Você está na página 1de 25

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Diare adalah keadaan kekerapan dan keenceran buang air besar dimana
frekuensinya lebih dari tiga kaliper hari dan banyaknya lebih dari 200–250 gram
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar konsistensi encer/cair dan
perut terasa mules ingin buang air besar. Dikatakan diare bila frekuensi buang air besar
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer.(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2001,
hal 91).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja encer atau cair.(Suriadi,
2001, hal : 84).
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Saluran Pencernaan terdiri atas :
a. Mulut
Pada rongga mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar saliva. Mulut berfungsi untuk
mengunya makanan. Ingesti dimulai di dalam mulut dimana terjadi refleks mengisap
dan pengontrolan gerakan mulut dan lidah yang memungkinkan untuk mengunyah
makanan. Pencernaan di mulut dimulai oleh Ptyalin yaitu enzim yang dikeluarkan
oleh kelenjar saliva untuk membasahi dalam metabolisme makanan.
b. Esofagus
Esofagus adalah sebuah lubang tabung berotot yang panjangnya 20 s.d 25 cm, dimulai
dari faring sampai dengan pintu masuk cardiac lambung. makanan berjalan dalam
esofagus karena peristaltik, lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan
di belakang makanan berkonsentrasi, maka gelombang peristaltik mengantarkan bola
makanan ke lambung.
c. Lambung
Terletak di bawah diafragma, di depan pankreas dan limpa menempel pada sebelah jiri
fundus.
Lambung terdiri atas empat lapisan :
1.) Lapisan peritoneal luas yang merupakan lapisan serosa.
2.) Lapisan berotot, yang terdiri dari 3 lapisan :
a.) Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus.
b.) Serabut sirkuler, yang paling tebal dan terletak di Pylorus serta membentuk
otot spinkter (berada di bawah lapisan pertama).
c.) Serabut oblik, terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari
orifisium kardiak kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor.
3.) Lapisan submukosa, terdiri dari atas jaringan alveolar berisi pembuluh darah dan
saluran limfe.
4.) Lapisan mukosa, terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas banyak kerutan
atau rugae, akan hilang apabila organ itu mengembang karena berisi makanan.
Lambung adalah organ yang dapat mengembang, dimana lambung ini berfungsi
sebagai tempat menampung/menyimpan sebagian makanan yang sudah dicerna,
mencairkan makanan, mengabsorbsi cairan (air dan alkohol serta mengeluarkan
hormon tambahan dan enzim untuk pencernaan. Pengaturan sekresi lambung dapat
dibagi menjadi tiga fase yaitu :
1.) Fase sefal :
Terjadi karena melihat, mencium dan memikirkan atau merasakan makanan
sehingga menimbulkan sekresi lambung.
2.) Fase gasterik dan fase hormonal :
Terjadi bila makanan mencapai natrum dan kemudian dibawa oleh darah ke
kelenjar gasteric menyebabkan sekresi.
3.) Fase intestinal :
Terjadi bila makanan masuk duodenum dan menyebabkan lambung mengeksresi
getah lambung dalam jumlah sedikit.
d. Usus halus
Usus halus adalah lambung yang panjangnya kurang lebih dari 2,5 meter terletak di
daerah umbikulut dan dikelilingi oleh usus besar, usus halus terdiri dari beberapa
bagian yaitu : duodenum, yeyenum, dan ilenum. Usus halus mempunyai dua funsgi
yaitu pencernaan dan absorbsi. Proses pencernaan di dalam duodenum terutama oleh
kerja enzim-enzim pankras yang menghidrolisis karbohidrat, lemak dan protein serta
zat-zat yang lebih sederhana, adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu
menetralkan asam dan memberi pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu
dari hati membantu proses pencernaan lemak. Disempurnakan oleh sejumlah enzim
merupakan dalam getah usus, banyak diantara enzim-enzim ini terdapatpada Brush
Border Vili dan mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorbsi.
Absorbsi adalah pemindahan hasi-hasil akhir dari pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam amino), melalui
diding usus ke sirkulasi darah dan limfe. Vitamin juga diabsorbsi. Absorbsi berbagai
zat berlangsung dengan mekanisme transport aktifdan fasif yang sebagian besar
kurang dimengerti besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi dalam duodenum dan
untuk diabsorbsinya memerlukan vitamin D.
Vitamin yang larut dalam lemah (A, D, E, dan K) diabsorbsi dalam duodenum
dan memerlukan garam-garam emped. Asam polat dan vitamin-vitamin lain yang larut
dalam air juga diabsorbsi dalam duodenum. Absorbsi gula dan asam-asam amino dan
lemak sebagian besar diselesaikan menjelang khimus mencapai jejenum. Absorbsi
vitamin B-12 berlangsung pada ileum terminal melalui mekanisme transport khusus
yang memerlukan faktor intrinsik lambung.
e. Usus besar
Panjangnya kurang lebih 1,5, meter merupakan sambungan dari usus halus dimulai
dari katub ileokolik dan atau ileosekal (tempat sisa makanan lewat) kolon sebagian
kantong yang mekar dan terdapat appendix vermiformis atau umbai cacing. Appendix
juga terdiri dari empat lapisan dinding yang sama seperti usus lainnya, hanya lapisan
submukosanya yang berisi sejumlah besar jaringan limfe.
Usus besar mempunyai fungsi yang paling penting adalah mengabsorbsi air dan
elektrolit yang sudah hampir lengkap pada kolon. Kolon sigmoid berfungsi sebagai
reservoir yang menampung massa faeces yang sudah dehidrasi sampai defekasi
berlangsung
C. ETIOLOGI

Faktor Infeksi
a. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.
b. Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella, Compilobacter,
Yersenia dan Acromonas.
c. Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno virus,
Rota virus dan Astrovirus.
d. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
e. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan, sepertiOtitis
Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan
anak dibawah 2 tahun.

Bukan faktor infeksi


f. Alergi makanan : susu dan protein.
g. Gangguan metabolik atau malabsorbsi.
h. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
i. Obat-obatan seperti antibiotik.
j. Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis.
k. Faktor psikologis : rasa tahut dan cemas.
l. Obstruksi usus.
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare :
(Ngastiyay, 1997)
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga menyebabkan pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga terjadi diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal : oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terjadi peningkatan isi usus.
3. Gangguan metabolisme usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan
diare pula.
Patogenesis diare akut :
1.) Masuknya zat renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung
2.) Jazad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus.
3.) Oleh jazad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
4.) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare
Patogenesisi diare kronik :
Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkan adalah infeksi bakteri,
parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain. Muntah dapat terjadi sebelum dan
sesudah diare disebabkan lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam basah dan elektrolit. Bila penderita banyak kehilangan cairan
elektrolit maka gejala dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit kurang,
mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, bibir serta kulit tampak kering, urine
berkurang atau hilang.
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia da
sebagainya)
b. Gangguan gizi sebagai akibat dari kelaparan (masukan makan kurang,
pengeluaran bertambah/berlebihan)
c. Hypokalemia
d. Gangguan sirkulasi darah
Kondisi patologis dapat terjadi dalam tiga cara :
a. Patogen yang mempunyai toksin (toksigenic) seperti shigella da E coli yang masuk ke
dalam usus halus dan mengeluarkan toksin yang aktif pada usus halus sehingga
mengakibatkan peradangan lokal dan menyebabkan pengeluaran elektrolit secara
cepat.
b. Invasi patogen (menyusup) seperti shigella campylo bakteri, E. coli menerobos usus
halus dan usus besar menyebabkan kerusakan sel nekrosis dan kemungkinan ulserosa.
Faeces yang keluar saat diare sering berisi leucosit dan eritrosit
c. Beberapa apatogen seperti Rotavirus menyerang mukosa epitel tanpa penyusupan,
kemudian merusak sel-sel vili usus, menyebabkan absorbsi elektrolit terlambat dan
mempunyai potensi untuk terjadinya ketidakseimbangan elektrolit. Pengaruh dari
kondisi usus yang sudah terserang virus, meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit ke
dalam intestinal. Hal ini mengakibatkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit
yang terjadi secara cepat dan kegagalan sirkulasi sehingga menyebabkan syok dan
berakhir dengan kematian

Tabel 1. Kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi


pada umur 2 – 5 tahun
Derajat Dehidraasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
Berat 80 80 25 125
Sumber : Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, EGC, 1997.
Tabel 2. Kehilangan cairan dehidrasi berat menurut
berat badan pasien dan umur
Berat Badan Umur PWL* NWL** CWL*** Jumlah
0 – 3 kg 0 – 1 bulan 150 125 25 300
3 – 10 kg 1 – 2 bulan 125 100 25 250
10 – 15 kg 2 – 5 bulan 10 80 25 205
15 – 25 kg 5 – 10 bulan 80 25 25 130
Sumber : Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, EGC, 1997
Keterangan :
*PWL : Previus water loose (ml kg) (cairan yang hilang karena muntah.
**NWL : Normal water loose (ml kg) (cairan yang hilang karena urine, penguapan
kulit, pernafasan).
***CWL : Concomitent water loose (ml kg) (cairan yang hilang karena diare dan
muntah-muntah terus).
Tabel 3, Skor Maurice king
Skor 0 1 2
Keadaan umum Normal Gelisah apatis, rewel, Soporous,
ngantuk koma, syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit berkurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Cekung
Ubun-bun Normal Sedikit cekung Cekung
Mulut Normal Kering Kering
Denyut nadi Kuat 120/mn Sedang 120 – 140/mnt Lemah 140/mnt
Sumber : Asuhan Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga, Pusdiknakes Depkes
RI, 1993 (KDT)
Penilaian : Dehidrasi ringan : skor 0 – 2
Dehidrasi sedang : skor 3 – 6
Dehidrasi berat : skor 7 – 12

E. TANDA DAN GEJALA


Gejala klinik yang timbul tergantung dari intensitas dan tipe diare, namun secara umum
tanda dan gejala yang sering terjadi adalah :
a. Sering buang air besar lebih dari 3 kali dan dengan jumlah 200 – 250 gr
b. Anorexia
c. Vomiting
d. Feces encer dan terjadi perubahan warna dalam beberapa hari
e. Terjadi perubahan tingkah laku seperti rewel, iritabel, lemah, pucat, konvulsi, flasiddity
dan merasa nyeri pada saat buang air besar
f. Respirasi cepat dan dalam
g. Kehilangan cairan/dehidrasi dimana jumlah urine menurun, turgor kulit jelek, kulit kering,
terdapat fontanel dan mata yang cekung serta terjadi penurunan tekanan darah
F. KLASIFIKASI
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1977) :
1. Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume cairan yang
hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume cairan yang
hilang kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume cairan
yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.
G. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, perubahan EKG)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia (hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan EKG)
d. Hipoglikemia
e. Intolerance sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi enzim laktase
f. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik
H. PENATALAKSANAAN
Dasar-dasar penatalaksanaan diare pada anak adalah : (5 D)
1. Dehidrasi.
2. Diagnosis.
3. Diet.
4. Defisiensi disakarida
5. Drugs
Pada dehidrasi ringan diberikan :
a. Oralit + cairan
b. ASI/susu yang sesuai
c. Antibiotika (hanya kalau perlu saja)
Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan :
a. Seperti pengobatan dehidrasi ringan
b. Bila tidak minum ASI :
1. Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3 penuh ditambah oralit.
2. Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur dan seterusnya
selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru dimulai lagi secara
realimentasi setalh makan nasi.
Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS.
Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan elektrolit
yang bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah terjadinya dehidrasi berat,
sedangkan antibiotika atau obat lain hanya diberikan bila ada indikasi yang jelas.
Spasmolitika dan obstipansia pada diare tidak diberikan karena tidak bermanfaat bahkan
dapat memberatkan penyakit
I. PENCEGAHAN
Mengingat bahwa penularan penyakit ini melalui 4 F “Finger, Feces, Food, dan Fly”,
maka penyuluhan yang penting adalah :
a. Kebersihan perorangan pada anak, mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis
bermain memakai alas kaki jika bermain di tanah.
b. Membiasakan anak buang air besar di jamban dan jamban harus selalu bersih agar
tidak ada lalat.
c. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
d. Makanan harus selalu tertutup.
e. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak
membeli makanan yang dijajakan terbuka.
f. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang berjangkit penyakit diare selain air
harus yang bersih juga perlu dimasak mendidih lebih lama.
(Ngastiyah, 1997).
ASUHAN KEPERAWATA PADA KLIEN AN ”A” DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN DIARE DI RUANG PERAWATAN BULAN PUSKESMAS BARING
KABUPATEN PANGKEP
Tanggal Masuk : 25/05/2012
Tanggal Pengkajian : 26/05/2012

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas anak
Nama : An. A
Umur : 3 tahun
Jeniskelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Amputtang Desa Baring Kab. Pangkep
b. Identitas penanggung
Nama ayah : Tn. A
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Namaibu : Ny. I
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Amputtang Desa Baring Kab. Pangkep
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Bab 5 kali/24 jam dengan konsistensi encer
b. Riwayat keluhan utama : Keluhan ini dialami sejak satu hari yang lalu, klien buang
air besar 5 kali/24 jam, tinja encer, tidak ada mual dan
muntah satu kali.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi

3034 34
33

3
9

Keterangan :
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Tinggal serumah
: Sudah meninggal

Keterangan genogram :
- Generasi I : nenek klien meninggal karena Diabetes Mellitus dan kakek klien
meninggal karena stroke
- Generasi II : tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
- Generasi III : Anak kedua menderita diare, dan tidak ada yang menderita
penyakit yang sama.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan
1.) Prenatal
- Tidak ada keluhan sewaktu hamil.
- Tempat periksa kehamilan Puskesmas
- Frekuensi periksa kehamilan sebanyak 6 kali
- Therapi : Kalk
Vitamin b kompleks
SF
2.) Natal
- Tempat partus di Puskesmas
- Bayi lahir spontan langsung menangis
- Tidak ada riwayat trauma
3.) Post natal
- Keadaan ibu baik
- Keadaan anak baik
e. Riwayat pertumbuhan
1.) Berat badan lahir : 3100 gram
2.) Panjang badan lahir : 50 cm
3.) Lingkar kepala : -
4.) Lingkar badan : ibu lupa
5.) Lingkar dada : -
6.) Pertumbuhan gigi usia : 7 bulan
7.) Jumlah gigi : 2 buah
f. Riwayat perkembangan
1.) Miring usia : 2 bulan
2.) Tengkurap usia : 3 bulan
3.) Duduk usia : 5 bulan
4.) Merangkak usia : 8 bulan
5.) Berdiri dengan berpegangan: 9 bulan
6.) Berjalan sendiri : 12 bulan
7.) Berlari/melompat : 17 bulan
g. Nutrisi
1.) 0 – 3 bulan : ASI
2.) 3 – 6 bulan : Asi + susu formula + bubursusu + buah
3.) 6 – 12 bulan : Asi + susu formula + nasilunak + buah.
h. Imunisasi
1.) BCG : Usia satu bulan sebanyak 1 kali
2.) DPT : Usia satu bulan sebanyak 3 kali berturut-turut setiap
bulan.
3.) Polio : Usia satu bulan sebanyak 3 kali berturut-turut setiap
bulan.
4.) Campak : Usia sembilan bulan sebanyak satu kali.
5.) Hepatitis : Usia satu bulan sebanyak 3 kali berturu-turut setiap
bulan.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Lemah
b. Tanda-tanda vital :
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 390 C
Pernafasan : 25 x/menit
c. TB : tidak diukur karena klien menolak, BB : 16,0 kg
d. Kepala
Inspeksi
- Pertumbuhan rambut merata
Rambut tidak mudah dicabut
e. Muka
- Tidak tampak adanya luka
- Tidak tampak adanya edema
f. Mata
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
Inspeksi
- Konjungtiva sedikit pucat
- Sklera tidak ada ikterus
- Palpebra tidak oedema
- Refleks pupil terhadap cahaya positif
- Pupil isokor
g. Hidung
Inspeksi
- Simetris kiri dan kanan
- Tidak Nampak adanya peradangan
- Tidak tampak adanya secret atau kotoran
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak teraba adanya massa/benjolan
h. Mulut
- Kebersihan mulut baik, tidak berbau
- Gusi tidak meradang
- Pertumbuhan gigi merata
- Tidak ada caries

- Bibir kering

i. Telinga
Inspeksi
- Simetris kiri dan kanan
- Tidak ada sumbatan serumen
- Tidak ada peradangan.
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada massa/benjolan
j. Leher
Inspeksi
- Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid
- Tidak ada peningkatan vena jugularis
Palpasi
- Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
- Tidak ada nyeri tekan
k. Thorax
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
Inspeksi
- Simetris kiri dan kanan
Perkusi
- Bunyi pekak
Auskultasi
- Bunyi nafas vesikuler
l. Jantung
Perkusi
- Pekak
Auskultasi
- BJ I terdengar pada ICS 4 linea sternalis kiri dan pada ICS 5 midclavicula kiri.
- BJ II terdengar pada ICS 2 linea media sternal kanan dan pada ICS 2 – 3 pada
midclavicula kiri
m. Abdomen
Inspeksi
- Permukaan abdomen sedikit cembung ikut gerakan nafas
- Tidak tampak adanya kelainan pada kulit
Palpasi
- Ada nyeri tekan
- Tidak teraba adanya pembesaran hepar
- Tidak teraba adanya pembesaran limfe
Perkusi
- Tymphani
Auskultasi
- Peristaltik 40 x/menit
n. Muskuloskeletal
Ekstremitas :
- Tidak ada kekakuan otot
- Akral teraba dingin
- Refleks fisiologis
- Refleks biceps (+)
- Refleks triceps (+)
- Refleks archiles (+)
- Refleks patologis
- Refleks babynski (-)
o. Integumen
Inspeksi
- Keadaan kulit lembab
Palpasi
- Turgor kulit sedikit berkurang
p. Genetalia dan anus
- Kebersihan genetalia dan anus baik
- Tidak ada lecet dan kemerahan
q. Pola interaksi sosial
- Klien mudah mendapat teman
- Klien mau berinteraksi dengan tenaga kesehatan
r. Status sosial
- Keadaan rumah dan lingkungan tenang
- Status rumah pribadi
- Tidak banjir bila musim hujan
- Jumlah orang dalam rumah 4 orang
s. Keadaan psikologik orang tua dan anak
Orang tua :
- Ibu klien mengatakan anaknya dibawa ke Puskesmas karena diare (BAB 5 kali)
dan demam
- Ibu klien mengatakan cemas dengan keadaan anaknya
- Ibu klien berharap anaknya cepat sembuh
Anak :
- Klien mengatakan dia dibawa ke RS karena diare dan demam
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh
4. Pola kegiatan sehari-hari
a. Nutrisi
- Nafsu makan baik
- Makanan yang disukai bakso dan ayam goreng
- Alat makan yang dipakai piring makan
- Alat minum yang dipakai gelas
- Minuman yang disukai susu coklat
Perubahan selama sakit
- Klien tidak boleh makan bakso dan minum susu coklat
b. Personal hygiene
- Mandi 2 kali sehari (pagi dan sore)
- Gosokgigi 2 kali sehari (setiap selesai makan)
Perubahan selama sakit
- Klien hanya diwaslap sekali sehari
c. Eliminasi
BAB
- 1 x perhari (tidak teratur)
- Konsistensi lembek
Perubahan selama sakit
- Bab 4 – 6 kali/24 jam
- Konsistensicair/encer
BAK
- 4 – 6 kali/hari
- Warna kuning
- Bau pesing
Perubahan selama sakit
- BAK 3 – 4 kali/24 jam
- Warna kuning
- Bau pesing
d. Istirahat tidur
- Tidur malam jam 21.00 wita bangun jam 06.00
- Posisi waktu tidur miring
- Klien kadang terbangun tengah malam (satu kali)
- Tidursiang jam 15.00 bangun jam 16.00
Perubahan selama sakit :
- Jam tidur tidak teratur dan klien kadang terbangun
5. Kegiatan keagamaan
Klien beragama islam
6. Perawatan/pengobatan
- Perawatan
- Diet lunak
- Banyak minum
- Makan sedikit-sedikit tapi sering
- Pengobatan
- Infus RL 20 tts/mnt/mikrodrips
- Cotrimoxazole syrup 3 x 1 sendok makan
- Puyer 3 x 1 1 bungkus
- Paracetamol syr 3x1 sendok makan
- Oralit
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBYEKTIF
- Ibu klien mengatakan anaknya BAB 5 kali/24 jam dan konsistensi encer/cair.
- Ibu klien mengatakan anaknya demam.
- Ibu klien berharap anaknya cepat sembuh.
- Ibu klien sering bertanya tentang penyakit anaknya.

DATA OBYEKTIF
- KU Nampak lemah.
- Mata cekung
- Bibir kering
- Turgor kulit sedikit berkurang
- Akral teraba dingin
- Ekspresi wajah ibu Nampak cemas.
- Tanda-tanda vital :
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 390 C
Pernafasan : 25 x/menit
Peristaltik : 40 x/menit

ANALISA DATA
No Data Etiologi DiagnosaKeperawatan
1. DS : Kuman penyebab diare Gangguan kesei-
- Ibu klien mengatakan  mbangan cairan tubuh.
anaknya bab 5 kali dan Masuk kedalam saluran
konsistensi encer/cair. pencernaan
DO : 
- Bab x/24 jamdanperis- Berkembangbiak di dalam
taltik 40 x/menit. usushalus
- Tanda-tanda vital 
N : 120 x/menit Melepaskan toksin
P : 25 x/menit 
0
S : 39 C Hypersekresi
- KU lemah

- Mata cekung
Diare
- Bibir kering

Gangguan keseimbangan
cairan tubuh
No Data Etiologi Diagnose Keperawatan
2. DS : Bakteri masuk kedalam Hipertermi
- Ibu klien mengatakan intestinal
anaknya demam. 
DO : Bakteri berkembangbiak
- Anak demam. 
- Suhu 390 C Mengeluarkan toksin
- Tanda-tanda vital : 
N : 120 x/menit Reaksi antigen dan anti body
P : 24 x/menit 
Merangsang thalamus bagian
thermoregulator

Hypertermi
3. DS : Perubahan status kesehatan Kecemasan orang tua
- Ibukliensering 
bertanya tentang Koping in adaktif
penyakit anaknya. 
- Ibuklien berharap Cemas
anak-nya cepat
sembuh.
DO :
- Wajah ibu
Nampakcemas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan tubuh berhubungan dengan out put berlebihan


2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan anaknya
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NamaPasien :An. A Ruang :perawatan Bulan PKM Baring


IntervensiKeperawatan
No DiagnosaKeperawatan
TujuandanKriteriaHasil Intervensi Rasional
1. Gangguan keseimbangan Kebutuhan cairan terpenuhi 1. Kaji tanda – tanda vital 1. Dengan mengkaji tanda vital
cairan tubuh dengan kriteria : dapat mengetahui per-
berhubungan dengan out - BAB 1 kali / 24 jam kembangan keadaan umum
put berlebihan yang - Peristaltikbiasa klien
ditandai dengan : - KU baik 2. Monitor intake dan output 2. Mengetahui kebu-tuhan
DS : - Mata tidakcekung cairan tubuh
- Ibu klien mengatakan - Tanda – tanda vital 3. Beri cairan paren-teral sesuai 3. Mengimbangi kebutuhan
anaknya bab 5 kali/24 N : 90 -100 x/menit indikasi cairan
jam dengan S : 36,5 – 37 0 C 4. Anjurkan banyak minum 4. Untuk mengimbangi intake
konsistensi encer. P : 18 – 20 x/m dan out put
DO : 5. Kolaborasi pemberian terapi 5. Dapat mengurangi lama dan
- Bab 6 kali/24 jam antibiotik volume diare.
- Peristaltik 40 x/menit
- KU lemah
- Mata cekung
- Tanda-tanda vital :
N : 120x/menit
S : 390 C
P : 24 x/menit
Bibirkering
2. Hipertermi berhubungan Hipertermi teratasi dengan 1. Pantau suhu tubuh. 1. Mengetahui perkembangan
dengan proses infeksi, kriteria : suhu tubuh klien.
ditandai dengan : - Anaktidak de-mam 2. Beri kompres hangat 2. Sebagai vasodilatasi sehingga
DS : - S : 36,5 – 370 C suhu tubuh menurun.
- Ibu klien mengatakan - KU baik 3. Kolaborasi pemberian terapi 3. Memblokir rangsangan suhu
anaknya demam. antipiretik. sehingga panas tidak diper-
DO : sepsikan
- Anak demam.
- KU lemah.
- Suhu 390 C
- Nadi120 x/menit
- Pernafasan 24 x.menit
3. Kecemasan orang tua Cemas hilang/berku-rang 1. Beri kesempatan ibu klien untuk 1. Ungkapan perasaan ibu klien
berhubungan dengan dengan kriteria: me-ngungkapkan perasaannya dapat me-ngurangi beban
perubahan status - Ibu klien dapat me-ngerti 2. Jelaskan kondisi anak dan alas kecemasan
kesehatan anaknya, tentang pe-nyakit anaknya. an pe-ngobatan dan perawatan.
ditandai dengan : - Wajah ibu tampak rileks 3. Jelaskan setiap prosedur yang 2. Menambah pengetahuan ibu
DS : akan di-lakukan pada anaknya klien tentang pengobatan
- Ibu klien sering 4. Libatkan ibu klien dalam serta cara perawatan anaknya
bertanya tentang perawatan anaknya. 3. Agar ibu klien mengerti
penyakit anaknya. tentang tin-dakan perawatan
- Ibu klien berharap yang dilakukan pada anaknya
agar anaknya cepat 4. Agar ibu klien mengerti dan
sembuh. dapat member pertolo-ngan
DO : pada anak bila hal itu terjadi
Wajah ibu nampak cemas lagi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NamaPasien :An “A” Ruang :Bulan PKM Baring
Hari /
No Diagnosa Keperawatan ImplementasiKeperawatan EvaluasiKeperawatan
Tanggal
1. Gangguan keseimbangan cairan Sabtu, Tgl. 1. Mengukur tanda vital : Tgl. 26/05/2012
tubuh berhubungan dengan out put 26/05/2012 Hasil : Jam 14.00
berlebihan Jam 11.00 N : 120 x/menit S: Ibu klien mengatakan anaknya
S : 390 C ma-sih bab 2 kali dan encer
P : 24 x/menit O: BAB 2 kali
2. Mencatat intake output KU lemah
Hasil : Intake : Mata cekung

Makan ½ porsi TTV :


T : 90/65 mm Hg
Minum 1 gelas
S : 38,50 C
Infus 1500 ml
A: Masalah belum teratasi.
Output :
Jam 11.20 P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4,
BAB : 480 ml
11.30 5.
BAK : 50 ml
IWL : 784 ml
3. Beri cairan parenteral sesuai indikasi
11.35
Hasil : Pemasangan Infus RL 20
tts/mnt/mikrodrips
4. Menganjurkan banyak minum
Hasil : klien minum banyak terutama setiap
selesai bab 200 cc tiap selesai bab
5. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic
Hasil : Cotrimoxazole syr 2 x1 cth
2. Hipertermi berhubungan dengan 11.00 1. Mengukur suhu tubuh Tgl. 26/05/2012
proses infeksi Hasil : suhu 38,50 C Jam 14.00
11.45 2. Pemberian kompres hangat S: Ibu klien mengatakan anaknya
Hasil :Kompres hangat pada dahi masih demam
11.50 3. Panatalaksanaan pemberian terapi O: SB : 38,50 C
antipiretik A: Masalah belum teratasi.
H/ Paracetamol Syr 3x1 P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3

3. Kecemasan orang tua berhubungan 11.25 1. Mendengarkan keluhan ibu klien


dengan perubahan status kesehatan Hasil : Ibuk lien cemas dengan penyakit Tgl. 26/05/2012
anaknya anaknya Jam 14.00
12.20 2. Menjelaskan kondisi anak dan alasan S: Ibu klien masih bertanya tentang
pengobatan dan perawatan pe-nyakit anaknya.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan perawat O: Ekspresi wajah cemas.
12.23 3. Menjelaskan prosedur tindakan yang A: Masalah belum teratasi.
akan dilakukan P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.
Hasil : Ibu memahami prosedur tindakan
12.27 4. Melibatkan ibu klien dalam perawatan
anaknya
Hasil :
- Ibu memberikan kompres hangat pada
anaknya Ibu memberikan minum
anaknya setiap selesai BAB
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
NamaPasien :An “A” Ruang :Bulan PKM Baring
Hari /
No DiagnosaKeperawatan ImplementasiKeperawatan EvaluasiKeperawatan
Tanggal
1. Gangguan keseimbangan cairan Minggu, Tgl. 27/05/2012
tubuh berhubungan dengan out put Tgl. 1. Mengukurtanda vital : Jam 14.00
berlebihan 27/05/2012 Hasil : S: Ibu klien mengatakan
N : 100 x/menit anaknya bab 2 kali dan tidak
S : 370 C encer
Jam 11.00 P : 24 x/menit O: BAB 2 kali
2. Mencatat intake output KU membaik
Hasil : Intake : Mata tidakcekung
Makan1 porsi habis TTV :
Minum 1½ gelas habis N : 100 x/menit
Infus 1500 ml S : 370 C
Output : P : 24 x/menit
BAB : 480 ml A: Masalah teratasi.
Jam 11.20 BAK : 50 ml P: Pertahankan intervensi
IWL : 784 ml
11.30 3. Mengawasi tetesan infus
Hasil : Pemasangan Infus RL 20
11.35 tts/mnt/mikro
4. Menganjurkan banyak minum
Hasil : klien minum banyak terutama setiap
selesai bab 200 cc tiap selesai bab
5. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic
Hasil : Cotrimoxazole syr 2x1 cth
2. Hipertermi berhubungan dengan 11.00 1. Mengukursuhutu-buh Tgl. 27/05/2012
proses infeksi Hasil : suhu 370 C Jam 14.00
11.45 2. Pemberian kompres hangat S: Ibu klien mengatakan anaknya
Hasil :Kompres hangat pada dahi tidak demam
11.50 3. Panatalaksanaan pemberian terapi O: SB : 370 C
antipiretik A: Hipertermiteratasi
H/ Paracetamol Syr 3x1 P: PertahankanIntervensi

3. Kecemasan orang tua berhubungan


dengan perubahan status kesehatan 11.25 1. Mendengarkan keluhan ibu klien Tgl. 27/05/2012
anaknya Hasil : Jam 14.00
Ibuklienmengertitentangpenyakitanaknya S: Ibu klien mengerti tentang
12.20 2. Menjelaskan kondisi anak dan alas an penyakit anaknya
pengobatan dan perawatan O: Ekspresiwajah rileks
Hasil : Ibu mengerti penjelasan perawat A: Masalah teratasi
12.23 3. Menjelaskan prosedur tindakan yang P: Pertahankan Intervensi
akan dilakukan
Hasil : Ibu memahami prosedur tindakan
12.27 4. Melibatkan ibu klien dalam perawatan
anaknya
Hasil :
- Ibu memberikan kompres hangat pada
anaknya
- Ibu memberikan minuman anaknya
setiap setiap selesai BAB.

Você também pode gostar