Você está na página 1de 51

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA

G1P00001 UMUR KEHAMILAN 32 MINGGU


DI BPM MELATI
TAMBRAN, MAGETAN
Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Skill Lab Anc
DOSEN PEMBIMBING: TINUK ESTI HANDAYANI, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
DWI NYAPASA
P27824211007
SEMESTER III-REGULER

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2012
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. PENGKAJIAN DATA
I. Pengumpulan Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah
20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun
(Prawirohardjo, 2006: 23).
2) Agama
Agama ditanyakan berhubungan dengan perawatan penderita,
misalnya dari agamanya tidak boleh makan daging hewan
tertentu.
Dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan
perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan,
misalnya pada agama katolik memanggil pastur dan lain-lain
(Ibrahim, 1993:85).
3) Pendidikan
- Pendidikan rendah atau tidak berpendidikan akan sulit
menerima penjelasan yang diberikan walaupun pada
akhirnya insting keibuan akan lebih berperan dalam
perawatan bayinya. Ibu hamil yang mempunyai latar
belakang sosial yang kurang menguntungkan bagi
kehamilannya seperti umur terlalu muda (kurang dari 20
tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) terutama pada
primigravida, keadaan sosial ekonomi yang rendah,
pendidikan rendah, dan lain-lain membutuhkan penanganan
yang berbeda dari ibu hamil dengan latar belakang sosial
yang baik. (Depks RI, 1993 : 65).
- Diperhitungkan, faktor pendidikan dan ekonomi dapat
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. (Manuaba, 2010: 242)
4) Pekerjaan
- Apakah kiranya pekerjaan ibu mengganggu kehamilan atau
tidak. Misalnya : pada ibu pekerjaan di pabrik rokok,
dipercetakkan atau pabrik itu akan dipengaruhi kepada janin
agar nasehat kita nanti sesuai (Ibrahim, 1993 : 85).
- Pekerjaan rumah tangga. Pekerjaan rutin dapat
dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan, dan
makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan. (Manuaba,
2010: 117)
- Wanira karier yang hamil mendapat cuti hamil selama tiga
bulan, yang dapat diambil sebulan menjelang kelahiran dan
dua bulan setelah persalinan. Selama hamil, perhatikan hal-
hal yang dapat membehayakan kelangsunagn kehamilan,
dan segera memeriksakan diri. (Manuaba, 2010: 120)
5) Penghasilan
- Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan
kehamilan dapat menimbulkan berbagai masalah
kebidanan. (Manuaba, 2010 : 235).
- Putus kerja, karena berbagai alasan sehingga menambah
sulitnya masalah sosial ekonomi. (Manuaba, 2010 : 235).
6) Umur Kawin
- Penyakit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan
“kurun waktu reproduksi sehat” antara umur 20 sampai 30
tahun (Manuaba, 2010:235).
- Keadaan ini dikarenakan belum matangnya alat reproduksi
untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu
maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. (Manuaba,
2010 : 135).
7) Lama / berapa kali kawin.
Ditanyakan pada ibu berapa lama, berapa kali kawin untuk
membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam
ibu. (Ibrahim, 1993 : 85)
8) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, misalnya ibu yang
tinggal di daerah pegunungan memiliki resiko tinggi
kekurangan yodium, yang akan berpengaruh pada tumbuh
kembang janinnya. Hal ini ditanyakan untuk menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama (Ibrahim, 1993 :
84).
b. Keluhan utama
1) Pada ibu hamil trimester 1 keluhan-keluhan yang sering
dijumpai yaitu :
a. Morning Sickness
Ditandai dengan gejala pusing saat bangun pagi karena
terjadi skemia relatif akibat turunnya aliran darah menuju
otak sehingga glukosa ke arah sistem saraf pusat berkurang
(Manuaba, 2010: 348).
b. Emesis Gravidarum
Ditandai dengan gejala mual dan muntah beberapa kali
terutama pada pagi hari. (Manuaba, 2010:348)
c. Ptialismus (syalirea, hipersalivasi)
Gejalanya adalah pengeluaran air liur berlebihan akibat
perubahan hormonal. Akibatnya sering meludah pada ibu
hamil. (Manuaba, 2010: 239)
d. Sering buang air kecil / Nokturia
Varney (2006: 541) menjelaskan, selain peningkatan
frekuensi berkemih yang terjadi pada trimester I dan
mungkin pada trimester III, yang telah dibahas sebelumnya,
nakturia diduga memiliki dasar fisiologis. Aliran balik vena
dari ekstremits difasilitas saat wanita sedang berbari pada
posisi lateral rukemben karena uterus tidak lagi menekan
pembuluh darah panggul dan vena cava inferior.
2) Pada ibu hamil trimester II keluhan-keluhan yang sering
dijumpai yaitu :
a) Konstipasi
Masalah konstipasi timbul pada trimester II dan III.
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristatik yang
disebabkan realksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi peningkatan jumlah progesterone. Pergeseran dan
tekanan yang terjadi pada usus akibat pembesaran uterus
atau bagian presentasi juga dapat motilitas pada susunan
gastro inkestinal sehingga kontipasi. (Varney, 2006 : 539).
b) Nyeri ulu hati
Menurut Varney (2006 : 538), ketidaknyamanan yang mulai
timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga
trimester III. Hal ini disebabkan :
1. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat
pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah
progesterone.
2. Penurunan motalitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan
peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.
3. Tidak ada ruang fungsional untuk lembung akibat
perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang
membesar.
3) Pada ibu hamil trimester III keluhan-keluhan yang sering
dijumpai yaitu :
a) Edema Dependen
Menurut Varney (2006 : 540)
Edema dependen pada kaki timbul akibat ganggua sirkulasi
vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstrimitas bagian
bawah. Gangguan sirkulasi ini disebbkan oleh tekanan
uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita
tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava inferior saat
telentang.
b) Sering buang air kecil/Nokturia
Varney (2006 : 541) menjelaskan, selain peningkatan
frekuensi berkemih yang terjadi pada trimester I dan
mungkin pada trimester III, yang telah dibahas sebelumnya,
nakturia diduga memiliki dasar fisiologis. Aliran balik vena
dari ekstremits difasilitas saat wanita sedang berbari pada
posisi lateral rukemben karena uterus tidak lagi menekan
pembuluh darah panggul dan vena cava inferior.
c) Hemoroid
Menurut Cunningham (1995: 313), timbulnya dan
bertambah beratnya hemoroid selama kehamilan
niscayaberkaitan dengan meninggihnya tekanan dalam
vena-vena hemoroidea yang disebabkan oleh obstruksi
alirna balik vena oleh uterus hamil yang besr dan dengan
kecendrungan mengalami konstipasi pada kehamilan.
d) Konstipasi
Masalah konstipasi timbul pada trimester II dan III.
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristatik yang
disebabkan realksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi peningkatan jumlah progesterone. Pergeseran dan
tekanan yang terjadi pada usus akibat pembesaran uterus
atau bagian presentasi juga dapat motilitas pada susunan
gastro inkestinal sehingga kontipasi. (Varney, 2006 : 539).
e) Sesak nafas
Menurut Varney (2006 : 543), sesak nafas merupakan
ketidaknyamanan terbesar yang dialami trimester III. Pada
periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga
terjadi penekanan diafragma. Selain itu diafragma akan
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
f) Nyeri ulu hati
Menurut Varney (2006 : 538), ketidaknyamanan yang mulai
timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan hingga
trimester III. Hal ini disebabkan :
4. Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat
pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah
progesterone.
5. Penurunan motalitas gastrointestinal yang terjadi akibat
relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan
peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.
6. Tidak ada ruang fungsional untuk lembung akibat
perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang
membesar.
g) Varices
Menurut Cunningham (1995 : 312), varices yang umumnya
disebabkan oleh predisposisi congenital, diperberat oleh
berdiri lama, kehamilan dan umur lanjut. Biasanya varices
menjadi lebih menonjol kalau kehamilannya bertambah tua,
kalau berat badan bertambah dan kalau berdiri lama.
h) Sakit kepala
Menurut Cunningham (1995 : 312), arti patologis sakit
kepala sebagai akibat hipertensi yang diinduksi kehamilan
yang timbul pada akhir kehamilan.
i) Kram tungkai
Salah satu dugaan lainnya adalah bahwa uterus yang
membesar memberi tekanan baik pada pembuluh darah
panggul, sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf,
sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bagian bawah. (Varney,
2006: 540)
j) Nyeri punggung
Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perasan
tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada
akhir kehamilan. (Wiknjosastro, 2009 : 186).
k) Nyeri ligamentum rotundum
Nyeri ini disebabkan karena hipertrofi dan
pereganganligamen sekam kehamilan dan terjadi tekanan
dari uterus pada ligamentum. (Wnkjosastro, 2009: 187)
l) Kembung
Kembung disebabkan oleh penekanan uterus yang
membesar terhadap usus besar. (Wnkjosastro, 2009: 187)
m) Kecemasan menghadapi persalinan.
Menurut Varney (2006 : 503-504).
Penyebab :
- Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi,
kehidupan sendiri seperti, apakah nanti bayinya akan
lahir abnormal.
- Wanita menyadar bahwa dirinya akan bersalin atau
bayinya tidak ammp mampu keluar karena perutnya
sudah luar biasa besar atau organ vitalnya akan
mengalami cidera akibat tendangan bayinya.
- Ibu akan sedikit berduka karena harus mempersapkan
diri untuk berpisah dengan bayi yang ada dalam
rahimnya dan mulai mengantisipasi hilangnya perhatian
dan hak-hak istimewa yang diperolehnya ketika hamil
dan mungkin tidak ada lagi setelah proses persalinan.
c. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami (yang lalu)
- Ditanyakan untuk mengetahui apakah hubungan dengan
masalah yang dihadapi oleh pasien/klien.
- Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penyakit
yang diderita di masa lalu.
- Mengapa ini ditanyakan karena penyakit yang telah dialami
itu bisa timbul karena keadaan ibu untuk pengawasan yang
lebih ketat dari dokter.
- Penderita yang telah menjalani operasi sebaiknya pada
kehamilan dan persalinan nanti mendapatkan pengawasan
yang lebih cepat dari dokter. (Ibrahim,1993 : 86)
- Ibu hamil dengan riwayat jantung, DM, hipertensi, ginjal,
hati, infeksi, dimana kondisi ibu hamil akan memperberat
penyakitnya. (Warsanto, 1994: 20)
- Pengaruh TBC aktif menimbulkan masalah bagi ibu, bayi,
dan orang sekitarnya (Mochtar, 1998: 154)
- Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam rahim sehingga terjadi hambatan intelegensia, fisik,
abortus, BBLR, kematian prenatal meningkat, status gizi
ibu hamil banyak terganggu pada ibuberbadan terlalu
rendah/ kurus sejak semula. (Cuningham, 1995:302)

2) Penyakit yang pernah dialami (sekarang)


Penyakit yang menyertai dan yang mempengaruhi kehamilan
sehubungan dengan keadaan ibu yang lemah pada waktu
kehamilan dan setelah melahirkan.
Penyakit tersebut antara lain :
a) Penyakit jantung
Penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan
denyut jantung dapat menguras cadangan kekuatan
jantung sehingga terjadi keadaan payah jantung.
(Manuaba, 2010: 333).
Puncak keadaan payah jantung pada waktu :
- Puncak hemodilusi darah pada usia kehamilan minggu
ke 28 sampai 32.
- Pada saat inpartu.
- Saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran umum
dalam jumlah besar untuk membentuk ASI.
- Saat laktasi, karena kekuatan jantung diperlukan untuk
membentuk ASI.
- Terjadi perdarahan post partum, sehingga kekuatan
ekstra jantung dapat melakukan kompensasi
- Mudah terjadi infeksi post partum yang memerlukan
kerja tambahan jantung.
Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam bentuk terjadi keguguran,
persalinan prematuritas atau berat lahir rendah, kematian
perinatal yang semakin meningkat, dan pertumbuhan dan
perkembangan bayi mengalami hambatan IQ dan fisik.
Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung pada
kehamilan sebaiknya melakukan rujukan atau konsultasi
kepada dokter, pertolongan pasien hamil disertai penyakit
jantung dengan risti, sebaiknya dilakukan di RS dengan
fasilitas yang mencukupi. (Manuaba, 2010 :334).
b) Hipertensi esensial
Hipertensi esensal disebabkan factor herediter atau fektor
lingkungan dan emosi yang labil. Ditandai dengan tekanan
darah antara 140/90 mm Hg dan 160/100 mm Hg. (Manuaba,
2010 : 335)
Kehamilan dengan hipertensi esensial dapat berlangsung
sampai aterm tanpa gejala menjadi pre eklampsi tidak murni.
Sekitar 20% dapat menjadi preeclampsia tidak murni
(superimposed) yang disertai gejala proteinurea, edema, dan
terdapat keluhan nyeri epigastrium, sakit kepala, penglihatan
kabur dan mual serta muntah. Terhadap kemungkinan bahwa
kehamilan yang disertai hipertensi esensial sewaktu-waktu
dapat terjadi pre eklampsia tidak murni. (Manuaba, 2010 : 335)
c) Diabetes Mellitus
Dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang
menguntungkan sebagai berikut :
a. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap penyakit
gula.
- Keadaan pre diabetes lebih jelas menimbulkan gejala
pada kehamilan persalinan dan kala nifas.
- Penyakit diabetes (gula) makin kuat
- Saat persalinan karena memerlukan tenaga yang besar,
dapat terjadi koma diabetikum.
b. Penyakit gula berpengaruh dalam kehamilan
- Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin, dalam
rahim, terjadi keguguran, persalinan premature,
kematian dalam rahim nadi bayi besar.
- Dapat menimbulkan eklampsia, pre eklampsia.
- Dapat terjadi hidramnion
c. Penyakit gula terhadap persalinan
- Gangguan kontraksi otot rahim
- Janin besar dan sering memerlukan tindakan operasi.
- Gangguan pembuluh darah plasenta yang bisa
menimbulkan asfiksia sampai mati.
- Perdarahan post partum, karena gangguan kontraksi
otot rahim
- Post partum mudah terjadi infeksi.
- Bayi mengalami hipoglikemia post partum dan dapat
menimbulkan kematian.
d. Pengaruh penyakit gula terhadap janin
- Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, IUFD
(setelah minggu ke-36) dan lahir mati.
- Bayi dengan dismaturitas
- Bayi dengan cacat bawaan
- Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
- Bayi potensial mengidap penyakit gula.
(Manuaba, 2010: 346)
d) Infeksi ginjal dan saluran kemih
Pegaruh infeksi ginjal dan saluran kemih terhadap kehamilan
terutama karena panas badan tinggi dan menyebabkan
terjadinya kontraksi otot rahim sehingga dapat menimbulkan
keguguran, persalinan prematuritas, dan menurunkan daya
tahan tubuh sehingga makin meningkat karena infeksi sepsis
yang menyebabkan kematian ibu dan janin. (Manuaba,
2010 : 345)
e) Anemia
a) Pengaruh anemia terhadap kehamilan:
Dapat terjadi abortus, persalinan premturitas, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,
ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 g%), mola hidatidosa,
hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini (KPD). (Manuaba, 2010: 240)
b) Pengaruh anemia terhadap janin:
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai
kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan
mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalm
rahim. Akibat anemia dapat terjadi: abortus, kematian
intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, BBLR,
kelahiran dengan anemia, dapt terjadi cacat bawaan, bayi
mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan
intelegensia rendah. (Manuaba, 2010: 240)
f) Gonorrhoe
Penyebab infeksi gonere adalah Neisseria gonorrhea yang
dapat menimbulkan infeksi akut atau menahun. Penyakit akut
dapat menimbulkan gejala klinis infeksi saluran kemih luar,
nyeri saat miksi, infeksi mulut rahim, perlukaan sekitar alat
genetalia bagian luar, nyeri saat miksi, keputihan yang
berwarna seperti nanah, encer dengan jumlah yang banyak,
kadang-kadang terjadi infeksi pada kelenjar Bartholini dalam
bentuk abses yang memerlukan pengobatan segera.
Pengaruh infeksi gonore terhadap kehamilan praktis tidak ada,
tetapi terhadap bayi dapt menimbulkan infeksi mata
konjungtivitas gonore neonatorum (blenorea neonates) yang
selanjutnya dapat menyebabkan kebutaan. (Manuaba, 2010:
338)
g) Infeksi TORCH3
Semula infeksi TORCH3 meliputi komponen toksoplasmosis,
herpes simpleks dan rubella dapat menimbulkan kelainan
congenital dalam bentuk hamper sama yaitu mikrosefali,
ketulian dan kebutaan, kehamilan dapat terjadi abortus,
persalinan premature dan pertumbuhan janin terlambat.
(Manuaba, 2010: 340)

h) Asma
Penyakit asma dalam kehamilan kadang-kadang bertambah
berat atau malah berkurang. Dalam batas wajar, penyakit asma
banyak pengaruhnya terhadap kehamilan asma yang berat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin melalui
pertukaran O2 dan CO2 di dalam rahim. (Manuaba, 2010: 336).
i) Kelainan pembekuan darah
Riwayat perdarahan abnormal, penurunan kecenderungan
perdarahan yang tidak lazim dan laporan penyimpangan
temuan laboratorium mengindikasikan suatu perdarahan atau
masalah pembekuan.
Prognosis ibu dan janin bergantung kepada derajat dan luas
gangguan penyebab, juga respons wanita terhadap terapi yang
cepat dan tepat. Resiko maternal, lebih jauh, meningkat jika
janin meninggal di dalam uterus. (Bubak, 2004 : 670).
j) Varices
Varices tungkai pecah dengan perdarahan yang hebat, sehingga
memerlukan transfuse sebentar sebelum kehamilan.
(Cunningham, 1995 : 312).
Kejadian varises pada wanita disebabkan factor keturunan,
factor multipara sampa grandemultipara, terdapat peningkatan
hormone estrogen dan progesterone selam hamil. (Manuaba,
2010: 228)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila
terjadi kehamilan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan
bawaan. (Manuaba, 2010: 342)
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar, atau
penyakit menular yang dapat mempengaruhi kehamilan.
(Sastrawinata, 1983 : 157).

e. Riwayat Kebidanan
Depkes RI, 1993 : 66 menjelaskan tentang riwayat haid tersebut
sebagai berikut :
1) Haid
- Informasi mengenai haid amat penting untuk
memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
- Memperkirakan tanggal persalinan dapat dilakukan dengan
diketahui dengan pasti hari pertama haid terakhir (HPHT).
Yang berguna untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL)
sesuai dengan rumus Naegle, yaitu :
a) Jika bulan > bulan ketiga (selain Januari, Februari,
Maret) maka : tanggal HPHT + 7 bulan HPHT – 3 tahun
HPHT + 1
b) Jika bulan HPHT < dari bulan ketiga (Januari, Februari,
Maret), maka tanggal HPHT + 7 bulan HPHT + 9 maka
akan diketahui hari perkiraan lahir (HPL)
- Selain HPHT ditanyakan pula menarche, lama haid,
banyaknya darah haid, keluhan-keluhan yang dirasakan
selama haid. Sifatnya darah (cair atau berbeku-beku,
warnanya baunya) untuk memperoleh gambar mengenai
fungsi alat reproduksi.
2) Keluarga Berencana
Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu
diperhatikan ketetapan bahwa makin rendah pendidikan
masyarakat, semakin efektif metode KB yang dianjurkan, yaitu
kontap, suntikan KB, susuk KB (AKBK : Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit). IUCD (AKDR). (Manuaba, 2010: 592)
Jenis KB yang tepat untuk ibu postpartum adalah:
a) KB suntik
b) Noorplant (KB susuk)/ Implanon
c) AKDR
d) Pil KB hanya progesterone
e) Kontap
f) Metode sederhana. (Manuaba, 2010: 592)
Bidan diharapkan dapat menggunakan kesempatan yang baik
untuk KIE dan KIEM tentang KB sejak awal asuhan antenatal
hingga keluarga ini segera terlindung dari kemungkinan hamil
dalm waktu singkat. (Manuaba, 2010: 644)
3) Kehamilan yang lalu
- Ditanyakan tentang kehamilan yang dulu-dulu kepada ibu
yang telah pernah hamil. Apakah kehamilan yang dulu itu
keadaannya biasa sampai saat anak dilahirkan ataukah
pernah mengalami kelainan-kelainan ini misalnya, apakah
pernah bengkak-bengkak di kaki dan seluruh badan ataukah
ibu pernah mengalami kekejangan dan kelainan yang lain.
Kelainan ini ditanyakan supaya dapat membantu membuat
ramalan tentang kehamilan sekarang ini. (Ibrahim, 1993 :
87-88).
- Memperhatikan adanya factor resiko terhadap riwayat
kehamilan yang lalu seperti keguguran berulang, kematian
intrauterine, sering mengalami perdarahan saat hamil,
terjadi infeksi saat hamil, anak terkecil berusia lebih dari 5
tahun tanpa KB, riwayat molahidatidosa atau korio
karsinoma. (Manuaba, 2010: 243)
4) Persalinan yang lalu
- Ditanyakan tentang persalinan yang sudah-sudah. Apakah
persalinan itu selalu terjadi dengan lancar, biasa, tidak
mengganggu keadaan umum ibu, ataukah ibu pernah
mengalami kelainan waktu persalinan misalnya, perdarahan
banyak, plasenta sudah dilahirkan, persalinan terjadi lebih
dari 24 jam, persalinan dulu pernah ditolong dengan alat.
Bagaimanakah keadaan anak (lahir cukup bulan, bagian
yang dilahirkan lebih dulu, anak lahir terus menangis).
- Ditanyakan kelainan yang lain yang dapat diceritakan oleh
ibu (Ibrahim, 1993 : 88).
- Memperhatikan adanya factor resiko terhadap riwayat
persalinan seperti persalinan premature, persalinan dengan
BBLR, persalinan lahir mati, persalinan dengan induksi,
persalinan dengan plasenta manual, persalinan dengan
perdarahan postpartum, persalinan dengan tindakan
[ekstraksi forceps, ekstraksi vakum, letak sungsang,
ekstraksi versi, operasi sesar]. (Manuaba, 2010: 243)
5) Masa nifas yang lalu
Ditanyakan tentang keadaan masa nifas yang dulu-dulu.
Apakah masa nifas yang lalu itu dalam keadaan normal ataukah
ada kelainan, kelainan itu misalnya: ibu pernah panas sesudah
melahirkan anak, lochea berbau, laktasi lancer, putting susu
pernah lecet dan mengeluarkan nanah, pengeluaran air susu
cukup, sampai berapa bulan menetekkan anak. (Ibrahim, 1993 :
88)
6) Riwayat kehamilan sekarang
- Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12
sampai 13 kali selama hamil. Di Negara berkembang
pemeriksaan antenatal dilakukan sebanyak empat kali sudah
cukup sebagai kasus tercatat (Manuaba, 1998 : 133).
- Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan
antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalh sebagai berikut:
pemeriksaan pertana dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid. Pemeriksaan ulang: setiap satu bulan sampai
usia kehamilan 6-7 bulan, setiap 2 minggu sampai usia
kehamilan 8 bulan, setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8
bulan sampai terjadi persalinan. Pemeriksaan khusus bila
terdapat keluhan tertentu. (Manuaba, 2010: 111)
- Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungn
kehamilannya, yaitu: satu kali kunjungan selam trimester
pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjunganselam
trimester kedua (antara 13-28 minggu), dua kali kunjungan
selam trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke 36). (Prawirohardjo, 2002: N-2)
- Trimester I dan II, rencana untuk pengobatan penyakitnya
menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan
imunisasi tetanus I. Trimester III, imunisasi tetanus II
(Manuaba, 1998 : 133).
- Memperhatikan adanya factor resiko pada pemeriksaan
kehamilan. Pada trimester satu: hiperemesis gravidarum
berat, perdarahan, infeksi intrauterine, nyeri abdomen,
serviks inkompeten, kista ovarium atau mioma uteri,
kehamilan trimester kedua dan ketiga: preeklamsia-
eklamsia, perdarahan, kehamilan kembar, hidramnion,
dismaturitas atau gangguan pertumbuhan, kehamilan
dengan kelainan letak: sungsang, lintang, kepala belum
masuk PAP minggu ke 36 pada primi gravid, hamil dengan
dugaan disproporsi sefalo-pelvik kehamilan lewat waktu (di
atas 42 minggu). (Manuaba, 2010: 245)
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
- Menurut Mochtar, 1998 : 60 Kalori yang dibutuhkan ibu
hamil adalah sebagai berikut:
Kalori dan zat Tidak hamil Hamil
makanan
Kalori 2000 2300
Protein 55 gr 65 gr
Kalsium (C4) 0,5 gr 1 gr
Kalori dan zat Tidak hamil Hamil
makanan 12 gr 17 gr
Zat besi (Fe) 5000 IU 6000 IU
Vitamin A 400 IU 600 IU
Vitamin D 0,8 mg 1 mg
Thiamin 1,2 mg 1,3 mg
Riboflavin 13 mg 15 mg
Niasin 60 mg a)
Vitamin C
- Pada dasarnya, dianjurkan makanan empat sehat lima
sempurna. Karena kebutuhan akan protein dan bahan
makan tinggi , dianjurkan tambahan sebuah telur sehari.
Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat
badan sekitar 6,5 sampai 15 kg selam hamil. (Manuaba,
2010: 117)
- Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi
protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan
juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan kejadian
BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan
perubahan pada tubuh ibu (Sulistyawati, 2009: 108).
- Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan
protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan
dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil. Bila kekurangan protein selama hamil janin akan
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
(Pantikawati, I., 2010: 81).
- Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300%
(1.040 mg selama hamil) (Sulistyawati, 2009: 108). Sekitar
800 mg atau 30-50 mg/hari (Mochtar, R., 1998: 39).
- Ibu hamil dianjurkan meminum tablet zat besi yang berisi
60 mg zat besi dan 500 mikrogram asam folat. Paling
sedikit diminum 1 tablet sehari selama 90 hari berturut-
turut. Ingatkan ibu untuk tidak meminum tablet dengan teh
atau kopi karena dapat mengganggu penyerapan tablet
(Depkes RI, 2005: 17).
- Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg perhari
(Pantikawati, I,. 2010: 81).
- Rata-rata kebutuhan kalsium 1,5 gr/hari. Sedangkan pada
trimester akhir memerlukan 30-40 gr/hari (Mochtar, R.,
1998: 38)
- Menurut Widya Karya Pangan Nasional menganjurkan
untuk pemberian suplemen asam folat dengan besaran 280,
660, dan 470 mikrogram untuk trimester 1 (Sulistyawati,
2009: 109).
- Waktu terpenting dalam mengkonsumsi asam folat adalah
sejak periode menstruasi terakhir (HPHT) sampai lima
minggu pertama kehamilan (Booth, 2005: 22).
- Manfaat asam folat selama kehamilan yaitu dapat
menurunkan resiko kerusakan otak janin, kelainan neural,
spina bifida dan anencephalus pada ibu hamil yang normal
maupun beresiko (Pantikawati, I., 2010: 80).
2) Eliminasi
- BAK
Ibu haamil sering BAK karena pada awal kehamilan rahim
membesar dan menekan kandung kemih (kandung kemih
dan rahim bersebelahan). Selam trimester kedua, tekanan
pada kandung kemih tidak sebesar itu karena rahim
membesar keatas ke arah perut. Diamna terdapat ruang
yang lebi luas. Pada beberapa minggu terakhir kehamilan,
sering merasa BAK karena bayi dan rahim yang sangat
besar akan menekan kandung kemih. (Both, 2005, 9)
- BAB
Ini harus dijaga supaya sedapat mungkin teratur, tiap-tiap
hari dapat buang air besar. Di atas telah dikatakan bahwa
karena adanya perubahan-perubahan pada alat pencernaan,
kemungkinan untuk menimbulkan obstipasi ini ada. Tetapi
hal ini harus dicegah dengan jalan menghindarkan makanan
yang dapat menimbulkan obtipasi. (Ibrahim, 1993 : 161).
3) Istirahat / tidur
- Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan
(Mochtar, 1998 : 61).
- Jadwal istirahat dan tidur dan tidak perlu diperhatikan
dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
(Manuaba, 2010: 122)
4) Personal Hygiene
- Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut Mandi diperlukan untuk
kebersihan/hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan
sabun lembut/ringan. Jangan tergelincir di perigi dan
jagalah kebersihannya. Douche dan berendam tidak
dianjurkan (Mochtar, 1998 : 61-62).
- Saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan
emesis-hiperemesis gravidarum hipersalivasi dapat
menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. (Manuaba,
2010: 122).
- Pakaian hamil yang dianjurkan adalah pakaian yang
longgar dan terbuat dari katun sehingga mempunyai
kemampuan menyerapm terutama pakaian dalam. Pakaian
dalam atas atau bra dianjurkan yang longgar dan
mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang
makin berkembang. Pakaian dalam sering diganti untuk
menjaga kebersiahan dan menghalangi suasana lembab di
sekitar pelipatan (Manuaba, 2010:121)
- Kebersihan tubuh menurut Ibrahim, 1993 : 159-160 :
- Rambut : Harus sering dicuci
- Gigi : Kadang-kadang tulang-tulang
kekurangan kalsium karena janin
membutuhkan untuk pertumbuhan
hingga dengan demikian gigi mudah
sekali menjadi rusak.

- Buah dada : Jadi buah dada ini langsung


menyiapkan dan memberikan
makanan pokok kepada bayi. Bila
kurang kebersihannya, tentu saja
membawa akibat tidak hanya kepada
ibunya, infeksi umpamanya, tetapi
juga kepada anak.
- Kebersihan vulva : Kebersihan vulva harus dijaga betul-
betul dengan lebih sering
membersihkannya, memakai celana
yang selalu bersih, jangan berendam
di kali dan lain-lain.
- Kebersihan kuku : Jika kuku dipelihara panjang
dianjurkan agar kuku selalu bersih
dan ujungnya jangan terlalu runcing.
- Kebersihan kulit : Di negeri kita juga udaranya panas
sebaiknya mandi 2 kali sehari.

5) Aktivitas
- Aktivitas yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan waktu
pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar
serta melkukan senam hamil (Manuaba, 2010:121).
- Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24
sampai 28 minggu. (Manuaba, 2010 : 132)
a) Syarat Mengikuti Senam Hamil
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu
hamil sebelum mengikuti senam hamil. Menurut
Mochtar (1998), syarat tersebut antara lain:1. Telah
dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh
dokter atau bidan.2. Latihan dilakukan setelah
kehamilan mencapai 22 minggu.3. Latihan dilakukan
secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan
fisik ibu.4. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit
atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam
hamil.
b) Waktu Pelaksanaan Senam Hamil
Senam hamil dianjurkan dilakukan ketika janin dalam
kandungan telah berusia lebih dari 3 bulan, karena
sebelum usia kandungan menginjak 3 bulan penlekatan
janin di dalam uterus belum terlalu kuat. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari resiko abortus
(Kushartanti dkk, 2004).
c) Tanda dan Gejala Senam Hamil Harus Dihentikan
Menurut Hening (1992), ada beberapa tanda dan gejala
senam hamil harus dihentikan, antara lain:1. Timbul
rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri
pada persendian.2. Kontraksi rahim yang lebih sering
(interval <20 menit).3. Perdarahan pervaginam,
keluarnya cairan ketuban.4. Nafas pendek yang
berlebihan.5. Denyut jantung yang meningkat (> 140
x/menit).6. Mual dan muntah yang
menetap.7. Kesulitan jalan.8. Pembengkakan yang
menyeluruh.9. Aktifitas janin yang berkurang.
d) Kontra Indikasi Senam Hamil
Ada beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus
diperhatikan, antara lain:
(1) Kontra Indikasi Absolute atau Mutlak bila seorang
wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit
paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar,
riwayat perdarahan, pervaginam pada trimester II
dan III, kelainan letak plasenta, seperti plasenta
previa, preeklamsi maupun hipertensi.
(2) Kontra Indikasi Relatif. Bila seorang ibu hamil
menderita anemia berat, irama jantung tidak teratur,
paru bronchitis kronis, riwayat DM, obesitas, terlalu
kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang
ortopedi, dan perokok berat.3. Segera menghentikan
senam hamilBila terjadi gejala perdarahan
pervaginam, sesak saat senam, sakit kepala, nyeri
dada, nyeri otot, gejala kelahiran premature,
penurunan gerakan bayi intra uterin (Adi Wiyono,
2004).
- Menurut Ibrahim (1993 : 162) ada beberapa pengerakan
yang dilarang atau dicegah ialah :
- Bekerja berat, mudah menimbulkan kelelahan yang
akan mengurangi kesehatan wanita yang memang
sudah menurun karena adanya kehamilan.
- Melonjak, meloncat, atau mencapai benda tinggi harus
dicegah pula.
- Bepergian jauh dengan menggunakan kendaraan yang
banyak bergerak, misalnya
6) Rekreasi
Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik
dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan. (Mochtar,
1998 : 61).
7) Kehidupan seksual
- Bersetubuh dilarang pada kehamilan 0-3 bulan. Janin dalam
kandungan belum begitu kuat menempel. Bila dilakukan
persetubuhan, 3 bulan sampai 8 ½ bulan boleh dilakukan
dengan hati-hati sekali dan jangan terlalu sering. Dalam
keadaan hamil antara 8 ½ bulan sampai 10 bulan coitus tidak
dapat dilakukan (Ibrahim, 1993 : 171).
- Hubungan seksual selama kehamilan diperbolehkan,
dianjurkan memakai kondom agar semen (mengandung
prostaglandin) tidak merangsang kontraksi uterus.
(Prawirohardjo, 2002: N-3 sampai N-5)
- Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubunan
seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila:
(1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan
disertai rasa nyeri atau panas.
(2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
(3) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
(4) Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering
mengalami keguguran, persalinan sebelum waktunya,
mengalami kematian dalam kandungan, sekitar 2 minggu
menjelang persalinan.
(Manuaba, 2010: 120)
- Adapun posisi berhubungan intim yang aman dilakukan pada
masa kehamilan yaitu :
(1) Posisi sendok kembar dimana wanita dan pria tidur pada
satu sisi tubuh. Pria berada di belakang wanita dan
keduanya menekuk tubuh seperti huruf C.
(2) Posisi wanita tidur di salah satu sisi tempat tidur dengan
kaki menyentuh lantai. Sedangkan pria berdiri di
hadapannya. Pada posisi di sisi tempat tidur ini, "Mr.
Happy" dapat dimasukkan jauh ke dalam namun harus
pelan dan hati-hati.
(3) Posisi sama sisi, baik dilakukan ketika kehamilan
memasuki trimester akhir. Pria dan wanita tidur di sisi
masing-masing, saling berhadapan, kaki pria masuk di
bawah kaki wanita dan kaki wanita bisa lurus atau
ditekuk. "Mr. Happy"dapat dimasukkan dari berbagai
sudut.
(4) Posisi lainnya, wanita tidur berbaring dan pria berada di
salah satu sisi wanita. Pastikan posisi kaki wanita lebih
dekat dengan kaki pria. Posisi ini memungkinkan wajah
pasangan bisa terlihat dan lebih romantis.
(5) Posisi yang bisa memuaskan Anda pada trimester
kehamilan akhir yaitu wanita berada di atas. Posisi ini
aman dilakukan asalkan "Mr. Happy" tidak masuk terlalu
dalam.
8) Kebiasaan merokok, minum alkhohol dan kecanduan narkotik.
- Ketiga kebiasaan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan
BBLR bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau
kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental
(Manuaba, 2010: 122)
- Alkhohol dapat melewati plasenta dan merupakan zat yang
beracun bagi bayi. Alcohol dapat memberikan pengaruh
yang buruk terhadap janin yang sedang berkembang
khususnya antara minggu ke 4-10 kehamilan. (Parker,
Chaterine, 2010: 35-37)
- Setiap ibu hamil merokok, bayinya mendapatkan lebih
sedikit oksigen. Nikotin dalam rokok menurunkan aliran
darah ke plasenta, pada saat yang sam karbon monoksida
(CO) menurunkan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah.
(Both, 2005: 41)
- Bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok dapat
menghambat pertumbuhan bayi dan menyebabkan
ketergantungan nokotin bahkan dalam rahim. (Parker,
Chaterine, 2010: 37)

9) Psikososial dan Spiritual


Ketenangan rohani, kehidupan yang bahagia, ketenteraman,
kehidupan yang damai harmonis serta menyenangkan sangat
dibutuhkan bagi orang yang hamil. (Ibrahim, 1993 : 172).
10) Latar belakang sosial budaya
- Data sosial memberikan gambaran mengenai identitas klien
dan keluarganya dan latar belakang sosial ekonomi, sosial
budaya, serta keadaan rumah tangga klien (Depkes RI, 1993
: 65).
- Tindakan lazim yang tidak bermanfaat, bahkan dapat
membahayakan:
a) Mengurangi garam untuk mencegah kehamilan
(faktanya, hipertensi bkan karena retensi garam).
(Syaifuddin, 2010: 98)
b) Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi
besar. (faktanya, bayi besar disebabkan karena
gangguan metabolism pada ibu seperti DM).
(Syaifuddin, 2010: 98)
c) Menghindari makanan berprotein tinggi (faktanya, ibu
menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 perhari).
(Syaifuddin, 2010: 130)
d) Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas.
(faktanya, penggunaan bebat perut selam masa kritis
membuat sulit bagi petugas untuk emnilai tonus dan
posisi uterus, untuk melakukan masase uterus jika
diperlukan dan memperkirakan banayk darah yang
keluar). (Syaifuddin, 2010: 130)
II. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : komposmentis, tampak sakit (Manuaba,
2010 : 114).
Periksa pandang dilihat kemungkinan dengan kesempatan atau
kelainan panggul, misalnya :
- Pasien pendek < 145 cm
- Berjalan pincang
- Terdapat kelainan punggung (kifosis, skoliosis atau
lordosis).
- Belah ketupat michaelis tidak simetris.
(Depkes RI, 1993 : 78).
2) Tanda-tanda vital
T = 110/70 sampai dengan 130/90 mmHg
S = 360C sampai dengan 37,50C
N = 80 x/menit sampai dengan 100 x/menit
R = 20 x/menit sampai dengan 24x/menit
(Depkes RI, 1994 : 11)
Tekanan darah normal dibawah 140/90 mmHg (Saifudin,
2002: N-3)
3) Berat badan, tinggi badan dan lila
- Kenaikan berat badan terjadi akibat perubahan dalam tubuh,
sistem yang mendukung bayi, dan berat badan bayi, selain
itu tubuh juga perlu menyimpan sebagian lemak untuk
memenuhi kebutuhan bayi. (Booth, 2005 : 30)
- Peningkatan BB ibu hamil bergantung BB sebelum hamil.
Jika indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 19,8 maka
kenaikan yang dianjurkan adalah 12,5-18 Kg selama
kehamilan. Jika IMT antara 19,8-26 maka kenaikan BB
yang dianjurkan adalah 11,5-16 Kg. Jika IMT lebih dari 26,
maka kenaikan BB yang dianjurkan adalah 7-11 Kg. Rata-
rata peningkatan BB selama hamil 40 minggu adalah 0,7-1
Kg per minggu, semakin meningkat pada minggu terakhir
kehamilan. (Parker, C, 2010 : 107)
- Peningkatan BB selama hamil 6,5-16,5 Kg, rata-rata 12,5
Kg. (Wiknjosastro, 2008 : 99)
- Pada trimester I biasanya belum menunjukkan peningkatan
bahwa kadang-kadang menurun. Selama Trimester II dan
III penambahan berat badan ½ kg per minggu. Penambahan
lebih dari ½ kg per minggu pada Trimester III harus
diwaspadai kemungkinan pre eklampsia. Penambahan berat
badan yang normal selama kehamilan sekitar 9 kg – 13,5 kg
(Depkes RI, 1993 : 67).
- Tinggi badan
Ibu hamil yang tingginya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena
kemungkinan besar memiliki panggul yang sempit.
Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali yaitu
pda pemeriksaan pertama (Depkes RI, 1993 : 67).
- Lila
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi ibu yang kurang / buruk. Sehingga ia beresiko
untuk melahirkan BBLR. Dengan demikian bila hal ini
ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi
ibu agar lebih memperhatikan kesehatannya serta jumlah
dan kualitas makanannya (Depkes RI, 1994 : 10).
4) Kepala
a) Rambut
Pada saat hamil, biasanya rambut ibu hamil terasa lebih
cepat berminyak atau lepek dibandingkan biasanya. Hal ini
disebabkan selama hamil produksi hormon estrogen
semakin meningkat. Mudah rontok menandakan kurang gizi
atau kelainan tertentu (Siswusuhardjo, 2010: 38).
b) Muka
Bentuk muka yang tidak simestris menandakan adanya
kelumpuhan atau parase saraf 7.
Cloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigmen yang
berlebih disebabkan oleh dikeluarkannya melanophone
stimulating hormone pada hipofosis anterior (Sarwono
Prawirohardjo, 2006 : 135).
c) Mata
Konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. Sclera normal berwarna putih, bila
kurang menandakan infeksi hepatitis, bila merah mungkin
konjungtivitas. Kelopak mata bengkak kemungkinan pre
eklamsi (Depkes RI, 1994 : 19).
d) Hidung
Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas seperti
alergi pda membrane mukosa merupakan hal umum pada
kehamilan. Hal ini menyebabkan gejala sesak, hidung
tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan, perdarahan hidung,
hilangnya indra penciuman. (Hamilton, 1995 : 65)
e) Mulut
- Dalam kehamilan sering timbul stomatitis, gingivitis,
pembengkakan gusi setempat yang banyak mengandung
pembuluh darah sehingga mudah berdarah atau disebut
epulis gravidarum. Maka perlu perawatan mulut agar selalu
bersih. (Sarwono Prawirohardjo, 2006 : 495)
- Adakah karies gigi yang berkaitan dengan emesis dan
hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat
menjadi sumber infeksi. (Manuaba, 2010 : 122)
5) Telinga
Observasi daun telinga, liang telinga dan gendang telinga,
apakah ada kelainan (Depkes RI, 1995 : 20).
6) Leher
Pada pemeriksaan leher, apakah terjasdi pembesaran kelenjar
tiroid atau benjolan. (Huliana, Mellyna, 2007: 77)
7) Dada dan Aksilla
a) Aksilla
Observasi apakah ada benjolan. Palpasi terasa sakit atau
tidak, ada tumor atau tidak (Depkes RI, 1995 : 21).
b) Payudara
- Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somammotropin, estrogen, progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan ais susu. Pada kehamilan 12
minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum, sesudah
kelahiran kolostrum ini agak kental dan warnanya agak
kuning (Wiknjosastro, 2007:95).
- Observasi ukuran, bentuk dan warna kulit dan putting
susu. Palpasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
(Depkes RI, 1995 : 21).
- Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, ektrogen dan progesterone.
Papilla mammae akan membesar, lebih tegak dan
tampak lebih hitam seperti areola mammae karena
hiperpigmentasi, glandula Montgomery tampak lebih
jelas menonjol dipermukaan areola mammae pada
kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih kolostrum,
berasal dari kelenjar-kelenjar asinur yang mulai
bereaksi (Wiknjosastro, 2007 : 95).
- Pada primigravida, payudara tegang dan puting susu
runcing. Sedangkan pada multigravida, payudara
lembek dan menggantung serta puting susu tumpul
(Manuaba, 2010: 125).
c) Pernafasan teratur, tidak ada wheezing (ronchi)
berhubungan dengan penyakit saluran pernafasan
(Wiknjosastro, 2007 : 448).
d) Dinding thoraks
Observasi bentuk thorak, khiposis atau tidak, palpasi
dilakukan bila ada kelainan seperti benjolan (Depkes RI,
1995 : 448).
8) Abdomen
- Perut membesar selama kehamilan karena pengaruh
estrogen dan progesterone yang meningkatkan sehingga
dapat diikuti pertumbuhan janin (Wiknjosastro, 2007 : 89).
- Pada primigravida perut tegang, menonjol dan terdapat
striae livide. Pada multigravida perut lembek, menggantung
serta terdapat striae livide dan albikan (putih) (Manuaba,
2010:125).
9) Genetalia
- Pada genetalia terdapat tanda chadwick yaitu warna violet
kebiru-biruan dari mukosa vagina dan servik yang terjadi
karena meningkatnya vaskularisasi (Bobak, 2000: 218).
- Terdapat tanda godel yaitu perubahan konsistensi (yang
dianalogikan dengan bibir) serviks dibandingkan dengan
konsistensi kenyal (dengan ujung hidung) pada saat tidak
hamil. Sedangkan tanda hegar berupa perlunakan dan
kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung-ujung jari
seakan dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah
yang berlawanan (Prawiroharjo, 2008:217).
- Palpasi kelenjar Bartholin , uretra, dan kelenjar skene;
perhatikan adanya rabas. Perhatikan jaringan parut atau
genetalia lain. Perhatikan hemoroid. Observasi adanya
tanda Chadwick kehamilan (perubahan warna vulva dan
dinding vagina) (Sinclair, Constance, 2003: 9)
- Pada primigravida vulva tertutup, perineum utuh, himen
perforatus, vagina sempit dengan rugae, portio runcing dan
tertutup. Pada multigravida vulva terbuka, pada perineum
terdapat bekas robekan, kurunkule mortiformis, vagina
longgar tanpa rugae, portio tumpul dan terbagi dalam bibir
depan-belakang (Manuaba, 2010: 125).
10) Ekstremitas
Pemeriksaan refleks lutut serta tidak adanya edema
(pembengkakan) atau varises (Huliana, Mellyna, 2007: 78).
b. Pemeriksaan khusus
1) Palpasi
Adalah periksa rasa untuk menentukan besarnya rahim, tuanya
kehamilan, letak anak dalam rahim, bagian-bagian janin dalam
rahim dimana bagiana terendah janin masuk dalam panggul.
Ada atau tidaknya keseimbangan antara ukuran kepala janin
dengan panggul, janin tunggal atau kembar (Pusdinakes,
1993 : 71).
11) TFU Mc Donald
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim, maka sekarang sering ukuran rahim
ditentukan dalam cm (Sastrawinata, 1983 : 162).
12) TBJ (Taksiran Berat Janin)
{(Tinggi fundus uteri dalam cm) – 12} x 155 = TBJ
(Pusdinakes, 1993 : 92).
Rumus Jhonson – Tausak
BB = (MD-12) x 155
BB = bert badan janin
MD = jarak symphisis fundus uteri
(Mochtar, 1998 : 53)
13) Pemeriksaan Leopold
Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri, dan bagian janin dalam
fundus dan konsistensi fundus.
Menurut Rustam Mochtar, 1998 : 52, TFU pada akhir bulan
ke 7 sampai 9, yaitu :
Akhir bulan Tinggi fundus uteri
7 2-3 jari di atas pust
8 Pertengahan pusat Px
9 3 jari dibawah pc atau setinggi px
10 Sama dengan kehamilan 8 bulan
14) Hasil : pada letak membujur sungsang : pada fundus
terapa kepala bulat keras, melenting pada goyangan.
Pada letak kepala : akan teraba bokong pada fundus,
tidak keras tidak melenting dan tidak bulat.
Pada letak lintang : fundus uteri tidak terisi oleh bagian-
bagian janin
Letak normal : pada fundus teraba bokong, bagian yang
tidak melenting, tidak keras, tidak bulat.
Leopold II
Menentapkan dimana punggung dan bagian terkecil janin
15) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang
teraba bagian keras, dan memanjang seperti papan dan
sisi yang berlawanan teraba bagian kecil janin.
16) Letak lintang dapat ditetapkan dimana letak kepala
janin
17) Normal : teraba punggung sebelah kanan/kiri.

Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas symphisis
pubis
18) Kepala akan teraba bulat, keras dan melenting
sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat.
19) Pada letak lintang : symphisis pubis akan kosong.
20) Normal : teraba kepala, bagian yang bulat, keras dan
melenting.
Leopold IV
Menetapkan bagian terendah janin sudah masuk PAP atau
belum
21) Bila convergent berarti bagian terendah belum masuk
PAP.
22) Bila divergen berarti bagian terendah belum masuk
PAP.
23) Bila sejajar berarti bagian terendah masuk PAP.
(Manuaba, 1998 : 135-136)
- Pemeriksaan Pembantu Leopold :
Pemeriksaan Budin
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih
menetapkan dimana punggung janin berada.Tehnik :fundus
uteri didorong kebawah, badan janin akan melengkung
sehingga punggung mudah ditetapkan (Manuaba, 1998).
Pemeriksaan menurut Ahlfeld
Janin dengan letak membujur didorong ke salah satu sisi
sehingga janin mengisi ruangan yang lebih terbatas. Dengan
mendorong janin kesatu arah, maka pemeriksaan punggung
janin lebih mudah dilakukan (Manuaba, 1998).
Pemeriksaan menurut Kneble
Pemeriksaan ini dapat membantu pemeriksaan Leopold III
(Manuaba, 2010: 116).
2) Auskultasi
24) DJJ mulai terdengar lebih dari kehamilan 18 minggu.
(Pusdiknakes, 2003: 45)
25) Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,
maka presentasinya kepala, kalau terdengar kiri dan kanan
setinggi atau di atas pusat, maka presentasinya bokong (letak
sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri, maka punggung
sebelah kiri, kalau terdengar sebelah kanan maka punggung
sebelah kanan.
Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagian-
bagian kecil, sikap anak fleksi. Kalau terdengar sepihak
dengan bagian-bagian kecil sikap anak defleksi.
(Sastrawinata, 1983 : 170).
Pada anak kembar terdengar dua punktum maksimum
denyut jantung janin dengan perbedaan sekitar 10 denyut.
(Manuaba, 2010: 129)
- Setelah punggung janin dapat ditetapkan, diikuti dengan
pemeriksaan denyut jantung janin dengan menggunakan
stetoskop monoral.
a. Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin
lebih dekat dengan dinding perut ibu.
b. Punctum maximum denyut jantung janin ditetapkan
disekitar scapula.
c. Denyut jantung janin dihitung dengan cara menghitung
5 detik pertama, interval 5 detik dilanjutkan
menghitung untuk 5 detik kedua, interval 5 detik
dilanjutkan menghitung untuk 5 detik ketiga. Jumlah
perhitungan selama 3 kali setiap 5 detik dikalikan 4,
sehingga denyut jantung janin selama satu menit dapat
ditetapkan.
Jumlah denyut jantung janin normal antara 120-160
denyut per menit (Manuaba, 2010: 116)
3) Perkusi
Normal : reflek patella akan normal bila tungkai ke bawah akan
bergerak sedikit ketika tendon ditekuk (Depkes RI, 1994 : 20).
Bila reflek patella negatif mungkin pasien kekurangan Vitamin
B, (Depkes RI, 1993 : 68).

4) Pemeriksaan panggul luar dan dalam


26) Panggul luar, ukuran normal :
Distansia spinarum : 23-26 cm
Distansia cristarum : 26-29 cm
Distansia tuberum : 10,5 – 11 cm
Baudelogue : 18 – 20 cm
Lingkar panggul : 80 – 90 cm
(Depkes RI, 1993 : 79)
27) Panggul dalam
Bila promontorium teraba saat pemeriksaan dalam berarti
ada kesempitan panggul.
Normal linea inominata teraba saat
Spina isciadika normal, tidak menonjol ke dalam. Bila
menonjol berarti ada kesempitan panggul.
Sudut arcus pubis > 900 bila kurang berarti ada kesempitan
panggul (Wiknjosastro, 2007 : 42-43).
c. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
a) Hemoglobin
Bila kadar Hb ibu hamil kurang dari 10 gr% berarti ibu
dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb kurang dari 8
gr% berarti anemia berat (Depkes RI, 1993 : 81).
Pemeriksaan Hb yang dianjurkan untuk ibu hamil yait u pa
kunjungan pertamadan kehamilan 28 minggu atau lebih
sering jika ada tanda-tanda anemia. (Depkes RI, 2005: 17)
b) Reduksi
Ibu hamil hendaknya diperiksa urine sekurang-kurangnya 2
kali selama kehamilan, pada permulaan dan akhir
kehamilan (Mochtar, 1998 : 62).
c) Protein urine
Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine.
Pemeriksaan ini untuk menenangkan diagnosa / deteksi
faktor resiko ibu hamil. Dilakukan pada kunjungan pertama
dan setiap kunjungan pada trimester II dan III (Depkes RI,
1993 : 80).
d) Glukosa dalam urine
Pada ibu hamil kekuatan untuk menahan gula rendah ialah
sampai 120 mg tiap 100 cc darah, lebih dari itu glukosa
akan dikeluarkan (Ibrahim, 1993 : 102).
2) USG
Secara umum dapat digunakan untuk menilai :
28) Taksiran usia kehamilan
29) Lokasi plasenta
30) Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin
31) Deteksi kehamilan ganda
32) Identifikasi kelainan bawaan
33) Menilai keadaan atau ukuran panggul dalam
(Depkes RI, 1993 : 91)
III.Analisa Data
Hasil analisa merupakan awal dari pengetahuan perumusan masalah untuk
menetapkan diagnosa kebidanan (Depkes RI, 1995 : 9).
Cara menganalisa masalah adalah dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Carilah hubungan antara data/fakta satu saman lainnya.
2. Dari data atau fakta yang berkaitan tentukan mana yang menjadi
penyebab atau akibat.
3. Data atau fakta yang ada dapat diuraikan kemungkinan penyebab atau
dampaknya
4. Tentukan masalah berdasarkan data fakta yang ada.
5. Tentukan masalah utamanya.
6. Tentukan penyebab utamanya
7. Tentukan kemungkinan masalah yang timbul (masalah potensial).
(Depkes RI, 1995 : 23-24)
III. Diagnosa Kebidanan
Di dalam diagnosa unsur-unsur berikut perlu dicantumkan yaitu :
1. Keadaan pasien / klien
2. Khusus bagi ibu hamil dan melahirkan termasuk keadaan bayinya
3. Masalah utama dan penyebab
4. Masalah potensial
5. Prognosa
(Depkes RI, 1995 : 24)
G…PAPIAH, usia kehamilan 28-40 minggu, hidup, tunggal / ganda, intra
uterine situs bujur / lintang, habitus fleksi / defleksi, punggung kiri dan
kanan, presentasi kepala / bokong, kesan panggul normal, KU ibu dan
janin baik dengan masalah sering kencing, nyeri pinggang, varices,
konstipasi, mudah kram, sesak nafas, oedema, prognosa (Depkes RI,
1995 : 5-6).
Dengan kemungkinan masalah yang mungkin timbul menurut Pusdinakes
(2003 : 74-88) yaitu :
1. Edema dependen
2. Sering buang air kecil / nocturia
3. Haemorrords
4. Konstipasi (sembelit)
5. Kram pada kaki
6. Sesak nafas
7. Pusing
8. Nyeri punggung
9. Varises
10. Kecemasan menghadapi persalinan

B. INTERVENSI
1. G…. PAPIAH, usia kehamilan 28-40 minggu, janin, hidup, tunggal/ganda,
intra uterine, situs bujur/ lintang, habitus fleksi / defleksi, posisi puki/puka,
presentasi kepala / bokong, jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan
janin (Depkes RI, 1995 : 24).
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan
Kriteria :
Keadaan ibu
34) Keadaan umum baik
35) Kesadaran composmentis
36) Tanda-tanda vital : TD : 100/70 – 130/90 mmHg
N : 76-88 x/menit
S : 365 – 375 0C
R : 16-24 x/menit
(Depkes RI, 1990 : 136)
37) Pemeriksaan laboratorium
Hb > 10 gr%
Protein urine (-)
Reduksi urine (-)
(Depkes RI, 1990 : 63)
38) Janin : DJJ 120-160 x/menit
39) TFU sesuai dengan usia kehamilan
40) Situs bujur dan presentasi kepala
(Depkes RI, 1992 : 91)
Intervensi :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan
R/ ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan bayi.
b. Jelaskan perubahan-perubahan fisiologis dan ketidaknyamanan dalam
kehamilan .
R/ Ibu dapat beradaptasi dengan keadaan sekarang.
c. Diskusikan tentang kebutuhan ibu hamil.
R/ agar ibu hamil mengetahui kebutuhannya dan mau berkoordinasi.
d. Jelaskan tanda bahaya dalam kehamilan termasuk juga tanda-tanda
persalinan.
R/ Mengidentifikasi tanda bahaya dalam kehamilan termasuk juga
tanda-tanda persalinan supaya ibu mengetahui kebutuhan yang
harus dipersiapkan untuk kelahiran dan kemungkinan keadaan
darurat.
e. Jelaskan kepada ibu mengenai persiapan kelahiran dan persalinan.
R/ Ibu dapat menangani kebutuhan yang diperlukan selama persalinan.
f. Pesankan ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau jika ada keluhan
R/ Memantau keadaan ibu dan janin dalam mendeteksi dini bila terjadi
komplikasi.
2. Masalah:
a. Edema Dependen
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan : Ibu dapat mengerti dan beradaptasi terhadap perubahan yang
fisiologis sehingga tidak menimbulkan kecemasan
Kriteria : - Edema berkurang
- Aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi
1) Jelaskan penyebab dari edema dependen
R/ Ibu mengerti penyebab edema dependen yaitu karena
tekanan pembesaran uterus pada vene pelvic ketika duduk atau
pada vena cava inferior ketika berbaring.
2) Minta ibu waktu tidur miring ke kiri dan perut diganjal bantal
R/ Mengurangi penekanan pada vena cava inferior oleh uterus
yang akan memperberat edema.
3) Anjurkan pada ibu untuk menghindari berdiri terlalu lama
R/ Meringankan penekanan pda vena dalam panggul
4) Anjurkan pada ibu menghindari pakaian yang ketat.
R/ Pakaian yang ketat dapat menekan vena sehingga
menghambat sirkulasi darah.
5) Anjurkan pada ibu menggunakan penyokong atau korset.
R/ Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal
yang dapat melongarkan tekanan pada vena-vena panggul.
b. Sering buang air kecil / nocturia
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan dapat beradaptasi dengan keadaannya
sehingga tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria : - Keluhan sering kencing berkurang
- Infeksi saluran kencing tidak terjadi
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab terjadinya sering kencing
R/ Ibu mengerti penyebab sering kencing karena tekanan
bagian bawah janin pada kandung kemih.
2) Anjurkan ibu untuk menghindari minum-minuman bahan diuretic
alamiah seperti kopi, teh, softdrink.
R/ bahan diuretic akan menambah frekuensi berkemih.
3) Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
R/ Menahan BAK akan mempermudah timbulnya infeksi
saluran kemih.
4) Anjurkan minum 8-10 gelas/hari tetapi banyak minum pada siang
hari dan menguranginya setelah makan sore, serta sebelum tidur
buangair kencing dahulu.
R/ Mengurangi frekuensi berkemih pada malam hari.
c. Hemorhoids (wasir)
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan : tidak terjadi proses vena hemorrhoid
Kriteria : Keluhan hemorrhoid berkurang
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk
menghindari konstipasi
R/ Makanan tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat /
keras sehingga mempermudah pengeluaran feses.
2) Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi
R/ Minum air hangat akan merangsang peristaltic usus
sehingga dapat merangsang pengosongan kolon lebih cepat.
3) Anjurkan ibu untuk jalan-jalan atau senam ringan.
R/ Olahraga dapat memperlancar peredaran darah sehingga
semua sistem tubuh dapt berjalan lancar termasuk sistem
pencernaan.
4) Anjurkan ibu untuk menghindari mengejan saat defekasi
R/ Mengejan yang terlalu sering akan memicu terjadinya
hemoroid.
5) Anjurkan ibu untuk mandi berendam hangat.
R/ Hangtnya air tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi
juga meningkatkan sirkulasi.
6) Anjurkan ibu untuk mengompres witch hazel, es atau garam
Epson.
R/ Kompres diperlukan untuk mengurangi hemorrhoid.
d. Konstipasi
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu dapat mengerti dan beradaptasi terhadap keadaannya
sehingga tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria :Ibu bisa BAB rutin setiap hari
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk membiasakan pola BAB teratur
R/ Berperan besar dalam menentukan waktu defekasi, tidak
mengukur dapat menghindari pembekuan feses.
2) Anjurkan ibu meningkatkan intake cairan, serat dalam diet
R/ Makanan tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat,
keras
3) Anjurkan ibu minum ciaran dingin / panas (terutama ketika perut
kosong)
R/ Dengan minum panas / dingin sehingga dapat merangsang
BAB
4) Anjurkan ibu melakukan latihan secara umum, berjalan setiap
hari, pertahankan postur tubuh, latihan kontraksi otot abdomen
bagian bawah secara teratur.
R/ memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti
pada usus besar.
e. Kram pda kaki
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu dapat mengerti dan beradaptasi terhadap keadaannya
sehingga tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria :- Kram pada kaki berkurang.
- Aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab kram kaki
R/ Ibu mengerti penyebab kram pda kaki yaitu
ketidakseimbangan rasio kalsium.
2) Anjurkan ibu untuk senam hamil teratur
R/ Senam hamil memperlanca peredaran darah, suplai O2 ke
jaringan sel terpenuhi.
3) Anjurkan ibu untuk menghangatkan kaki dan betis dengan
massage.
R/ Sirkulasi darah ke jaringan lancar.
4) Minta ibu untuk tidak berdiri lama.
R/ Mengurangi penekanan yang laman pada kaki sehingga
aliran darah lancar.
5) Anjurkan ibu untuk menghindari aktivits berat dan cukup
istirahat.
R/ Otot-otot bisa relaksasi sehingga kram berkurang.
6) Anjurkan ibu diet mengandung kalsium dan fosfor
R/ Konsumsi kalsium dan phosphor baik untuk kesehatan
tulang.
f. Sesak nafas
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan keadaannya dan kebutuhan
O2 ibu terpenuhi
Kriteria : - Sesak nafas berkurang
- Aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu penyebab sesak nafas
R/ Ibu mengerti penyebab sesak nafas yaitu karena
membesarnya uterus.
2) Anjurkan ibu untuk tidur dengan posisi yang nyaman dengan
bantal tinggi.
R/ Menghindari penekanan diafragma.
3) Anjurkan ibu senam hamil teratur.
R/ Merelaksasi otot-otot.
4) Anjurkan ibu menghindari kerja keras.
R/ Aktivitas berat menyebab energi yang digunakan banyak
dan menambh kebutuhan O2.
5) Anjurkan ibu berdiri merengangkan lengannya di atas kepala.
R/ Perengangan tulang meringankan penarikan nafas.
g. Pusing
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya
sehingga tidak cemas.
Kriteria :- Pusing berkurang
- tidak terjadi jatuh / hilang kesadaran.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu penyebab pusing
R/ Ibu mengerti penyebab pusing karena hipertensi postural
yang berhubungan dengan perubahan-perubahan hemodinamis
2) Ajarkan ibu cara bangun perlahan dari posisi istirahat.
R/ Agar ibu tidak terjatuh dari bangun tidur.
3) Anjurkan ibu untuk menghindari berdiri terlalu lama di
lingkungan panas dan sesak.
R/ Kekurangan O2 karena lingkungan sesak dapat
menyebabkan pusing.
4) Jelaskan untuk menghindari posisi telentang.
R/ Sirkulasi O2 ke otak lancar.
h. Nyeri pinggang
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya
sehingga tidak cemas.
Kriteria :- Nyeri pinggang berkurang
- aktifitas sehari-hari tidak terganggu
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri pinggang
R/ Ibu mengerti penyebab nyeri pinggang karena otot-otot
pinggang tertarik oleh perut yng membesar.
2) Anjurkan ibu untuk menghangatkan dan massage daerah
pinggang, melakukan senam hamil.
R/ Memberi rasa nyaman, memperlancar peredaran darah,
sehingga nyeri berkurang.
3) Anjurkan ibu untuk menghindari kelelahan.
R/ Kelelahan menambah ketegangan otot pinggang.
4) Anjurkan ibu memakai sepatu hak rendah atau sandal
R/ Mengurangi pergeseran titik berat.
5) Meminta ibu tidak memakai pakaian ketat.
R/ Pakaian ketat dapat menekan vena dan mempercepat
varices.
i. Varices
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya
sehingga tidak menimbulkan kecemasan.
Kriteria :Varices tidak bertambah
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu penyebab varices karena kongesti vena dalam
venabagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan
karena tekanan dari uterus.
R/ Ibu mengerti dan merasa lega karena keadaannya
merupakan hal fisiologis.
2) Anjurkan ibu untuk meninggikan kaki sewaktu berbaring / duduk.
R/ Untuk memperlancar perdarahan darah balik (vena cava
inferior)
3) Jelaskan pada ibu untuk beristirahat dalam posisi berbaring
miring ke kiri.
R/ Mengurangi tekanan pada vena cava inferior
4) Motivasi ibu untuk melaksanakan exercise
R/ Untuk memperlancar sirkulasi darah.
5) Anjurkan ibu menghindari pakaian ketat (misal : kaos kaki
selutut)
R/ Pakaian ketat dapat menghambat vena
6) Anjurkan ibu menggunakan penyokong abdomen maternal.
R/ Menghilangkan tekanan pada vena panggul.
7) Anjurkan ibu melakukan latihan pengurangan varices.
R/ Mengurangi varices vulva atau hemorrhoid untuk
meningkatkan sirkulasi.
8) Anjurkan ibu mandi air hangat.
R/ Mandi air hangat memberikan sensasi menenangkan dan
memperlancar sirkulasi darah.
j. Kecemasan menghadapi persalinan
Menurut Varney (2006 : 538-543)
Tujuan :Ibu mengerti dan mampu beradaptasi dengan keadaannya
sehingga tidak terjadi kecemasan yang berkelanjutan.
Kriteria : - Kecemasan berkurang
- Aktivitas sehari-hari tidak terganggu
- Ibu dapat mengontrol energi
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang hal-hal yang dapat menyebabkan
kecemasan.
R/ ibu mengerti penyebab kecemasan menjelang persalinan
adalah hal yang normal.
2) Anjurkan ibu mandi air hangat.
R/ Selain memperlancar sirkulasi darah, juga memberikan rasa
nyaman.
3) Anjurkan ibu melaksanakan relaksasi progesif.
R/ relaksasi dapat mengurangi masalah-masalah psikologi
seperti halnya rasa cemas menjelang persalinan.

C. IMPLEMENTASI
Setelah menyusun perencanaan tindakan, langkah selanjutnya implementasi
atau pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan
asuhan pada ibu hamil Trimester III, sesuai dengan rencana yang telah disusun
berdasarkan pada diagnosa dan masalah yang timbul.
Di dalam tahap ini bidan melakukan observasi sesuai dengan kriteria evaluasi
yang telah direncanakan.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian di dalam tahap implementasi
ini adalah :
41) Intervensi yang dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap yang lazim
dilakukan.
42) Pengamatan dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan kriteria
evaluasi yang dilakukan.
43) Pengendalian keadaan pasien / klien sehingga secara berangsur-angsur
menuju kondisi kesehatan yang diharapkan.
Pada langkah ini bidan melakukannya secara mandiri, tetapi bisa terjadi
kegawatdaruratan perlu dilakukan kegiatan kolaborasi. Pelaksana tindakan
selalu diupayakan di dalam waktu yang singkat, efektf dan berkualitas.
(Depkes RI, 1995 : 11).
D. EVALUASI
Bidan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan di
dalam rencana. Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan dengan sasaran
yang telah ditetapkan di dalam kriteria, maka tindakan akan mendekati
keberhasilan yang diharapkan evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP,
yaitu :
S : Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melaui anamnesia
O : Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium, dan hasil diagnosa lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assessment.
A : Assesment
1. Diagnosa / Masalah
2. Antisipasi diagnosa lain / maslah potensial
P : Planning menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan
evaluasi berdsarkan assessment.
(Depkes RI, 1994 : 7-10)
DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, Persis mary, 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, EGC:


Jakarta.
Manuaba,Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB
Untuk Pendidikan Bidan, EGC: Jakarta.

Manuaba,Ida Bagus Gde, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB


Untuk Pendidikan Bidan, EGC: Jakarta.

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, EGC: Jakarta.

Sastrawinata,Sulaiman , 1984. Obstetri Patologi, Elemen: Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, YBPSP: Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari, 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, YBPSP: Jakarta.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta

Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan, YBPSP: Jakarta

Você também pode gostar