Você está na página 1de 15

PEMBERIAN TABLET TAMBAH

DARAH BAGI IBU HAMIL DAN


REMAJA PUTRI
No. Dokumen : 440/ /PKM/2017
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2
DITETAPKAN OLEH
KEPALA PUSKESMAS
UPTD PUSKESMAS KUTE PANANG

KUTE PANANG
I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

1. Pengertian Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) pada ibu hamil 90 tablet selama kehamilan
dan 4 tablet setiap bulannya bagi remaja putri
Mencegah Anemia Gizi besi pada ibu hamil dan sebagai persiapan kehamilan bagi
Tujuan
remaja putri
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/ /PKM/2017
1. Buku Pedoman Distribusi Tablet Tambah Darah
Referensi
2. Buku Pegangan Kader Kemenkes 2012
1.Alat :
a. Alat tulis

Prosedur
2. Bahan:
a. Tablet Fe

6. Langkah- 1.Petugas menyiapkan data jumlah sasaran ibu hamil dan sasaran remaja putri
Langkah 2.Petugas mengecek ketersediaanTablet Tambah Darah (Fe)
3.Petugas menghitung kebutuhan
4.Petugas Mengajukan kebutuhan tablet tambah darah (Fe)
5.Petugas membuat rencana distribusi
6.Petugas bekerjasama dengan pengelola obat mendistribusikan tablet tambah
darah ke bidan desa sesuai dengan kebutuhan setiap bulan
7.Petugas mencatat hasil distribusi tablet Fe bersama bidan desa setiap bulan.
8.Petugas melaporkan hasil distribusi dan pemberian tablet Fe setiap bulan
berikutnya dengan stok/sisa ke dinas kesehatan setiap tanggal 5 bulan
berikutnya.

Menghitung
Mengecek kebutuhan
Mendata Jumlah Ibu hamil
dan remaja Putri
ketersediaan
Tablet Fe

1
7. Bagan Alir

Mendistribusikan Tablet Fe Membuat rencana


dengan pengelola obat ke bides distribusi

Data Jumlah Ibu


Melaporkan hamil
hasil dan
distribusi
Mencatat hasil distribusi remajatablet
Putri Fe ke Dinkes
Tablet Fe dengan bides

8. Hal-hal yang
perlu
Melakukan pemantauan terhadap ibu hamil dan remaja putri (mengecek kadar HB)
diperhatikan
untuk mengetahui tablet Fe yang diberikan dikonsumsi atau tidak.

1. Ruang KIA. KB
2. Ruang Obat/ Apotik
9. Unit terkait 3. Puskesmas Pembantu
4. Polindes

1. Laporan Bulanan Gizi


10. Dokumen terkait

2
11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

KONSELING/ KEGIATAN KONSULTASI GIZI


BAGI PASIEN
No. Dokumen : 440/ /PKM/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS DITETAPKAN OLEH

3
KUTE PANANG KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

1. Pengertian Kegiatan konsultasi gizi dengan pasien Puskesmas yang mempunyai masalah gizi untuk
memecahkan masalah gizi yang ada.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melakukan konseling gizi di Puskesmas

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/ /PKM/2017


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
4. Referensi
2. Pedoman Pelaksanaan Pojok Gizi (POZI) di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan RI,
1997.
1.Alat :
a. Alat tulis
b. Food model
5. Prosedur
2. Bahan:
a. Brosur/ leaflet gizi

6. Langkah-langkah 1.Petugas gizi menyiapkan alat konseling gizi


2.Petugas gizi menerima rujukan dari klinik BP Umum, KIA, klinik MTBM/MTBS yang
mengalami masalah gizi atau pasien rujukan dari posyandu maupun mandiri yang mendaftar di
loket dengan masalah gizi.
3.Petugas membaca dan mencatat hasil pemeriksaan BP dari catatan medic pasien di buku register,
kemudian menganamnesa masalah gizi dan menetukan terapi diit.
4.Petugas gizi melakukan konseling gizi
5.Petugas gizi mengevaluasi edukasi gizi kepada pasien
6.Petugas gizi menentukan tindak lanjut kunjungan ulang kepada pasien

Menerima rujukan Membaca dan


7. Bagan Alir Menyiapkan alat konseling mencata hasil
dari BP umum, KIA,
gizi pemeriksaan di
klinik MTBM/MTBS
dan dari posyandu catatan medic pasien

Mengevaluasi edukasi gizi kepada Melakukan konseling Menganamnesa


pasien gizi masalah gizi dan
menentukan terapi
diit pasien

Menentukan tindak lanjut


kunjungan ulang pada
pasien

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
Melakukan terapi diit pasien dengan mengutamakan data antropometrinya.

4
1. Balai Pengobatan (BP) Umum
2. Ruang KIA
9. Unit terkait 3. Klinik MTBM/MTBS
4. Laboratorium

1. Laporan Bulanan Gizi


10. Dokumen terkait
11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

DISTRIBUSI VITAMIN A

SOP No. Dokumen : 440/ /PKM/2017


No. Revisi : 00

5
Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS DITETAPKAN OLEH


KUTE PANANG KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

Distribusi kapsul vitamin A adalah kegiatan mendistribusikan kapsul vitamin A dosis tinggi untuk
1. Pengertian
ibu nifas, balita usia 6-59 bulan kepada Posyandu, Bidan Praktek swasta (BPS) dan Rumah Sakit
Bersalian (RSB) sesuai dengan sasaran dan balita dengan masalah kekurangan Vitamin A (KVA).
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melaksanakan distribusi kapsul vitamin
2. Tujuan
A di wilayah kerja UPT Puskesmas Kute Panang.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/ /PKM/2017


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
4. Referensi Masyarakat.
2. Depkes RI Vitamin A untuk Kesehatan Anda. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta. 1999
1.Alat :
a. Alat tulis
5. Prosedur
2. Bahan:
a. Kapsul Vitamin A biru/ merah

6. Langkah-langkah 1.Petugas gizi mendata sasaran kapsul vitamin A dari posyandu, kapsul vitamin A biru untuk bayi
usia 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah untuk balita usia 12-59 bulan.
2.Petugas gizi mendata jumlah sasaran ibu nifas dari BPS, Rumah Sakit dan bagian obat
Puskesmas.
3.Petugas gizi merekap kebutuhan kapsul vitamin A
4.Petugas gizi menyediakan kapsul vitamin A dan mendistribusikan ke Posyandu, BPS dan RSB
dan bagian obat Puskesmas.
5.Kader Posyandu, BPS dan RSB melaporkan hasil distribusi kapsul vitamin A ke Puskesmas
6.Petugas gizi melaporkan hasil distribusi kapsul Vit. A ke Dinkes Kab. Aceh Tengah
7.Petugas gizi mengevaluasi kegiatan
8.Petugas gizi melakukan tindak lanjut

Mendata sasaran balita Mendata sasaran ibu Merekap kebutuhan


7. Bagan Alir untuk Vit. A biru dan nifas kapsul Vit. A
merah

Laporan hasil distribusi dari kader Melakukan distribusi Menyediakan Kapsul


Posyandu, BPS dan RSB vit.A Vit. A

Mengevaluasi kegiatan &


Laporan hasil
melakukan tindak lanjut
distribusi vit. A
Puskesmas ke Dinkes

6
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
Memastikan bahwa distribusi Vit. A dari Posyandu benar sampai kesasaran balita

1. Posyandu
2. Bidan Praktek Swasta (BPS)
9. Unit terkait 3. Rumah Sakit Bersalin
4. Bagian Obat Puskesmas

1. Laporan Bulanan Gizi


10. Dokumen terkait
11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

7
PEMANTAUAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM

No. Dokumen : 440/ /PKM/2017


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS DITETAPKAN OLEH
KUTE PANANG KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

1. Pengertian Kegiatan pengecekan kandungan iodium dalam garam yang dikonsumsi ditingkat rumah tangga
oleh kader
Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi
2. Tujuan
syarat di masyarakat.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/ /PKM/2017

8
1. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium di Tingkat Masyarakat, Kemenkes, RI
4. Referensi
2011
1.Alat :
a. Formulir pemantauan garam beryodium
5. Prosedur 2. Bahan:
a. Iodine test

6. Langkah-langkah 1.Petugas melaksanakan koordinasi dengan kader posyandu berkaitan dengan kegiatan pemantauan
garam beryodium dalam rakor bulan sebelumnya.
2.Petugas menentukan wilayah posyandu sebagai sampel untuk penetesan garam yang dikonsumsi
masyarakat.
3.Petugas menerima laporan hasil pementauan garam dari kader.
4.Petugas merekap dan melaporkan hasil kegiatan pemantauan garam beryodium ke Dinkes Kab.
Aceh Tengah.

7. Bagan Alir
Koordinasi dengan Penentuan wilayah Pelaksanaan kegiatan
kader posyandu posyandu pemantauan garam
beryodium

Laporan hasil kegiatan ke


Rekap Laporan Laporan hasil
Dinkes
kegiatan dari kader

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan Pengecekan tanggal kadaluarsa iodine test

1. Posyandu
9. Unit terkait

1. Laporan Bulanan Gizi tentang Konsumsi garam beryodium Rumah Tangga


10. Dokumen terkait
11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

9
PELACAKAN KASUS GIZI BURUK

No. Dokumen : 440/ /PKM/2017


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS DITETAPKAN OLEH
KUTE PANANG KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

1. Pengertian Rangkaian kegiatan penyelidikan dan investigasi terhadap faktor resiko terjadinya gizi buruk dan
penemuan kasus balita gizi buruk lainnya disuatu wilayah tertentu.
1. Ditemukannya kasus baru balita gizi buruk untuk dapat ditangani secara cepat, tepat dan
konprehensif.
2. Tujuan 2. Teridentifikasinya factor resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan informasi bagi sector
terkait dalam penentuan intervensi.
3. Ditetatpkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara komprehensif.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 440/ /PKM/2017

10
1. Buku Pedoman Asuhan Gizi Terstandar, Kemenkes 2014.
4. Referensi 2. Buku Pedoman Penanganan dan pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk, Depkes RI, 2009.
3. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012.
Alat & Bahan :
a. Alat Antophometri
5. Prosedur b. Instrumen form Pelacakan Gizi Buruk/ Rekam Jejak
c. Alat tulis

6. Langkah-langkah 1.Petugas mempelajari dan mengklarifikasi laporan balita gizi buruk


2.Petugas mengunjungi balita gizi buruk bersama dengan dokter dan petugas surveilans untuk
melakukan anamnesa terkait status gizi buruk.
3.Hasil asesmen gizi ditulis di dalam rekam jejak dan form pelacakan kasus balita gizi buruk.
4.Petugas melakukan rencana tindak lanjut

7. Bagan Alir

Kunjungan balita gizi Pengukuran


Klarifikasi laporan gizi
buruk antropometri dan
buruk
anamnesa gizi

Rencana tindak lanjut Pencatatan dan


pelaporan

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan Melakukan asesmen gizi terhadap hasil data antrophometri dan anamnesa gizi pasien dengan
melakukan kunjungan ulang

1. Bidan Desa
2. Petugas Surveilans
9. Unit terkait 3. Dokter Puskesmas
4. Kader Posyandu

1. Laporan Bulanan Gizi


10. Dokumen terkait
11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

11
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)
PEMULIHAN BAGI IBU HAMIL KEK
No. Dokumen : 440/ /PKM/2017
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS DITETAPKAN OLEH
KUTE PANANG KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

1. Pengertian Makanan tambahan yang diberikan kepada bayi/ balita gizi buruk, ibu hamil KEK/ anemia, yang
penatalaksanaanya dilakukan di tingkat Puskesmas
Sebagai pedoman petugas dalam penatalaksanaan PMT Pemulihan Bagi ibu hamil KEK dan atau
2. Tujuan
anemia

3. Kebijakan
1. Paduan Pnyelenggaraan PMT Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK, Ditjen
4. Referensi Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Kemenkes RI, 2012.

12
1.Persiapan :

- Petugas melaksanakan sosialisasi PMT kepada kader Posyandu


- Petugas Gizi bersama dengan Kapus, TU, Bendahara, Bidan dan petugas terkait melakukan
koordinasi pelaksanaan PMT untuk menentukan waktu, jenis PMT Pemulihan dan teknis
5. Prosedur
pelaksanaan PMT Pemulihan.
- Petugas menentukan data sasaran dengan melihat data LILA dan HB Ibu Hamil ( LILA <23,5cm
dan HB < 11 gr/dl) berdasarkan register ibu hamil dan kohort ibu hamil.
- Petugas merencanakan menu PMT.
- Petugas melakukan pembelian bahan PMT

6. Langkah-langkah 1.Petugas memberikan PMT dalam waktu 90 hari dan didistribusikan kepada sasaran dalam 9 tahap
yang dilakukan setiap 10 hari sekali.
2.Petugas melakukan pengukuran antropometri, LILA dan pemeriksaan Hemaglobin pada ibu hamil
saat pendistribusian PMT pertama.
3.Petugas melakukan pemantauan setiap 30 hari, 60 hari dan 90 hari pemberian PMT dengan
mengukur ulang ibu hamil dan pemeriksaan HB.
4.Petugas melakukan evaluasi
5.Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan.

7. Bagan Alir
Pengukuran
Pembelian PMT Distribusi PMT ke antropometri dan
sasaran pemeriksaan HB
tahap pertama

Pencatatan dan Melakukan Evaluasi Pemantauan ulang


pelaporan setiap bulan selama
3 bulan berturut

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
Memastikan PMT dikonsumsi pada sasaran yang tepat saat melakukan kunjungan ulang

1. Unit KIA/KB
2. Bagian Bendahara pembelian Umum
9. Unit terkait 3. Laboratorium

1. Laporan Bulanan Gizi


10. Dokumen terkait
11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

13
PENGELOLAAN KEUANGAN DANA KAPITASI JKN

No. Dokumen : 440/ /PKM/2017


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 10/10/2017
Halaman : 1/2
UPTD PUSKESMAS DITETAPKAN OLEH
KUTE PANANG KEPALA PUSKESMAS
KUTE PANANG

I H W A N D I, SKM
NIP. 19790920 200504 1 002

Staff/ Petugas Puskesmas yang ditunjuk dengan SK Bupati/ Walikota dalam rangka menjalankan
1. Pengertian aktifitas keuangan berupa belanja, penerimaan, dan pelaporan keuangan Dana Kapitasi JKN sesuai
aturan yang berlaku.
2. Tujuan Sebagai panduan untuk menjalankan pengelolaan keuangan dana kapitasi JKN Puskesmas

3. Kebijakan
Surat Edaran mengadri No. 900/2280/SJ Panduan Pembukuan Anggaran Dana Kapitasi JKN
4. Referensi

14
1. Alat dan bahan :
- Alat tulis
5. Prosedur
- Kwitansi pembelian
- Kwitansi pajak dan Zakat
6. Langkah-langkah 1.Bendahara menerima dana transfer Masuk Kapitasi JKN setiap bulan sebelum tanggal 15 bulan
bersangkutan.
2.Bendahara kapitasi JKN merencanakan belanja pada bulan tersebut dengan melihat pada
anggaran Kas Bulan bersangkutan.
3.Bendahara kapitasi JKN bersama Kepala Puskesmas (Bisa diganti dengan surat kuasa jika
berhalangan) mengambil uang dibank sesuai dengan dana belanja di anggaran kas bulan
tersebut.
4.Bendahara kapitasi JKN membelanjakan dan melaksanakan pemungutan pajak pada rekanan,
pembelanjaan disesuaikan dengan rincian belanja pada anggaran kas bulan tersebut.
5.Barang yang sudah dibelanjakan diserahkan kepada Bendahara Non Medis untuk dilakukan
pengecekan kemudian diserahkan kepada Pelaksana Stok Barang untuk dilakukan
penyimpanan.
6.Bendahara Kapitasi JKN membuat laporan keuangan atas belanja yang sudah dilakukan.
7.Pada akhir bulan bendahara kapitasi JKN membuat laporan keuangan atas realisasi dana, SPTJ,
sisa saldo kas bank maupun kas tunai, laporan monev fisik dan keuangan kepada Dinas
Kesehatan.

7. Bagan Alir
Dana kapitasi JKN Pengambilan uang
Rencana belanja
dibank
bulanan

Penyerahan barang ke Penyerahan barang Pembelian dan


Bendahara Barang ke Bendahara Non pembayaran pajak
Medis

Pembuatan Buku Kas/


Pembuatan Laporan
SPTJ/ realisasi dana
keuangan (kwitansi)

8. Hal-hal yang perlu


1. Penyesuaian jumlah saldo akhir buku kas/ realisasi dana/ SPTJ dengan rekening Bank akhir
diperhatikan
bulan.
2. Pembayarana pajak bulanan untuk Pajak pembelian barang dan jasa

1. Unit Admin
9. Unit terkait 2. Unit Mutu

1. Buku Kas Umum


2. Laporan Berita Acara Pemeriksaan
10. Dokumen terkait
3. Register Kas

11.Rekaman historis
Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

15

Você também pode gostar