Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
STUDY KASUS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan laporan tugas akhir untuk memperoleh gelar ahlI
madya kebidanan pada Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah
Diajukan oleh:
ETI JUMILAH
NIM:3440072013050
Menyetujui,
penguji,
Pembimbing 1 pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur Akademi Kebidanan Pemkab Aceh Tengah
(WINARNO,S,Kp.M.Kep)
Nip:19690228 199103 1 002
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
Pembimbing 1 pembimbing 2
Mengetahui
Direktur Akademi Kebinan Pemkab Aceh Tengah
(WINARNO,S.Kp. M.kes)
Nip:19690228 199103 1 002
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul :Asuhan Kebidanan Laporan Tugas Akhir Kehamilan, persalinan, Nifas Dan Bayi Baru
Lahir pada Ny. A G1P0A0 DI BPM tahun 2016
Nim :3440072013050
Laporan Study Kasus ini Telah Disetujui Untuk Diujikan Dihadapan Tim Penguji pada
Hari/Tanggal:
Menyetujui
Pembimbing Laporan Kasus
Pembimbing 1 pembimbing 2
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Aceh Tengah,
yang membuat pernyataan
(ETI JUMILAH)
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir tepat pada waktu yang sudah di tentukan.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas akhir study di
Akademi Kebidanan Pemkab Aceh Tengah. Dalam penulisan laporan tugas akhir, banyak mengalami
hambatan dan rintangan, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya saya dapat
menyelesaikan Laporan tugas akhir serta mengucapkan terima kasih kepada :
Semoga allah swt memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa dan kebaikan yang telah
diberikan kepada saya dalam menyelesaikan laporan ini. Dapat bermanfaat bagi penulis dan rekan-rekan
mahasiswa.
Wassalam
A. Latar Belakang
Jumlah angka kematian ibu (AKI) sangat tinggi didunia, tercatat 800 perempuan
meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Pada tahun 2013 lebih
dari 289.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan (WHO,2014).
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Hal ini dikarenakan masih tingginya AKI dan angka kematian bayi (AKB) yang da di Indonesia. AKI
dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap
tahunnya mencapai 450/100 ribu di Filipina yang mencapai 170/100 ribu kelhiran, Thailand
44/100 ribu kelahiran (profil kesehatan Indonesia, 2010).
Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI tercatat 359/100
ribu kelahiran. Tercatat kematian ini jauh melonjak dibandingkan hasil SDKI 2007 yng tercatat
kematian 228/100 ribu kelahiran. Berdasarkan kesepakatan global (Millienium Develotment
Goals/MDG’s 2000) untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007
menjadi 23/1000 kelahiran.
Angka kematian ibu dan anak di provinsi aceh masih tergolong tinggi jika dibandingkan
dengan provinsi lainnya, di Indonesia. Berdasarkan laporan dari profil kab/kota AKI maternal
yang dilaporkan di aceh tahun 2010 hanya 102/100 ribu kelahiran, namun ini belum bisa
menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi. Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP)
2010, AKI di aceh sebesar 329/100 ribu kelahiran, angka nasional hasil SP 2010 sebesar 260/100
ribu kelahiran.
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu
hamil apabila mengalami komplikasi yang dapat meningkatkan resiko kematian ibu dan
kematian bayi (profil kesehatan Indonesia, 2010) cakupan persalinan yang di tolong oleh tenaga
kesehatan menunjukkan kecenderungan peningkatan, yaitu dari 77,90% pada tahun 2003
meningkat menjadi 88,79% pada tahun 2012, angka ini juga belum mampu mencapai target.
Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya,
diperkirakan 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% kematian terjadi pada masa
nifas 24 jam pertama ( wilandari 2011).
Berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, dari 259.320 bayi lahir hidup terdapat
1.970 bayi meninggal sebelum usia 1 tahun, berdasrkan angka ini diperhitungkan AKB di aceh
hanya 7.6/1.000 kelahiran pada tahun 2012. Yang tercatat di dinas kesehatan provinsi aceh.
Keberhasilan program keluarga berencana (KB) diukur dengan beberapa indicator,
diantaranya provinsi peserta KB baru menurut metode kontrasepsi,persentase KB aktif terhadap
jumlah pasangan usia subur (PUS) dan persentase baru 2012, berdasarkan data pada profil
kesehatan kab/kota, jumlah peserta KB baru adalah sebesar 19,45% mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2011 yaitu 14,08% tahun 2009 yaitu 17,05% dan tahun 2008 yaitu 14,59%.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan masalah kehamilan, masa persalinan, masa nifas, dan asuhan bayi baru lahir serta
melakukan pendokumentasiankebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonates dan KB yang dilakukan di BPM, Takengon 2016.
C. Tujuan
1.Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil,
bersalin,nifas,neonates dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2.Tujuan khusus
1. melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3. melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
4. melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5. melakukan asuhan kebidanan pada keluarga berencana(KB)
6. mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin,
nifas,neonates dan KB
D. Manfaat
1.bagi penulis
untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi, dalam
memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu
hamil, bersalin,nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
2.bagi klinik
Sebagai bahan masukan/informasi mengenai pengetahuan tentang asuhan
kebidanan secara berkesinambungan (continuitycare) pada ibu hamil, bersalin,nifas,bayi
baru lahir dan keluarga berencana.
3.bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
A.KEHAMILAN
1. PENGERTIAN KEHAMILAN
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan didalam rahim seorang wanita
terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayi dilahirkan, kehamilan terjadi ketika seoarang
wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim
melepaskan sel telur matang), dan seperma (air mani) pria pasangannya akan membuahi sel telur
matang wanita tersebut.Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim,
lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim dinamakan kehamilan
normal (sari,2013).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dri hari pertama haid terakhir. Dibagi menjadi 3 bagian,
ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan triwulan pertama (sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan
kedua (antara 14-28 minggu), kehamilan triwulan ketiga (antara 28-36 minggu atau sesudah 36 minggu)
(mangkuji 2012)
Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulassi
pelepasan sel telur,migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (impantasi)
pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(manuada,2010).
Kehamilan merupakan proses yang alami dan normal sehingga sebagian besar wanita hamil
akan mengalami proses perubahan bentuk tubuh yang hampir sama.tubuh ibu akan terus bertambah
besar,terutama pada bagil,dan payudara. Sela 9 bulan lebih (40 minggu), ibu akan membawa janin di
dalam kandungannya yang terus membesar sehingga tubuh ibu pun akan beradaptasi agar janin dapat
tumbuh dengan baik di dalam kandungannya.
Perubahan bentuk tubuh ibu secara jelas dapat dilihat dan diukur dengan bertambahnya berat
badan ibu selama kehamilan, penambahan berat badan tersebut diakibatkan oleh pembesaran uterus
dan isinya (janin,air ketuban,plasenta), payudara serta peningkatan volume darah, cairan ekstraseluler
(di luar sel) dan ekstravaskular (di luar pembuluh darah). Sebagian kecil pertambahan berat badan juga
disebabkan oleh perubahan metabolism yang mengakibatkan pertambahan jumlah air serta
penumpukan lemak dan protein baru, yang di sebut cadangan lemak ibu (Hytten, 1991).
Umumnya, penambahan berat badan selama hamil bervariasi, yaitu antara 6-12 kg. hal
tersebut bergantung pada badan ibu sebelum hamil.
TRIMESTER KE-1
a. Perubahan fisik
Setelah terjadi fertilisasi, hormone esterogen dan progesterone terus meningkat. Kedua
hormone ini yang banyak member pengaruh terhadap perubahan yang ibu alami. Sekitar 11-13
hari setelah konsepsi, ibu akan mengeluarkan perdarahan sedikit (spotting) dan hilang dalam
waktu 2-3 hari. Pada beberapa minggu pertama wanita hamil akan merasakan rasa nyeri,
kencang dan gatal di payudara, setelah memasuki bulan keda, payudara bertambahan besar dan
vena halus menjadi kelihatan tepat di bawah kulit puting susu bertambah besar,
berpigmen/berwarna lebih gelap dan lebih sensitif.
Pada bulan pertama, berat badan ibu biasanya belum bertambah apalagi jika ibu
mengalami mual dan muntah serta penurunan nafsu makan. Penambahan berat badan ibu
mulai terlihat 1-2 kg selama trimester ke-2.
b. Perubahan psikologis
Pada awal kehamilan trimester ke-1, biasanya akan mencari dan mengenali tanda-tanda
di tubuhnya untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, setiap perubahan sekecil
apa pun du tubuhnya akan di perhatikan dengan seksama dan dipertayakan mengenai
kenormalan atau tidak hal tersebut. Biasanya ibu akan menceritakan pengalamannya kepada
orang lain, khususnya suami dan keluarga.
TRIMESTER KE-2
a. Perubahan fisik
Selama trimester ke-2, berat badan ibu bertambah 1-2 kg, selama kehamilan. Pada aat ini, rahim
dengan mudah dapat diraba dan mulai tampak membesar tubuh ibu mulai mengalami perubahan
bentuk. Ibu mulai kelihatan lebih gemuk dan bentuk pinggang mulai tidak terlihat. Biasanya, pakaian
yang biasa ibu gunakan sudah tidak nyaman dipakai lagi. Wajah ibu mulai terlihat lebih segar dan
bercahaya, tetapi kulit di leher, ketiak,lipatan paha, sekitar putting susu, dan perut berubah semakin
gelap. Payudara ibu juga semakin membesar karena pembesaran kelenjar air susu, keringat ibu semakin
banyak karena kelenjar keringat bekerja lebih aktif. Dan ibu juga mulai mengeluhkan pada kaki, seperti
kram,varises (pelebaran pembuluh darah) dn edema (pembengkakan) keluhan di mulut juga akan
dialami ibu, seperti gusi berdarah akibat melunaknya gusi, terutama saat menggosok gigi.
Pada akhir bulan keempat atau awal bulan kelima, ibu mulai merasakan gerakan janin untuk
pertama kali. Gerakan biasanya sangat lembut. Pada akhir bulan kelima, gerakan tersebut akan lebih
kuat. Ibu akan merasakan gerakan janin ketika janin berganti posisi, di dalam rahim.
b. Perubahan psikologis
Pada awal trimester ke-2, sebagian ibu mungkin merasa kurang percaya diri. Hal ini disebabkan
oleh perubhan fisik ibu yang semakin membesar sehingga ia menanggap penampilannya tidak menarik
lagi. Namun di bulan kelima, emosi ibu semakin stabil. Apalagi jika didukung suami yang perhatian dan
mencurahkan kasih sayangnya kepada ibu sehingga kemesraan antara pasangan semakin harmonis.
TRIMESTER KE-3
a. Perubahan fisik
Payudara bertambah besar dan mulai keluar cairan kental kekuning-kuningan (kolostrum).
Cairan ini dapat ditekan keluar dengan tekanan yang lembut, agar tidak menyulitkan proses menyusui
nantinya, pijat-pijat putting payudara ibu dengan baby oil untuk melemaskan. Ibu juga dapat melakukan
perawatan payudara dengan cara yang benar agar payudara siap untuk menghasilkan ASI ketka bayi
dilahirkan nantinya. Areola mamae menjadi lebih lebar dan berpigmen lebih gelap. Terlihat benjolan-
benjolan kecil tersebar diseluruh areola yang di sebut kelenjar Montgomery. Jika payudara ibu sangat
besar, dapat timbul garis-garis putih seperti yang ada pada perut. Apa pun bentuk dan ukuran payudara,
hal tersebut tidak mempengaruhi produksi ASI (Hytten,1995).
Pada akhir bulan ketujuh atau minggu ke-28 ibu biasanya merasa sehat. Namun kadang-kadang
ia mengalami kesulitan pencernaan, seperti sembelit, bengkak pada kaki dan kelelahan, bayi bergerak
lebih sering di dalam rahim dan ibu dapat merasakan tendangan kakinya, terkadang ibu juga mengalami
kontraksi rahim, kontraksi rahim yang tidak menyakitkan ini disebut kontraksi Braxton Hicks.
Pada akhir bulan kesembilan atau minggu ke-36 rahim ibu mulai mencapai daerah tulang rusuk
dan ibu mungkin merasa tidak nyaman, khususnya jika ia makan dalam jumlah banyak di malam hari. Ibu
mugkin akan sering terbangun di malam hari karena mengeluh merasa panas dan sesak dada. Karena
beban di tubuh semakin berat, tulang belakang semakin kearah depan sehingga ibu mengalami kesulitan
ketika memiringkan badan,saat berbaring dan mudah lelah saat duduk lama.keluhan lainnya yaitu cepat
lelah, kaki kram, timbul gatal-gatal pada daerah perut, suhu tubuh meningkat karena perubahan
metabolism tubuh, gangguan sariawan, dan asama sering dialami ibu karena perubahan hormone.
b. Perubahan psikologis
Memasuki trimester ke-3 ini, ibu hamil seharusnya selalu di damping suami dan keluarga untuk
memberikan dukungan dan terlibat dalam kehamilan tersebut karena pada saat ini emosi ibu mulai
mencapai puncaknya. Pada tahap ini, ibu akan menyadari bahwa sebentar lagi janin yang di kandungnya
akn segera lahir ke dunia dan hadir secara nyata di hadapan ibu. Oleh Karena itu, tahapan ini sering
disebut dengan periode menuggu dan waspada.
a. Uterus
Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik.
Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan :30 x 25 x 20
cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Berat: berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir kehamilan (40 minggu).
Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti
buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan seperti
bujur telur, rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 2
bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu
pertama, rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila
diraba terasa lebih lunak (soft), di sebut tanda hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian-
bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
Posisi rahim dalam kehamilan:
- pada permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau retrofleksi
- pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
- setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
- rahim yang hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
b. Indung telur
Ovulasi terhenti
Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya,uri yang mengambil
alih pengeluaran esterogen dan progesterone.
Volume darah: volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang
meningkat sebanyak 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada
kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan
dekompensasi kordis, kenaikan plasma darah dapat mencapai 40 % saat mendekati
cukup bulan.
Protein darah: gambaran protein dalam serum berubah jumlah protein albumin dan
gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap
pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.
Hitung jenis dan hemoglobin: hematokrit cenderung menurun karena kenaikan
relative volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk
memenuhi kebutuhan transport O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan.
Konsentrasi Hb terlihat menurn, walaupun sebenarnya lebih besar di bandingkan Hb
pada orang yang tidak hamil. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma
yang meningkat. Dalam kehamilan,lekosit mningkat sampai 10.000/cc, begitu pula
dengan produksi tombosit.
Nadi dan tekanan darah: tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selam
trimester kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena
dalam batas-batas normal pada ekstemitas atas dan bawah, cenderung baik setelah
akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik nilai rata-ratanya 84 permenit.
Jantung: pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Elektrokardiogram
kadangkala memperlihatkan deviasi akses ke kiri.
Sistem pernafasan
Wanitahamil kadang-kadang mengeluhkan sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan
oleh usus yang tertekan kea rah diafragma akibat pembesaran rahim kapasitas vital paru
meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, yang lebih
menonjol adalah pernafasan dada (thoracic breathing).
Pada trimester pertama mengeluh mual muntah, tonus otot-otot saluran pencernaan
melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan.
Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi, gejala muntah (emisis gravidarum)
sering terjadi biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi ( morning sickness).
Kulit
Kelenjar endokrin
Metabolisme
Umumnya, kehamilan mempunyai efek pada metabolism, karena itu wanita hamil perlu
mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
1. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita hamil meninggal
hingga 15-2%, terutama pada trimester akhir.
2. Keseimbangan asam-alkali (acic-base balance) sedikit perubahan konsentrasi alkali:
Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
Wanita hamil : 145 mEq/liter
Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara
dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
4. Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasakan haus, nafsu makn kuat sering
kencing, dan kadang kala di jumpai glukosuria yang meningkatkan kita pada diabetes
mellitus. Dalam kehamilan pengaruh kelenjar endokrin agak terasa seperti
somatomamotropin, plasma insulin, dan hormone-hormone adrenal -17-ketosteroid.
Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT
intravena.
5. Metabolism lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per
100 cc. hormone somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak
pada payudara.deposit lemak lainnya terdapat di badan, perut,paha dan lengan.
6. Metabolism mineral :
Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan
tulang-tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-40 gram.
Fosfor : di butuhkan rata-rata 2gram/hari
Zat besi: di butuhkan tambahan zat besi 800 mg, atau 30-50 mg sehari.
Air: wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. kenaikan berat badan yang
terlalu banyak di temukan pada keracunan kehamilan (pre-eklamsi dan eklamsi).
Kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh:
Janin, uri,air ketuban,uterus
Payudara,kenaikan volume darah, lemak protein dan retensi air
8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang dibutuhkan
untuk ini terutama di peroleh dari pembakaran zat arang khususnya sesudah kehamilan
5 bulan keatas. Namun bila dibutuhkan, di pakai lemak ibu untuk mendapatkan
tambahan kalori.
9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein, di Indonesia masih banyak di jumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B,
oleh karena itu ibu hamil harus diberikan fed an roboransia yang berisi mineral dan
vitamin.
Payudara (mamae)
Selama kehamilan, payudara bertambah besar,tegang, dan berat, dapat teraba nodule-
noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi pada putting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu
jolong (kolostrum) berwarna kuning
Akibat perubahan kondisi fisik dan psikologis ibu selama hamil, timbul ketidaknyamanan
yang umum terjadi dalam masa kehamilan. Berikut ini daftar beberapa ketidaknyamanan selama hamil
penyebab, dan cara meringankan gejala tersebut:
Kelelahan Trimester ke-1 Akibat keluhan di Hal ini normal dalam Terdapat tanda dan gejala
awal kehamilan, kehamilan istirahat anemia tidak bisa
misalnya mual, yang cukup terlalu beraktivitas, murung,
muntah, pusing, dan lama berbaring, tidur- sedih, dan putus asa,
kurang tidur. tiduran dan bermals- demam.
Metabolism tubuh () malasan, juga dapat
melambat sehingga menimbulkan pegel
kurang tenaga dan lelah pada tubuh
ibu, minum suplemen
dan vitamin dari dokter
atau bidan untuk
membantu
meningkatkan kesehan
ibu.
Kemerahan di telapak Trimester ke-1 dan Faktor keturunan Tidak perlu khawatir Merah disertai dengan
tanngan ke-3 lalu hilang kadar esterogen yang karena akan hilang bengkak dan nyeri
dalam 1 minggu meningkat setelah melahirkan, mengganggu aktivitas
setelah melahirkan peningkatan aliran tidak perlu diberikan
darah ke kulit obat-obatan.
Keringat berlebihan ( Sejak awal Aktivitas kelenjar Kenakan pakaian yang
peningkataan kehamilan dan keringat, kelenjar longgar dan menyerap
persprasi) meningkat seiring apokrin, dan kelenjar keringat perbanyak
usia kehamilan aserin meningkat minum air putih mandi
berat badan ibu secara teratur, buat
meningkat aktivitas tubuh senyaman
metabolic ibu. mungkin, beri bedak
tabor di badan, pakai
deodorantsaat
berpergian dan
gunakan payng untuk
menghindari panas,
hindari ruangan dan
kegiatan yang
membuat gerah dan
berkeringat berlebihan.
Mati rasa dan rasa Trimester ke-2 dan Pmbesaran uterus Memperhatikan sikap Disertai dengan gejala
perih pada jari-jari ke-3 menyebabkan duduk dan berdiri yang kurang gizi (defisiensi
tangan dan kaki perubahan sikap dan benar posisi nutrisi)
postur tubuh ibu tidur/berbaring miring
yang membuat
penekanan pada
saraf ulnar, median,
dan skiatick sehingga
mati rasa serta jari-
jari tangan dan kaki
perih
Napas Selama trimester ke- Peningkatan adar Disertai dengan batuk,
sesak/hiperventilasi 3 progesterone demam, pernapasan cepat,
menyebabkan pusat dan kelelahan pernapasan
pernapasan cepat tanpa demam
menurnkan kadar (embolus) asma
CO2 dan memburuk
meningkatkan kadar
O2, peningkatan
aktivitas metabolism
tubuh menyebabkan
jumlah zat sisa
pembakaran CO2
menjadi banyak
uterus membesar dan
menekan dinding
dada ( diafragma).
Jantungan berdebar- Selama kehamilan Peningkatan pompa Hindari kelelahan Berdebar terus-menerus,
debar ( palpasi jantung (curah segera beristirahat parah (berat), atau yang
jantung) jantung) gangguan duduk atau berbaring mendahului pingsan atau
system saraf simpati miring miring ke kiri. jatuh.
Panas perut (heart Trimester ke-2 dan Produksi Makan sedikit sering
burn) ke-3 progesterone yang hindari mengkonsomsi
meningkat makanan berlemak
kemampuan gerak terlalu banyak,
dan tonus otot makanan yang
pencernaan yang digoreng, serta
menurun pergeseran makanan berbumbu
lambung akibat pedas dan
pembesaran uterus merangsang, hindari
rokok, kopi, alcohol,
dan coklat karena
dapat melukai
lambung, hindari
berbaring setelah
makan atau makana
sebelum tidur. Hindari
minuman selain air
puih, sewaktu makan,
kunyah permen karet
tidur dengan kaki
ditinggikan, duduk
dengan posisi tegap,
hindari kalsium yang
berlebih, hindari
natrium bikarbonat,
konsultasi ke dokter
untuk pemberian obat.
Sekresi air ludah yang Dimulai sejak awal Peningkatan produksi Tingkatkan kebersihan
berlebih (ptialisme) kehamilan dan kelenjar air ludah mulut dengan
berhenti saat akibat perubahan menggosok gigi secara
persalinan hormone peredaran teratur, kunyah
darah di mukosa permen karet atau
mulut meningkat. permen yang keras
untuk mengurangi air
ludah tidak membuang
ludah sembarang.
Pusing (sinkope) Trimester ke-2 dan Perubahan system Bangun secara Jka sampai pingsan atau
ke-3 kardiovaskuler ibu ( perlahan dan miring terjatuh jika disertai tanda-
jantung dan dahulu dari posisi tidur tanda anemia berat, jika
peredaran darah) ke posisi duduk, jiks terdapat tekanan darah
penggumpalan darah tidsk pusing, bsru tinggi, jika tidak dapat
di pembuluh darah boleh berdiri, hindsri beraktivitas.
kaki mengurangi berdiri terlslu lama,
aliran darah balik dalam lingkungan yang
vena serta hangat atau sesak
menurunkan pompa hindari berbaring
jantung dan tekanan dalam posisi terlntang,
darah. Berkaitan
dengan turunnya
kadar gula darah ibu
(hipoglikemia)
Rambut rontok Selama kehamilan Peningkatan kadar Jaga kebersihan
hormone esterogen rambut dengan
laju pertumbuhan berkeramas minimal 2
perut yang lambat kali sehari, gunakan
sampo anti-ketombe,
beri vitamin rambut
untuk menutrisi
rambut, hindari
memakai penutup
kepala saat rambut
masih basah hindari,
menggunakan cat
rambut, hairspray dan
hairdryer selama
hamil.
Sakit punggung atas Trimester ke-2 dan Bentuk tulang Gunakan mekanika Jika sakit bertambah parah
dan bawah ke-3 punggung ke depan tubuh yang baik, dan berlanjut, jika sakit
(lordosis) karena misalnya: menyebar ke daerah
pembesaran rahim Agar kaki pinggang kanan dan kiri
kejang otot karena (paha) yang
tekanan terhadap menahan
akar saraf di tulang beban dan
belakang tegangan (
penambahan ukuran bukan
payudara, kadar punggung),ja
hormone yang ngan
meningkat membungkuk
menyebabkan saat
kartilago di dalam mengambil
sendi-sendi besar barang,
menjadi lembek tetapi
keletihan, berjongkok.
mekanisme/sikap Lebarkan kaki
tubuh yang kurang dan letakkan
baik saat mengangkat satu kaki
barang dan sedikit di
mengambil barang. depan kaki
yang lain saat
membugkuk
agar terdapat
dasar yang
luas untuk
keseimbanga
n saat
bangkit dari
posisi
jongkok.
Gunakan bra
yang
menopang
payudara
dengan
ukuran yang
tepat
Hindari
menggunaka
n sepatu hak
tinggi,menga
ngkat beban
berat, dan
keletihan
Gunakan
kasur yang
nyaman dan
tidak terlalu
lunak (
jangan yang
mudah
melengkung)
Alasi
punggung
dengan
bantal tipis
untuk
meluruskan
punggung
Masase
punggung
oleh suami
menjelang
tidur atau
saat saantai
untuk
mengurangi
nyeri
punggung.
Spider nevi Muncul saat usia Peningkatan Tidak perlu khawatir Jika disertai penyakit
kehamilan 2-5 bulan hormone esterogen, karena akan hilang kuning dengan tanda kulit
serta ukuran dan peningkatan aliran setelah kehamilan tubuh kuning, sclera mata
jumlah bertambah darah kekulit berakhir kuning, serta urine
saat kehamilan berwarna kuning pekat
terus berlanjut. seperti the pekat.
Varises pada kaki dan Trimester ke-2 dan Tekanan dari uterus Tinggikan kaki sewaktu Terdapat nyeri pada
vulva ke-3 yang membesar berbaring atau duduk daerah varises bertambah
menyebabkan aliran berbaring dengan banyak dan melebar
darah vena menjadi posisi kaki ditinggikan terdapat kemerahan pada
lambat. Kerapuhan 90’ beberapa kali betis dan nyeri.
jaringan elastic yang sehari, jaga agar kaki
diakibatkan oleh jangan bersilang,
hormone hindari berdiri atau
progesterone duduk terlalu lama,
kecenderungan istirahat dalam posisi
faktor keturunan berbaring miring ke
kiri, senam. Hindari
korset atau pakaian
yang ketat, jaga postur
tubuh yang baik
kenakan kaos kaki yang
menopang ( jika ada)
4. Diagnosa kehamilan
Dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan
gejala kehamilan. tanda dan gejala kehamilan:
Perut membesar
Uterus,membesar, sesuai dengan kehamilan.
Tanda chadwicks mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormone
esterogen.
Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormone esterogen dan
progesterone
Tanda goodell, portio teraba melunak.
Tanda piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi, biasanya
ditemukan saat umur 10 minggu.
Teraba ballottement ( tanda ada benda mengapung/melayang dalam cairan) pada umur
16-20 minggu
Kontraksi Braxton hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak di sertai
rasa nyeri.
Reaksi kehamilan positif.
Adanya gerakan janin yang dapat di lihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagian-
bagian janin.
Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi- dapat didengar dengan
stetoskop,monocular laenec, Doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.
Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen. Dan rongten sudah tidak disarankan lagi.
Waktu pemeriksaan kehamilan, dilakukan seawall mugkin, yaitu sebelum usia kehamilan 3
bulan. Selanjutnya, kunjungan ulang ilakukan setiap 1 bulan sekali sampai usia kehamilan 8 bulan. Jika
usia kehamilan memasuki bulan ke-9, pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu kali. Selama
kehamilanya,ibu memeriksakan diri minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada awal kehamilan, 1 kali setelah usia
kandungan >3 bulan, dan 2 kali saat kandungan berusia 8-9 bulan. Pada kondisi tertentu, ketika terdapat
tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu tidak perlu menunggu jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Ibu
harus segera ke rumah sakit terdekat.
Jenis pemeriksaan, pada waktu periksa hamil, ibu akan mendapatkan pemeriksaan yang
lengkap. Berikut ini pemeriksaan standar menurut WHO, sesuai dengan usia kehamilan ibu.
Tabel imunisasi TT
Pemeriksaan penyakit menular seksual Hal ini dilakukan jika ibu atau pasangan
menunjukkan gejala atau resiko
terjangkit penyakit kelamin. Gejala
tersebut anatara lain akibat suami/isteri
suka berganti pasangan: keputihan yang
berbau, gatal dan berwarna kuning
kehijauan, kencing darah, nyeri sewaktu
berkemih, atau terdapat kelain pada
organ kelamin luar
Sebelum tahun 1970 bidan melakukan pemeriksaan fisik terutama pada payudara dan panggul,
jarang melakukan pemeriksaan mulut, tenggorokan, kelenjar tiroid,abdomen, anggota gerak,
hemoglobin, hematokrit,analisis urine dan pap smear. Di awal tahun 1970-an pelayanan kebidanan
bertambah dengan member pelayanan keluarga berencana (KB). Berdasarkan pengalaman pelayanan KB
ini di ketahui bahwa pemeriksaan fisik tidak cukup untuk mendeteksi masalah-masalah kesehatan
lainnya. Sejak tahun 1974 pemeriksaan fisik sudah di terima sebagai bagian praktik bidan , perluasan
pemeriksaan fisik ini sudah ditingkatkan seiring dengan perluasan praktik bidan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan di tentukan diagnosis atau masalah sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan.
C. Langkah kerja
1.lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum ibu, status nutrisi, warna dan
tekstur kulit dan pigmentasi
2.pemeriksaan tanda-tanda vital
-pernafasan: normal dewasa 16-20 kali/menit
-nadi;normal 60-90 kali/menit
-mengukur suhu tubuh: normal 36,6’c
-mengukur tekanan darah: normal 110/70-140/90 mmHg
3.lakukan pemeriksaan kepala dan wajah
-lakukan inspeksi dan palpasi kepala dan kulit kepala untuk melihat
kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan, kelembaban,lesi, edema.
-lakukan inspeksi wajah
-lakukan pemeriksaan mata
-lakukan inspeksi pada hidung
-periksa mulut dan kerongkongan
-lakukan inspeksi telinga
4.periksa leher
- periksa kelenjar thyroid: lihat besar dan bentuknya, palpasi dengan jari, pasien
diminta menelan, bila ada masa saat menelan: thyroid membesar
-palpasi leher untuk merasakan adanya pembesaran kelenjar limfe, tentukan
ukuran, bentuk,metabolitas dan konsistensi
5.periksa dada
-lihat dan palpasi payudara: bentuk,kesimetrisan,benjolan bentuk putting.
-inspeksi dan palpasi daerah ketiak: adanya benjolan/pembesaran kelenjar
getah bening
6.periksa abdomen
-inspeksi: bentuk abdomen, apakah membusung/datar,striae,warna,ketebalan
lemak
-auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltic usus, normal 5-35 kali
-palpasi (bila ada yang sakit, lakukan bagian tersebut di akhir pemeriksaan).
-perkusi abdomen: massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak
7.lakukan pemeriksaan ekstremitas
-inspeksi: ada edema ( tekan daerah tibia/dorsalis pedis bila ada cekungan di
bekas tekanan:edema (+). Varises, kesimetrisan, kelainan).
-lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus
kuadriser femoris di bawah patella.
8. Periksa punggung ibu
-inspeksi apakah ada kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujur sangkar
michelis
9.lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
-inspeksi vulva: adakah cairan pervagina (secret), amati warna dan bau
-palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris,uretra,kelenjar
skene,kelenjar bartholini
-lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat adakah
kelainan, misalnya hemorrhoid (pelebaran vena) di anus dan perineum, lihat kebersihannya.
d. pasca tindakan
-rapikan ibu
-bereskan, alat cuci sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
-cuci tangan
-jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
-lakukan domumentasi hasil tindakan.
B. Persalinan
1.pengertian persalinan
Persalinan atau kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi karena
cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18 jam tanpa ada faktor penyulit
dan komplikasi baik bagi ibu maupun janin. Secara garis besar persalinan terbagi menjadi 4 kala,
yaitu:
a. Kala 1
dimulai dengan saat mulainya persalinan sampai pembukaan lengkap yaitu
pembukaan/di latasi serviks sekitar 10 cm, proses pada kala 1 ini terbagi menjadi 2
bagian fase, yang masing-masing fase tidak sama lama waktunya. Fase laten
berlangsung 8 jam, pada fase ini diperlukan waktu yang lama hanya untuk mencapai
3 cm, fase berikutnya adalah fase akselerasi atau fase aktif,pada fase ini pembukaan
serviks dapat mencapai maksimal antara 10cm, kala 1 di tandai dengan konteaksi
uterus yang kuat dan semakin lama frekwensinya semakin sering. Pada kala 1
biasanya ibu ingin segera mengeluarkan janin dan sering mencoba untuk mengedan.
Sebagai seorang bidan hendaknya pada kala ini memberikan nasihat pada ibu yang
melahirkan untuk menyimpan tenaga dengan cara tidak mengedan, karena
kemungkinan kehabisan tenaga pada saat akan memasuki proses persalinan dapat
terjadi.
b. Kala 2
Kala ini dimulai dengan pembukaan lengkap ( 10) sampai janin lahir, proses ini
tergantung dari persalinan multipara atau primipara. Lamanya kala 2 1-2 jam. Perlu
diantisipasi pada kala ini adalah ukuran janin lahir dan perbandingan dari janin
terutama kepala janin. Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk di pantau adalah
tenaga ibu untuk mengedan di perlukan cara yang tepat, pemantauan janin setelah
meliputi presentasi penurunan janin dan detak jantung janin setelah kontraksi,
status kesehatan ibu tentang kebutuhan cairan dan prilaku ibu. Dalam keadaan
normal,pada saat “crowing” atau setelah bahu depan lahir, disuntikan oksitosin
intramuscular sbanyak 5 unit. Oksitosin bekerja dalam waktu 2-3 menit sehingga
penyuntikan ini dapat menurunkan resiko terjadinya perdarahan pasca persalinan.
Bila injeksi dilakukan saat “crowing” maka sisa proses persalinan selanjutnya akan
berlangsung tidak secara tergesa-gesa, oksitosin akan menunjukkan efeknya saat
persalinan kala 2 berakhir sempurna.
c. Kala 3
Proses ini dimulai dari setelah janin lahir sampai pengeluaran plasenta,
lamanya proses ini harus kurang dari 30 menit persalinan kala 1 dan kala 2 berakhir.
Maka kala 3 akan mulai terjadi, pada kasus yang sudah di yakini bahwa ini
merupakan persalinan pada kehamilan tunggal, maka antisipasi terhadap jalannya
persalinan kala 3 sudah dipersiapkan menjelang akhir kala 2 plasenta selanjutnya
akan turun dari segmen baewah uterus seperti bentuknya. Tinggi fundus uteri naik
diatas pusat, mengeras. Setelah plasenta lahir segmen bawah uterus kembali
kosong, fundus uteri turun dan mengeras oleh karena mengalami kontaksi.
d. Kala 4
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post
partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya terjadi 6 jam post partum. Hai
ini di sebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklamsia post partum. Selama kala 4
pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua
setelah persalinan.
Menurut manuaba (2010,h 166-168) terjadinya persalinan belum diketahui secara pasti,
sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his. Teori
kemugkinan terjadinya proses persalinan adalah:
1.Teori keregangan
otot rahim mempuyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas
tertentu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Contohnya pada hamil ganda
sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
Tanda-tanda in-partu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur,
2. Keluar lender bercampur darah ( show) yang lebih banyak karena robek-robekan kecil
pada serviks
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah ada
Seperti telah dikemukakan terlebih dahulu faktor-faktor yang berperan dalam
persalinan adalah:
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
-his (kontraksi uterus).
-kontraksi otot-otot dinding perut
-kontraksi diafragma
-dan ligmentous action terutama lig. Rotundum.
2. faktor janin
3. faktor jalan lahir
3. pembagian proses persalinan
proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. kala 1: waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
b. kala 2: kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir.
c. Kala 3: waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta).
d. Kala 4: mulai dari lahirnya uri (plasenta) selama 1-2 jam.
Dalam buku-buku, proses membukannya serviks disebut dengan berbagai istilah; melembek
(softening), menipis (thinned out), oblitrasi (obliterated), mendatar dan tetarik ke atas (effaced and
taken up) dan membuka (dilatation). Fase-fase yang di kemukakan di atas dijumpai pada primigrafvida.
Bedanya dengan multigravida ialah:
Primi
serviks mendatar (effacement) dulu, baru dilatasi berlangsung 13-14 jam
Multi
mendatar dan membuka bisa bersamaan, berlangsung 6-7 jam.
Kala 4
adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dau uri/plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan
setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermia, adan asfeksia bayi baru lahir. Sementara itu focus utamanya adalah mencegah terjadinya
komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigm dari sikap menuggu dan menangani
komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mugkin terjadi.
5. memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau streil) dan meletakkan kembali di partus set/ wadah disinfeksi
tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik).
9 .mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0.5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan
terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0.5 % selama 10 menit. Mencuci kedua
tangan 9 seperti di atas).
10.memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa
DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit).
-mengmbil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
-mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian
serta asuhan lainnya pada partograf.
12. meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:
-membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
-mendukung dan member semagat atas usaha ibu untuk meneran.
-membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak
meminta ibu berbaring terlentang).
-menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
-menganjurkan keluarga untuk mendukung dan member semangat pada ibu.
-menganjurkan asupan cairan per oral.
-menilai DJJsetiap lima menit.
-jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120
menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1jam) utuk ibu multipara merujuk
segera jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
-menganjurkan ibu untuk berjaln, berjongkok, atau mengambil posisi yang aman. Jika
ibu belum ingin meneran dalam 60 menit anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak
kontraksi-kontraksi tersebut dan berstirahat diantara kontraksi.
- jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera.
15. Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19.dengan lembut menekan muka,mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih
(langkah ini tidak harus dilakukan).
20. memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
-jika tali pusat melilit janin dengan longgar lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
-jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara sepontan.
Lahir bahu
22. setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan dimasing-masing sisi
muka bayi.menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknya kearah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik kearah atas dank e arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23.setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada didagian
bawah kea rah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior ( bagian
atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24.setelah tubuh dari lengan lahir, meneluurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung kea rah kaki bayi untuk menyangganya saat pungung kaki lahir. Memegang kedua
mata kaki bayi dengan hati-hatimembantu kelahiran kaki.
26. segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi
lakukan penyuntikan oksitosin/i.m.
27. menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan
pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
kearah ibu.
28. memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara dua klem tersebut.
29. mengeringkan bayi, mengganti handuk yang bassah dan menyelimuti bayi dengan kain atau
selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala membiarkan tali pusat terbuka, jika bayi
mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang sesuai.
30. memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
Oksitosin
31. Meletakakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. member tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit i.m di gluteus
atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
35. meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan kea rah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus kea rah atas dan belakang (dorso cranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversion uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
- jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan putting susu.
Mengeluarkan plasenta.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kea rah
bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
-jika tali pusat bertambah panjang pindakan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva.
-jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
a. mengulangi pemberian oksitosin 10 unit i.m
b. menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptic jika perlu.
c. meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
e.merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
38. jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kalahiran dengan menggunakan kedua
tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
-jika selaput robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem
atau forceps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang
tertinggal.
Pemijatan uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
Menilai perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh, meletakan
plasenta di dalam kantong plastic atau tempat khusus.
-jika uterus berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil
tindakan yang sesuai.
41. mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami perdarahan aktif.
43. mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat
tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering.
44. menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali
disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang
pertama.
46. mengikat klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %
47. menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya, memastikan handung atau
kainnya bersih atau kering.
52. memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu
jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.
-memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan.
-melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
54. membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
55. membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan
ketuban, lender dan darah, membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56.memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI menganjurkan keluarga
untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
57. mendokontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan deangan larutan klorin 0,5%
dan membilas dengan air bersih.
58. mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% membalikkan bagian dalam
ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Dokumentasi
60. Mengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
C. Nifas
1. pengertian nifas
masa nifas( puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam 3
periode:
a. puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu
c. remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu buntuk sehat sempurna bisa
berminggu=minggu, bulanan atau tahunan.
Masa nifas disebut juga maa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim. Sampai enam minggu berikutnya disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlakuan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan.
Pemerintah melalui departemen kesehatan. Juga telah memberikan kebijakandalam hal ini.
Sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada masa nifas, yakni paling sedikit 4 kali kunjungan pada
masa nifas.
Adapun frekuensi kunjungan, waktu dan tujuan kunjungan tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah persalinan.Tujuan:
a. mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri
b. mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut.
c. memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. pemberian ASI awal
e. member supervi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
F. menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Bila ada bidan atau petugas
lain yang membantu melahirkan, maka petugas atau bidan itu harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama.
Segera setelah persalinan bekas implantasi plasenta berupa luka kasar dan menonjol ke dalam
cavum uteri. penonjolan tersebut diameternya kira-kira 7,7 cm. sesudah 2 minggu diameternya
berkurang menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam mengecil lagi sampai 2,4 cm. dan akhirnya akan pulih
kembali. Di samping itu dari cavum uteri keluar cairan secret disebut lochia. Ada beberapa jenis lochia
yakni:
a. lochia rubra (cruenta): ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel dasidua (
dasidua, yakni selaput lender rahim dalam keadaan hamil, vernix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti
salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel, yang menyelimuti kulit janin) lanugo (yakni
bulu halus pada anak yang baru lahir), dan meconium ( yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas
getah kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman), selama 2 hari pasca persalinan.
b. lochia sanguinolenta: warna merah kuning berisi darah dan lender, ini terjadi pada hari ke3-7
pasca persalinan.
c. lochia serosa: berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke7-14 pasca
persalinan.
d. lochia alba: cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
e. lochia purulenta: ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. lochiotosis: lochia tidak lancer keluarnya.
C perubahan perkemihan
saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,tergantung pada 1) keadaan/status
sebelum persalinan 2) lamanya partus kala 2 dilalui, 3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada
saat persalinan.
Di samping itu,dari hasil pemeriksaan sistoscopic (sistoskopik) segera setelah persalinan tidak
menunjukkan adanya edema dan hyperemia dinding vesica urinaria, akan tetapi sering terjadi
extravasasi(extravasation, artinya keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah didalam badan)ke
mukosa.
Lagi pula vesica urinaria masa nifas mempunyai kapasitas bertambah besar dan relatif tidak
sensitive terhadap tekanan cairan intra vesica. Oleh sebab itu pengembangannya yang berlebihan,
terutama karena analgesia dan gangguan fungsi neural,sementara pada vesica urinaria memang
merupakan faktor –faktor penunjang,
Adanya urine residual dan bacteriuria pada vesica urinaria yang mengalami cidera, ditambah
dengan dilatasi pelvis renalis dan ureter, membentuk kondisi yang optimal untuk tumbuhnya infeksi
saluran kencing.Ureter dan pelvis renalis yang mengalami dilatasi kembali ke keadaan sebelum hamil
mulai dari 2-8 minggu setelah persalinan.
Pengaruh persalinan pada fungsi vesica urinaria post partum, yang dipelajari menggunakan
teknik urodinamik, dapat diketahui bahwa bila persalinan lama dapat dihindari, dan bila dilakukan
kateterisasi secepatnya dikerjakan, pada vesica urinaria yang besar, maka tidak ada akan terjadi
hipotonia vesica urinaria, meskipun dilaporkan pula dari hasil mempelajari dengan cara tersebut diatas,
bahwa analgesia epidural tidak merupakan predisposisi hipotonia vesica urinaria postpartum.
Dari penelitian terdahulu 35% wanita yang menerima analgesia epidural mengalamiretensi urine
asymthomatik.jadintampak bahwa perhatian yang teliti pada semua wanita postpartum dengan
kateterisasi cepat untuk yang tidak dapat kencing akan mencegah banyak masalah saluran kencing.
Peregangan dan delatasi selama kehamilan, tidak menyebabkan perubahan permanen dipelvis renalis
dan ureter kecuali yang saat itu pun terkena infeksi.
Ada kalanya edema dari trigonum menimbulkan obstruksi pada uretra sehingga terjadi retensio
urine. Vesika urinaria dalam puerporium kurang sensitive dan kapasitasnya bertamba, sehingga vesika
urinaria penuh atau sesudah kencing masih ada sisa urine residu.
Sisa urine ini dan adanya trauma pada vesika urinaria ketika persalinan, memudah terjadinya
infeksi. Dilatasi ureter (dilatatio(n),(lng=pelebaran) dan pyclum (pasu ginjal) normal kembali dalam
waktu 2-4 minggu postpartum.
Kira-kira 40% wanita postpartum mempunyai preteinuria fisiologis(dalam 1-2 hari). Demi
pemeriksaan laboratorium yang akurat, specimen diambil langsung dari kateter agar tidak
terkontaminasi dengan lochea. Keadaan atau kondisi fisiologis dari proteinuria dapat diasumsikan hanya
apabila tidak ada gejala dan tanda-tanda UTI (ISK) atau PE.
1. Distesi (distention=perengangan) berlebihan pada vesika urinaria adalah hal yang umum terjadi
karena peningktan kapasitas vesika urinaria, pembengkakan memar jaringan disekitar uretra
dan hilangnya sensasi terhadap tekanan yang meninggi.
a.Vesika urinaria yang penuh menggeser uterus dan dapat menyebabkan perdarahan
postpartum, distensi vesikaurinaria dapat disebabkan oleh retensi urine.
b. Pengosongan vesika urinariayang adekuat umumnya kembali dalam 5-7 hari setelah terjadi
pemulihan jaringan yang bengkak dan memar.
2. Laju filtrasi glomerulus (GFR) tetap meninggi selama kurang lebih 7 hari postpartum.
3. Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali ke keadaan sebelum hamil dalam 6-10 minggu
setelah melahirkan.
1.Diatesis
Setiap wanita nifas memiliki derajat diathesis/konstitusi( yakni keadaan tubuh yang membuat
jaringan- jarringan tubuh bereaksi secara luar biasa terhadap rangsangan- rangsangan luar tertentu,
sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakit-penyakit tertentu). Kemudian demikian juga
adanya rectie/muskulus rektus yang terpisah dari abdomen. Seberapa diathesis terpisah ini tergantung
dan beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot. Sebagian besar wanita melakukan
ambulasi (ambulation=bisa berjalan) 4-8 jam postpartum. Ambulasi dini dianjurkan untuk menghindari
komplikasi, meningkatkan involasi dan meningkatkan cara pandang emosional. Relaksasi dan
peningkatan mobilitas artikulasi pelvic terjadi dalam 6 minggu setelah melahirkan.
Motilisasi (gerakan) dan tonus otot gastrointestinal kembali ke keadaan sebelum hamil dalam 2
minggu setelah melahirkan.
Konstipasi terjadi umumnya selama periode postpartum awal karena penurunan tonus otot
usus, rasa tidak nyaman pada perineum dan kecemasan.
Hemoroid adalah peristiwa lazim pada periode postpartum awal karena tekanan pada dasar
panggul dan mengejan selama persalinan.
Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banya, namun sel-selnya sendiri jelas berkurang ukurannya.
Proses adaptasi psikologis pada seorang ibu sudah dimulai sejak dia hamil, wanita hamil akan
mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti
sering menagis,lekas merah dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan
manifestasi dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda antara satu ibu dengan yang lain. Pada
awal kehamilan ibu beradaptasimenerima bayinya, perasaangembira bercampur dengan kekhawatiran
dan kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi akan dijalani, seorang wanita setelah
sebelumnya menjalani fase sebagai anak kemudian berubah menjadi isteri, dan sebentar lagi dia harus
bersiap menjadi ibu. Proses adaptasi ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai perasaan dan
pikirannya. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada janinnya sehingga ada rasa kekuatan akan
kehilangan bayinya atau perasaan cemas mengenai kesehatan bayinya. Ibu akan mulai berpikir
bagaimana bentuk fisik bayinya sehingga muncul”mental image” tentang gambaran bayi yang sempurna
dalam pikiran ibu seperti berkulit putih, gemuk,montok dan lain sebagainya.seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan perubahan tubuh yang dialami oleh seorang wanita juga mempengaruhi
kondisi psikologisnya, badan langsing yang dulu dimiliki berubah menjadi overweight, ketidaknyamanan
sebagai akibat dari perubahan tubuh juga kerap dirasakan.
Menjelang proses kelahiran,kecemasan seorang wanita dapat bertambah.gambaran tentang
proses persalinan yang diceritakan orang lain dapat menambah kegelisahannya.kehadiran suami dan
keluarga yang menemani selama proses berlangsung merupakan dukungan yang tidak ternilai harganya
untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan tersebut.
Setelah persalinan yang merupakan pengalaman unik yang dialami ibu, masa nifas juga
merupakan salah satu fase yang memerlukan adaptasi psikologis. Ikatan antara ibu danbayi yang sudah
lama terbentuk sebelum kelahiran akan semakin mendorong wanita untuk menjadi ibu yang
sebenarnya, inilah pentingnya rawat gadung atau rooming in pada ibu nifas agar ibu dapat leluasa
menempuhkan segala kasih sayang kepada bayinya tidak hanya dari segi fisik seperti menyusui,
mengganti popok, saja tapi juga dari segi psikologis seperti menatap, mencium,menimang sehingga
kasih sayang ibu dapat terus terjaga.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab
bertambah dengan hadirnya bayi yangbaru lahir. Doranggota keluarga lainnya merupakan dukungan
positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut.
1. fase taking in
fase taking in yaitu periode ketergantungan, periode ini berlangsung dari hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya
sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya yang dialaminya
dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang
dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan. Kurang tidur dan kelelahan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat
untuk mencegah gangguan psikologis yang mugkin dialami seperti mudah tersinggung,menagis.
Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Pada fase ini petugas
kesehatan harus menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini
dengan baik. Ibu hanya ingin didengarkan (listening skills) dan menyediakan waktu yang cukup
merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami dan keluarga sangat
diperlukan pada fase ini. Petugas kesehatan dapat menganjurkan suami dan keluarga untuk
memberikan dukungan moril dan menyediakan waktu untuk mendengarkan semua hal yang
disampaikan agar ibu dapat melewati fase ini dengan lancer.
Pemeriksaan pasca persalinan: di Indonesia, ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita
bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. bagi wanita dengan persalinan
normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun bagi wanita
dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk control seminggu kemudian.
Pemeriksaan fisik
pada pemeriksaan fisik, bidan harus melakukan pemeriksaan menyeluruh dan terutama
berfokus pada masa nifas yaitu:
1. Keadaan umum,kesadaran.
2. Tanda-tanda vital: tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
3. Payudara: pembesaran, putting susu (menonjol/mendatar, adakah nyeri dan lecet pada
putting). ASI/Kolostrum sudah keluar, adakah pembengkakan, radang atau benjolan abnormal.
4. Abdomen: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
5. Kandung kemih kosong/penuh.
6.genetali dan perineum: pengeluaran lochia (jenis, warna, jumlah, bau). Odem, peradangan,
keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan perineum, hemoroid pada
anus.
7.ekstrimitas bawah: pergerakan, gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri,
edema, homan’s sign, varises.