Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BETON PRATEGANG
Disusun Oleh :
1641320109 / 01
3 MRK 7
2018/2019
Fly over Amplas menggunakan Precast Concrete U ( PCU ) sebagai gridernya yang
terdiri dari balok beton (concrete) segmental pre-cast, yang menggunakan system konstruksi
beton prategang. Dengan menggunakan beton prategang, gridernya dapat didesain dengan
efektif dan efisien juga ekonomis namun mampu menanggung beban yang telah direncanakan.
Penggunaan beton bertulang biasa akan menyebabkan dimensi beton dan baja tulangan grider
sangat besar, yang mengakibatkan konstruksi tersebut tidak efektif lagi, efisien dan ekonomis.
Proyek ini merupakan proyek pertama di Medan yang menggunakan U Grider sebagai
balok/beam.
Lingkup pekerjaan pada FO Amplas hingga saat ini telah mencapai pekerjaan super
struktur yaitu PCU GRIDER. Pekerjaan Erection PCU Grider merupakan pekerjaan untuk
menempatkan balok – balok U Grider ke Pier Head. Namun sebelum dilakukannya erection
grider, pekerjaan penting yang harus dilakukan pada grider adalah proses Stressing. Stressing
Grider adalah proses penarikan kabel tendon yang ada dalam grider untuk menjadikan grider
sebagai beton prategang. Pemberian tegangan pada kabel Tendon ( Stressing ) dapat dilakukan
dengan dua system, Pre-tensioning dan Post-tensioning.
Pre-tensioning adalah prinsip cara penegangan dengan tendon ditegangkan dengan alat
pembantu sebelum tendon dicor atau sebelum beton mengeras dan gaya prategang
dipertahankan sampai beton cukup keras. Post-tensioning adalah prinsip cara penegangan
dengan kondisi beton yang telah terlebih dahulu dicor dan dibiarkan mengeras sebelum diberi
gaya prategangan, dan sistem inilah yang digunakan dalam proses stressing U girder pada
proyek pembangunan FO Amplas.
Metode kerja stressing grider post-tensioning mengutamakan baja dalam posisi seperti
profil yang telah ditentukan, lalu dicor dalam beton (grouting), lekatan dihindarkan dengan
menyelubungi baja dengan membuat saluran/pipa untuk instalasi kabel. Post-tensioning terdiri
atas dua cara, sistem single dan double. Sistem single adalah sistem stressing kabel strand
dengan hanya menarik salah satu ujung kabel strand saja. Sedang sistem double adalah
sistem penarikan kabel strand dengan mearik kedua ujung kabel.
Tahapan pekerjaan yang harus diselesaikan hingga mencapai pekerjaan pengangkatan grider (
erection ) adalah sebagai berikut :
I. Material Prestressing
1. Strand
Beberapa Steel wire yang disatukan secara spiral menjadi satuan kabel
strand.
2. Duct
Pembungkus strand dengan bahan dasar “galvanized zinc” yang
dibentuk berupa pipa berulir
1. Transfer
Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan
penarikan kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya beban mati
struktur, yaitu berat sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat. Pada saat ini
beban hidup belum bekerja sehingga momen yang bekerja adalah minimum,
sementara gaya yang bekerja adalah maksimum karena belum ada kehilangan gaya
prategang.
2. Servis
Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang digunakan sebagai
komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang
dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada kondisi yang maksimum sedangkan
gaya pratekan mendekati harga minimum.
Beton yang digunakan untuk beton prategang adalah yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi dengan nilai f’c antara 30 - 45 Mpa. Kuat tekan yang tinggi
diperlukan untuk menahan tegangan tekan pada serat tertekan, pengangkuran
tendon, mencegah terjadinya keretakan, mempunyai modulus elastisitas yang tinggi
dan mengalami rangkak lebih kecil.
Kuat tarik beton mempunyai harga yang jauh lebih rendah dari kuat tekannya. Untuk
tujuan desain, SNI 2002 menetapkan kuat tarik beton sebesar σts = 0,5 √f’c, sedangkan
ACI 318 sebesar σts = 0,6 √f’c.
2. Baja
Baja yang dipakai untuk beton prategang dalam praktiknya ada empat macam, yaitu :
a. Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
b. Untaian kawat (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang
dengan sistem pascatarik.
c. Kawat batangan (bars), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
d. Tulangan biasa, sering digunakan untuk tulangan non-prategang (tidak ditarik), seperti
tulangan memanjang, sengkang, tulangan untuk pengangkuran dan lain-lain.
a. Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton prategang akan lebih
tahan terhadap korosi.
b. Lebih kedap terhadap air, cocok untuk pipa dan tangki air.
c. Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana
bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari pada
beton bertulang biasa.
d. Penampang struktur akan lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang
dipergunakan secara efektif.
e. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari pada jumlah berat besi penulangan pada
konstruksi beton bertulang biasa.
f. Ketahanan geser balok dan ketahanan puntirnya bertambah.
Dengan ini, maka suatu struktur dengan bentangan besar penampangnya akan lebih
langsing, hal ini mengakibatkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi
dinamis instabil akibat beban getaran gempa atau angin, kecuali bila struktur itu memiliki
redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Bila ditinjau dari segi ekonomis, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Ada beberapa keuntungan dari beton prategang bila dibandingkan dengan beton bertulang
biasa :
a. Karena pada beton prategang dipergunakan material yang bermutu tinggi, baik
beton dan baja prategang, maka voluma material yang dipergunakan lebih kecil bila
dibandingkan dengan beton bertulang biasa untuk beban yang sama. Menurut
pengalaman dengan meningkatkan mutu beton 2x lipat akan menghemat biaya sekitar
30 %.
b. Pada beton prategang seluruh penampang beton aktif menerima beban, sedangkan
pada beton bertulang biasa hanya penampang yang tidak retak saja yang menerima
beban.
c. Beton pratekan akan lebih ringan atau langsing ( karena volumanya lebih kecil )
sehingga secara estetika akan lebih baik. Untuk bentangan bentangan yang besar
seperti jembatan dimana pengaruh berat sendiri sangat besar, maka penggunaan
beton prategang akan sangat menguntungkan, karena lebih ringan dapat menghemat
pondasinya.