Você está na página 1de 2

sekolah

sekolah, sekolah, sekolah

yah kata ini sering kita dengar, setidaknya kalian pasti sudah merasakannya bagaimana itu
ber(sekolah)

ketika kita mendengar kata “sekolah” pasti kalian membayangkan belajar di dalam, memakai
seragam, ada guru, kurikulum sekolah, aturan dan sebagainya.

paling sedikit kita pernah bersekolah selama dua belas tahun.

Dan saya pun sudah melewati dua belas tahun tersebut untuk bersekolah, ditambah dengan
bersekolah di universitas hasanuddin selama kurang lebih 4 tahun. Aamiiin

Coba kita mengingat pengalaman saat bersekolah, pasti duduk mendengarkan guru saat
menyampaikan pelajaran, mencatat, ataupun sesekali bermain.

Tapi sebagaian besar dari kalian semua tidak mengetahui kenapa kata “sekolah” itu ada, siapa
pendiri sekolah atau kenapa kita harus bersekolah ??

Ya, baiklah saya akan menceritakannya sesuai hasil bacaan, ataupun pengalaman dalam
mendengarkan orang bercerita.

Kita ketahui bersama bahwa Sekolah yang sekarang dan yang dulu itu berbeda yah

Awalnya pada zaman yunani kuno itu laki-laki terdahulu menganggap sekolah itu cuman mengisi
waktu luang mereka dengan cara mengunjugi suatu tempat atau seseorang yang dianggap pintar,
pandai, bijaksana untuk mempertanyakan dan mempelajari sesuatu yang ingin mereka ketahui.
Mereka menyebutnya dengan kata scola, schole, scolae, skhole atau schola. Jadi keempat kata
tersebut memiliki arti yang sama yaitu “ waktu luang yang digunakan khusus untuk belajar “.

Dan lama kelamaan kebiasaan tersebut juga diberlakukan di putra putri mereka terutama anak laki-
laki yang sebagai ayah/pemimpin dimasa yang akan datang. Dan anak-anak mereka pergi ke suatu
tempat untuk belajar, bermain ataupun berlatih di orang pandai tersebut dalam memperlajari hal
yang ingin mereka pelajari. Dan anak-anak harus pulang kerumah menjalankan kehidupan mereka
dirumah.

Sejak saat itulah merupakan proses dan lembaga sosialiasasi tertua umat manusia.

waktu terus berjalan. Para orang tua mereka mulai memerpecayai orang pandai (pengasuh) tersebut
dalam jangka waktu yang lama. semakin banyak anak yang harus mereka pertanggungjawabkan
dalam hal berbagi ilmunya dan seiring bertambahnya anak-anak yang diajarnya itu mereka pun
mulai berfikir untuk menambah orang-orang pandai tersebut yang ingin meluangkan waktunya
untuk membagikan suatu yang mereka ketahui dan pastinya ada imbalan jasa berupa upah dari para
orangtua anak itu.
Adapun seseorang yang dianggap sebagai ilmunya pendidikan yaitu teori pengajarannya yang
bernama Johannes Amos itu dia melontarkan suatu gagasan pola perlembagaan dan proses
pengasuhan anak-anak itu secara sistematis dan metodis, terutama karena banyaknya keragaman
latar belakang, proses perkembangan anak-anak asuhan tersebut yang harus memerlukan perlakuan
khusus.

Dan ada juga seseorang yang melanjutkan teori dari Johannes Amos ini dengan gagasan yang lebih
terinci lagi yaitu dengan gagasannya mereka mulai melangkah lebih jauh dengan mengelompokkan
anak-anak secara berjenjang dan berurutan yang harus mereka (anak-anak) lalui secara bertahap
untuk melewati tahapan tersebut ke tahapan selanjutnya.

Jadi itulah perkembangan skhloe tersebut di zaman yunani kuno. Selain yunani kuno ada juga yang
sama menerapkan schole seperti Socrates dan muridnya dll.

Atiqah Nurjannah.S

Você também pode gostar