Você está na página 1de 9

No Diagnosa Planning Intervensi Rasional

1. Resiko Tujuan: Mandiri  Dugaan adanya


terjadinya Kriteria Hasil :  Awasi tanda vital. infeksi/terjadinya sepsis,
infeksi Meningkatkan Perhatikan demam, abses, peritonitis.
berhubungan penyembuhan luka menggigil,  Menurunkan resiko
dengan dengan benar, berkeringat, penyebaran bakteri.
perforasi bebas tanda perubahan mental,  Memberikan deteksi dini
pada infeksi atau meningkatkan nyeri terjadi proses infeksi,
Apendiks inflamasi. abdomen. dan/atau pengawasan
dan tidak a. Awasi tanda vital.  Lakukan pencucian penyembuhan peritonitis
adekuatnya Perhatikan tangan yang baik yang telah ada sebelumnya.
pertahanan demam, dan perawatan luka  Pengetahuan tentang
utama. menggigil, aseptic. Berikan kemajuan situasi
berkeringat, perawatan memberikan dukungn
perubahan mental, paripurna. emosi, membantu
meningkatnya  Lihat insisi dan menurunkan ansietas.
nyeri abdomen. balutan. Catat  Kultur pewarnaan Gram
b. Lakukan pen- karakteristik dan sensitivities berguna
cucian tangan drainase luka/drein untuk mengidentifikasikan
yang baik dan (bisa dimasukkan), organism penyebab dan
perawatn luka adanya eritema. pilihan terapi.
aseptic. Berika  Berikan informasi  Mungkin diberikan secara
perawatan yang tepat, jujur profilaktik atau menurunkan
paripurna. pada pasien/orang jumlah organism (pada
c. Lihat insisi dan terdekat. infeksi yang telah ada
balutan. Catat Kolaborasi pertumbuhannya pada
karakteristik  Ambil contoh rongga abdomen.
drainase luka, drainase bila  Dapat diperlukan untuk
adanya eritema. diindikasikan. mengalirkan isi abses
d. Berikan informasi  Berikan antibiotic
terlokalisir.
yang tepat dan sesuai indikasi.
jujur pada pasien
 Bantu irigasi dan
e. Ambil contoh
drainase bila
drainage bila
diindikasikan
diindikasikan.
f. Berikan antibiotic
sesuai indikasi/
 Dugaan adanya
infeksi/terjadinya
sepsis, abses,
peritonitis.
 Menurunkan
resiko penyebaran
bakteri.
 Memberikan
deteksi dini
terjainya proses
infeksi, dan atau
pengawasan
penyembuhan
peritonitis yang
telah ada
sebelumnya.
 Pengetahuan
tenteng kemajuan
situasi
memberikan
dukungan emosi,
membantu
menurunkan
anxietas.
 Kultur pewarnaan
gram dan
sensitifias berguna
untuk
mengidentifikasi
organism
penyebab dan
pilihan terapi.
 Mungkin
diberikan secara
profilaktik atau
menurunkan
jumlah organism
(pada innfeksi
yang telah ada
sebelumnya) utuk
menurunkan
penyebaran dan
pertumbuhannya
pada rongga
abdomen.
2. Volume Tujuan : Mandiri  Tanda yang membantu
cairan Kriteria Hasil :  Awasi tekanan mengidentifikasikan
kurang dari Mempertahankan darah nadi. fluktuasi volume
kebutuhan keseimbangan Lihat membrane intravaskuler.
berhubungan cairan dibuktikan mukosa, kaji tugor  Indicator keadekuatan
dengan mual oleh kelembaban kulit dan pengisian sirkulasi perifer dan hidrasi
dan muntah. membrane kapiler. seluler.
mukosa, turgor  Awasi masukan dan  Penurunan haluaran urin
kulit baik, tanda- haluaran, catat pekat dengan peningkatan
tanda vital stabil, warna berat jenis diduga
dan secara urine/konsentrasi, dehidrasi/kebutuhan
individual berat jenis. peningkatan cairan.
haluaran urine Auskultasi bising  Indicator kembalinya
adekuat. usus, catat peristaltic, kesiapan untuk
kelancaran flatus, pemasukan per oral.
gerakan usus.  Dehidrasi mengakibatkan
 Berikan perawatan bibir dan mulut kering dan
mulut sering dengan pecah-pecah
perhatian khusus  Selang NG biasanya
pada perlindungan dimasukkan pada praoperasi
bibir. dan dipertahankan pada fase
Kolaborasi segera pascaoperasi untuk
 Pertahankan dekompresi usus,
penghisapan meningkatkan istirahat usus,
gaster/usus. mencegah mentah.
 Berikan cairan IV Peritoneum bereaksi
dan elektrolit terhadap iritasi/infeksi
dengan menghasilkan
sejumlah besar cairan yang
dapat menurunkan volume
sirkulasi darah,
mengakibatkan hipovolemia.
 Dehidrasi dapat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit

3. Nutrisi Tujuan : Mandiri Setelah tindakan pembagian,


kurang dari Kriteria Hasil : BB Buat jadwal kapasitas gaster menurun
kebutuhan normal, masukan tiap jam. kurang lebih 50 ml,
berhubungan anjurkan mengukur sehingga perlu makan
dengan cairan/makanan dan sedikit/sering.
terjadinya minum sedikit demi Pengawasan kehilangandan
mual dan sedikit atau makan alat pengkajian kebutuhan
muntah. dengan perlahan. nutrisi/keefektifan terapi.
Timbang berat Makan berlebihan dapat
badan tiap hari. buat menyebabkan mual/muntah
jadwal teratur atau kerusakan operasi
setaelah pulang. pembagian.
Tekankan Menurunkan kemungkinan
pentingnya aspirasi.
menyadari kenyang Dapat mempengaruhi nafsu
dan menghentikan makan/pencernaan dan
masukan. membatasi masukan nutrisi.
Beritahu pasien Dapat meningkatkan
untuk duduk saat masukan, meningkatkan rasa
makan/minum. berpartisipasi/kontrol.
Tentukan makanan Memberikan nutrisi tanpa
yang membentuk menambah
gas. kalori.catatan: diet cair
Diskusikan yang biasanya dipertahankan
disukai pasien dan selama 8 minggu setelah
masukan dalam diet prosedur pembagian.
murni. Perlu bantuan dalam
Kolaborasi perencanaan diet yang
Berikan diet cair, memenuhi kebutuhan
lebih lembut, tinggi nutrisi.
protein dan serat, Tambahan dapat diperlukan
dan rendah lemak, untuk mencegah anemia
dengan tambahan karena gangguan absorpsi.
cairan sesuai Peningkatan motilitas usus
kebutuhan. setelah
Rujuk ke ahli gizi prosedurbypassmerendahkan
Berikan tambahan kadar kalsium dan
vitamin seperti B12 meningkatkan absorpsi
injeksi, folat, dan oksalat, dimana dapat
kalsium sesuai menimbulkan pembentukan
indikasi. batu urine.
4. Nyeri Tujuan : Mandiri  Berguna dalam pengawasan
berhubungan Kriteria hasil :  Kaji nyeri, catat keefektifan obat, kemajuan
dengan Pasien tampak lokasi, karakteristik, penyembuhan.
adanya insisi rileks mampu berat (skala 0-10).  Perubahan pada
bedah tidur/ istirahat Sakit dan laporkan kerakteristik nyeri
dengan tepat. perubahan nyeri menunjukkan terjadinya
dengan tepat. abses/peritonitis,
 Pertahankan memerlukan upaya evaluasi
istirahat dengan medic dan intervensi.
posisi semi-fowler.  Gravitasi melokalisasi
 Dorong ambulasi eksudat inflamasi dalam
dini. abdomen bawah atau pelvis,
 Berikan aktivitas menghilangkan tegangan
hiburan. abdomen yang bertambah
Kolaborasi dengan posisi terlentang.
 Pertahankan  Meningkatkan normalitas
puasa/penghisapan fungsi organ, contoh
NG pada awal merangsang peristaltic dan
 Berikan analgesic kelancaran flatus,
sesuai indikasi menurunkan ketidak
 Berikan kantong es nyamanan abdomen.
pada abdomen.  Focus perhatian kembali,
meningkatkan relaksasi dan
dapat meningkatkan
kemampuan koping.
 Menurunkan
ketidaknyamanan pada
peristaltic usus dini dan
iritasi gaster/muntah.
 Menghilangkan nyeri
mempermudah kerja sama
intervensi terapi lain contoh
ambulasi, batuk.
 Menghilangkan dan
mengurangi nyeri melalui
penghilangan rasa ujung
saraf.

3.4 IMPLEMENTASI
No Dx Hari/tgl Implementasi Paraf
1. 1 Senin, 23 Menghindari infeksi
April 2012
 Jam 08.00-  Melakukan pencucian tangan yang baik dan
08.05 perawatan luka aseptic
 Jam 08.05-  Mengobservasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda
08.15 infeksi
 Jam 08.15-  Memberikan antibiotic sesuai indikasi
08.20
2. 2 Selasa, 24 Mempertahankan keseimbangan cairan
April 2012
 Jam 08.00-  Mempertahankan catatan intake dan output yang
08.05 akurat.
 Jam 08.05-  Memonitor vital sign dan status hidrasi.
08.10  Memonitor status nutrisi
 Jam 08.10-  Mengawasi nilai laboratorium, seperti Hb/Ht,
08.15 Na+ albumin dan waktu pembekuan.
 Jam 08.15-  Berkolaborasikan pemberian cairan intravena
08.25 sesuai terapi.
 Jam 08.25-  Mengatur kemungkinan transfusi darah.
08.30
 Jam 08.30-
08.35
3. 3 Rabu, 25 Memenuhi kebutuhan nutrisi
April 2012
 Jam 08.00-  Menentukan kemampuan pasien untuk
08.05 memenuhi kebutuhan nutrisi.
 Jam 08.05-  Memantau kandungan nutrisi dan kalori pada
08.10 catatan asupan.
 Jam 08.10-  Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
08.20 nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
 Jam 08.20-  Meminimalkan faktor yang dapat menimbulkan
08.25 mual dan muntah.
 Jam 08.25-  Mempertahankan higiene mulut sebelum dan
08.35 sesudah makan.

4. 4 Kamis, 26 Mengurangi nyeri


April 2012
 Jam 08.00-  Melakukan pengkajian nyeri, secara
08.15 komprehensif meliputi lokasi, keparahan.
 Jam 08.15-  Mengobservasi ketidaknyamanan non verbal
08.20  Menggunakan pendekatan yang positif terhadap
 Jam 08.20- pasien, hadir dekat pasien untuk memenuhi
08.35 kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase,
 Jam 08.35- perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak
08.40 terburu-buru.
 Jam 08.40-  Mengendalikan factor lingkungan yang dapat
08.45 mempengaruhi respon pasien terhadap
 Jam 08.45- ketidaknyamanan.
08.50  Menganjurkan pasien untuk istirahat dan
menggunakan teknik relaksai saat nyeri.
 Berkolaborasi medis dalam pemberian analgesic.

3.5 EVALUASI

No Evaluasi
1 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak ada tanda infeksi
O: Menunjukan tidak ada tanda infeksi: Luka sembuh tanpa tanda infeksi, Cairan yang
keluar dari luka tidak purulen
A: Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
2 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak merasa haus lagi
O: Cairan tubuh seimbang: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine normal, HT normal, Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal, Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
3 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak merasa lapar
O: Nutrisi terpenuhi: Mempertahankan berat badan, Toleransi terhadap diet yang
dianjurkan, Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi dan Turgor kulit baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
4 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak nyeri lagi
O: Melaporkan berkurangnya nyeri: Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol dan Klien
tampak rileks, mampu tidur/istirahat
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol
dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking
tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun,
lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,
Apendisitis, 2007)
4.2 Saran
Mahasiswa keperawatan harus benar-benar memahami konsep dasar penyakit apendisitis
dan diverkulitis ini sebelum benar-benar mempraktekkannya di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Burner and suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.volume 2.Jakarta :
EGC.
Engram, Barbara, 1994. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC.
Perry & Potter, 2006, Fundamental Keperawatan volume 2.Jakarta : EGC.
Marylin E. Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC
Mansjoer. A.dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
Johnson, Marion,dkk.2000. Nursing Outcome Classification (NOC). St. Louis, Missouri: Mosby Yearbook,Inc.
Mc. Closkey, Joanne. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). St. Louis, Missouri: Mosby Yearbook,Inc.

Posted in:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

2 komentar:

Ace Maxs says:


12 Juni 2015 23.22Reply

Untuk terhindar dari penyakit, biasakan pola hidup sehat. Terimakasih untuk informasinya.

http://acemaxsshop.com/obat-tradisional-usus-buntu/

Sell Tiket says:


23 Agustus 2016 21.29Reply
Cari TiketPesawat Online Super Cepat dan murah??
http://selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??


Yang memilikipotensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di http://agenselltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI HUBUNGI:


No handphone :085365566333
PIN : 5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!

Posting Komentar

Search
 Popular
 Tags
 Blog Archives
POPULAR POSTS
 keperawatan jiwa isolasi sosial: menarik diri
SEMINAR KEPERAWATAN JIWA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn. H DENGAN MASALAH
UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA D r...
 asuhan keperawatan apendisitis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit inflamasi pada sistem pencernaan sangat
banyak, diantaranya appendisitis dan div...
 asuhan keperawatan gizi buruk
LAPORAN PENDAHULUAN GIZI BURUK 1. Pengertian Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut),
merupakan keadaan kurang gizi tingkat bera...
 asuhan keperawatan konstipasi
ASKEP Konstipasi (Sistem Pencernaan) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Konstipasi
atau sembelit adalah terhambatnya defekas...


asuhan keperawatan atelektasis
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2 ASUHAN KEPERAWATAN ATELEKTASIS Oleh: Dwi Apriadi
(10620312) ...


asuhan keperawatan Idiopatik trombositopenia purpura
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2 ASUHAN KEPERAWATAN IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA
PURPURA Disu...


mekanisme batuk
REFLEKS BATUK Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama; yaitu reseptor batuk, serabut saraf
aferen, pusat batuk, susunan saraf e...
 askep penyakit jantung bawaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung bukan hanya monopoli orang dewasa, melainka juga di alami anak-anak. Sejak...
 askep katarak
MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA 5 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KATARAK
Oleh Kelompok: · Dwi Apriadi ...
 terapi aktivitas kelompok isolasi sosial:menarik diri

MY BLOG LIST
Diberdayakan oleh Blogger.

FOLLOWERS
ARCHIVES
 ► 2016 (1)
 ► 2015 (8)
 ► 2014 (2)
 ► 2013 (5)
 ▼ 2012 (4)
o ▼ Oktober (3)
 asuhan keperawatan Idiopatik trombositopenia purpu...
 mekanisme batuk
 asuhan keperawatan apendisitis
o ► September (1)

NAK PSIK 5.1

Você também pode gostar