Você está na página 1de 3

Klasifikasi

Klasifikasi tingkat endometriosis didasarkan pada Revised American Fertility Society (AFS)
yang diperbaharui. Namun, kelemahan pembagian ini adalah derajat beratnya klasifikasi
endometriosis tidak selalu merujuk beratnya derajat nyeri yang ditimbulkan ataupun efek
infertilitasnya.

Klasifikasi Endometriosis berdasarkan AFS 1985 yang direvisi

Nama pasien________________________________Tanggal__________________________

Tingkat I (Minimal) 1 – 5 Laparoskopi_______Laparotomi______Foto_________

Tingkat II (Ringan) 6 – 15 Rekomendasi Pengobatan________________________

Tingak III (Sedang) 16 – 40 _____________________________________________

Tingkat IV (Berat) > 40 Prognosis_______________________

Total______________

Endometriosis
Peritoneum 1 2 4
Permukaan dalam
2 4 6
permukaan 1 2 4
kanan
dalam 4 16 20
Ovarium
permukaan 1 2 4
kiri
dalam 4 16 20
Obliterasi kuldesak sebagian Lengkap
posterior 4 40
< 1/3 1/3-2/3 >2/3
Adhesi
keterlibatan keterlibatan keterlibatan
tipis 1 2 4
Ovarium kanan
padat 4 8 16
tipis 1 2 4
kiri
padat 4 8 16
tipis 1 2 4
kanan
padat 4 8 16
Tuba
tipis 1 2 4
kiri
padat 4 8 16
*Jika ujung fimbria tertutup total, nilai menjadi 16

Endometriosis tambahan_________________ Patologi lainnya____________________

_____________________________________ _________________________________
Penanganan

Penanganan Medis

Pengobatan endometriosis sulit mengalami penyembuhan karena adanya risiko kekambuhan.


Tujuan pengobatan endometriosis lebih disebabkan oleh akibat endometriosis itu, seperti
nyeri panggul dan infertilitas.

 Pengobatan simptomatik
Memberi antinyeri seperti parasetamol 500mg, NSAID seperti ibuprofen 400mg, asam
mefenamat 500mg. Tramadol, parasetamol dengan codein, GABA inhibitor seperti
gabapentin.
 Kontrasepsi oral
Dengan pemberian pil kontrasepsi dosis rendah.kombinasi monofasik (sekali sehari selama
6-12 bulan) merupakan pilihan pertama  menimbulkan kondisi kehamilan palsu,
Kombinasi pil kontrasepsi apapun dengan dosis rendah (30-35mikrogram etinilestradiol).
Tujuan pengobatan ini adalah untuk induksi amenore, dengan pemberian berlanjut selama
6-12 bulan
 Progestin
Memungkinkan efek antiendometriosis dengan menyebabkan desidualisasi awal pada
jaringan endometrium dan diikuti dengan atrofi. Bisa sebagai pilihan utama karena efektif
mengurangi rasa sakit seperti danazol, namun lebih murah. MPA sering diteliti dan sangat
efektif dalam meringankan rasa nyeri. Mulai dari dosis 30mg perhari kemudian disesuaikan
dengan respon klinis dan pola perdarahan. MPA 150mg yang diberikan intramuscular
setiap 3 bulan juga efektif menangai rasa nyeri.
Pengobatan dengan suntikan progesterone seperti KB dapat mengurangi nyeri dan
perdarahan. Efek samping progestin adalah peningkatan BB, perdarahan lecut, dan nausea.
AKDR yang mengandung progesterone, levonorgestrel dapat digunakan untuk pengobatan.
Strategi lain dengan didrogestron (20-30 mg perhari baik it uterus menerus maupun pada
hari ke 5-25) dan lynestrenol 10 mg perhari.
 Danazol
Turunan 17 alpha ethinyltestosteron yang menyebabkan level androgen dalam jumlah yang
tiggi dan estrogen dalam jumlah rendah sehingga menekan berkembangnya endometriosis
dan timbul amenore untuk mencegah implan baru.
Cara praktis  memulai dengan 400-800 mg perhari, dapat dimulai dengan 200mg 2x
sehari selama 6 bulan. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu untuk mencapai amenore dan
menghilangkan gejala. Efek samping paling umum adalah peningkatan BB, ake hirsutisme,
vaginitis atrofik, kelelahan, pengecilan payudara, gangguan emosi, peningkatan LDL,
kolesterol dan kolesterol total.
 Gestrinon
Termasuk androgenic, antiprogestagenik, dan antigonadotropik. Bekerja sentral dan perifer
untuk mengingkatkan kadar testosterone dan mengurangi kadar SHBG, menurunkan nilai
serum estradiol ke tingkat folikular awal, mengurangi kadar dan menghalangi lonjakan LH.
Diberikan dengan dosis 2,5-10mg, 2-3x seminggu, selama 6 bulan. Efek seperti danazol
namun lebih jarang.
 GnRHA
Menyebabkan sekresi terus menerus FSH dan LH sehingga hipofisa megalami disensitisasi
dengan menurunya sekresi FSH dan LH mencapai keadaan hipogonadotropik dan
hipogonadism, dimana ovarium tidak aktif sehingga tidak terjadi siklus haid. Efek samping
antara lain rasa semburan panas, vagina kering, kelelahan, sakit kepala, pengurangan libido,
depresi atau penurunan densitas tulang. Berbagai jenis GnRHa anatara lain Leuprolide,
busereline, dan gosereline.
 Aromatase Inhibitor
Menghambat perubahan C19 androgen menjadi C18 estrogen. Aromatase P450 banyak
ditemukan pada perempuan dengan gangguan organ reproduksi seperti endometriosis,
adenomiosis, dan mioma uteri.

Penanganan Pembedahan pada Endometrosis

Untuk menangani efek endometrosis itu sendiri. Bertujuan menghilangkan gejala,


meningkatkan kesuburan, menghilangkan bintik-bintik dan kista endometriosis serta
menahan laju kekambuhan.

 Pembedahan konservatif
Bertujuan mengankat semua sarang endometriosis dan melepasakn perlengketan dan
memperbaiki struktur anatomi reproduksi dengan eksisi, ablasi kauter ataupun laser.
Kista < 3cm didrainase dan kauter, > 3cm dilakukan kistektomi dengan meninggalkan
jaringan sehat. Pilihan perempuan yang masih uda, menginginkan keturunandan
memerlukan hormone.
 Pembedahan Radikal
Dengan histerektomi dan bilateral salfingoovorektomi. Ditujukan pada yang
mengalami kegagalan pada pengobatan konservatif dan tidak butuh fungsi reproduksi
, setelah pembedahan radikal diberikan terapi substitusi hormone.
 Pembedahan Simptomatis
Dilakukan untuk menghilangkan nyeri dan presacral neurectomy atau LUNA

Prognosis

Endometriosis sulit disembuhkan kecuali perempuan sudah menopause. Setelah diberikan


penganganan bedah konservatif, angka kesembuhan 10-20% pertahun. Endometriosis sangat
jarang menjadi ganas.

Você também pode gostar