Você está na página 1de 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERBILIRUBIN (IKTERUS)

KELOMPOK 3

DisusunOleh :
1. FENTI NUR W
2. AGASTI MERCU S
3. AL FARISI
4. SYAMSUL ARIFIN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2015/2016

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Ikterus


Sub pokok bahasan : Pengenalan ikterus
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang Anggrek RSUD Jombang
Hari/tanggal : Jumat, 27 November 2015
Alokasi Waktu : 10:00- 10:30 (30menit)
Media/ Sarana : Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Penyaji : Kelompok 3

A. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
mampu mengetahui cara- cara penanganan ikterus, serta tanda dan gejala
ikterus sehingga dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit pasien mampu :
1) Mengetahui pengertian ikterus
2) Mengetahui etiologi ikterus
3) Mengetahui menifestasi klinis ikterus
4) Mengetahui penanganan ikterus

B. MATERI
1. Pengertian ikterus
2. Etiologi ikterus
3. Menifestasi klinis ikterus
4. Pencegahan ikterus

2
C. SETTING TEMPAT
Penyuluhan dilakukan diruang Anggrek RSUD Jombang

1 2 Keterangan:
1. Penyuluh
5 2. Moderator
3. Obserserver
4. Fasilitator
3 4 5. Sasaran

D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan Tanya
penyuluhan dan dan Jawab
pokok materi yang memperhatikan
akan disampaikan 3. Menjawab
4. Menggali pertanyaan
pengetahuan pasien
tentang ikterus
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi: Mendengarkan Ceramah Leaflet
1. Pengertian ikterus dan dan
2. Etiologi ikterus memperhatikan Tanya
3. Menifestasi klinis Jawab
ikterus
4. Pencegahan ikterus
Diskusi 5menit Memberikan kesempatan Mengajukan Tanya -
kepada peserta untuk pertanyaan Jawab
bertanya dan
mengungkapkan

3
kesulitannya
Penutup 5 menit 1. Memberikan umpan 1. Memberikan Ceramah -
balik (cara merespon jawaban
materi yang 2. Memberikan
diberikan) salam
2. Kesimpulan dan saran
3. Penutupan acara

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media : leaflet dan fotocopy materi
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
- Penyelenggaraan dilaksanakan diruang Anggrek Rumah Sakit Umum
Daerah Jombang
- Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
- Fase dimulai sesuai jadwal yang ditentukan
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secarabenar
- Suasana penyuluhan tertib
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

4
HIPERBILIRUBIN (IKTERUS)

DEFINISI

Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar


nilainya lebih dari normal (Suriadi, 2001). Nilai normal bilirubin indirek 0,3 – 1,1
mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.

Hiperbillirubin ialah suatu keadaan dimana kadar billirubinemia mencapai


suatu nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kernikterus kalau tidak
ditanggulangi dengan baik (Prawirohardjo, 1997).

Hiperbilirubinemia (ikterus bayi baru lahir) adalah meningginya kadar


bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa
dan alat tubuh lainnya berwarna kuning (Ngastiyah, 2000).

ETIOLOGI

Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut dapat terjadi karena


keadaan sebagai berikut;

1. Polychetemia
2. Isoimmun Hemolytic Disease
3. Kelainan struktur dan enzim sel darah merah
4. Keracunan obat (hemolisis kimia; salisilat, kortikosteroid, kloramfenikol)
5. Hemolisis ekstravaskuler
6. Cephalhematoma
7. Ecchymosis
8. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi empedu
(atresia biliari), infeksi, masalah metabolik galaktosemia,
hipotiroid jaundiceASI
9. Adanya komplikasi; asfiksia, hipotermi, hipoglikemi. Menurunnya ikatan
albumin; lahir prematur, asidosis.

5
MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang jelas pada anak yang menderita hiperbilirubin adalah;

10. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
11. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
12. Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai
puncak pada hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke lima
sampai hari ke tujuh yang biasanya merupakan jaundice fisiologis.
13. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang
cenderung tampak kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi
(bilirubin direk) kulit tampak berwarna kuning kehijauan atau keruh.
Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang berat.
14. Muntah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja pucat, seperti
dempul
15. Perut membuncit dan pembesaran pada hati
16. Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar
17. Letargik (lemas), kejang, tidak mau menghisap
18. Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental
19. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
epistotonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.

PENATALAKSANAAN

1. Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini


(pemberian ASI).
2. Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa kelahiran, misalnya
sulfa furokolin.
3. Pencegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan janin.
4. Fenobarbital
Fenobarbital dapat mengeksresi billirubin dalam hati dan memperbesar
konjugasi. Meningkatkan sintesis hepatik glukoronil transferase yang mana

6
dapat meningkatkan billirubin konjugasi dan clereance hepatik pigmen dalam
empedu. Fenobarbital tidak begitu sering digunakan.
5. Antibiotik, bila terkait dengan infeksi.
6. Fototerapi
Fototerapi dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbillirubin patologis dan
berfungsi untuk menurunkan billirubin dikulit melalui tinja dan urine dengan
oksidasi foto pada billirubin dari billiverdin.
7. Transfusi tukar.
Transfusi tukar dilakukan bila sudah tidak dapat ditangani dengan foto terapi.
(Sumber: IDAI, 2011)

KOMPLIKASI

Komplikasi dari hiperbilirubin dapat terjadi Kern Ikterus yaitu suatu


kerusakan otak akibat perlengketan Bilirubin Indirek pada otak terutama pada
Korpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus, Hipokampus, Nukleus merah ,
dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV. Gambaran klinik dari kern ikterus yaitu:

- Pada permulaan tidak jelas , yang tampak mata berputar-putar


- Letargi, lemas tidak mau menghisap.
- Tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya epistotonus
- Bila bayi hidup, pada umur lebih lanjut dapat terjadi spasme otot, epistotonus,
kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.
- Dapat terjadi tuli, gangguan bicara dan retardasi mental.

Você também pode gostar