Você está na página 1de 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Usaha kesehatan lingkungan perusahaan adalah suatu usaha untuk

memperbaiki dan mengoptimalkan lingkungan hidup perusahaan agar menjadi

media yang baik untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi manusia yang

beraktivitas dalam perusahaan tersebut.

Pada era industrialisasi saat ini pelaksanaan Hiperkes dan Keselamatan

Kerja merupakan hal yang wajib dilaksanakan bagi setiap perusahaan. Hal ini

dikarenakan human investment atau peningkatan sumber daya manusia. Dalam

hal ini pekerja meryupakan faktor utama penentu kualitas dan produktivitas

perusahaan agar dapat bersaing baik regional maupun internasional.

Penyelenggaraan Hiperkes dan keselamatan Kerja bertujuan untuk

menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari risiko bahaya akibat kerja. Salah

satu bidang penting dalam hiperkes adalah sanitasi dan gizi kerja.

Salah satu aspek sanitasi lingkungan kerja adalah ketatarumahtanggaan

yang diartikan lebih dari menjaga fasilitas pabrik tetap bersih dan bebas dari

limbah atau sampah, tetapi juga berarti teratur segala – galanya. Jadi

ketatarumahtanggaan termasuk juga mengatur perkakas alat – alat kerja,

penyimpanan fasilitas dan bahan.

Adapun unsur-unsur pokok sanitasi industri yang perlu diperhatikan

adalah :

1. Unsur Hygiene
2. Unsur Estetika

3. Unsur Ekonomi

Sedangkan aspek lingkungan industri dibagi menjadi 4 golongan,

meliputi fisik, kimia, biologi, dan ergonomi. Sehingga pelaksanaan sanitasi yang

baik harus meliputi aspek-aspek diatas demi terwujudnya produktivitas yang

optimal.

Peranan gizi kerja juga sangat penting dalam mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal.Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya

dimana dengan penambahan gizi akan terjadi peningkatan produktivitas kerja.

Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan dengan

aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Selain pemenuhan kebutuhan energi, juga

dibutuhkan keseimbangan dalam pemberian zat gizi tersebut untuk mendapatkan

kondisi kesehatan dan kinerja yang baik. Waktu pemberian makan pun

berpengaruh dalam produktivitas kerja.

Perusahaan PT. MADUBARU YOGYAKARTA mempunyai

komitmen yang kuat untuk menjamin produknya untuk bisa bersaing dengan

perusahaan lainnya. Perusahaan ini mengemban tugas untuk menyukseskan

program pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir dan sebagai

perusahaan padat karya yang juga menampung tenaga kerja dari provinsi daerah

istemewa yogyakarta. Perusahaan ini juga memastikan bahwa produk gula

madukismo dan spirtus ( alkohol) bisa diterima dengan baik dimasyarakat.

Dengan adanya kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi PT. MADUBARU ini juga perlu waspada terhadap

kendala-kendala yang ada di lapangan soal isu-isu yang berkembang


dimasyarakat. Hal ini perlu dilakukan untuk mengatisipasi hal yang buruk

terjadi.
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT MADUBARU ini pertama kali dibangun pada tahun 1955 atas

prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono ke–IX dan diresmilkan pada tanggal 29

Mei 1958 oleh Presiden RI yang pertama Ir. Soekarno PT. MADUBARU ini

mempunyai kontraktor utama yang bernama Machine Fabriek Sangerhausen dari

Jerman Timur. PT. MADUBARU ini sendiri berdiri pada tanggal 14 juni 1955.

Pada awal berdirinya saham kepemilikan PT. MADUBARU hampir

75% dimiliki oleh keraton kerajaan yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX

dan 25% dimiliki oleh pemerintah. Tetapi pada saat ini hanya 65% milik Sri

Sultan Hamengkubuwono ke-IX dan 35% milik pemerintah yang dikuasakan

kepada PT. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (sebuah BUMN milik

Departemen keuangan Indonesia)

PT. MADUBARU ini mempunyai sebuah bangunan besar yang berusia

tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno serta rel–rel kereta yang menjadi

jalan kereta pengangkat tebu. Dan mempunyai sebuah gedung, yang bernama

gedung MADU CHANDYA yang terletak tak jauh dari areal pabrik, gedung itu

biasanya digunakan untuk tempat penjelasan tentang proses pembuatan gula dari

tebu dan pembuatan spiritus dari hasil samping tebu.Setelah mendapat

penjelasan tentang proses pembuatan gula dan spiritus biasanya akan diajak

merasakan naik kereta pada masa lampau yang ditarik oleh lokomotif tua

bermesin diesel buatan Jerman.


PT. MADUBARU ini adalah termasuk dalam perusahaan swasta

karena menurut pengelolah PT. MADUBARU perusahaan swasta lebih leluasa

dalam hal menentukan arah. Meskipun PT. MADUBARU ini perusahaan swasta

namun juga bekerja sama dengan pemerintah dalam bidang modal usaha.

Pemilik modal (saham) terbesar PT. MADUBARU ini Keraton Kerajaan Sri

Sultan Hamengkubuwono ke–IX yang mempunyai slogan “ TAHTA UNTUK

RAKYAT” yang artinya selalu mengedepankan kesejahteraan rakyat.

PT. MADUBARU ini memulai prodoksi pada tahun 1958 dengan hasil

produksi 1500-3500 ton perhari (untuk gula madukismo), dan pada tahun 1959

dengan hasil produksi 1500-2500 liter perhari (untuk alkohol). Pada tahun 2009

harga penjualan alcohol Rp.10.000 dan 20.000 pada tahun berikutnya. Namun

juga dikenakan pajak tanah dan bangunan yang harus dibayar.

PT. MADUBARU ini aktif produksi mulai dari bulan Mei-Oktober

dengan tenaga kerja kurang lebih 4500 orang. PT. MADUBARU ini pertama

kali mempunyai karyawan sebayak 442 orang dengan 60 orang pimpinan juga

mempunya kontrak kerja dengan karyawan pada waktu tertentu yaitu pada

musim produksi sejumlah 990 orang dan 3000-3500 orang pada saat panen

(pekerja tani).

Hasil produksi PT. MADUBARU ini dijual / dipasarkan dengan cara

dilelang dengan armada angkut 6000 ton dengan jumlah 600-700 unit kendaraan.

Dalam hal pemasaran ini PT. MADUBARU tidak takut kalah saing dengan

perusahaan lain karena PT. BADU BARU ini mempunyai cara khusus agar bisa

mempertahankan perusahaan agar tetap jaya yaitu dengan cara input, proses

,output dan feedback. Dengan teori dasar ekonomi berdo’a kepada Allah,
shodaqoh pada orang yang tidak punya / kurang mampu dan juga meningkatkan

SDM, mendengarkan yang beredar dimasyarakat pada umumnya dan

perusahaan-perusahaan lain. PT. MADUBARU ini juga berkenan untuk

pelatihan pendidikan seperti halnya kunjungan industri dan penelitian

mahasiswa. Dalam satu bulan PT. MADUBARU ini menerima 170 orang

mahasiswa peneliti selain itu PT. MADUBARU ini memberikan 5% modal atau

hasil perusahaan agar dimanfaatkan oleh industri kecil dan ikut membantu

pemerintah dalam mengurangi pengangguran.

2.2 Perkembangan Perusahaan

PT. MADUBARU YOGYAKARTA ini pada umumnya dikenal

masyarakat dengan nama Madukismo. Madukismo ini sendiri terdiri dari 2

pabrik, yaitu pabrik gula dengan pabrik alcohol atau spiritus. Pabrik ini menjadi

satu-satunya pabrik di Yogyakarta yang mendapat tugas untuk mensukseskan

program pengadaan pangan nasional, khususnya untuk kategori gula pasir.

Perubahan manajemen perusahaan pada tahun 1955-1962 merupakan

perusahan swasta pada tahun 1962-1966 bergabung dengan perusahaan Negara

dibawah BPU-BPN (Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Negara), karena

adanya police pemerintah RI yang mengambil alih semua perusahaan di

Indonesia. PT. MADUBARU merupakan sebuah perusahaan Perseroan Terbatas

yang didirikan pada tanggal 14 juni 1955. Dalam sejarahnya, kota Yogyakarata

merupakan kota yang sangat lekat dengan industri gula hal ini tidak lepas

banyaknya jumlah pabrik gula yang berdiri di wilayah ini pada masa Belanda.

Petunjuk akan hal ini dapat kita perhatikan dalam budaya masyarakat yang

menyukai segala sesuatu yang berasa manis.


Kronologi status perusahaan & perubahan managemen perusahaan PT.

MADUBARU sebagai berikut :

a. Tahun 1955-1962 PT. MADUBARU merupakan perusahaan swasta.

b. Tahun 1962-1966 BPU dan PPN dibubarkan.

PG-PG diindonesia boleh memilih tetap sebagai perusahaannegara atau

keluar dan sebagai perusahaan swasta dalam hal ini : PT. MADUBARU

memilih untuk menjadi perusahaan swasta.

c. Tahun 1966-1984 PT. MADUBARU kembali menjadi perusahaan swasta

dengan susunan direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono

ke-IX sebagai Presiden Direktur.

d. Pada tanggal 4 maret 1984 -24 febuari 2004 diadakan kontrak managemen

dengan PT. RAJAWALI NUSANTARA (BUMN milik departemen

keuangan)

e. Tanggal 24 febuari 2004 – aekarang PT. MADUBARU menjadi perusahaan

mandiri dikelola secara profesional dan independent.

2.3 Kedudukan Perusahaan

PT MaduBaru yang berkedudukan di daerah istimewa Yogyakarta

bergerak di bidang Agro Industri dengan memiliki satu pabrik gula dan satu

pabrik alcohol/spiritus yang di kenal dengan nama pabrik gula /pabrik

spiritus(PG/PS) madukismo. PG/PS madukismo ini adalah satu-satunya pabrik

gula dan pabrik spirits di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas

untuk menyukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir

dan sebagai perusahaan padat karya PT. Madubaru juga menampung tenaga

kerja dari propinsi daerah istimewa Yogyakarta.


PG-PS Madukismo ini dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri

Sultan Hamengkubuwono ke-IX dan diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh

Presiden RI pertama Ir. Soekarno di atas bangunan pabrik gula padokan (satu di

antara 17 pabrik gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun pada

pemerintahaan Belanda, tetapi dibumi hanguskan pada masa pemerintahan

Jepang). Yang terletak di desa Padokan, kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan

Kasihan, kabupaten Bantul, Propinsi DIY.

PT. Madubaru ini mempunyai kontraktor utama yang bernama Machine

Fabriek Sangerhausen, dari Jerman Timur dengan status perusahaan Perseroan

Terbatas yang berdiri pada tanggal 14 Juni 1955 dan di beri nama Pabrik Gula

MaduBaru (PG) Madukismo dan Pabrik Alcohol/spiritus MaduKismo.

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan


Susunan Pengurus saat ini sebagai berikut:

1. Komisaris utama: GKR Pembayun

2. Komisaris: Drs.H.Sumargono Khusumohadiningrat, Ir. Agus Purnomo,

M.S

3. Direktur: Ir.Rachmad Edi Cahyono, M.Si

2.5 Fasilitas-fasilitas Perusahaan

Dari awal berdirinya PT. MaduBaru Yogyakarta sampai saat ini hasil

pemasaran industrinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jenis-jenis mesin


yang berbeda –beda dan terus maengalami perubahan,juga produkproduk yang

di hasilkan lebih bermutu dan berkualitas.

Pada perusahaan PT. MaduBaru tidak hanya mementingkan pendapatan

atau laba yang besar serta terciptanya produk-produk baru. Tetapi perusahaan ini

juga mementingkan kenyamanan karyawan dan salah satunya adalah dengan

memberikan fasilitas-fasilitas .fasilitasfasilitas yang di miliki oleh PT.

MaduBaru ini sangat memadai dan sangat mendorong kinerja para

karyawan.sehingga karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman.fasilitas-

fasilitas itu antara lain:

a. Rumah dinas dengan dilengkapi fasilitas listrik dan air ,fasilitas ini belum

semua karyawan dapat terpenuhi dan bagi yang belum mendapatkan

diberikan bantuan berupa biaya penggantian sewa rumah dan biaya listrik

dan air yang besarnya sesuai dengan golongan karyawan.

b. Biaya berobat bila keluarga dari karyawan memerlukan perawatan

ditanggung 100% oleh perusahaan.

c. Sarana olahraga.

d. Rekreasi setiap selesai musim giling.

e. Program asuransi tenaga kerja(ASTEK) yang sekarang dignti dengan

JAMSOSTEK sejak tahun 1978.

f. Tunjungan bagi karyawan dan keluarganya.

g. Tempat ibadah bagi karyawan.

h. Pemberian penghargaan bagi karyawan yang mempunyai masa kerja 25

tahun.

i. Koperasi karyawan dan pensiunan.


j. Bantuan bagi anak karyawan yang berprestasi, selain program tersebut

perusahaan juga memberikan santunan jaminan hari tua pada karyawan

tetap yang pelaksanaannya sesuai dengan SKB Mentri Pertanian dan

Menteri Tenaga Kerja no.804 /KTSP/ Hk .030 /II /90

Fasilitas – fasilitas ini sangat berguna bagi karyawan agar terasa lebih

aman dan nyaman , lebih giat dalam bekerja.sehingga perusahaan bisa

mengalami kemajuan yang lebih pesat dalam memproduksi produkproduk gula

dan alcohol / spirtus yang unggul.

2.6 Pendidikan Latihan dan Kursus Tenaga Kerja

PT. MADUBARU Yogyakarta ini mempunyai pendidikan latihan dan

kursus tenaga kerja untuk para karyawannya yang dilaksanakan pada

pengembangan karier dan Job Training yang berguna untuk peningkatan mutu

produktifitas pekerja, adanya pelaksanaan pendidikan latihan dan kursus tenaga

kerja dapat ditempuh dengan cara apprentice training dan on the job training.

a. Apprentice Training

Yaitu pendidikan pelatihan kerja yang diberikan oleh pekerja lama kepada

pekerja bawahan.

b. On the Job Training

Pendidikan pelatihan kerja yang diberikan oleh pekerja lama kepada pekerja

baru dalam memangku jabatannya.

Macam-macam pendidikan latihan kerja yang dimiliki oleh PT. MADUBARU:

1. Latihan Kepegawaian

Mengajarkan kepada tenaga kerja untuk memeriksa dan menjawab serta

melatih tenaga kerja lain yang baru.


2. Latihan Manajemen

Latihan yang berhubungan dengan pelayanan.

3. Latihan Dalam Tugasnya

Memberikan instruksi khusus dalam melaksanakan tugasnya dan suatu

pekerjaannya tersebut.

4. Latihan Induksi

Membantu menyelesaikan pekerjaan yang baru.

5. Latihan Pengembangan Pimpinan

Mengembangkan pimpinan perusahaan agar memperoleh kemampuan

dalam memimpin perusahaan tersebut. Demi terciptanya kualitas dan

kuantitas yang baik karyaawan atau tenaga kerja PT. MADUBARU dalam

melakukan produksi suatu barang diperlukan pendidikan latihan dan kursus

tenaga kerja yang dijabarkan di atas

2.7 Jumlah Tenaga Kerja dan Sistem Rekruitmen

Tenaga kerja di PT. MADUBARU YOGYAKARTA direkrut dari

tenaga kerja bangsa Indonesia sendiri.dan sebagian besar berasaldari orang

yogyakarta sekitar pabrik itu sendiri. Pada masa awal berdirinya perusahaan PT.

MADUBARU mempunyai karyawan dengan jumlah 442 orang dengan 60 orang

pimpinan,Pada PT. MADUBARU mempunyai kontrak kerja dengan karyawan

pada waktu tertentu yaitu pada musim produksi dengan jumlah karyawan 990

orang, juga memepunyai kontrak karyawan pada musim panen ( pekerja tani)

dengan jumlah karyawan 3000-3500 orang karyawan.

Agar dapat bekerja dengan baik pada tugasnya, maka diperlukan waktu

yang baik , yang sesuai ketentuan,. Bahwa jam kerja seorang pekrja adalah 40
jam perminggu. Sebelumnya yang diperkirakan sebagai lembur, dan

penganturan jam kerja PT. MADUBARU dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Diluar musim giling

i. Hari senin-kamis : jam 06:30 – 15:00 WIB

ii. Hari jum’at- sabtu : jam 06:30- 11:30 WIB

iii. Jam istirahat :jam 10:30 -11:30 WIB

2. Dalam musim giling

i. Untuk karyawan yang tidak terkait dengan proses produksi berlaku

ketentuan jam kerja seperti pada jam kerja diluar giling

ii. Bagi karyawan yang berkaitan dengan proses produksi berlaku

ketentuan jam kerja sistem beregu dengan pembanggian sebagai

berikut:

 Regu pagi : jam 06:00-14:00 WIB

 Regu siang : jam 14:00-22:00 WIB

 Regu malam : jam 22:00-06:00 WIB

2.8. SISTEM PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN TENAGA KERJA

Dalam sebuah perusahaan tak lepas dari peran seorang karyawan atau

tenaga kerja.dan tenaga kerja membutuhkan pekerjaan untuk memperoleh upah

atau gaji.

Adapun system pengajian yang dimiliki oleh PT. Madubaru adalah:

a) Untuk tenaga kerja bulan atau honor, menerima gaji atau upah setiap satu

bulan sekali.
b) Untuk tenaga kerja harian system pengajian dilakukan setiap dua minggu

sekali,yaitu untuk salesmen marketing dan produksi yang dikelola oleh

koperasi.

 Upah karyawan tetap

upah lembur: gaji pokok X jumlah jam lembur

a. Upah tenaga kerja lepas dan honor

upah lembur: jumlah jam lembur (2/30)

Penentuan upah lembur perjam adalah sebagai berikut:

 Jam lembur pertama: 1,5 x upah /jam

 Jam lembur selebihnya: 2 x upah /jam

Perusahaan PT. Madubaru juga memberikan tunjangan kepada

karyawan atau tenaga kerjanya berupa:

 Polik klinik atau puskesmas

 Koprasi

 Rekreasi tahunan

 Makan harian

 Uang transport harian

 Pergantian biaya pengobatan termasuk juga keluarga

 Perumahan

 Tunjangan hari raya

 Jamsostek

 Dana cuti

 Dana pensiun

 Olahraga
 Pakaian dan peralatan dinas

Adapun tunjangan yang diberikan PT. Madubaru kepada karyawan

tersebut semata mata untuk kesejahteraan karyawan dan kemajuan atau

perkembangan perusahaan tersebut.

2.9. Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja

Dalam Perusahaan Sering Kali terjadi permasalahan-permasalahan dan

salah satu permasalahan itu adalah kecelakaan. Untuk itu PT. MADUBARU

membentuk dan mengefektifkan tim yang mengenai khusus tentang Keamanan,

Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3). Tujuan tim tersebut dibentuk adalah

bahwa keamanan. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang harus

diperhatikan atau diutamakan sebelum melakukan pekerjaan sesuai dengan

tugasnya masing-masing juga sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan

kerja yang setinggitingginya bagi karyawan.

Tunjangan ini diperuntukan kepada para pekerja atau pegawai yang

mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugasnya saat bekerja, selain itu

perusahaan itu juga memberikan makan siang yang sehat untuk karyawan.

Dengan adanya tunjangan atau jaminan yang diberikan perusahaan kepada

pegawai. Pegawai tidak lagi berfikir kesana kemari tentang keselamatan kerja

tetapi fokus terhadap pekerjaan masing-masing. Untuk menyempurnakan

kenyamanan dan kepastian kerja managemen perusahaan membentuk system

atau tunjangan untuk pegawai yaitu jamsostek. Program jamsostek ini telah

diterapkan di P2G Madukismo sejak tanggal 1 juli 1993, pelaksaannya

disesuaikan dengan UU NO.3 TAHUN 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja dan Peraturan Pemerintah RI NO .14 TAHUN 1193 Tentang


penyelenggaraan program jamsostek. Penerapan program jamsostek tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

2.10. Permodalan dan Kepemilikan Perusahaan

Selain modal sendiri juga mendapatkan kredit dari bank pemerintah

untuk operasional dan investasi. Kapasitas:

PG.Madukismo:

* Desain awal 1.500 ton tebu perhari ( tth)

* Tahun 1976 ditingkatkan lagi menjadi :2500 tth

* Tahun 1992 ditingkatkan lagi menjadi : 3000 tth

* Thun 2006 – sekarang : 3500 tth

PS. Madukismo

* Tahun 1976 awal 15.000 liter alcohol perhari

* Tahun 2002 ditingkatkan menjadi 25.000 liter alkhol perhari

PT. MADUBARU ini pertama kali berdiri pada tanggal 14 juni 1955.

Pada awal berdirinya saham PT. MADUBARU ini hamper 75% dimiliki oleh

Keraton Kerajaan yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX (pemilik modal

terbesar pada saat itu) dan 25% dimiliki oleh pemerintah. Tetapi pada saat ini

hanya 65% modal yang dimiliki Keraton Kerajaan Sri Sultan Hamengkubuwono

ke-IX dan 35% modal yang dimiliki pemerintah yang dikuasakan kepada PT.

RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (sebuah BUMN milik Departemen

Keuangan Negara).

Pemilik saham modal terbesar (Sri Sultan Hamengkubuwono ke-IX

Keraton Kerajaan Yogyakarta) mempunyai slogan yang berbunyi “TAHTA

UNTUK RAKYAT” yang artinya selalu mementingkan, mengedepankan,


menomorsatukan kesejahteraan rakyat, PT. MADUBARU ini termasuk dalam

perusahaan milik perseorangan yang bekerja sama dengan pemerintah dalam

bidang modal usaha dan perusahaan membantu pemerintah mengurangi

pengurangan di Indonesia ini.

2.11. Pengumpulan Bahan Baku

PT. MADUBARU YOGYAKARTA sangat mengutamakan kualitas

standart mutu produk.

Adapun yang menjadi standart adalah:

* Pemeliharaan nira

* Pemurnian nira

* Penguapan nira

* Kristalisasi

* Puteran gula

* Penyelesaian dan gudang gula

* Pembangkit tenaga uap

* Kualitas produk gula

Adapun bahan yang digunakan adalah:

1. Tanaman (Tebu)

Tebu ini merupakan bahan utama dalam pembuatan gula di PT.

MADUBARU. Tebu ini sendiri didapatkan dari petani-petani tebu yang ada

disekitar perusahaan PT. MADUBARU, yang kemudian tebu-tebu ini

digiling dan diambil sarinya untuk diproses lebih lanjut.

2. Air
Air ini digunakan pada saat proses penggilingan, agar penggilingan tidak

terasa keras maka diberi tambahan air yang kemudian menjadi sari tebu.

3. Gas belerang dan Air kapur

Gas belerang dan air kapur ini berguna pada saat setelah

pemerasan/penggilingan tebu menjadi sari dan pemurnian sari hasil

penggilingan. Gas belerang dan air kapur ini berfungsi untuk mengikat

kotoran pada sari tebu agar sari tebu terlihan lebih bersih.

2.12. Produksi Bahan Baku

1) Produksi Utama (dari PG. Madukismo):

Gula pasir dengan kuailitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP (Gula

Kristal Putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan (Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia)

2) Produksi Samping (dari PG. Madukismo):

 Alkohol Murni (kadar minimal 95%)

 Spiritus Bakar (kadar 94%)

Mutu dipantau oleh Balai Penelitian Kimia Departemen Perindustrian

dan PT. Sucoffindo Indonesia

3) Hasil Produksi rata-rata per tahun:

a. Pabrik Gula

 Bahan baku tebu 400.000-500.000 ton per tahun

 Hasil gula SHS: ± 35.000 ton per tahun

 Rendemen antara 7,0% - 8,5%

 Bahan pembantu: Batu gamping dan belerang

b. Pabrik Spiritus
 Bahan baku: tetes dari PG. Madukismo ± 30.000 ton per tahun

 Hasil alkohol: ± 8 juta liter per tahun

 Dipasarkan sebagai Alkohol murni dan spiritus bakar

 Bahan pembantu pupuk Urea, NPK, Asam sulfat

2.13. Pemasaran Hasil Industri

Untuk gula setelah memproduksi barang, hal yang dilakukan tentunya

memasarkan hasil produksi barang tersebut.seperti halnya dengan PT.

MADUBARU YOGYAJKARTA. Perusahaan ini memasarkan hasil industrinya

dengan cara dilelang, untuk tahun 1998-sekarang gula hasil produksi Pabrik

Gula Madukismo dijual bebas. Gula milik Madukismo dijual sendiri oleh Pabrik

Gula Madukismo dan pemasaranya baru di wilayah Jawa Tengah, dengan

memiliki 2 gudang pabrik gula dengan kapasitas yang berbeda sebagai berikut:

i. Gudang gula A dengan kapasitas 150.000 KU.

ii. Gudang gula B dengan kapasitas 50.000 KU

Sedangkan pemasaran untuk alkohol / spiritus diatur sendiri oleh

perusahaan melalui distributor yang berasal dari Jakarta, Tegal, Solo, Semarang,

Surabaya dan wilayah kota Yogyakarta itu sendiri. Juga mempinyai dua gudang

dengan kapasitas yang berbeda.

iii. alcohol spiritus : 2.663.350 liter terdiri dari 25 tengki

iv. Tetes: 180.000 KU (4juta L) yang terdiri dari 4 tengki.

Dengan adanya pemasaran industri ini PT. MADUBARU bisa menjalin

hubungan kerja yang baik dengan perusahaan-perusahaan / industry-industi yang

lain.

2.14. Sistem Akuntansi


Dalam perhitungan keuangan di dalam perusahaan perlu diadakan yang

namanya sistem akuntansi, Akuntansi ini sendiri adalah proses pencatatan yang

bertujuan untuk menyusun laporan keuangan yang digunakan bagi pihak-pihak

yang membutuhkan laporan keuangan tersebut.

Dalam hal ini PT. MADUBARU juga menerapkan sistem akuntansi

yang ditangani oleh pihak-pihak yang mkembutuhkan laporan keuangan / sistem

akuntansi tersebut, seperti:

a. Pemimpinan Perusahaan

Digunakan untuk alat pertanggung jawaban pelaksanaan selama masa

kepemimpinannya

b. Karyawan Perusahaan

Digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan yang selayaknya berupa

gaji dan tunjangan-tunjangan

c. Pemilik Perusahaan

Digunakan untuk alat menilai pimpinan perusahaan sekaligus sebagai media

keputusan (adanya pertgantian pimpinan / tidak)

d. Pemerintah

Digunakan untuk mengetahui besarnya pajak yang harus di bayar

perusahaan kepada kas Negara.

Dengan adanya system akuntansi tersebut maka perushaan dapat

menilai tingkat kemajuan perusahaan tersebut. (apakah terus mengalami

peningkatan laba / sebaliknya).

2.15. Penanganan Limbah


Dalam perusahaan yang memproduksi suatu barang pastinya tak lepas

dari limbah, sisa barang yang diproduksi tersebut. Begitu juga PT.

MADUKISMO namun dalam hal penangannan limbah PT. MADUKISMO

mempunyai cara sendiri untuk mengatasinya. Berikut cara yang dilakukan oleh

PT. MADUKISMO dalam penanganan limbah.

Limbah yang berupa (berwujud) cair Limbah bocoran minyak pelumas

yang berasal dari pelumas mesin-mesin stasiun gilingan dan pelumas yang

terbawah pada cucian kendaraan garasi pabrik bocoran minyak pelumas ini

dipisahkan dari air limbah didalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung

dalam drum-drum untuk dimanfaatkan lagi.

i. vinase(slop)

Berasal dari sisa penyulingan alcohol distasiun sulingan pabrik sepirtus

MADUKISMO yang jumlahnya cukup besar sekitar 20 m3 = 100° ph4-

warnanya coklat hitam. Sebelum dibuang kesungai diolah terlebih

dahulu di unit pengelolaan limbah cair (UPLC) yang ada, dengan

menggunakan sistem biologis. Operasionalnya masih perlu

disempurnakan lagi secara bertahap, agar hasilnya memenuhi baku

mutu limbah cair yang di tentukan. Campuran limbah cair dari pabrik

gula (seperti cucian alat-alat produksi dan pendinginan mesin ) dan

limbah pabrik spiritus sebanyak dimanfaatkan untuk air irigasi oleh

petani sekitar pabrik,karena mengandung mnanfaat unsure N,P dan K

yang diperlukan tanaman untuk pupuk.

ii. Limbah soda


Berasal dari cucian pan-pan penguapan di pabrik gula yang kandungan

COD dan BODnya yang cukup tinggi. Jumlahnya relative sedikit,

pengelolanya diikutkan di UPLC yang ada.

iii. Limbah yang berupa (berwujud ) padat.

Limbah yang berupa pasir / lumpur, kotoran yang terbawa oleh nira

mentah, dipisahkan dengan dorrclone, dimanfaatkan untuk urug lahan

atas permintaan masyarakat. Abu ketel uap sisa pembakaran hasil

stasiun ketel uap, ditampung dengan lori jading dan dimanfaatkan juga

untuk urug lahan yang memerlukan debu/ langes dari ketel uap. Debu

atau lenges yang terbawa keluar lewat cerobong asap, ditangkap dengan

alat penangkap debu(dust collector) dan ditampung dalam lori janding.

Blothong endapan kotoran nira tebu yang terjadi di pemurnian nira

dipisahkan dengan alat rotary vacuum filter, dimanfaatkan untuk pupuk

tanaman lain.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. DEFINISI GIZI

 Ilmu Gizi: ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana memberikan

makanan dengan sebaik-baiknya sehingga tubuh dalam kesehatan yang

optimal

 Zat gizi: zat yang terkandung dalam makanan dan berguna untuk tubuh

 Makanan: semua bahan yang dapat dimakan oleh manusia, baik dalam

bentuk alamiah maupun bentuk buatan atau sudah diolah

 Gizi: kesehatan seseorang yang dihubungkan dengan makanan yang

dikonsumsinya

 Gizi kerja: gizi yang diperlukan tenaga kerja untuk melakukan suatu

pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya sehingga

tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya

 Penyakit gizi kerja: penyakit sebagai akibat kerja atau ada hubungan dengan

kerja misalnya anemia dapat menyebabkan konsetrasi kerja menurun dan

daya ingat lambat.

3.2. LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN GIZI KERJA

1. UU No. 1 th 1951 dan UU No. 12 th 1984  kondisi fisik tenaga kerja,

setelah bekerja terus menerus selama 4 jam

2. UU No.1 th 1970  keselamatan kerja

3. Peraturan mentri perburuhan No. 7 th 1964  syarat kesehatan, kebersihan

dan penerangan di tempat kerja


4. Surat edaran mentri tenaga kerja dan transmigrasi no. 01/MEN/1979 

pengadaan kantin dan ruang makan

5. Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 03/MEN/1982 

pelayanan kesehatan kerja

6. Keputusan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 608/MEN/1989  izin

penyimpangan waktu kerja, perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja

sembilan jam per hari wajib menyediakan makan dan minum 1400 kalori

7. Keputusan mentri koordinator bidang kesejahteraan rakyat No.

06/Kep/Menko/Kesra/VIII/1989 di mana program pangan dan gizi yang

berdimensi produktivitas kerja penanggung jawabnya dipercayakan kepada

Departemen Tenaga Kerja

8. Surat edaran Dirjen Binawas No. 86/BW/1989 tentang Catering Bagi

Tenaga Kerja

9. Instruksi Mentri Tenaga Kerja No. 03/Men/1999  peningkatan

pengawasan dan penertiban terhadap pengadaan kantin dan toilet

perusahaan

3.3. KEBUTUHAN GIZI TENAGA KERJA

Gizi kerja adalah nutrisi / kalori yang dibutuhkan tenaga kerja untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang bertujuan untuk

mencapai tingkat kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang setinggi-

tingginya.

Kebutuhan kalori ditentukan oleh: metabolisme basal, pengaruh

makanan atau kegiatan tubuh (kira-kira 10% dari metabolisme) dan kerja otot.
Dari ketiga kebutuhan itu yang mempunyai peranan penting adalah kerja otot,

dan besarnya kebutuhan kalori sangat tergantung dari aktivitas / kegiatan tubuh.

Kebutuhan akan kalori dan zat-zat gizi bagi pekerja laki-laki dengan

jenis pekerjaan ringan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori,

sedangkan untuk pekerja wanita dengan jenis pekerjaan ringan 2.000 kalori,

sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori. Kebutuhan akan kalori pekerja laki-

laki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih

tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.

Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9

kalori dan putih telur / protein 4 kalori. Karbohidrat, lemak dan putih telur

(protein) merupakan bahan bakar (sumber tenaga), vitamin dan mineral sebagai

pengatur serta air sebagai pelarut.

Tidak cukup dengan menu sehat saja. Selain sehat menu juga harus

seimbang yaitu memenuhi syarat lain: kualitas baik (sesuai 4 sehat 5 sempurna),

kuantitas cukup, proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang,

selain itu tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kepercayaan serta

memenuhi selera makan tenaga kerja.

Yang dimaksud dengan proporsi zat gizi yang mengandung energi

harus seimbang adalah agar zat–zat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh

dengan sempurna, dan komposisinya adalah: 12%-15% proporsi protein (hewani

dan nabati sama banyaknya), lemak 20%-25% dan karbohidrat 60%-70%.

Banyak rumus untuk menghitungnya pemenuhan kebutuhan energi

setiap harinya, namun secara sederhana dapat dihitung misalkan pekerja masuk

dalam kategori dengan beban kerja sedang maka kebutuhan energinya adalah
2.600 untuk laki-laki dan 2.400 untuk wanita, dengan susunan / komposisi gizi

sebagai berikut,:

Tabel A. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Laki-laki

Zat Gizi Kalori/gr Kebutuhan Jumlah Banyaknya

Energi gr

Protein 4 15% 390 kal 97,5

Lemak 9 25% 650 kal 72,2

Karbohidrat 4 60% 1560 kal 422,5

100% 2600 kal

Tabel B. Kebutuhan Energi dan Komposisi Gizi Pekerja Wanita

Zat Gizi Kalori/gr Kebutuhan Jumlah Banyaknya

Energi gr

Protein 4 15% 360 kal 90

Lemak 9 25% 600 kal 66,67

Karbohidrat 4 60% 1440 kal 360

100% 2400 kal

Dari tabel diatas maka diatur asupan makanan sesuai kebutuhan baik

itu sarapan pagi, makan siang dan makan malam termasuk makanan tambahan

selain tersebut tadi, asal jumlah/banyaknya tidak melebihi.


Berikut ini ukuran rumah tangga yang biasa dipakai sebagai

persamaan untuk menghitung / memperkirakan jumlah makanan yang akan

dimakan.

3.4. PERMASALAHAN GIZI TENAGA KERJA

Kekurangan atau kelebihan energi sama-sama tidak baik untuk

keselamatan dan kesehatan kerja. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi

energi melalui makanan kurang dari energi yang dibutuhkan / dikeluarkan oleh

tubuh akan mengakibatkan berat badan kurang dari berat badan seharusnya

(ideal), sedang bila konsumsi energi melebihi dari energi yang dibutuhkan/

dikeluarkan tubuh, maka akan terjadi kegemukan yang akan menyebabkan

gangguan dalam fungsi tubuh dan merupakan resiko untuk menderita penyakit

kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan dapat

memperpendek harapan hidup.

Masalah yang dihadapi dalam memperbaiki keadaan gizi tenaga kerja

adalah kurangnya perhatian para pengusaha terhadap makanan yang diberikan

atau dikonsumsi. Permasalahan tersebut adalah:

 Perusahaan hanya memberikan uang makan tanpa menyediakan makanan

 Memberikan makanan tapi kurang seimbang

 Bagaimana memberikan makanan dan berapa yang harus diberikan serta

kapan makanan itu diberikan

3.5. SANITASI

Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:

1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan

kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.


2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau

peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh

bakteri, serangga, atau binatang lainnya.

3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan

masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai

faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat.

4. Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention of diseases by

eliminating or controlling the environmental factor which from links in the

chain of tansmission.

5. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor

lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang

menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup

manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga

melindungi diri agar tetap sehat.

Sanitasi termasuk usaha-usaha dan tindakan yang dilakukan untuk

mengubah secara langsung maupun tidak langsung pengaruh lingkungan yang

buruk bagi kesehatan manusia menjadi lingkungan yang menguntungkan.

Sanitasi perusahaan adalah tindakan-tindakan menciptakan kebersihan, menjaga

kesehatan dan memelihara kenyamanan lingkungan kerja di dalam perusahaan

yang memenuhi persyaratan hiperkes.


Dengan melaksanakan sanitasi: faktor-faktor buruk yang dapat

menimbulkan penyakit dapat dicegah dan dihilangkan. Program sanitasi

dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efektif serta melibatkan seluruh jajaran

personel di dalam perusahaan.

3.6. Jenis-jenis sanitasi

Berdasarkan jenisnya, sanitasi terbagi menjadi dua yaitu limbah dan

sampah

3.7. Ruang lingkup sanitasi

1. Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih sangat penting diperhatikan, karena kondisi tersedia

atau tidaknya air bersih akan menentukan kelancaran operasi sistem

pengolahan air limbah. Dimana untuk sistem pembuangan terpusat itu

memerlukan penyediaan air bersih yang relatif lebih terjamin karena

memerlukan proses penggelontoran yang lebih baik dan terjamin.

2. Pengolahan sampah

Pengolahan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemprosesan,

pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Material sampah

ini dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk

mengurangi dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Pengelolaan

sampah bisa berupa zat padat, cair, gas ataupun zat radioaktif dengan

metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.

3. Pengolahan makanan dan minuman

Pengolahan makanan dan minuman meliputi pengadaan, penyimpanan,

pengolahan, pengangkutan dan penyajian makanan.


4. Pengawasan / pengendalian serangga dan binatang pengerat

5. Kesehatan dan keselamatan

3.8. Manfaat sanitasi

1. Mencegah penyakit menular

2. Mencegah kecelakaan

3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap

4. Menghindari pencemaran

5. Mengurangi jumlah presentasi sakit

6. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. ASPEK GIZI

1. Pemberian Makanan Tambahan Bagi Tenaga Kerja

Tidak ada pemberian makanan tambahan bagi pekerja.

2. Pemberian Makan Bagi Tenaga Kerja

Pada pabrik ini melakukan 3 shift kerja dalam sehari, dan tidak diberikan

makan, karena dari pihak manajemen tidak menyediakan anggaran dana

untuk konsumsi.

3. Variasi Menu

Tidak ada variasi menu yang disediakan oleh perusahaan.

4. Penyajian

Pekerja membawa makanan sendiri dari rumah dengan dibungkus kertas

nasi. Satu porsi terdiri dari karbohidrat (nasi), protein

(tahu/tempe/ikan/telur), serat (sayur), dan minuman (air putih dan teh manis).

5. Kelengkapan Gizi

Jenis makanan Komposisi Berat Total Kalori

Makan Siang Nasi Putih 250 gr 437,5

Tempe 50 gr 75

Sup sayur 100 gr 200

Sambel 25 gr 50
Minyak 5 gr 50

kelapa

Teh Manis Gula 26 100

Total 450 912.5

6. Kecukupan Kalori

Perusahaan tidak menyediakan makanan. Berikut adalah data diambil dari

salah seorang pekerja pabrik yang membawa bekal makan siang sendiri dari

rumah, Mr. R (30th) dengan berat badan 70 kg.

Perhitungan kebutuhan kalori:

- Kebutuhan BMR = (11,6x70+879=1691 Kkal)

- Kebutuhan Kalori untuk aktifitas sedang = 1691x1,67=2823,97 Kkal

- Asupan kalori dalam 24 jam=2823,97+10%=3106,37 Kkal

- Kebutuhan asupan kalori sarapan pagi=3106,37x20%=621,27 Kkal

- Kebutuhan asupan kalori makan siang= 3106,37 x35%=1087,23 Kkal

- Kebutuhan asupan kalori makan malam= 3106,37 x25%= 776,59 Kkal

7. Jenis atau beban kerja

Mayoritas pekerja menggunakan mesin jahit karung dalam proses

produksinya sehingga tenaga kerja di perusahaan ini tergolong pada beban

kerja sedang.

8. Pengelolaan Makanan
Mayoritas pekerja membawa makanan sendiri dari rumah dan sebagian

lainnya membeli makanan di kantin perusahaan yang di sediakan oleh warga

sekitar

9. Kantin Perusahaan

Perusahaan memiliki kantin sendiri yang dikelola oleh warga sekitar untuk

menyediakan makan pada jam istirahat. Luas kantin ± 8x3 m2. Dengan

jumlah meja 4 meja dan kursi 4-6 pada setiap mejanya. Tidak terdapat tempat

untuk cuci tangan.

10. Dapur

Perusahaan tidak memiliki dapur, namun perusahaan menyediakan pantry

yang terdapat di setiap divisi/bagian yang berfungsi untuk membuat

minuman. Namun, dari segi kebersihan, pencahayaan dan ventilasi masih

kurang. Sumber air untuk memasak didapatkan dari sumur galian.

4.2. SANITASI LINGKUNGAN

1. Kebersihan perusahaan

PG Madukismo terletak di pinggir jalan besar yang cukup dekat dengan area

pemukiman. Area halaman tampak cukup bersih dan indah dengan adanya

pohon-pohon yang rindang. Area gudang dan kantor tampak berdebu dan

banyak sarang laba-laba, kecuali area kantor administrasi yang tampak

cukup bersih. Area kantin tidak terdapat petugas kebersihan khusus.

Kebersihan kantin ditanggung oleh petugas kantin. Jumlah tempat sampah

kurang dan tempat sampah tidak permanen.

2. Kerapian dan keindahan


Keindahan dan kerapian pabrik dari luar tampak indah dan bersih. Kondisi

lingkungan juga terasa sejuk. Akan tetapi, keadaan ruangan pabrik tampak

kurang bersih dan tidak tertata rapi. Banyak debu dan sarang laba-laba di

dalam area pabrik. Bagian lantai banyak genangan limbah mesin.

3. Mandi Cuci Kakus

Jumlah kamar mandi kurang memadai dengan rasio 2-3 kamar mandi tiap

50 karyawan. Tata ruang kamar mandi cukup bagus, tetapi kurang bersih

dan kurang terawat. Banyak sampah bekas sabun dan shampo yang

dibiarkan tergantung di sudut kamar mandi. Kamar mandi pria dan wanita

tidak dipisahkan.

4. Site Plant

Pada bagian produksi mesin tersusun rapi sesuai pada fungsinya, jarak antar

mesin cukup luas untuk memudahkan pegawai untuk berjalan. Konstruksi

gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah cukup baik.

5. Penerangan

Penerangan tempat tidak bersih karena tertutup debu dan sarang laba-laba.

Penerangan ruang produksi, memanfaatkan cahaya matahari langsung.

Kondisi yang kami dapatkan ialah ketika pabrik tidak dalam proses

produksi.

6. Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih didapatkan dari sumber air PDAM, sungai, dan sumur

yang disalurkan melalui pipa-pipa paralon ke seluruh unit pabrik. Kualitas

air bersih selalu diperiksa oleh Badan Lingkungan Hidup secara berkala

setiap 3 bulan sekali dengan hasil yang baik.


7. Penampungan Air Buangan

Penampungan air buangan dari hasil pengolahan gula disalurkan menuju

bak penampungan atau bak endap khusus yang terdapat dalam area IPAL

(Instalasi Pembuangan Air Limbah). Air yang ditampung di bak tersebut,

selalu dilakukan pemeriksaan oleh badan lingkungan hidup untuk

keamanannya secara berkala, setiap 3 bulam sekali, dengan hasil proper biru

plus (hasil baik, aman bagi lingkungan). Air limbah pengolahan gula yang

ditampung tersebut sebagian mengalir ke sungai untuk dibuang kelaut dan

sebagian lagi digunakan untuk irigasi perkebunan tebu. Selain itu di dalam

bak penampungan limbah cair bagian akhir juga dipelihara beberapa jenis

ikan untuk menilai keamanan air. Sedangkan penampungan limbah alkohol

ditempatkan pada bak penampungan khusus yang kemudian diolah menjadi

pupuk.

8. Penampungan Sampah

Terdapat dua macam tempat sampah yang disediakan, tempat sampah dalam

ruangan dan tempat sampah di luar ruangan. Di dalam ruangan terdapat

minimal satu buah tempat sampah di setiap ruangan, dan di luar ruangan

ruangan terdapat minimal satu buah tempat sampah di setiap kompleks

subunit. Tempat sampah yang disediakan di dalam ruangan tidak dibedakan

antara sampah organik dan non-organik. Dan di beberapa ruangan masih

menggunakan kardus bekas sebagai tempat sampah. Tempat sampah yang

disediakan di luar ruangan juga tidak dibedakan antara sampah organik dan

non-organik. Terdapat suatu sudut di dalam ruangan yang tertulis larangan

membuang sampah namun dijadikan tempat pembuangan sampah. Seluruh


sampah dari perusahaan kemudian akan dikumpulkan menjadi satu untuk

dibuang ke TPS Piyungan, Bantul.

9. Kebersihan Kantin

Perusahaan memiliki kantin yang terletak di luar gedung pabrik dengan

jarak yang cukup jauh, karena kantin tidak dikelola oleh perusahaan.

Terdapat dapur di setiap subunit yang digunakan untuk membuat teh atau

kopi. Para karyawan cenderung membawa makanan dan minuman sendiri

dan makan di dalam gedung pabrik yaitu di ruang makan yang terdapat di

setiap subunit. Kebersihan kantin kurang baik, terlihat banyak debu, di

lantai dan dinding tampak kotor. Tidak terdapat tempat cuci tangan di

kantin, juga tidak tersedia tempat untuk cuci piring.

10. Pencegahan dan Pembasmian Serangga dan Binatang Pengerat

Perusahaan memiliki ruangan khusus untuk menyimpan produk gula yang

sudah jadi. Ruangan tersebut diatur suhu dan kelembaban ruangannya

sehingga serangga terutama semut tidak dapat mendekat pada gula. Suhu

diatur menjadi suhu ruangan, sedangkan kelembabannya diatur dengan

memasang anyaman bambu di dasar lantai. Dalam ruangan tersebut juga

terdapat alat pengusir serangga dan binatang pengerat yang berupa

gelombang ultrasonik. Perusahaan mengemas produk gula dalam 2 lapis

sebelum dipasarkan, yaitu karung plastik bagian luar kemasan, dan plastik

tebal di dalamnya.

11. Perlengkapan Fasilitas Kebersihan

Perusahaan membuat SOP (Standart Operasional Procedure) mengenai

tahapan kebersihan diri sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, seperti


mencuci tangan. Perusahaan juga menyediakan wastafel di setiap unit

ruangan kerja yang dilengkapi dengan sabun cuci, dan alkohol. Jumlah

wastafel dalam 1 unit tidak sebanding dengan jumlah pekerjanya, dimana

wastafel yang tersedia hanya 1, dan pekerjanya kurang lebih 50 orang dalam

1 shift. Perusahaan tidak mengevaluasi pelaksanaan SOP terhadap para

pekerjanya. Perusahaan juga memiliki petugas kebersihan yang secara

khusus membersihkan ruangan terutama lantai dari bahan baku yang

tercecer saat proses produksi.

Pengendalian limbah

1. Limbah padat

Limbah padat yang ditemukan pada pabrik adalah ampas tebu dan blotong.

Ampas tebu yang merupakan hasil pemerasan, setelah dipisah dari air tebu.

Lalu ampas tebu dimanfaatkan sebagai bahan bakar organik sebagai

pembangkit listrik di PG Madukismo. Ampas tebu juga dapat dimanfatkan

sebagai batako. Adapun limbah lainnya yang dinamakan limbah Blotong

yang dimanfaatkan sebagai pupuk.

2. Limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan oleh PG Madukismo ada yang dimanfaatkan

kembali menjadi bahan baku pembuatan alkohol dan spiritu, adapula yang

dialirkan kesungai setelah dilakukan degradasi polutan.

3. Limbah gas

Limbah gas dihasilkan setelah proses pembuatan alkohol yang dinamakan

limbah finase. Limbah ini ditampung dan diolah kembali menjadi pupuk

cair. Gas sulfur yang dihasilkan dikumpulkan oleh gas kolektor yang berupa
cerobomg asap yang dilengkapi filter. Bau busuk yang dihasilkan selama

proses pembuatan gula, diminimalisir dengan menggunakan local exhaust

van . uap panas yang dikeluarkan dari proses evaporasi dialirkan melalui

ketel uap. Limbah ini bersifat tidak bersifat berbahaya bagi lingkungan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Perusahaan tidak menyediakan makanan.

2. Tidak adanya pemberian makanan dan minuman tambahan.

3. Tidak ada ruang makan khusus untuk para pekerja.

4. Tidak ada ketersediaan kantin yang layak dari perusahaan.

5. Hygine sekitar kantin tidak terjaga dengan baik.

6. Sanitasi lingkungan perusahaan cukup kurang, dimana sudah tersedia


sarana penunjang seperti MCK, tempat sampah, penyediaan air bersih.
Tetapi untuk beberapa kamar mandi masih kurang bersih sehingga dapat
menyebabkan tenaga kerja kecelakaan. Di beberapa kamar mandi ada yang
beum menggunakan lantai kramik sehingga terlihat kotor. Di dalam kamar
mandi juga terdapat banyak pakaianan pekerja yang di gantung sehinga
dapat menimbulkan saran nyamuk.
7. Pencahayaan pada siang hari menggunakan sinar matahari. Secara
keseluruhan penerangan masih kurang.
8. Kebersihan dan keindahan perusahaan masih kurang terutama bagian
dalam bangunan.
9. Tempat sampah tidak tersedia di setiap ruangan kerja, dan tidak
memisahkan antara sampah organik dan anorgani,serta tidak memiliki
tutup.
10. IPAL yang cukup memadai.

5.2. SARAN

1. Sebaiknya perusahaan menyediakan makanan yang bergizi seimbang dan

bervariatif di setiap shift kerja .

2. Pemberian makanan dan minuman tambahan seperti pudding, jus, susu.


3. Seharusnya perusahaan menyediakan ruang makan yang layak untuk para

pekerja yang berjumlah 4500 orang.

4. Seharusnya perusahaan menyediakan kantin yang di kelola oleh

perusahaan, dengan fasilitas yang memadai.

5. Perusahan menyediakan wastafel/ tempat cuci tangan di kantin perusahaan.

6. Kebersihan alat makan, ruang makan, dapur dan tempat cuci piring lebih

ditingkatkan. Perlu penambahan wastafel disetiap sudut ruang makan.

7. Agar sanitasi diarea perusahaan tetap terjaga dengan baik, sebaiknya perlu

diadakan petugas kebersihan khusus dengan jumlah yang memadai dan

perlu diadakan jadwal pembersihan rutin.

8. Tempat penampungan sampah dan limbah padat lainnya sebaiknya dibuat

tertutup dan dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.

9. Penerangan ditingkatkan dengan cara membersihkan dinding dan

mengganti cat berkala tiap 5 tahun sekali.


DAFTAR PUSTAKA

 Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1979


 Kariyan, 2009. Gizi Kerja.http://okleqs.wordpress.com/2009/06/18/gizi-kerja/
 Modul Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan.
Balai Hiperkes dan keselamatan Kerja, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Edisi ke 3 tahun 2012

Você também pode gostar