Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
1. FENTI NUR W
2. AGASTI MERCU S
3. AL FARISI
4. SYAMSUL ARIFIN
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
pasien mampu mengetahui tentang teknik distraksi dan relaksasi, serta cara
melaksanakan teknik distraksi dan relaksasi sehingga dapat diaplikasikan
kedalam kehidupan sehari-hari.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit pasien mampu :
1) Mengetahui pengertian nyeri
2) Mengetahui pengertian teknik distraksi dan relaksasi
3) Mengetahui menifestasi klinis nyeri
4) Mengetahui penatalaksanaan teknik distraksi dan relaksasi
B. MATERI
1) Pengertian nyeri
2) Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
3) Menifestasi klinis nyeri
4) Penatalaksanaan teknik distraksi dan relaksasi
2
C. SETTING TEMPAT
Penyuluhan dilakukan diruang Kemuning RSUD Jombang
1 2 Keterangan:
1. Penyuluh
5 2. Moderator
3. Obserserver
4. Fasilitator
3 4 5. Sasaran
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan Tanya
penyuluhan dan pokok dan Jawab
materi yang akan memperhatikan
disampaikan 3. Menjawab
4. Menggali pengetahuan pertanyaan
pasien tentang teknik
distraksi dan relaksasi
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi: Mendengarkan Ceramah Leaflet
1. Pengertian nyeri dan dan
2. Pengertian teknik memperhatikan Tanya
distraksi dan relaksasi Jawab
3. Menifestasi klinis
nyeri
4. Penatalaksanaan
teknik distraksi dan
relaksasi
3
Diskusi 5 menit Memberikan kesempatan Mengajukan Tanya -
kepada peserta untuk pertanyaan Jawab
bertanya dan
mengungkapkan
kesulitannya
Penutup 5 menit 1. Memberikan umpan 1. Memberikan Ceramah -
balik (cara merespon jawaban
materi yang 2. Memberikan
diberikan) salam
2. Kesimpulan dan saran
3. Penutupan acara
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media : leaflet dan fotocopy materi
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
- Penyelenggaraan dilaksanakan diruang Kemuning Rumah Sakit
Umum Daerah Jombang
- Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
- Fase dimulai sesuai jadwal yang ditentukan
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
- Suasana penyuluhan tertib
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
4
LAMPIRAN
DEFINISI NYERI
Tanda dan gejala nyeri ada bermacam- macam perilaku yang tercermin dari
pasien, namun beberapa hal yang sering terjadi misalnya:
Secara umum yang mengalami nyeri akan mendapatkan respon psikologis berupa:
SUARA
1. Menangis
2. Merintih
3. Menarik/ menghembuskan nafas
EKSPRESI WAJAH
1. Meringis
2. Menggigit lidah, mengatupkan gigi
3. Tertutup rapat/ membuka mata atau mulut
4. Menggigit bibir
5
PERGERAKAN TUBUH
1. Kegelisahan
2. Mondar mandir
3. Gerakan menggosok atau berirama dibagian yang terasa nyeri
4. Bergerak melindungi area nyeri
5. Otot tegang
INTERAKSI SOSIAL
1. Menghindari percakapan dan kontak sosial
2. Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
3. Disorientasi waktu
6
d. Distraksi intelektual
Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang,
bermain kartu, melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti mengumpulkan
perangko atau menulis cerita. Pada anak-anak dapat pula digunakan teknik
menghitung benda atau barang yang ada di sekeliling.
e. Teknik sentuhan
Distraksi dengan memberikan sentuhan pada lengan, mengusap, atau
menepuk-nepuk tubuh klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai
tindakan pengalihan atau distraksi. Tindakan ini dapat mengaktifkan saraf
lainnya untuk menerima respons atau teknik gateway control. Teknik ini
memungkinkan impuls yang berasal dari saraf yang menerima input sakit atau
nyeri tidak sampai ke medula spinalis sehingga otak tidak menangkap respons
sakit atau nyeri tersebut. Impuls yang berasal dari input saraf nyeri tersebut
diblok oleh input dari saraf yang menerima rangsang sentuhan karena saraf
yang menerima sentuhan lebih besar dari saraf nyeri (Widyastuti, 2010).