Você está na página 1de 6

TUGAS ASKEB KEHAMILAN

Oleh

Diarista Dian P (P27824213064)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIII KEBIDANAN
KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2014
PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KEKEBALAN
TUBUH DALAM KEHAMILAN

Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya peningkatan
resiko infeksi. Respon imun ibu di pengaruhi oleh kehamilan jumlah sel darah putih terutema
neutrofil meningkat dan sel lebih cepat respon terhadap tantangan. HCG merangsang
produksi dan respon neutrofil.kadar estrogen dan progesteron yang tinggi menurunkan
jumlah sel T helper dan meningkatkan jumlah sel penekan.infeksi ragi meningkat pada
kehamilan karena efek estrogen pada saluran reproduksi.
Kontraksi local kortikosteroid di sekitar janin dan plasenta menekan aktifitas
fisiologistik terutama dalam respon terhadap bakteri gram. Hal ini berarti wanita mengalami
penurunan kemampuan respon terhadap infeksi negative bakteri gram pada saluran
reproduksi misalnya infeksi gonokokus dan E.coli.
Sel NK dan sitoinin
Aktivitas sel NK di sekitar uterus tertekan oleh peningkatan local prostaglandin
E2. Penekanan sel NK penting untuk penolakan janin namun ibu resistensi terhadap pathogen
intrasel, misalnya toxoplasma dan Listeria. Prororsi relatif sitokinin menurun pada
kehamilan.konseptus mengeluarkan sitokinin yang berpengaruh pada jaringan secara lokal
mendorong pertumbuhan trofoblas dan kelansungan hidup janin.sekresi local sitokinin
penting untuk melindungi janin tanpa mengganggu fungsi imun ibu.
Antibodi dan limfosit B
Tapi Kadar sebagian besar antibodi tidak menurun, selama kehamilan tapi konsentrsi
IgG mungkin turun yang di sebabkan oleh hemodialusi, peningkatan pengeluaran melalui
urin. Atau penyaluran IgG melalui plasenta pada trimester tiga dan hal ini dapat menigkatkan
resiko infeksi.
Sekresi sitokinin oleh janin menurunkan imunitas selular dan meningkatkan respon
humoral.peningkatan responsivitas limfosit B untuk mengompensasai penurunan aktivitas
limfosit T, limfosit B juga menghasilkan antibodi penghambat yang melindungi janiin dari
serangan limfosit T ibu.
Limfosit T
Selama kehamilan fungsi sel T tertekan terutama pada trimester 1 dalam sirkulasi lebih
rendah dan kemampuan berproliferasi dan membunuh sel asing juga menurunn.Rasio sel
penolong dan penekan berubah akibat perubahan hormonal. Karena limfosit T berespon
terhadap infeksi virus, maka wanita hamil dapat mengalami peningkatan resiko terjangkit
inveksi virus.
SEL- SEL IMUN DI UTERUS
Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu akan memiliki peranan
penting dalam penerimaan proses penerimaan embrio. Lapisan endpmetrium uterus dapat
dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum
tulang dan timus serta serta jaringan limfoid sekunder. Pada kelenjer getah bening , limfa
danGut Associated lympoid Tissue (GALT) Hal ini di sebabkab leukosit di temukan
jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupuun eitell dari lapisan Endometrium.
Sejumlah leukosit di dapatkan baik secara tersebar mauppun berkelompok bersebelahan
dengan dengan kelenjer Endometrium pada stratum basalis, dan pola ini akan berubah siklus
haid.
Jumlah sel-sel leukosit pada stratum fungsional akan sangat berbeda pada setiap fase
dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel
NK akan meningkat secara bermakna pasca ovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada
lipatan desidua saat usia kehamilan dini.
Dalam kehamilan jaringan plasentalah yang akan langsung mengadakan kontak
dengan sistem imun maternal, hal ini di sebabkan oleh sel-sel trofoblas akan menginvasi
hingga pembuluh darah maternal. Respon imun maternal yang di timbulkan djanin pada
alam kehamilan dapat di picu oleh karena adanya interaksi sel-sel janin pada plasenta dan
juga pengaruh faktor sistemik maternal lainnya.
Proses Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem
Persyarafan Ibu Hamil

Pada saat hamil, ibu akan mengalami perubahan-perubahan pada system persyarafan,
diantaranya ;
1. Saraf pelvik yang menekan disebabkan oleh perbesaran uterus yang merupakan hasil
perubahan sensori pada kaki
2. Rasa sakit yang menekan disebabkan oleh penarikan pada serabut saraf / penekanan
pada akar saraf dorsolumbar lordosis yang merupakan gejala lubang antara persendian
sampai lengan
3. Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera & tangan selama 3 minggu terakhir
kehamilan . Pembengkakan yang menekan saraf median dibawah ligmen persendian
antara lengan & tangan
4. Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa
sakait pada tangan yang menyebar sampai siku . tangan yang dominan biasa nya
berpengaruh
5. Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebab kan oleh stoop-snouldered sikap
menerima oleh beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan
dengan penarikan pada segmen dari brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal
dari percabangan ventral empat nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus
spinalis torakalis pertama , memecah menjadi beberapa nervus utama bahu , dada &
lengan, sinusitis, tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan , kunang2 , letih ,
lesu , dan pingsan adalah umum terjadi selama kehamilan hypocalcemia ( penurunan
kalsium darah yang kurang dari normal ) dikarenakan persyarafan otot seperti kejang
otot / tetanus.
6. Gangguan pada efisiensi tidur
Di masa-masa kehamilan, beberapa wanita sering mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan dasar istirahat tidur. Tidur lelap seolah menjadi barang mahal di
masa kehamilan. Wanita hamil yang sudah tidak bisa tidur dengan baik di awal
kehamilannya kemungkinan akan merasa sangat sedikit tidur di kehamilan lanjut.
Kesulitan dalam pemenuhan istirahat tidur, dapat membuat kondisi ibu hamil
menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood
bekerja, dan cenderung emosional. Tentu saja hal ini dapat membuat beban kehamilan
semakin berat. Selain harus menyesuaikan diri dengan perubahan hormon maupun
perubahan fisik, wanita hamil juga harus berjuang menghadapi stamina yang menurun
drastis. Salah satu dampak gangguan pemenuhan istirahat tidur adalah terjadinya
stress emosional yang dialami oleh wanita hamil, sehingga mengakibatkan
peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres. Detak jantung yang
semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih
aktif bergerak-gerak didalam rahim. Selain itu stres yang muncul dapat
mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu
dan janin berkurang. Jika intake makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan
pertumbuhan janin akan terganggu.
Selain itu, kurang tidur memberi efek buruk pada stamina diantaranya sakit
kepala dan sulit konsentrasi. Kondisi ini tentu akan membuat pekerjaan menjadi
terbengkalai. Kurang tidur juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Seperti yang
sudah diketahui, tidur adalah proses pemulihan sel-sel tubuh. Jika proses ini
terganggu tentu regenerasi sel-sel tubuh tidak akan maksimal. Akibatnya tubuh
menjadi lemas, dan rentan terhadap berbagai penyakit. Keadaan kurang tidur juga
dapat mengganggu kesehatan psikis, seperti mudah marah, dan menjadi sangat
sensitif. Oleh karena itu wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur
yang teratur dan cukup, hal ini dapat dicapai dengan pengaturan posisi tidur untuk
mencapai tidur yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak Lowdermilk. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC, 2004


Hamilton. Dasar–Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC, 1995
Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC, 2006

Você também pode gostar