Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan komoditas tuna potensial karena
menyumbang ekspor perikanan terbesar. Praktek kerja lapang dilaksanakan di PT. Awindo
International, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara pada tanggal 1 – 8
September 2014. Tujuan praktek kerja lapang adalah untuk mempelajari proses, tata letak, dan sanitasi
dan higiene pembekuan ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) di PT Awindo International.
Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu aktivitas eksplorasi dalam rangka
memahami dan menjelaskan masalah pada tujuan melalui pengumpulan data primer dan sekunder.
Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, partisipasi aktif dan dokumentasi terhadap
sumber data yang diperlukan mulai dari proses penerimaan bahan baku sampai pengemasan. Bahan
yang digunakan pada proses pembekuan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) terdiri dari ikan tuna
sirip kuning segar yang ditangkap di Laut Jawa sebagai bahan baku; air, es, klorin dan refrigeran
sebagai bahan tambahan; plastik PE, plastik bubbles dan karton sebagai bahan pengemas. Proses
pembekuan meliputi penerimaan bahan baku, pencucian I, pemotongan kepala, pencucian II,
pemotongan loin, pembuangan daging merah, pembuangan kulit, perapihan, penimbangan dan
grading, pengemasan plastik, pemvakuman, pengemasan kardus, pembekuan, penyimpanan beku dan
export stuffing. Metode pembekuan yang digunakan adalah ABF (Air Blast Freezing). Tata letak di PT.
Awindo International menggunakan tipe product layout yaitu penyusunan mesin dan peralatan sesuai
dengan aliran proses produksi. Bahan pembersih yang digunakan adalah sabun cuci tangan untuk
pekerja, klorin, serta air yang disuling pH-nya untuk produk dan alat.
Kata kunci: Thunnus albacares, Air Blast Freezing, proses pembekuan, tata letak, sanitasi
Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is a potential tuna commodity because it contributes as the
largest fishery export. The internship was done at PT. Awindo International, Penjaringan, North
Jakarta on 1st – 9th September 2014. The purposes of the internship are to study about process,
layout, sanitation and hygiene at Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) freezing in PT. Awindo
International. The method used is qualitative approach which means to understand and explain the
problems in purposes through the primary and secondary data collecting. Data were collected through
the observation, interviews, active participation and documentation of the necessary data sources
started from the receiving of raw materials until packaging. The materials used in the process of
yellowfin tuna (Thunnus albacares) freezing consists of fresh yellowfin tuna which caught in the Java Sea
as raw material; water, ice, chlorine and refrigerant as addition materials; PE, bubble plastic and
cardboard as packaging materials. Freezing process includes receiving of raw materials, first washing,
head cutting, second washing, loin cutting, red meat removing, skinning, trimming, weighing and
grading, plastic packing, vacuuming, cardboard packing, freezing, cold storing and export stuffing.
Freezing method that used is ABF (Air Blast Freezing). The layout in PT. Awindo International uses
product layout type which means machinery and equipment location setting is in accordance with the
flow of the production process. Sanitizers that used are hand-washing soap for workers, chlorine and
distilled pH water for products and tools.
Keywords: Thunnus albacares, Air Blast Freezing, freezing process, layout, sanitation
2
dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, diterima bervariasi ukurannya dengan kisaran 30
partisipasi aktif dan dokumentasi terhadap kg sampai 130 kg. Standar mutu bahan baku di
sumber data yang diperlukan. PT. Awindo International berpedoman pada
Menurut Raco (2013), ciri khas dari SNI 2729: 2013 tentang bahan baku ikan segar.
metode ini adalah penekanannya pada proses. Ikan yang baru diterima ditimbang dengan
Proses berarti melihat bagaimana fakta, realita, timbangan digital jenis bench scale. Kemudian
gejala dan peristiwa itu terjadi dan dialami serta ikan ditaruh di atas palet. Pada proses
mencari pengertian yang mendalam (verstehen). penerimaan bahan baku sampai ke tempat
Artinya metode ini hendak mempelajari produksi dilakukan pengecekkan setiap satu jam
bagaimana orang mengerti sesuatu. Data yang sekali terhadap kebersihan, organoleptik (bau,
diambil pada praktek kerja lapang Pembekuan warna, dan tekstur), dan suhu ikan dengan
Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) di tujuan untuk menjaga mutu ikan. Pencatatan
PT. Awindo International meliputi data primer terhadap hasil pengecekkan dilakukan di lembar
dan data sekunder. kertas kuisioner yang dimiliki PT. Awindo
International oleh Quality Control (QC).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan dari praktek kerja 3.1.2. Pencucian I
lapang yang telah dilakukan sebagai berikut. Pencucian I dilakukan saat ikan
Diagram alir proses pembekuan ikan tuna sirip diletakkan di atas palet. Ikan dibersihkan
kuning (Thunnus albacares) adalah sebagai berikut: dengan air dingin yang mengandung klorin 50
ppm dengan tujuan untuk mengurangi kotoran
Penerimaan Bahan yang menempel yang dapat mempengaruhi
Baku (CCP) tingkat kesegaran ikan. Suhu air yang digunakan
berkisar antara 0-2oC yang bertujuan agar tidak
terjadi kenaikan suhu pada ikan yang dapat
Pencucian I Export Stuffing mempercepat kemunduran mutu ikan. Kadar
klorin pada air pencuci juga dicek dengan
mencelupkan kertas uji klorin ke dalam air dan
Pemotongan Kepala Penyimpanan Beku dibandingkan warna yang terbentuk dengan
acuan warna konsentrasi klorin pada kemasan
sehingga diketahui tingkat konsentrasinya.
Pencucian II Pembekuan
3.1.3. Pemotongan Kepala
Pemotongan kepala dilakukan dengan
menggunakan pisau yang selalu dijaga
Pemotongan Loin Pengemasan Kardus kebersihannya. Kepala ikan yang telah dipotong
tidak langsung dibuang tetapi diambil sisa
daging yang masih menempel pada kepala serta
Pembuangan Daging Pemvakuman dipotong sirip dada (pectoral fin). Sisa daging dan
Merah sirip dada masing-masing diletakkan di polybag
terpisah. Sedangkan tulang kepala ikan
Pengemasan Plastik dimasukkan ke dalam ruangan khusus limbah
Pembuangan Kulit kepala yang letaknya dekat dengan meja
produksi. Baik sisa daging, sirip dada, maupun
tulang kepala nantinya akan dijual kepada pihak
Penimbangan dan
Perapihan tertentu.
Grading
Gambar 1. Diagram Alur Proses Pembekuan 3.1.4. Pencucian II
Ikan Tuna Sirip Kuning Pencucian II dilakukan untuk
menghilangkan kotoran yang masih tersisa
3.1. Proses Pembekuan Ikan Tuna Sirip setelah pemotongan kepala. Pada tahap ini,
Kuning pencucian dilakukan dengan air dingin yang
3.1.1. Penerimaan Bahan Baku mengandung klorin 50 ppm, sama seperti
Bahan baku yang digunakan dalam pencucian pertama. Suhu air yang digunakan
proses pembekuan ini adalah ikan tuna sirip juga berkisar antara 0-2oC. Suhu air yang
kuning (Thunnus albacares) yang ditangkap di digunakan dijaga agar tetap dingin maka
daerah Laut Jawa. Pada tahap ini, ikan diterima dilakukan penambahan es jika es dalam bak
di ruang penerimaan bahan baku. Ikan yang pencuci sudah mulai habis.
4
setiap pintu masuk menuju ruang proses Jika dibandingkan dengan kandungan gizi
dilengkapi dengan tirai plastik tebal yang ikan tuna sirip kuning beku dengan ikan Tuna
bertujuan untuk mencegah masuknya lalat dan segar menurut Suryani et al. (2007) seperti yang
serangga, debu serta membantu menjaga tertera pada Tabel 2, maka besarnya kandungan
kestabilan suhu ruang proses. Terdapat selokan protein pada produk tuna sirip kuning beku
sebagai saluran buangan air limbah yang berada yaitu 28 gram lebih besar dibandingkan dengan
di sisi ruangan jauh dari meja proses yang dibuat kandungan protein tuna segar yaitu sebesar 22
untuk mengalirkan air sisa pencucian maupun gram. Hal ini dapat dimungkinkan karena
buangan dari aktivitas proses produksi. Lantai sebagian protein yang larut pada air dalam sel-
produksi dibuat sedikit miring yang bertujuan sel terdifusi keluar sehingga ikan semakin kering
agar air buangan dapat mengalir ke selokan (dehidrasi) sehingga konsentrasi proteinnya
sehingga tidak menimbulkan genangan pada meningkat. Sedangkan besarnya kandungan
lantai. lemak tidak jauh berbeda. Pada Tuna Sirip
Kuning beku sebesar 1% dari 113 gram yaitu
3.3. Kandungan Gizi 1.13 gram dan kandungan lemak pada ikan segar
Kandungan gizi produk tuna sirip kuning sebesar 1,01 gram.
beku yang terdapat di PT. Awindo International
berdasarkan label yang tertera pada produk 4. KESIMPULAN DAN SARAN
dapat dilihat pada Tabel 1. 4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari
Tabel 1. Komposisi Gizi Ikan Tuna Sirip pelaksanaan PKL di PT. Awindo International
Kuning Beku ada beberapa hal. Proses pembekuan ikan tuna
Serving Size 4 oz Raw (113 grams) sirip kuning (Thunnus albacares) melalui beberapa
Serving per Container Varies tahapan yaitu penerimaan bahan baku,
pencucian I, pemotongan kepala, pencucian II,
Amount per Serving pemotongan loin, pembuangan daging merah,
Calories 120 Calories From Fat pembuangan kulit, trimming (perapihan),
0 penimbangan dan grading, pemvakuman, packing,
% Daily Value penyimpanan beku dan stuffing export. Metode
Total Fat 0.5 g 1% pembekuan yang dipakai adalah Air Blast
Saturated Fat 0g 0% Freezing (ABF) dengan refrigeran yang
Trans Fat 0g digunakan adalah Freon. Suhu pembekuan yang
Cholesterol 45 mg 15% digunakan yaitu -35oC sampai -30oC dengan
Sodium 50 mg 2% kapasitas masing-masing ruangan ABF sebesar
Total Carbohydrates 0 g 0% 20 ton.
Dietetary Fiber 0g 0% PT. Awindo International menggunakan
Sugar 0g tipe product layout, yaitu penyusunan mesin dan
Protein 28g peralatan sesuai dengan aliran proses produksi.
Vitamin A 2% Vitamin C 0% Semua mesin dan peralatan pada perusahaan ini
Calcium 0% Iron 4% disusun menurut urutan proses mulai dari
produk yang akan diolah sampai dengan proses
% Daily Values are based on a 2000 calorie penyimpanan. Sanitasi dan higiene merupakan
diet. Your daily values maybe higher or lower hal yang sangat penting karena hal itu
depending on your calorie needs merupakan salah satu syarat adanya
implementasi jaminan mutu pangan.
Sedangkan kandungan gizi ikan tuna PT. Awindo International dalam
menurut Suryani et al. (2007) dapat dilihat pada menerapkan sanitasi dan higiene dinilai sudah
Tabel 2. baik dan memenuhi standar internasional untuk
layak ekspor. Akan tetapi perlu pengawasan
Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi Ikan Tuna yang lebih serius terhadap karyawan produksi
Komponen Zat Gizi Ikan Tuna karena terkadang karyawan bertindak ceroboh
Air (g) 70,58 dan mengabaikan prinsip sanitasi. Penanganan
Protein (g) 22 limbah cair di PT. Awindo International dikelola
Mineral (g) 10,3 oleh PPPS Nizam Zachman sedangkan limbah
Lemak (g) 1,01 padat seperti kepala, tulang, kulit dan daging
Karbohidrat (g) 0 merah dijual kembali.
8