Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh
IIM IMANDALA, M.Pd.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada anak berkebutuhan khusus yang jelas-jelas berbeda dengan anak pada
memperoleh data tersebut guru harus harus melakukan asesmen. Tidak mungking
seorang guru memberikan materi yang tepat tanpa mengetahui data kemampuan
apa yang sudah dan belum dimiliki serta kebeutuhan belajar muridnya.
dimiliki oleh guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Asesmen menjadi “senjata” yang
ampuh bagi guru SLB dalam menentukan kemampuan dan kebutuhan belajar anak
2
yang sifatnya terbatas hanya berlaku ditempat ia mengajar, tetap saja itu penting
oleh guru-guru SLB dan memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
pembelajaran. Pengembangan alat asesmen yang bersifat informal ini hadir dalam
B. Tujuan Assesmen Motorik Kasar Anak Tunagrahita Ringan Usia 6-9 Tahun
6-9 tahun.
2. Menentukan kelemahan motorik kasar anak tungrahita ringan usia 6-9 tahun
3
C. Ruang Lingkup Asesmen Motorik Kasar
Ruanglingkup asesmen motoik kasar ini bersifat informal yang terdiri dari
berguling.
memukul.
D. Subyek
Subyek dalam asesmen ini adalah anak tunagrahita ringan usia 6-9 tahun.
Subyek tidak dibatasi kelas tapi patokannya adalah usia. Pada umumnya anak
tunagrahita yang didaftarkan sekolah kes SLB berada pada rentang usia 6-9 tahun
4
BAB II
LANDASAN TEORITIS
dahulu mengenai pengertian anak tunagrahita. Ada beberapa ahli yang telah
tidak dapat dikategorikan sebagai tunagrahita apabila tidak memiliki dua hal
perilaku adaptif. Dengan kata lain seseorang baru dapat dikategorikan tunagrahita
5
inteligensinya jika diukur dengan tes IQ jelas berada pada dua standar deviasi
di bawah rata-rata atau antara 50–70; kedua sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (maladaptive); dan ketiga, terjadinya pada masa perkembangan
sejak lahir sampai dengan usia 18 tahun.
besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh dan diperlukan agar anak dapat
manangkap, melempar dan gerak lainnya (Saputra, Y., 2005:18; Sunardi dan
Sunaryo, 2006:109). Gerak itu disebut juga sebagai gerak dasar (Saputra, Y.,
2005:18). Gerak dasar tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu lokomotor, non
lokomotor, dan manipulatif (Nurhasan, 2003:28). Gerak dasar ini, biasanya sudah
dapat dikuasai oleh anak-anak normal usia 6 tahun (Hurlock, 1978) tapi tidak
demikian dengan anak tunagrahita ringan dengan usia yang sama (Delphie, 1996).
Saputra, Y., 2005; Sunardi dan Sunaryo, 2006). (1) Lokomotor adalah
tubuh sebagai porosnya, dan karenanya tidak menyebabkan tubuh tidak berpindah
tempat. Yang termasuk ke dalam keterampilan ini adalah gerak menekuk dan
6
dan memilin. Keterampilan jenis ini banyak dipakai dalam gerak-gerak
seperti tangan, kaki, kepala, lutut, paha, maupun dada, untuk memanipulasi objek
luar seperti bola dan benda lainnya. Gerak seperti ini adalah menangkap,
harmonis atau tidak indah dipandang (Amin, 1995) itu diakibatkan oleh adanya
1996:3).
koordinasi yang efisien, keseimbangan, dan kelincahan. Perilaku ini sebagai hasil
(2) Sifat otot yang lebih atau kurang menghasilkan ketidakmampuan untuk
terkoordinasi.
(4) Gerakan yang tidak bertujuan, rintangan ini diwujudkan dengan banyaknya
bergerak.
7
(7) Ketidakmampuan untuk menghasilkan gerak pada saat diinstruksikan untuk
“berhenti”
menjadi bagian-bagian.
(9) Penampilan yang tidak konsisten pada setiap kesempatan yang berbeda.
(10) Ketidakmampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau
bergerak.
tulang.
ada kemampuan motorik kasarnya belum terpenuhi maka hasil belajar menulisnya
kurang baik (Euis Nina, 2009), misalnya seorang anak yang belum mampu
menangkap bola dengan baik maka ia akan kesulitan mengkoordinasi gerak tangan
penting sebagai salah satu prasyarat dalam belajar. Masalah ini, terkadang
terlupakan oleh guru. Pada saat mengajar, keterampilan prasyarat sering diabaikan
padahal itu cukup penting untuk menentukan kemampuan dan kebutuhan belajar
8
sehingga materi pelajaran dan indicator yang ditentukan dapat seusuai. Oleh karena
D. Pengertian Asesmen
anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi
seseorang saat itu. Mengumpulkan informasi yang relevan, sabagai bahan untuk
formal dan asesmen informal. Asesmen formal adalah asesmen yang telah
yang dibuat atu dikembangkan sendiri oleh guru atau pendidik lainnya dan
hanya berlaku terbatas, biasanya hanya berlaku bagi satu atau beberapa
9
BAB III
PROSEDUR ASESMEN
A. Identifikasi Siswa
yang berada pada rentang usia 6-9 tahun. Untuk memastikan asesor dapat
menanyakan kepada guru kelas dan memerikasa dokumen yang memastikan bahwa
subyek adalah anak tunagrahita ringan dan berusia pada rentang 6-9 tahun.
dilakukan secara acak. Misalnya boleh mulai dari loncat atau berguling dahulu atau
C. Alat/media
1. Jalur untuk berjalan dan lari (lurus, zig-zag, melengkung). Jalur dapt dibuat
Contoh jalur:
10
4. Bola plastic dan bola basket
D. Tempat
diluar ruangan.
E. Waktu
11
BAB IV
PENGADMINISTRASIAN DAN PENAFSIRAN
Catatan asesor yang diperoleh mulai dari proses identifikasi hingga proses
penilaian selesai dibuat disajikan dalam bentuk rekapan data dan grafik agar lebih
1. Hasil Identifikasi
tanggal lahir, jenis kelainan, kelas, nama guru kelas dan ditanda tangan oleh
2. Hasil Asesmen
b. JALAN Melakukan
MELIN jalan melingkar,
GKAR mengikuti arah
garis yang
melingkar,
dengan tidak
menginjak garis
c. JALAN Melakukan
ZIGZAG jalan zigzag
mengikuti arah
garis
zigzag,dengan
tidak menginjak
garis
12
Melakukan lari
lurus, mengikuti
garis lurus,
2 LARI a. LARI dengan tidak
LURUS mengijak garis
Melakukan lari
melingkar,
mengikuti arah
b. LARI garis yang
MELINGKA melingkar,
R dengan tidak
menginjak garis
Melakukan lari
zigzag, dengan
mengikuti garis
c. LARI zigzag , dengan
ZIGZAG tidak menginjak
garis
Melakukan
loncat di
tempat, dengan
3 LONCAT a. LONCAT tidak keluar dari
DITEMPAT garis pijakan.
Melakukan
loncat ke
depan, dengan
b. LONCAT pendaratan ke
KE DEPAN dua kaki
berbarengan.
Melakukan
loncat ke
belakang,
c. LONCAT dengan
KE pendaratan ke
BELAKANG dua kaki
bersamaan.
Melukukan
loncat ke
samping,
d. LONCAT dengan
KE
pendaratan ke
SAMPING
dua kaki
bersamaan.
Melakukan
berguling ke a
rah kanan,
4 BERGULING a. BERGULIN dengan posisi
G KE tangan dan kaki
KANAN rapat dibadan,
dengan tidak
keluar jalur.
13
Melakukan
berguling kea
rah kiri, dengan
b. BERGULI posisi tangan
NG KE dan kaki rapat
KIRI dibadan,
dengan tidak
keluar jalur.
Melakukan
mengejar bola
bergerak,
5. MENGEJAR a. Mengejar dengan bola
BOLA bola besar.
BERGERAK bergerak,
bola besar Melakukan
mengejar bola
bergerak,
b. Mengejar dengan bola
bola kecil
bergerak,
bola kecil
3. Penilaian
ringan usia 6-9 tahun. Penilaian dilakukan berdsarkan criteria sebagai berikut:
Skor 4 = Berkembang
Skor 3 = Ringan
Skor 2 = Sedang
Skor 1 = Kurang
Skor 3 = Berkembang
Skor 2 = Cukup
14
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Berkembang
Skor 1 = Kurang
15
Skor 0,39 - 0,51 = Ringan
1. Berdasarkan komponen
Berjalan
Lurus
Zig-zag
Melingkar
2. Berdasarkan aspek
Lokomotor
Jalan
Lari
Loncat
16
d. Penyajian Grafik
e. Profil
motorik kasar pada anak tunagrahita usia 6-9 tahun. Di dalam profil sekurang-
kurangnya tercantum:
1 NAMA SISWA
a. Lengkap :
b. Panggilan :
2 Jenis Kelamin :
3 Jenis Kelainan :
4 Kelahiran
a. Tanggal :
b. Tempat :
5 Agama :
6 Kewarganegaraan :
7 Jumlah Saudara
17
a. Kandung :
b. Tiri
:
c. Angkat
:
8 Bahasa sehari-hari :
B. Hasil Asesmen
1. Berdasarkan komponen
Berjalan
Lurus
Zig-zag
Melingkar
Lari
Lurus
Zig-zag
Melingkar
18
Loncat
Ke depan
Kesamping
Ke belakang
Di tempat
Berguling
Skor Penilaian
Mengejar bola
2. Manipulatif
Melempar
Satu Tangan
Dua tangan
19
Menangkap
Satu tangan
Dua tangan
Menendang
Skor Penilaian
Memantulkan bola
Satu tangan
Dua tangan
Memukul bola
Menggunakan raket
Menggunakan
kayu/pemukul kasti
3. Non Manipulatif
Keseimbangan
Skor Penilaian
20
Mengkerutkan badan
Skor Penilaian
C. Grafik
Contoh:
21
D. Penafsiran
Contoh penafsiran:
Bagi kemampuan (aspek atau komponen) yang masuk pada criteria penilaian
kurang dan tidak muncul artinya membutuhkan latihan pada aspek tersebut
22
DAFTAR PUSTAKA
Astati dan Nani, E. (2001). Pendidikan Luar Biasa Di Sekolah Umum: Pengantar.
Bandung: CV Pendawa
McLoughlin, J.A. and Lewis, R.B. (1986). Assessing Special Students (third ed.).
Ohio USA: Merrill Publishing Company A Bell & Howell Company.
Nahraeni, A. (1986). Pedoman Guru dalam Bina Gerak Bagi Anak Tunadaksa.
Jakarta: Depdikbud.
23
Sherrill, C. (1984). Adapted Physical Education and Recreation: A
Multidiscipplinary Approach (second ed.). USA: Wm. C. Brown Company
Publisher.
Wardani, I.G.A.K., Hernawati, T., dan Astati. (2007). Pengantar Pendidikan Luar
Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
24
LAMPIRAN
25