Você está na página 1de 10

Nama : Dwi Oktavina Aerlambang Saputri

NPM : 14700170

KETERAMPILAN DASAR ANAMNESIS & DASAR


PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
1. Mampu melakukan anamnesis yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler.
Melakukan anamnesis mengenai keluhan-keluhan umum penyakit cardiovascular
 Keluhan utama : keluhan yang membuat penderita datang untuk mencari
pertolongan dokter
 Keluhan tambahan : keluhan yang menjelaskan keadaan klinis penderita baik
yang ada hubungan baik yang ada hubungan dengan kelainan utama ataupul
perihal lain yang mengganggu kesehatan penderita saat ini
 Riwayat kesehatan pribadi : menyangkut riwayat penyakit terdahulu dan
kebiasan hidup yang ada hubungan dengan penyakitnya.
 Riwayat keluarga : untuk mencari riwayat penyakit yang diturunkan secara
herediter
 Riwayat sosio ekonomi : untuk mengetahui tentang kehidupan bermasyarakat
dari riwayat pekerjaan serta status ekonomi penderita termasuk lingkungan
hidup di rumah.

Anamnesa

 Menanyakan keluhan-keluhan utama pasien :


 Nyeri dada
 Dyspnea
 Hemoptysis
 Fatigue
 Sianosis
 Wheezing
 Claudication
 Batuk
 Merokok
2. Mampu mengawali pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler
 Setelah selesai dilakukan anamnesa, dokter meminta ijin pasien untuk
memeriksa fisiknya.
Contoh : Baik bapak/ibu saya akan melakukan pemeriksaan fisik untuk
mengetahui bagaimana kondisi bapak/ibu. Silakan bu/pak
3. Mampu mengetahui posisi pemeriksaan fisik system kardiovaskuler
 Posisi duduk/setengah duduk
 Posisi setengah tidur
 Miring ke kiri Duduk lagi
 Jongkok
4. Mampu memperhatikan / menilai hal-hal yang penting saat mengawali pemeriksaan
fisik sistem kardiovaskuler
 Posisi duduk/setengah duduk : untuk memperhatikan kesan umum, tanda vital,
sianosis, anemia.
 Posisi setengah tidur : untuk memperhatikan ekstremitas atas dan bawah, leher
a) Ekstremitas atas dan bawah
- Nadi
- Vena
- Warna kuku
- Rambut
- Suhu
- Sembab
b) Leher
- Pulsasi arteri
- Tekanan dan denyut vena sentral
- Tiroid
 Miring ke kiri : untuk palpasi dan auskultasi
 Duduk lagi : untuk mengulangi palpasi dan auskultasi
 Jongkok : untuk pemeriksaan pada posisi khusus
5. Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan cara inspeksi precordial
 Melakukan inspeksi dari depan, dan dari belakang penderita
 Inspeksi precordial dilakukan pada daerah precordium dengan posisi
penderita duduk atau setengah duduk dan posisi pemeriksa di sebelah
kanan penderita. Duduk atau setengah duduk dan posisi pemeriksa dis
ebelah kanan penderita.
 Pada saat inspeksi yang harus dicari adalah titik impuls maksimal
(punctum maksimum). Punctum maksimum lebih mudah terlihat pada
penderita yang dinding dadanya tipis atau kurus
 Dilakukan pada daerah anterior (dada) dan posterior (punggung).
6. Mampu melakukan dan menjelaskan palpasi precordial, sambil memperhatikan
pembuluh darah di leher.
 Meraba ictus kordis dengan ke 4 jari tangan kanan pada ruang intercostal
4-5 tepat pada garis mid klafikularis kiri.
 Palpasi dilakukan pasien saat berbaring dengan cara meletakkan tangan
pada daerah precordium, kemudian menentukan letak denyut apeks
dengan memakai jari telunjuk tangan kanan. Palpasi juga dilakukan
untuk mencari heaves dan thrill
7. Mampu menilai dan menjelaskan batas jantung dengan perkusi
 Melakukan perkusi untuk mencari batas jantung
 Batas jantung kanan : dilakukan perkusi 2 jari proksimal batas paru
hati kearah sternum, biasanya terletak pada garis sterna kanan
 Batas jantung kiri : melakukan perkusi 2 jari proksimal batas paru
lambung/limpa kearah medial, biasanya terletak disela iga / ics V garis
midklavikuler kiri.
8. Mampu menggunakan stethoscope dengan benar pada pemeriksaan fisik
kardiovaskuler
 Pada pemeriksaan auskultasi dilakukan dengan menggunakan
stethoscope. Penderita dalam posisi duduk, berbaring , telentang, posisi
pemeriksa di sebelah kanan penderita.
 Bunyi jantung normal ganda dan setiap denyut nadi sesuai dengan
bunyi yang berturut-turut, bunyi jantung pertama berasal dari
ketegangan atau penutupan katup atrioventrikuler. Bunyi jantung
kedua ditimbulkan oleh ketegangan dan penutupan katup semilunaris.
9. Mampu memproyeksikan letak suara katup jantung kepada penderita
(probandus/orang coba)
 Suara katup mitral : dapat di dengarkan pada daerah ruang antar iga 4
dan 5 kiri pada garis pertengahan clavicula (midklavikula)
 Suara katup aorta : dapat di dengarkan pada ruang antar iga 2 dan 3 di
sebelah kanan tulang sternum
 Suara katup pulmonal : dapat di dengarkan pada daerah ruang antar iga
2 dan 3 di sebelah kiri tulang sternum
 Suara trikuspidalis : dapat di dengarkan pada ruang antar iga 5 sebelah
kiri tulang sternum atau dibawah kiri tulang sternum
10.Mampu mendengarkan suara jantung normal pada setiap katup jantung
 Suara jantung normal ganda dan setiap denyut nadi sesuai dengan
bunyi yang berturut-turut.
 Katup mitral dan trikuspidalis : bunyi jantung pertama yang berasal
dari ketegangan atau penutupan katup atrioventrikuler
 Katup pulmonal dan aorta : bunyi jantung kedua yang ditimbulkan oleh
ketegangan dan penutupan katup semilunaris
11.Mampu melakukan dan menjelaskan cara perabaan denyut nadi pada
arteri carotis
 Arteri carotis letaknya lebih dekat dengan jantung daripada arteri
brachialis, sehingga lebih baik untuk melihat ventrikel kiri.
 Cara memeriksa arteri carotis sebelah kanan : letakkan ujung ibu jari di
sebelah larynx, tekan secara lembut ke belakang kearah otot
precervical sampai denyut arteri carotis terasa.
12.Mampu melakukan dan menjelaskan cara pemeriksaan Auskultasi dengan
posisi miring, duduk, serta jongkok
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK PARU
1. Mampu melakukan anamnesis yang berhubungan dengan sistem respiratory
 Keluhan utama : keluhan yang membuat penderita datang untuk mencari
pertolongan dokter
 Keluhan tambahan : keluhan yang menjelaskan keadaan klinis penderita baik
yang ada hubungan baik yang ada hubungan dengan kelainan utama ataupul
perihal lain yang mengganggu kesehatan penderita saat ini
 Riwayat kesehatan pribadi : menyangkut riwayat penyakit terdahulu dan
kebiasan hidup yang ada hubungan dengan penyakitnya.
 Riwayat keluarga : untuk mencari riwayat penyakit yang diturunkan secara
herediter
 Riwayat sosio ekonomi : untuk mengetahui tentang kehidupan bermasyarakat
dari riwayat pekerjaan serta status ekonomi penderita termasuk lingkungan
hidup di rumah.

Anamnesa

 Menanyakan keluhan-keluhan utama pasien , keluhan utama yang biasa


muncul antara lain:
 Batuk (Cough) : Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan
gangguan sistem pernapasan. Tanyakan berapa lama pasien mengalami
batuk dan bagaimana hal tersebut timbul dengan waktu yang spesifik atau
hubungannya dengan aktifitas fisik. Tentukan apakah batuk produktif
atau non produktif.
 Peningkatan Produksi Sputum : Sputum merupakan suatu substansi
yang keluar bersama dengan batuk atau bersihan tenggorokan.
Percabangan trakheobronkial secara normal memproduksi sekitar 3ons
mukus setiap hari sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal.
Produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal. Tanyakan dan catat
warna, konsistensi, bau, dan jumlah dari sputum. Jika terjadi infeksi,
sputum dapat berwarna kuning atau hijau, putih atau kelabu dan jernih.
Pada keadaan edema paru-paru, sputum berwarna merah muda karena
mengandung darah dengan jumlah yang banyak.
 Dispnea : Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas
pendek.
 Hemoptisis : darah yang keluar dari mulut saat batuk.
 Chest Pain : Nyeri dada dapat berhubungan dengan masalah jantung dan
paru-paru.

2.Mampu mengawali pemeriksaan fisik paru


 Setelah selesai dilakukan anamnesa, dokter meminta ijin pasien untuk memelakukan
pemeriksaan fisik.

Contoh : Baik bapak/ibu ,silahkan menuju bed (kasur pemeriksaan ) , saya akan
melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui bagaimana kondisi bapak/ibu. Silakan bu/pak

 Meminta melepaskan pakaian pasien apabila diperlukan.


 Mempersilahkan pasien untuk duduk / berbaring dalam melakukan pemeriksaan
sesuai kebutuhan. .

3. Mampu memperhatikan / menilai hal-hal yang penting saat mengawali


pemeriksaan fisik paru :

Pemeriksaan fisik paru Inspeksi :


- Inspeksi bagian depan dan dari belakang penderita
- Kondisi pasien dalam keadaan komposmentis
- Memeriksa apakah ada palpebra inferior

- Memeriksa apakah ada clubbing finger dan kuku pucat / sianosis


- Tidak ditemukan adanya wajah pucat / bibir sianosis

seperti gambar ini sebagai contohnya.

4. Mampu melakukan dan menjelaskan cara palpasi pergerakan dan fremitus

suara pada pemeriksaan fisik paru :


- Merasakan perbandingan gerakan nafas kanan-kiri dengan meletakkan telapak tangan
pada sisi kanan dan kiri dinding thorax penderita,pada pemeriksaan telapak tangan
diletakkan datar pada dada dan meraba dengan telapak tangan dan ujung jari , dinilai
dengan : fremitus suara (pasien disuruh mengatakan tujuh-tujuh / satu-satu sesuai
dengan perintah dokter).
- Membandingkan fremitus suara kanan-kiri dengan meletakkan kedua tangan pada
punggung penderita dikanan-kiri dan tulang belakang dinilai dengan : fremitus suara
(pasien disuruh mengatakan tujuh-tujuh / satu-satu sesuai dengan perintah dokter).

 Normal akan teraba gerakan yang sama pada kedua telapak tangan
 Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )
 Berkurang bila ada obstruksi jalan napas ( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )
 Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya udara dibawah jaringan kulit

5. Mampu melakukan dan menjelaskan cara palpasi trachea


- Melakukan palpasi trachea untuk menentukan adanya deviasi trachea / tidak .

NORMAL DEVIASI TRACHEA

6. A. mampu menjelaskan perbedaan suara perkusi dari depan paru :


- Normal : Sonor
- Redup : Tidak ada udara misal pada tunor yang luas pada paru
- Hypersonor : Udara lebih banyak dapat padat misal pada emfisema, pnemothorax
- Thympani : Pada hernia diphragmatika
- Melakukan perkusi untuk mencari dan menentukan batas paru – hepar

B.Perkusi dari belakang paru :


- Pasien diminta untuk duduk tegak
- Melakukan perkusi dari atas kebawah dan membandingkan dari kanan ke kiri
- Menentukan batas pengembangan paru

7. Mampu membedakan suara paru normal dan letak yang melalui auskultasi :
- Suara nafas dasar :
 Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas normal, dimana suara inspirasi
lebih keras dan panjang dari ekspirasi
 Suara nafas bronchial : Inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lebih
keras. Hanya ada didaerah parasternal atas dada sepad dan interscapular belakang
 Suara nafas bronkovaskuler : kombinasi suara nada tinggi dengan inspirasi dan
ekspirasi yang jelas dan tidak ada silent gaps
 Suara nafas trakeal : mempunyai ciri suara dengan frekuensi tinggi, kasar,
disertai dengan masa istirahat (pause) antara fase inspirasi dan ekspirasi, dengan
komponen ekspirasi terdengar sedikit lebih lama. Suara nafas trakeal dapat ditemukan
dengan menempelkan membran diafragma pada bagian lateral leher atau pada fossa
suprasternal. Sumber bunyinya adalah turbulensi aliran cepat pintu glottis.
8. Mampu melakukan dan menjelaskan cara auskultasi paru dengan benar
- Meminta pasien menarik nafas dengan pelan-pelan
- Melakukan auskultasi dengan urutan benar
- Mendengarkan suara napas saat inspirasi dan ekspirasi pada tiap tempat yang
diperiksa
- Melakukan auskultasi pada dinding punggung dengan urutan yang benar
- Mencatat hasil yang didapat

- Menjelaskan pada pasien mengenai hasil pemeriksaan dan diagnosa yang telah
diambil
- Menjelaskan pada pasien tentang penyakit yang berhubungan dengan keluhannya dan
meberikan informasi mengenai pengobatan yang dapat dilakukan

Você também pode gostar