiksa dalam rekening buku besar dan cadangan yang bersangkutan harus direview
dengan memusatkan perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar
jumlahnya, atau tidak biasa, yang membutuhkan penyelidikan khusus. Sebagai
contoh, auditor harus menyelidiki setiap piutang dan pendapatan yang tidak
dibukukan melalui pembuatan iumal untuk faktur penjualan yang diterbitkan. Selain
itu pada tahap ini auditor juga harus meminta daftar piutang atau biasa disebut daftar
saldo piutang usaha. Biasanya auditor menggunakan perangkat lunak komputer untuk
memeriksa kebenaran jumlah (total) dalam daftar tersebut dan total ini harus
dibandingkan dengan (1) total buku pembantu piutang atau file induk yang menjadi
dasar pembuatan daftar tersebut, dan (2) rckening kontrol piutang di buku besar.
Auditor juga harus membandingkan suatu sample saldo pelanggan yang tercantum
dalam daftar dengan saldo yang bersangkutan di buku pembantu dan sebaliknya untuk
memastikan bahwa saldo-saldo yang tercantum dalam daftar sudah benar dan lengkap
sesuai dcngan catatan akuntansi yang menjadi dasar pembuatannya. Daftar ini akan
mcnjadi perwuiudan fisik dari populasi piutang untuk digunakan dalam pcngujian
substantif selanjutnya.
Alternatif lain, auditor bisa memperolch daftar piutang langsung dari file
induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit. Apabila auditor bisa
memperoleh catatan klien dalam bentuk yang bisa dibaca mesin, maka ia juga bisa
menggunakan perangkat audit digeneralisasi untuk mengidentifikasi pelanggan-
pelanggan penting, menganalisa volume transaksi dengan pelanggan-pelanggan, dan
mengidentifikasi transaksi tidak biasa atau volume transaksi yang tinggi menjelang
akhir tahun.
Contoh kertas kerja berupa daftar umur piutang dapat dilihat pada gambar 13-
14. Kertas kerja ini tidak hanya menjadi bukti telah dilaksanakannya prosedur
prosedur awal sebagaimana dijelaskan di atas, tetapi juga akan digunakan dalam
pengujian-penguiian substantif lain yang akan diterangkan dalam uraian-uraian di
bawah ini. Prosedur awal berupa pemeriksaan ketelitian daftar saldo dan penentuan
kesesuaiannya dengan saldo di buku besar terutama berkajtan dengan komponen
posting dan pembuatan ikhtisar pada asersi penilaian atau pengalokasian.
PROSEDUR ANALITIS
Arti penting prosedur analitis telah dijelaskan di atas. Sasaran yang ingin
dicapaj auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan besarnya saldo
piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan, dan laba kotor
perusahaan. Beberapa prosedur analitis yang dapat digunakan auditor untuk
mendapatkan bukti tentang piutang usaha dapat dilihat pada gambar 13-7. Auditor
harus memperhatikan dengan cermat kemungkinan adanya kenaikan pendapatan atau
piutang yang tidak diperkirakan sebelumnya. Prosedur analitis dilaksanakan pads
tahapan terakhir penyelesaian penugasan untuk mendapatkan keyakinan bahwa bukti
yang dievaluasi dalam penguiian detil konsisten dengan gambaran menyeluruh yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi
menjadi dua hal, yaitu: (1), konfirmasi piutang usaha dan prosedur-prosedur tindak
lanjutnya dan (2) prosedur-prosedur untuk menilai kecukupan rekening cadangan
kerugian piutang.
Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masing-
masing debitur (pelanggan) dengan auditor. Seperti telah disinggung di atas,
pengujian substantif ini merupakan prosedur yang lazim digunakan auditor.