Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MEDIA CETAK
DISUSUN OLEH :
ADIKA SAFSADA
PROGRAM STUDI PENERBITAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “MEDIA CETAK” ini tepat waktu.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan isi. Oleh sebab itu, dengan hati yang terbuka penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
para pembaca dan umumnya bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
ADIKA SAFSADA
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tidak lagi dapat menunjukan bukti-bukti adanya praktik –praktik jurnalistik seperti yang di
lakukan orang-orang Romawi hingga abad pertengaha.
Di dalam keterangan Tacitus (ahli sejarah) menjelaskan beberapa hambatan kegiatan
jurnalistik pada zaman Romawi
1. Pada umumnya public tidak begitu senang terhadap berita- beritasensasi yang
berlebihan.
2. Sejak dulu primeur journalisticus (memperoleh produk jurnalistik paling awal)
merupakan syarat terpenting dalam karya penyiaran atau pemberitaan.
3. Sejak dulu pula abone (pelanggan) yang rewel itu ada.
Menurut sejarah, seorang ahli dari Jerman, Pemilik nama lengkap Johannes
Gutenberg ini menemukan mesin cetak yang akhirnya digunakan untuk mencetak bible (kitab
suci). Ini terjadi pada tahun 1453. Sebelumnya Gutenberg menulis secara manual, kitab-kitab
suci tersebut. Namun dengan bantuan mesin cetak, kitab suci yang dihasilkan jauh lebih
banyak. Sebelum ada revolusi Gutenberg, buku-buku di eropa disalin dengan menggunakan
Manu Script. selain memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal
dan hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak,
perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak hanya untuk
bangsa Eropa saja tetapi juga sampai ke Timur Tengah. Melalui buku-buku yang dicetak pada
waktu itu, minat baca masyarakat menjadi tinggi. Kitab suci yang awalnya ditulis manual
oleh Gutenberg saat itu juga dicetak dengan bahasa lain, tidak hanya bahasa latin. ini yang
akhirnya membuat gerakan kaum protestan.
Salah satu bentuk hasil dari media cetak adalah surat kabar. Surat kabar penerbitnya
ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas
Koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Surat kabar awalnya muncul
berkembang di Eropa, khususnya di Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily
Courant lalu Revue pada tahun 1704. Sedangkan di Amerika, surat kabar baru terbit setelah
beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya (1776). Namun pada awalnya, surat
kabar hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara fisik, bentuk Koran pada
saat itu masih sangat sederhana dan menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi
jangkauannya meluas. Pada tahun 1830 surat kabar sudah mewabah di New York. Ini adalah
saat kejayaan surat kabar yang akhirnya mewabah ke seluruh pelosok dunia.
3
2.2.2 Sejarah Media Cetak Di Indonesia
Di Indonesia, media cetak mempunyai peranan sendiri di tengah masyarakat hingga
sekarang, ada 5 periode perkembangan media cetak di Indonesia di antaranya
1. Zaman Belanda
Pada tahun 1744 dilakukanlah percobaan pertama untuk menerbitkan media massa
dengan diterbitkannya surat kabar pertama pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van
Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya mempunyai masa
hidup selama dua tahun. Kemudian pada tahun 1828 diterbitkanlahJavasche Courant di
Jakarta yang memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari
harian-harian di Eropa. Mesin cetak pertama di Indonesia juga datang melalui Batavia
(Jakarta) melalui seorang Nederland bernama W. Bruining dari Rotterdam yang kemudian
menerbitkan surat kabar bernama Het Bataviasche Advertantie Blad yang memuat iklan-iklan
dan berita-berita umum yang dikutip dari penerbitan resmi di Nederland (Staatscourant).
Di Surabaya sendiri pada periode ini telah terbit Soerabajasch Advertantieblandyang
kemudian berganti menjadi Soerabajasch Niews en Advertantiebland. Sedang
diSemarang terbit Semarangsche Advertetiebland dan De Semarangsche Courant. Secara
umum serat kabar-surat kabar yang muncul saat itu tidak mempunyai arti secara politis
karena cenderung pada iklan dari segi konten. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar
tiap harinya. Setiap surat kabar yang beredar harulah melalui penyaringan oleh pihak
pemerintahan Gubernur Jenderal di Bogor. Tidak hanya itu, surat kabar Belandapun terbit di
daerah Sumatera dan Sulawesi. Di Padang terbit Soematra Courant, Padang Handeslsbland
dan Bentara Melajoe. Di Makasar (Ujung Pandang) terbit Celebes Courantdan Makassarsch
Handelsbland.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda telah terbit sekitar 16 surat
kabar dalam bahasa Belanda dan 12 surat kabar dalam bahasa Melayu seperti, Bintang Barat,
Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar (terbit di Bogor), Selompret Melayu dan Tjahaja
Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan surat kabar berbahasa Jawa, Bromatani yang
terbit di Solo.
2. Zaman Jepang
Saat wajah penjajah berganti dan Jepang memasuki Indonesia, surat kabar-surat kabar
yang beredar di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan
dengan alasan penghematan namun yang sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang
memperketat pengawasan terhadat isi surat kabar. Kantor Berita Antara diambil alih dan
4
diubah menjadi kantor berita Yashima dengan berpusat di Domei, Jepang. Konten surat kabar
dimanfaatkan sebagai alat propaganda untuk memuji-muji pemerintahan
Jepang. Wartawan Indonesia saat itu bekerja sebagai pegawai sedang yang mempunyai
kedudukan tinggi adalah orang-orang yang sengaja didatangkan dari Jepang.
Salah satu surat kabar yang terbit pada masa ini adalah Tjahaja (ejaan baru
Cahaya). Surat kabar ini sudah menggunakan Bahasa Indonesia dan penerbit berada di
kota Bandung. Surat kabar ini terbit di Indonesia namun berisikan berita tentang segala
kondisi yang terjadi di Jepang. Para pemimpinnya di antaranya adalah Oto Iskandar
Dinata, R. Bratanata, dan Mohamad Kurdi. Pada tampilan tampak bahwa surat kabar tersebut
bertuliskan tanggal 24 Shichigatsu 2604, yang pada penanggalan masehi sama dengan
tanggal 24 Juli 1944.
3. Zaman Kemerdekaan
Ketika pemerintah Jepang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda
pencitraan pemerintah, Indonesiapun melakukan hal yang sama untuk melakukan perlawanan
dalam hal sabotase komunikasi. Edi Soeradi melakukan propaganda agar rakyat berdatangan
pada Rapat Raksasa Ikada pada tanggal 19 September 1945 untuk mendengarkan pidato
Bung Karno. Dalam perjalanannya, Berita Indonesia (BI) berulang kali mengalami
pembredelan dimana selama pembredelan tersebut para pegawai kemudian ditampung oleh
surat kabar Merdeka yang didirikan oleh B.M. Diah. Surat kabar perjuangan lainnya adalah
Harian Rakyat dengan pemimpin redaksi Samsudin Sutan Makmr dan Rinto Alwi dimana
surat kabar tersebut menampilkan “pojok” dan “Bang Golok” sebagai artikel. Surat kabar
lainnya yan terbit pada masa ini adalah Soeara Indonesia, Pedoman Harian yang berubah
menjadi Soeara Merdeka (Bandung), Kedaulatan Rakyat (Bukittinggi),Demokrasi (Padang)
dan Oetoesan Soematra (Padang).
2. Majalah
Majalah merupakan media cetak yang berisikan macam-macam artikel menarik
untuk dibaca. Majalah biasanya memberikan topik topik terhangat dan memang
6
disukai banyak orang, namun tergantung lagi dari tema majalah tersebut. Contohnya
majalah desain grafis, maka isi dari majalah tersebut semuanya menyangkut desain.
Kelebihan majalah adalah kita bisa mendapatkan banyak ilmu dan informasi yang
sudah disaring dengan rapi. Penerbitan majalah, biasanya perminggu, perbulan dan
bahkan ada yang setiap tahun. Serta melihat proses pembuatannya juga yang rumit
dan kadang perlu riset terlebih dahulu.
3. Brosur
Brosur adalah media cetak yang berisikan informasi tentang penjelasan suatu produk,
baik berupa produk layanan, jasa, fasilitas umum, properti, profil perusahaan dll.
tujuan dari brosur rata-rata untuk sarana beriklan. Sedangkan brosur lebih tepat jika
dijadikan sebagai sarana marketing yang mempromosikan suatu jasa atau produk
tertentu.
7
5. Billboard
Billboard merupakan media cetak yang berukuran besar sebagai bentuk promosi
iklan dan diletakkan dioutdoor. Billboard biasanya akan dipasang di beberapa
tempat-tempat strategis dan ramai, misalnya di pinggir jalan, ditaman dll. Dan ukuran
billboard ada bermacam-macam, ukurannya sekitar 2 meter -an sampai dengan 5
meter. Biasanya billboard juga dijadikan sebagai tempat promosi sama seperti brosur
dan flyer hanya saja billboard lebih mahal biayanya.
6. Poster
Poster adalah suatu karya desain grafis yang memuat komposisi gambar maupun
tulisan diatas sebuah kertas, kemudian ditempelkena ke dinding atau bidang datar
lainnya. Pembuatan poster bertujuan untuk pengumuman, ajakan, dan promosi.
Untuk ukuran poster paling kecil adalah kertas a4 atau kwarto sementara yag paling
besar kertas A2. ukuran seperti ini biasanya membutuhkan tumpuan ketika dipasang
pada dinding.
8
7. Tabloid
Tabloid adalah surat kabar yang sama dengan koran, namun berukuran lebih kecil.
penerbitannya pun tidak setiap hari, melainkan perminggu, duaminggi, perbulan.
Tabloid hanya memberikan berita yang ringan bagi pembaca seperti olahraga, dunia
selebriti, dunia musik, pendidikan, pola asuh, dll. Walaupun seperti itu, peminat
tabloid memang masih banyak sampai sekarang. Kalau dilihat dari segi tampilannya
Tabloid dan Majalah memang hampir sama apalagi isinya juga hampir sama-sama
berupa informasi yang ringan. Namun perlu diketahui perbedaan hanya terletak dari
segi ukurannya dan isi dari tabloid berupa berita hot, sedangkan majalah kebanyakan
tips maupun gaya hidup.
8. Buku
Buku adalah kumpulan kertas yang dijilid menjadi satu dan didalmnya terdapat
tulisan atau gambar. Setiap kertas pada buku disebut halaman. Buku merupakan
media yang dibuat untuk memberikan informasi yang luas untuk menambah
wawasan bagi pembacanya. Ukuran buku banyak macamnya namun standarnya
adalah ukuran A4 agar lebih praktis untuk dibaca dan dibawa kemana-mana.
9
yang ditentukan (sepertihalnya di radio dan televise). Tergolong praktis, cepat, dengan harga
terjangkau. Daya jangkau dan edar media cetak dapat sampai pelosok. Dapat bertahan tidak
satu kali lalu habis. Kedalaman liputan, liputan bersifat informative dengan narasi yang
cukup panjang diperlukan. Bersifat massal, fleksibel, dan dapat dibaca dimana saja dan kapan
saja. Berikut karateristik media cetaks seperti surat kabar, majalah dan tabloid:
1. Publisitas , penyebaran pada publik atau khalayak.
2. Cover sebagai daya tarik, cover dapat menjadi cirri suatu majalah yang membedakan
dengan yang lain.
3. Periodesitas, menunjuk pada keteraturan terbit.
4. Universal, menunjuk pada kesemestaan isinya, aneka ragam, meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia.
5. Aktualitas, menunjuk pada kekinian atau terbaru dan masih hangat.
6. Terdokumentasikan, dapat di simpan untuk menjadi rujukan sejarah.
7. Penyajian lebih dalam, karena majalah pada umumnya adalah mingguan,
dwimingguan, bulanan sehingga memiliki waktu cukup lama untuk memahami dan
mempelajari peristiwa.
8. Nilai aktualitas lebih, membaca majalah tidak pernah di tuntaskan sekaligus akan
tetapi aktual hingga terbit yang baru.
9. Gambar foto lebih banyak, majalah dapat menampilkan foto lengkap, ukuran besar
dan kualitas cetak yang lebih baik.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampaian informasi yang
memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan
secara tertulis.
2. Jenis-jenis media cetak adalah a) Surat Kabar / Koran, b) Majalah, c) Selebaran, d)
Bill Board, e) Poster, f) Brosur, g) Buku dan h) Tabloid
3. Karakteristik media cetak adalah : a) Publisitas, penyebaran pada publik atau
khalayak. b) Cover sebagai daya tarik, cover dapat menjadi cirri suatu majalah yang
membedakan dengan yang lain, c) Periodesitas, menunjuk pada keteraturan terbit, d)
Universal, menunjuk pada kesemestaan isinya, aneka ragam, meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia, e) Aktualitas, menunjuk pada kekinian atau terbaru dan masih
hangat, f) Terdokumentasikan, dapat di simpan untuk menjadi rujukan sejarah dan g)
Penyajian lebih dalam.
4. Fungsi dan manfaat media cetak adalah : a) Sebagai media informasi yang
mencerahkan, b) Sebagai media pendidikan yang mencerdaskan, c) Meningkatkan
intelektual kehidupan masyarakat, d) Membantu memperkuat kesatuan nasional. e)
Sebagai pemberi identitas pribadi, dan lain-lain.
5. Kelebihan media cetak adalah : a) Repeatable, b) Analisa yang lebih mendalam dapat
membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan itu dan c) Dapat mengetahui
kejadian di daerah sekitar (lokal). Sedangkan kekurangannya adalah : a) Dari segi waktu
media cetak adalah yang terlambat dari media lainnya, b) Media cetak hanya
mengandalkan tulisan dan c) Visual yang terbatas.
3.2 Saran
Setelah mengetahui media komunikasi hendaknya kita juga mempelajari etika dalam
percetakan agar dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat dan tidak melanggar hak
azasi orang lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://92freedomekspresi.blogspot.com/2015/04/makalah-media-cetak.html
http://niluhdiantarisunshine.blogspot.com/2013/12/media-cetak.html
pelangii21sekretaris.blogspot.com/2010/10/fungsi dan manfaat media cetak azman-duniaku-
blogspot-com
https://www.grafis-media.website/2017/02/8-macam-media-cetak.html
https://puteka85.blogspot.com/2013/07/jenis-jenis-media-cetak.html
13