Você está na página 1de 5

Hasil analisis :

1. Analisa Perbandingan
Dari neraca yang diperbandingkan antara akhir tahun 2016 dengan 207, menunjukkan: Jumlah
rupiah masing-masing aktiva, hutang dan modal serta jumlah total masing-masing golongan
aktiva, hutang dan modal pada tanggal 31 desember 2016 dan 31 desember 2017 dengan
perubahan-perubahannya. Dari perubahan (kenaikan da penurunan) dapat diketahui bahwa :
a. Aktiva lancar naik Rp. 67.000.000.000, sedangkan aktiva tidak lancar turun pada Rp.
43.000.000.000, hutang jangka pendek turun sebesar Rp. 62.000.000.000 dan hutang
jangka panjang turun sebesar Rp. 20.000.000.000 serta modal naik sebesar Rp.
106.000.000.000.
b. Aktiva naik sebesar Rp. 24.000.000.000, hutang turun sebesar Rp. 82.000.000.000, dan
ekuitas naik sebesar Rp. 106.000.000.000.
c. Perubahan dalam jumlah-jumlah rupiah seperti yang diterangkan diatas (a dan b),
Nampak lebih jelas lagi perubahan dalam prosentasenya. Aktiva lancar naik dengan
105% sedangkan aktiva tidak lancar turun sebesar 6 %, total aktiva naik sebesar 3%
dan hutang jangka pendek mengalamai penurunan sebesar 18%, dan hutang jangka
panjang turun sebesar 21 %, total hutang mengalami penurunan sebesar 18% dan
ekuitas sebesar 35%, serta total pasiva naik sebesar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa
posisi keuangan jangka panjang dalam tahun 2017 lebih baik daripada tahun 2016.
Perubahan-perubahan dalam prosentase ini lebih mendukung hasil analisa.
d. Dari segi aktifitas usahanya dapat diketahui dengan cara membandingkan perubahan
piutang dengan perubahan penjualan dan perubahan persediaan dengan perubahan
penjualan atau HPP.
 Dari laporan keuangan PT. Amarta Jumlah piutang naik sebesar Rp.
15.000.000.000 atau 125% dan pendapatan naik sebesar Rp. 178.000.000.000
atau 88%. Dengan demikian PT. Amarta aktivitas usahanya berjalan dengan
baik.
 Jika kita membandingkan antara perubahan dalam persediaan dan perubahan
pendapatan. Dari laporan keuangan PT. Amarta jumlah persediaan tidak naik
dan tidak turun atau tidak mengalami perubahan. Sedangkan pendapatan
mengalami kenaikan sebesar Rp. 178.000.000.000 atau 88%. Maka dapat di
interpretasikan aktivitas bagian pemasaran, produksi, pembelian berjalan secara
efektif.
perbandingan
Dari segi Likuiditas
Untuk mengukur Likuiditas Berarti harus melihat perubahan yang terjadi pada aktiva lancar
dan hutang lancar. Dari data laporan keuangan PT. Amarta diatas terjadi perubahan yaitu aktiva
lancar naik sebesar Rp. 67.000.000.000 atau naik 105%. sedangkan hutang lancar mengalami
penurunan sebesar Rp. 62.000.000.000 atau turun 18%. atas dasar perubahan ini dapat
disimpulkan bahwa perubahan makin banyak dibelanjai dengan aset lancar. Dengan demikian
likuiditas perusahaan meningkat.
Dari segi solvabilitas
Untuk mengukur perkembangan solvabilitas perusahaan, harus dilihat dari perubahan jumlah
kewajiban yang harus dibayar dan berapa perubahan modal perusahaan atau perubahan aktiva
tetap untuk menjamin jumlah hutang tersebut. Dari neraca diatas terlihat bahwa jumlah hutang
mengalami penurunan sebesar Rp. 82.000.000.000 atau turun sebesar 18%. Sedangkan modal
mengalami kenaikan sebesar Rp. 106.000.000.000 atau naik 35%. Serta aktiva mengalami
perubahan kenaikan sebesar Rp. 24.000.000.000 atau naik 3%. Karena jumlah hutang turun
serta jumlah modal dan aktiva naik. Dapat disimpulkan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan
meningkat atau aman. Karena porsi hutang lebih kecil dari pada modal dan harta
Dari segi Rentabilitas atau profitabilitas
Untuk mengetahui perkembangan rentabilitas dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba baik dari modal sendiri maupun keseluruhan modal atau jumlah aktiva yang
digunakan dari laporan keuangan PT. Amarta terlihat laba bersih mengalami kenaikan sebesar
Rp 23.000.000.000 atau naik 28% dan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut
juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 24.000.000.000 atau naik 3%. Oleh karena itu dari
analisa diatas apat disimpulkan bahwa rentabilitas perusahaan mengalami kenaikan jika
dibandingkan tahun sebelumnya.
Dai segi aktivitas usaha
Dari segi aktifitas usahanya dapat diketahui dengan cara membandingkan perubahan piutang
dengan perubahan penjualan dan perubahan persediaan dengan perubahan penjualan atau HPP.
 Dari laporan keuangan PT. Amarta Jumlah piutang naik sebesar Rp.
15.000.000.000 atau 125% dan pendapatan naik sebesar Rp. 178.000.000.000
atau 88%. Dengan demikian PT. Amarta aktivitas usahanya berjalan dengan
baik.
 Jika kita membandingkan antara perubahan dalam persediaan dan perubahan
pendapatan. Dari laporan keuangan PT. Amarta jumlah persediaan tidak naik
dan tidak turun atau tidak mengalami perubahan. Sedangkan pendapatan
mengalami kenaikan sebesar Rp. 178.000.000.000 atau 88%. Maka dapat di
interpretasikan aktivitas bagian pemasaran, produksi, pembelian berjalan secara
efektif.

2. Analisa Tren
Dari Segi Likuiditas
Aktiva lancar dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp.
67.000.000.000 atau naik 105%. sedangkan hutang lancar mengalami penurunan sebesar Rp.
62.000.000.000 atau turun 18% pada periode yang sama. Dari perubahan tersebut dapat dilihat
bahwa aktiva lancar memiliki persen kecenderungan naik, sedangkan hutang lancar memiliki
persen kecenderungan turun. Sehingga dapat disimpulkan penurunan hutang lancar dan
kenaikan aktiva lancar membuat porsi hutang lancar lebih kecil dibandingkan aktiva lancar.
Sehingga, trend likuiditas cenderung meningkat karena likuiditas membaik.
Dari segi solvabilitas
Jumlah hutang dari tahun 2016 sampai dengan 2017 Dari neraca diatas terlihat bahwa jumlah
hutang mengalami penurunan sebesar Rp. 82.000.000.000 atau turun sebesar 18%. Sedangkan
modal mengalami kenaikan sebesar Rp. 106.000.000.000 atau naik 35%. Serta aktiva
mengalami perubahan kenaikan sebesar Rp. 24.000.000.000 atau naik 3%. Karena jumlah
hutang turun serta jumlah modal dan aktiva naik. Hal ini menunjukkan bahwa ada
kecenderungan semakin kecil dibelanjai dengan dana pinjaman. Dari angka tersebut dapat
disimpulkan bahwa trend solvabilitas cenderung meningkat.
Rentabilitas atau profitabilitas
Trend laba dari 2016 ke 2017 menunjukkan kenaikan. Laba bersih mengalami kenaikan sebesar
Rp 23.000.000.000 atau naik 28%. Sementara jumlah aktiva dari tahun 2016 ke 2017
mengalami kenaikan sebesar Rp 24.000.000.000 atau naik 3%. Dari trend angka tersebut dapat
disimpulkan bahwa kecenderungan rentabilitas perusahaan semakin meningkat.
Dari segi aktivitas usaha
Tren pendapatan dari tahun 2016 sampai dengan 2017 mengalami kenaikan sebesar 88%.
Sedangkan trend piutang dagang mengalami kenaikan sebesar 125%. Maka dapat disimpulkan
bahwa bagian penagihan bekerja dengan aktif.
3. Analisis per komponen
Dari segi likuiditas
Dilihat dari distribusi pos pos pada aktiva lancar terhadap jumlah aktiva lancar. Menunjukkan
bahwa likuiditas pada PT. Angga mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari persentase kas dan
setara kas yang mengalami kenaikan dari 50% pada tahun 2016 menjadi 59% pada tahun 2017.
Sebagaimana diketahui bahwa semakin dominan pos-pos aktiva lancar yang tingkat
likuiditasnya tinggi seperti kas dan setara kas menunjukan bahwa likuiditas perusahaan cukup
baik atau meningkat
Dari segi solvabilitas
Dari persentase modal sendiri terhadap hutang terlihat bahwa modal sendiri pada tahun 2016
sebesar 40% dan jumlah hutang sebesar 60% . kalau dibandingkan dengan tahun 2017 maka
terlihat jumlah modal bertambah menjadi 53% dan jumlah hutang berkurang menjadi 47%
berarti peranan hutang lebih kecil dari pada modal sendiri dan menunjukkan bahwa perusahaan
semakin kecil dibelanjai oleh dana pinjaman. Dengan demikian dapat disimpulkan solvabilitas
perusahaan meningkat
Dari segi rentabilitas
Prosentase laba bersih sesudah pajak menurun. Hal ini terlihat pada tahun 2016 sebesar 41%
sedangkan tahun 2017 menjadi 28%. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan pada
penghasilan lain-lain yang cukup besar penurunannya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa rentabilitas menurun
Dari tingkat efisiensi
Untuk mengukur tingkat efisiensi biaya, lazimnya dikaitkan antara biaya dengan pendapatan
pada laporan rugi laba terlihat persentase beban pokok penjualan tahun 2016 sebesar 58%
artinya bahwa dari jumlah pendapatan diserap untuk biaya produksi sebesar 58% dan sisanya
42% sebagai laba kotor. Kalau dibandingkan dengan tahun 2017 hanya 48% hal ini dapat
disimpulkan adanya peningkatan efisiensi dalam biaya produksi. Akibat efisiensi biaya produk
maka laba kotor meningkat dari 42% menjadi 52%. Jika dilihat dari beban usaha, nampaknya
ada penurunan beban yang cukup besar yaitu dari 30% pada tahun 2016 menjadi 18% pada
tahun 2017. Hal ini dapat disimpulkan bagian kantor bekerja sangat efisien

LIKUIDITAS
Likuiditas AL UL
Rp Rp
2016 64.000.000.000 354.000.000.000 0,18
Rp Rp
2017 131.000.000.000 292.000.000.000 0,45

Solvabilitas TA TU
Rp Rp
2016 749.000.000.000 448.000.000.000 1,67
Rp Rp
2017 773.000.000.000 366.000.000.000 2,11

Profitabilitas Laba Bersih Penjualan


Rp Rp
2016 83.000.000.000 202.000.000.000 0,41
Rp Rp
2017 106.000.000.000 380.000.000.000 0,28

Aktifitas Penjualan AL- UL


Rp Rp Rp
2016 202.000.000.000 64.000.000.000 354.000.000.000 -0,70
Rp Rp Rp
2017 380.000.000.000 131.000.000.000 292.000.000.000 -2,36

Likuiditas
Ditinjau dari faktor likuiditas tahun 2017 lebih baik daripada likuiditas tahun 2016, karena current ratio
(aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar) tahun 2016 sebesar 0,18 (64.000.000.000:
354.000.000.000). sedang dalam tahun 2017 sebesar 0,45 kali (131.000.000.000 :292.000.000.000)

2016 : artinya perusahaan mempunyai aset lancar sebanyak 0,18 kali dari total kewajiban lancar
(0,18:1) atau dengan kata lain, setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 0.18 aset
lancar
2017: artinya perusahaan mempunyai aset lancar sebanyak 0,45 kali dari total kewajiban lancar
(0,45:1) atau dengan kata lain, setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 0,45 aset
lancar
Solvabilitas
Ditinjau dari faktor solvabilitas tahun 2017 lebih solvabel daripada tahun 2016 karena solvabilitas
tahun 2017 (jumlah aktiva dibanding dengan jumlah hutang) ada 2,11 kali (773.000.000.000 :
366.000.000.000) sedangkan tahun 2016 hanya ada 1,67 kali (749.000.000.000: 448.000.000.000) .
karena rasionya besar, porsi hutang lebih kecil dibandingkan aktivanya sehingga aman.

Profitabilitas
Ditinjau dari faktor profitabilitas tahun 2016 lebih profitable daripada tahun 2017 karena pada
tahun 2016 memiliki rasio ini besar sehingga semakin baik, sehingga dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
aKTIVITAS
Diihat dari aktivitas tahun 2016 lebih baik dari pada tahun 2017. Karena, pada tahun 2016
memiliki periode yang lebih pendek sehingga makin cepat perputaran atau makin tinggi
perputarannyakarena rasio tahun 2017 perputaran modal kerja bersihnya memiliki nilai negatif
yang besar, hal ini membahayakan kelangsungan hidup perusahaan karena ini artinya
perusahaan tidak memiliki aset lancar yang mencukupi untuk melunasi kewajibannya

Você também pode gostar