Você está na página 1de 4

B.

Dampak Positif Teknologi Informasi Dalam Asuhan Keperawatan

Perawatan pasien berbasis teknologi menjadi semakin kompleks, mengubah cara


pelayanan keperawatan . Sebelum aplikasi teknologi meluas , perawat sangat bergantung pada
kemampuan indra mereka seperti penglihatan, sentuhan, penciuman, dan pendengaran untuk
memantau dan mendeteksi perubahan status pasien . Seiring dengan berjalannya waktu,
kemampuan indra perawat digantikan dengan teknologi yang dirancang untuk mendeteksi
perubahan kondisi fisik pasien .

Menurut Cope, Nelson, Paterson, 2012, ada beberapa keuntungan teknologi dalam
keperawatan yaitu :

1. Hemat tempat
Penggunaan sistem informasi kesehatan pada rumah sakit dapat menghemat tempat atau
ruang lingkup kerja petugas medis. Bila biasanya petugas memerlukan banyak tempat untuk
menulis berbagai macam jenis dokumen, dengan menggunakan komputer, yang didalamnya
sudah terdapat simkes, petugas bisa langsung melakukannya dalam ruang lingkup yang kecil
atau terbatas sekalipun, hal tersebut dikarenakan sistem informasi kesehatan yang digunakan
sudah mencantumkan berbagai jenis form dokumen yang diperlukan untuk diisi petugas
medis.
2. Mempercepat pelayanan kepada pasien
Sistem komputerisasi rumah sakit akan memepercepat dan mem-permudah pelayanan
kepada pasien. Petugas tidak perlu lagi repot-repot menulis identitas pasien dan dapat
langsung me-input data yang diperlukan ke komputer. Hal ini juga dapat memudahkan
petugas untuk mengatur antrian pasien dengan menggunakan tiket dan sistem pemanggilan
antrian secara elektronik.
3. Data mudah diakses.
Data yang tersimpan dalam sistem akan mudah diakses oleh para petugas medis di rumah
sakit tersebut. Data yang diperlukan akan mudah untuk ditelusuri dengan mengetikan
keyword yang diperlukan pada kolom pencarian pada sistem informasi yang digunakan,
otomatis data akan mudah dan cepat untuk ditemukan.
4. Mempermudah komunikasi antara petugas medis.
Petugas medis di rumah sakit yang sudah menerapakan sistem in-formasi kesehatan tidak
perlu lagi kerepotan untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan petugas lain di tempat
kerja yang saling berjauhan. Hal tersebut dikarenakan semua data yang di-input oleh tiap-
tiap petugas medis pada sistem informasi kesehatan rumah sakit bisa langsung dilihat dan
diakses oleh semua petugas medis lain dimanapun dan kapanpun, sehingga hal ini bisa
mempermudah dan mempercepat komunikasi antara petugas medis. Selain itu, hal tersebut
juga menghemat waktu dan tenaga para petugas medis.
5. Mempermudah pengecekan data
Tiap-tiap data yang di-input oleh petugas medis akan mudah untuk ditelusuri dan diperiksa.
Pada umumnya, sistem informasi kesehatan yang digunakan akan mendeteksi apabila ada
kesalahan ataupun kekurangan dalam pengisiian data yang di-input-kan oleh petugas medis,
sehingga hal ini akan meminimalisir kesalahan (human eror) yang dapat ditimbulkan.
Pencarian data pun akan mudah dan cepat, karena petugas bisa dengan mudah
memasukan keyword ke kolom pencarian/search pada sistem dan simkes akan otomatis
mencari dan menampilkan data atau dokumen yang akurat sesuai dengan keyword yang
telah diisikan.
6. Mempermudah dalam mengolah data menjadi informasi
Penggunaan sistem informasi kesehatan akan mempermudah petugas medis dalam
memproses/mengolah data yang ada menjadi informasi atau laporan yang diperlukan.
Petugas akan mudah mengakses data apa saja yang diperlukan untuk membuat laporan.
Petugas tidak perlu repot-repot lagi mengaudit data satu persatu serta mengurutkannya
secara manual, karena hal tersebut sudah otomatis dilakukan oleh sistem informasi
kesehatan yang sudah ter-install. Petugas bisa langsung memproses dan menampilkan
laporan yang diinginkan.
C. Dampak Negatif Teknologi Informasi Dalam Asuhan Keperawatan

Pelayanan yang berkualitas dan aman, memang menjadi tujuan dari setiap instansi pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai
hal tersebut adalah dengan pemanfaatan tehkhologi informasi. Namun tekhnologi informasi tetap
memiliki dampak negatif yang harus disadari dan diantisipasi agar tidak menjadi masalah yang
justru dapat membahayakan pasien dan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan. Dampak
negatif penggunaan teknologi yang mungkin timbul antara lain peralatan yang membahayakan
karena ketidakmampuan perawat dalam menggunakannya, pelanggaran privacy pasien, dan
kurangnya sentuhan atau kontak dengan pasien.

Menurut Cope, Nelson dan Patterson, 2012, dampak negatif teknologi dalam keperawatan
sebagai berikut :

1. Bergantung kepada sumber listrik

Komputer yang digunakan untuk melakukan pelayanan medis otomatis sangat tergantung
pada sumber tenaga listrik yang tersedia. Apabila suatu saat listrik padam dan rumah sakit
tidak memiliki sumber listrik cadangan, hal ini tentu akan sangat mengganggu proses
pelayanan medis yang sedang berjalan. Data yang belum sempat tersimpan pun memiliki
kemungkinan untuk hilang saat komputer dinyalakan kembali.
Proses pelayanan akan terganggu apabila rumah sakit tidak memiliki prosedur antisipasi
terhadap hal ter-sebut. Oleh karena itu, ada baiknya tiap-tiap rumah sakit membuat prosedur
antisipasi tertentu terhadap hal-hal yang dapat menganggu proses pelayanan di rumah sakit,
hal ini diperlukan untuk meminimalisir kerugian/dampak yang dapat ditimbulkan.

2. Bergantung kepada aplikasi yang digunakan

Pemilihan serta penggunaan aplikasi/ software simkes juga menjadi hal yang sangat
penting. Petugas akan sangat bergantung kepada sistem tersebut, sehingga apabila sistem
mengalami gangguan atau kerusakan otomatis akan mengganggu proses pelayanan yang
sedang berlangsung.
Oleh karena itu , perlunya rumah sakit untuk menggunakan sistem informasi kesehatan
/ software simkes yang asli/berlisensi yang berasal dari sumber atau pengembang
(developer) software yang terpercaya. Sistem tersebut juga harus senantiasa mendapatkan
pembaruan dan pengembangan terbaru dari developer yang membuat software tersebut, hal
ini diperlukan agar software yang dimiliki rumah sakit selalu up to date dan bebas dari
permasalahan yang sebelumnya pernah terjadi.

3. Perlu pelatihan khusus dalam penggunaannya


Kita perlu menyadari bahwa tidak semua petugas medis di rumah sakit akrab dan familiar
dengan sistem informasi kesehatan atau bahkan dengan komputer. Hal tersebut tentu saja
akan membuat penerapan simkes di rumah sakit menjadi sia-sia atau malah bisa menjadi
halangan karena akan menyulitkan para petugas medis yang masih belum siap dalam
menerapkan simkes.
Pemberian pelatihan perlu dilakukan agar tiap petugas medis dapat menggunakan sistem
informasi kesehat-an yang ada secara efektif, efisien, dan maksimal. Petugas medis juga
perlu diberi pelatihan mengenai cara penanganan dan antisipasi apabila sistem mengalami
gangguan atau tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu petugas medis juga
dapat didorong untuk selalu memberikan kritik dan saran terhadap sistem yang digunakan
agar sistem tersebut dapat semakin berkembang dan memiliki kinerja yang maksimal yang
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

Você também pode gostar