Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh:
1. Nur ain pratiwi
2. Sugi handayani
3. Agnes nataly
4. Viviana tantiara arsew
5. Andika chairunnisa
6. Henri kresnanda
7. Lien wyinata
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah yang berjudul
“Analisis Kasus Great River Corporation” ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
matakuliah Sistem Perencanaan dan Pengendalian Managemen.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam proses penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen matakuliah Sistem
Perencanaan dan Pengendalian Managemen yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN...................................................................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang
menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga
ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan
tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Berdasarkan
investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan
keuangan Great River ikut menjadi tersangka.
1. Apa yang menjadi kelemahan Pengendalian Internal dan Tata kelola Perusahaan
Great River?
2. Bagaimana tindakan akuntan public yang sesuai dengan standar professional
yang baik?
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
7
Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris bertanggung
jawab atas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas
pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham
bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Indentifikasi kelemahan yang terjadi pada pengendalian internal dan tata kelola
perusahaan?
Kelemahan yang terjadi pada pengendalian internal pada perusahaan Great River.
Dimana di dalam perusahaan ini tidak memiliki pengendalian internal yang dijalankan
dalam perusahaannya. Dimana terdapat kesalahan pencatatan atas laporan keuangan yang
tentunya sangat merugikan pihak perusahaan tersebut. Perusahan Great River mengalami
kesulitan arus kas dan gagal membayar hutang. Kesalahan pencatatan atas pelaporan
keuangan dapat menghambat arus kas masuk dan arus kas keluar karena kesalahan
pencatatan tersebut dapat mendefisitkan kas yang ada pada perusahaan tersebut. Sehingga
terjadi laporan keuangan dengan nominal yang salah sehingga tidak seimbang dengan asset
yang dimiliki perusahaan dan terjadi deficit. Jika perusahaan terjadi deficit pada anggaran
tentu saja kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya menjadi berkurang
sehinggga perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar hutang-hutangnya.
Perusahaan Great River ini harus mempunyai Pengendalian internal. Dimana pengendalian
internal meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikordinasikan dan
diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan,
mengecek ketelitian dan keandalan data dalam pencatatan akuntansinya, mendorong
efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan
sebelumnya. pentingnya struktur pengendalian intern bagi manajemen dan auditor
independen dimana untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah
kesalahan-kesalahan dan ketidak beresan terletak di tangan manajemen serta pengecekan
dan review yang melekat pada system pengendalian internal yang baik akan dapat
melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan
9
penyimpangan yang akan terjadi. Dalam akuntansi, struktur pengendalian internal yang
berlaku dalam perusahaan merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas
kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas
Struktur pengendalian internal dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam
proses akuntansi. Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan
dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau tidaknya audit
dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi, risiko deteksi, perancangan
pengujian substantif. Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya
struktur pengendalian intern termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat
diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawabnya dengan tepat. Serta Tata kelola perusahan Great River tidak baik
dilihat dari kondisi perusahaan Great River yang melanggar prinsip tata kelola pada
perusahaan great river. Yaitu:
1. Transparansi: prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampain
informasi.keterbukaan dalam penyampaian informasi. Dalam kasus perusahaan
Great River transparansi terlihat dilanggar pada: menggelembungkan akun
penjualan atau penyimpanan dana obligasi sehingga kenyataan isi laporan keuangan
perusahaan great river tidak sesuai dengan kondisi kenyataan sebenarnyaa.
2. Akuntabilitas: prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem
akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Dalam kasus Great river ini pihak manajemen tidak mengelola sistem akuntansi
yang efektif sehingga menghasilkan laporan keuangan yang tidak dapat dipercaya.
Perhitungan pajak untuk menghindari sanksi pajak metode pencatataan akuntansi
yang diterapkan Great River berbeda dengan ketentuan yang ada. Menghindari
sansksi pajak untuk mengurangi biaya pembayaran pajak dimana jika cogs di
masukkan biaya bahan bakunya maka cogs akan lebih tinggi dan gross profitnya
10
menurun sehingga biaya untuk membayar pajaknya rendah. Padahal jelas sekali
disini bahwa perusahaan great river bahan bakunya dari pemesannya.
3.2 Tindakan akuntan public yang tidak sesuai dengan standar professional yang benar?
Melihat kasus perusahan Great River dalam pelanggaran atas tanggung jawab profesi
atau pelanggaran standar professional akuntan public (SPAP) berkaitan dengan laporan
audit atas laporan keuangan konsolidasi Perusahaan Great River interbational Tbk tahun
2003. Pelanggaran terhadap Prinsip Etika Profesi Akuntan :
1.Tanggung Jawab Profesi.
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
11
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Tidak seperti hal yang dilakukan Akuntan public melanggar standar
professional Akuntan public dimana berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan
konsolidasi Perusahaan Great River. Pelanggaran etika dan prinsip profesi akuntansi telah
dilanggar dalam kasus ini, yaitu pada prinsip pertama berupa pelanggaran tanggung jawab
profesi untuk memelihara kepercayaan masyarakat pada jasa professional seorang akuntan
2.Kepentingan Publik
Pelanggaran ditemukan adanya indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan
Great River. Dimana Seharusnya Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Pelanggaran Seperti, 4
orang anggota direksi perusahaan ditetapkan sebagai tersangka, temasuk pemiliknya,
dalam kasus adanya temuan auditor instetigasi Aryanto, Amir, Jusuf dan Mawar, yang
menemukan indikasi pengelembungan akun penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan
miliar rupiah. Tentunya dalam kasus Great River jelas tercoreng nama Profesi Akuntan
Publik, dimana statement masyrakat berubah menjadi negative mengenai akuntan public.
Padahal tidak semua akuntan public seperti itu.
4. Obyektivitas
Pihak Deputy managing director Johan Malonda dan Junstinus selama mengaudit tidak
menemukan adanya penggelembungan akun penjualan atau penyimpangan dana obligasi,
namun ia mengakui dimana metode pencatatan akuntansi yang diterapkan Great River
berbeda dengan ketentuan yang ada, mereka tidak memikirkan kepentingan public
melainkan hanya mementingkan kepentingan klien. Padahal, Setiap anggota harus
menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.
12
5. Kompotensi dan kehati-hatian professional : dimana terdapat dugaan overstatement
pada laporan keuangan Great River tahun 2003 dimana pencatatan untuk akun
penjualan menggunakan metode yang berbeda dari ketentuan yang ada.
6. Kerahasiaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam, terdapat indikasi penipuan dalam
penyajian laporan keuangan menemukan kelebihan pencatatan penyajian akun
penjualan dan piutang dalam laporan tersebut.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Dia telah melanggar
etika professional sebagai auditor dimana memberikan opini audit yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada.
8.Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Jelas sekali terlihat bahwa dia melanggar standar teknis professional dalam
menjalankan penugasaannya.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pelanggaran etika dan prinsip profesi akuntansi telah dilanggar dalam kasus ini, yaitu pada
prinsip pertama berupa pelanggaran tanggung jawab profesi untuk memelihara
kepercayaan masyarakat pada jasa professional seorang akuntan. Seorang akuntan
seharusnya tidak hanya mementingkan kepentingan klien saja, tapi juga kepentingan
publik. tanggung jawab profesi telah dilanggar. Karena auditor telah menerbitkan laporan
palsu, maka kepercayaan masyarakat terhadapnya yang dianggap dapat menyajikan laporan
keuangan telah disalahi. kepentingan publik juga telah dilanggar, karena dianggap telah
menyesatkan public dengan disajikannya laporan keuangan yang telah direkayasa.
Obyektivitas juga dilanggar, yaitu mereka tidak memikirkan kepentingan public melainkan
hanya mementingkan kepentingan klien.Seorang akuntan public harus memiliki nilai dasar
yang harus dimiliki oleh seorang akuntan agar seorang akuntan public dapat menghasilkan
suatu laporan yang sifatnya akurat dan dapat dipercaya. Tanpa adanya nilai – nilai dasar
yang dimiliki seorang akuntan public akuntan public yang tidak bermoral.
Perusahaan harus memiliki Tata kelola perusahan (good corporate governance) yang baik
untuk mengoptimalkan nilai perusahan bagi pemegang saham. Meningkatkan pengelolaan
perusahaan secara professional berdasarkan asas Transparansi,akuntabiitas, independen
serta kewajaran dan kesetaraan.
14
Daftar pustaka
Kenneth A,Merchant. Wim A, Van der stede. 2014. Management Control System.
Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat
15