Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3.4 IMPLEMENTASI
No Dx Hari/tgl Implementasi Paraf
1. 1 Senin, 23 Menghindari infeksi
April 2012
Jam 08.00- Melakukan pencucian tangan yang baik dan
08.05 perawatan luka aseptic
Jam 08.05- Mengobservasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda
08.15 infeksi
Jam 08.15- Memberikan antibiotic sesuai indikasi
08.20
2. 2 Selasa, 24 Mempertahankan keseimbangan cairan
April 2012
Jam 08.00- Mempertahankan catatan intake dan output yang
08.05 akurat.
Jam 08.05- Memonitor vital sign dan status hidrasi.
08.10 Memonitor status nutrisi
Jam 08.10- Mengawasi nilai laboratorium, seperti Hb/Ht,
08.15 Na+ albumin dan waktu pembekuan.
Jam 08.15- Berkolaborasikan pemberian cairan intravena
08.25 sesuai terapi.
Jam 08.25- Mengatur kemungkinan transfusi darah.
08.30
Jam 08.30-
08.35
3. 3 Rabu, 25 Memenuhi kebutuhan nutrisi
April 2012
Jam 08.00- Menentukan kemampuan pasien untuk
08.05 memenuhi kebutuhan nutrisi.
Jam 08.05- Memantau kandungan nutrisi dan kalori pada
08.10 catatan asupan.
Jam 08.10- Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
08.20 nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
Jam 08.20- Meminimalkan faktor yang dapat menimbulkan
08.25 mual dan muntah.
Jam 08.25- Mempertahankan higiene mulut sebelum dan
08.35 sesudah makan.
3.5 EVALUASI
No Evaluasi
1 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak ada tanda infeksi
O: Menunjukan tidak ada tanda infeksi: Luka sembuh tanpa tanda infeksi, Cairan yang
keluar dari luka tidak purulen
A: Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
2 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak merasa haus lagi
O: Cairan tubuh seimbang: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine normal, HT normal, Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal, Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
3 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak merasa lapar
O: Nutrisi terpenuhi: Mempertahankan berat badan, Toleransi terhadap diet yang
dianjurkan, Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi dan Turgor kulit baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
4 Jam:
S: Pasien mengatakan tidak nyeri lagi
O: Melaporkan berkurangnya nyeri: Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol dan Klien
tampak rileks, mampu tidur/istirahat
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus
buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol
dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking
tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun,
lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,
Apendisitis, 2007)
4.2 Saran
Mahasiswa keperawatan harus benar-benar memahami konsep dasar penyakit apendisitis
dan diverkulitis ini sebelum benar-benar mempraktekkannya di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Burner and suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.volume 2.Jakarta :
EGC.
Engram, Barbara, 1994. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC.
Perry & Potter, 2006, Fundamental Keperawatan volume 2.Jakarta : EGC.
Marylin E. Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC
Mansjoer. A.dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
Johnson, Marion,dkk.2000. Nursing Outcome Classification (NOC). St. Louis, Missouri: Mosby Yearbook,Inc.
Mc. Closkey, Joanne. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). St. Louis, Missouri: Mosby Yearbook,Inc.
Posted in:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
2 komentar:
Untuk terhindar dari penyakit, biasakan pola hidup sehat. Terimakasih untuk informasinya.
http://acemaxsshop.com/obat-tradisional-usus-buntu/
Posting Komentar
Search
Popular
Tags
Blog Archives
POPULAR POSTS
keperawatan jiwa isolasi sosial: menarik diri
SEMINAR KEPERAWATAN JIWA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn. H DENGAN MASALAH
UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA D r...
asuhan keperawatan apendisitis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit inflamasi pada sistem pencernaan sangat
banyak, diantaranya appendisitis dan div...
asuhan keperawatan gizi buruk
LAPORAN PENDAHULUAN GIZI BURUK 1. Pengertian Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut),
merupakan keadaan kurang gizi tingkat bera...
asuhan keperawatan konstipasi
ASKEP Konstipasi (Sistem Pencernaan) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Konstipasi
atau sembelit adalah terhambatnya defekas...
asuhan keperawatan atelektasis
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2 ASUHAN KEPERAWATAN ATELEKTASIS Oleh: Dwi Apriadi
(10620312) ...
asuhan keperawatan Idiopatik trombositopenia purpura
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2 ASUHAN KEPERAWATAN IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA
PURPURA Disu...
mekanisme batuk
REFLEKS BATUK Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama; yaitu reseptor batuk, serabut saraf
aferen, pusat batuk, susunan saraf e...
askep penyakit jantung bawaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung bukan hanya monopoli orang dewasa, melainka juga di alami anak-anak. Sejak...
askep katarak
MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA 5 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KATARAK
Oleh Kelompok: · Dwi Apriadi ...
terapi aktivitas kelompok isolasi sosial:menarik diri
MY BLOG LIST
Diberdayakan oleh Blogger.
FOLLOWERS
ARCHIVES
► 2016 (1)
► 2015 (8)
► 2014 (2)
► 2013 (5)
▼ 2012 (4)
o ▼ Oktober (3)
asuhan keperawatan Idiopatik trombositopenia purpu...
mekanisme batuk
asuhan keperawatan apendisitis
o ► September (1)