Você está na página 1de 11

Penyimpangan Aqidah

Dosen pembimbing: Drs. Asriphandi, M.Pd.I


Disusun oleh:
1. Tyas Irwin Indriana (21)
2. Makkatul Hikmah (22)
3. Icha Anggi Saputri (23)
4. Nur Aini Pangastuti (24)

Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Surabaya
2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita untuk menyelesaiakan makalah yang berjudul “Penyimpangan Aqidah”. Dalam
pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, yaitu :
1. Dosen pembimbing, yaitu Bapak Drs. Asriphandi, M.Pd.I.
2. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan dengan moril dan materiil.
3. Teman-teman yang memberikan dukungan kepada kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat
kami harapkan . Dengan tersusunnya maklah ini semoga dapat bermanfaat bagi kami sendri
maupun para pembacanya. Atas perhatian yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.

Surabaya, 06 September 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 1
D. Metode Penelitian....................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................. 3


A. Pengertian Aqidah...................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Aqidah.............................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 4


A. Bentuk Penyimpangan Aqidah................................................................... 4
B. Penyebab Penyimpangan Aqidah............................................................... 5
C. Solusi Menanggulangi Penyimpangan Aqidah.......................................... 5

BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 7
A. Kesimpulan............................................................................................... 7
B. Saran......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang lurus dan murni. Islam adalah agama yang suci serta
terhindar dari hal-hal yang kotor, yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW yang berupa
sekumpulan wahyu Allah untuk mengatur tatanan kehidupan manusia di dunia ini. Allah
menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap-lengkapnya dibanding dengan
makhluk ciptaan lainnya disertai dengan petunjuk-petunjuk untuk menjalani kehidupan sesuai
dengan syariat islam. Allah dengan senantiasa membimbing manusia dengan mengutus para
Rasul-Nya untuk menyuarakan tauhid.
Namun walaupun begitu ternyata masih saja ada bentuk-bentuk penyimpangan akidah
yang berkembang dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat terutama masyarakat
dipedesaan. Masyarakat desa umumnya masih menganut adat-istiadat yang umumnya tidak
sesuai dengan akidah-akidah dalam Islam.
Masyarakat desa biasanya menganggap hal-hal yang menyimpang dari aqidah islam
adalah hal yang sudah biasa dan tidak sepatutnya untuk dihilangkan karena kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai aqidah-aqidah islam yang sebenarnya yang sesuai dengan
al-Qur’an dan hadist. Penyimpangan aqidah biasanya disebabkan dari keturunan nenek
moyang atau turun-temurun dari kebiasaan suatu suku atau adat.
.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang mendorong penulis dalam menyusun laporan penelitian ini,
diantaranya sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk penyimpangan aqidah islam?
2. Apa saja sebab yang mendasari adanya penyimpangan aqidah islam?
3. Apa solusi yang dapat diterapkan untuk menanggulangi penyimpangan aqidah islam?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan laporan penelitian ini, yaitu :
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam II semester I.
2. Tujuan Khusus
3.1 Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyimpangan aqidah islam ditengah masyarakat.
3.2 Untuk mengetahui penyebab yang mendasari penyimpangan aqidah islam.
3.3 Untuk mengetahui solusi untuk memberantas penyimpangan aqidah islam.

4
D. Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan laporan makalah ini, penulis mengumpulkan data-data
menggunakan metode :
1. Studi Pustaka
:dilakukan dengan metode studi pustaka, yaitu dilakukan dengan cara menggali informasi
dari berbagai sumber pustaka seperti buku dan internet.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian aqidah
Secara etimologis, aqidah berarti berakar dari kata aqada-yaqidu-aqidatan. Aqdan
berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti
keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah berarti keyakinan itu tersimpul
dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Sedangkan menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy dalam kitab Aqidah al-Mukmin,
aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan didalam hati serta diyakini
kesalihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.
Aqidah memiliki peranan penting dalam sisi-sisi kehidupan masyarakat. Aqidah telah
berhasil memerdekakan manusia dari penindasan politik para penguasa zalim dan
membebaskannya dari tradisi menuhankan manusia lain. Aqidah juga memberikan kebebasan
penuh kepada manusia. Namun aqidah tetap membatasi kebebasan itu dengan hukum-hukum
syariat, penghambaan kepada Allah supaya hal itu tidak menimbulkan kekacauan. Begitu
juga, aqidah telah berhasil membebaskannya dari jeratan hawa nafsu, menyembah fenomena-
fenomena alam di sekitarnya dan dongengan-dongengan yang tidak benar. Melalui proses
pembebasan pemikiran ini, aqidah melakukan proses pembinaan manusia. Aqidah
memberikan kedudukan yang layak kepada akal, dan mengakui peranannya.
Aqidah telah berhasil melakukan perombakan besar dalam sisi sosial. Di saat
masyarakat Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan
mengenal akidah, mereka rela mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan
kepentingan sosial. Aqidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap
individu dengan cara menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang
lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap
individu muslim untuk hidup bersama.

B. Ruang lingkup aqidah


Menurut Hasan al-Banna, sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah terbagi
menjadi 4. Yaitu Illahiyat yang merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Allah. Yang kedua adalah Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul. Yang ketiga adalah Rukhaniat, yaitu
pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik. Dan yang
terakhir adalah Sam’iyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam’i, yakni dalil naqli berupa al-Qur’an dan al-Sunnah.
Sedangkan menurut sistematika arkanul iman, ruang lingkup aqidah dibagi menjadi 6
sesuai dengan yang tercantum dalam rukun iman. Yaitu iman kepada Allah SWT, iman

6
kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasul Allah, iman
kepada hari akhir, dan yang terakhir adalah iman kepada qadha dan qadar Allah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk penyimpangan aqidah Islam


Islam adalah agama ketauhidan, menyeruh kepada pemeluknya untuk mengesakan
Allah SWT dalam segala perbuatannya baik dalam peribadatan, tingkah laku, pemikiran,
pegangan dan keyakinan. Apabila seorang muslim melakukan penyimpanan aqidah maka
keyakinannya keluar dari koridor islam maka ia dikatakan musyrik dan ganjaran baginya
adalah neraka jahannam. Ditengah kemajuan zaman ini, penyimpangan-penyimpangan
aqidah tetap masih ada dibeberapa daerah walaupun sudah semakin berkurang. Antara lain :
1. Berobat ke dukun
Masih ada beberapa masyarakat di sekitar kita yang masih mempercayai semacam dukun
atau yang biasa dipanggil dengan mbah dukun. Ada beberapa masyarakat yang masih berobat
kepada dukun untuk menyembuhkan penyakitnya terutama masyarakat yang lanjut usia.
Mereka beranggapan bahwa dengan berobat ke dukun bisa lebih cepat sembuh dan biaya
yang dikeluarkan tidak cukup mahal.
2. Sesajen
Sesajen adalah semacam suguhan untuk para makhluk ghaib. Sesajen biasanya terdiri dari
berbagai jenis makanan-makanan pasar atau biasa dikenal dengan juadah pasar. Sesajen
biasanya dibuat pada saat ada acara-acara khusus seperti acara pernikahan, pembuatan rumah
dan berbagai acara lainnya. Sesajen dipercayai dapat menangkal para makhluk ghaib agar
tidak mengganggu acara yang sedang dilaksanakan karena sudah mendapat suguhan
tersendiri. Para masyarakat mempercayai bahwa makhluk ghaib akan menyantap sesajen
yang diberikan hanya berupa sari makanannya, sehingga makanan akan menjadi hambar atau
tanpa rasa dan sesajen tidak boleh dimakan oleh manusia.
3. Percaya terhadap kekuatan benda
Masih ada beberapa masyarakat pada zaman sekarang yang masih mempercayai kekuatan
supranatural dari benda-benda tertentu. Yang sedang marak adalah percaya pada kekuatan
supranatural yang dimiliki pada berbagai macam jenis batu-batuan seperti batu akik. Selain
batu akik, masyarakat juga mempercayai kekuatan yang ada pada gunting, gunting kuku atau
benda-benda tajam lainnya seperti keris. Gunting atau gunting kuku biasanya dipakai pada
ibu hamil yang dikaitkan pada baju disekitar perut yang dipercayai dapat menjaga janin yang
ada dalam kandungan dari segala macam bahaya terutama dari gangguan makhluk ghaib.
Keris juga dipercaya sebagai benda yang mempunyai kekuatan supranatural sehingga pemilik
keris akan menjaga keris dan memandikannya dengan bunga tujuh rupa pada malam-malam
tertentu.

7
4. Hari naas
Ada beberapa hari yang dipercayai oleh beberapa masyarakat sebagai hari yang naas atau
hari sial. Hari naas ditetapkan jika dahulu terjadi suatu kejadian yang tidak baik pada suatu
hari, maka pada hari yang sama menjadi hari naas bagi warga yang merasakan. Pada hari naas
tiba, maka dianjurkan kepada masyarakat tersebut untuk tidak melakukan kegiatan yang
berbahaya atau beresiko tinggi. Namun sudah banyak masyarakat yang sudah tidak peduli
dengan hari naas tersebut karena sudah beranggapan bahwa semua hari itu baik jika kita bisa
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran yang ada didalam
aqidah islam.

B. Penyebab yang mendasari penyimpangan aqidah di Kalangan Masyarakat


Penyimpangan terhadap aqidah islam tidak serta merta terjadi, tetapi penyimpangan-
penyimpangan aqidah yang terjadi di kalangan masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Kurangnya pendidikan agama islam
Pendidikan agama islam mulai ditinggalkan dan banyak masyarakat yang lebih
mengutamakan pendidikan formal, akhirnya pengetahuan mengenai ajaran islam yang
sebenarnya kurang bisa diketahui dengan mendalam. Sedangkan pengetahuan mengenai
agama islam pada zaman dahulu terutama pada sesepuh desa juga kurang dikuasai karena
pada zaman dahulu islam belum tersebar secara umum serta pada zaman dahulu masih
banyak orang yang tidak bersekolah.
2. Sikap yang berlebihan
Dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas
derajat yang semestinya, sehingga menyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu
dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun menolak
kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu perantara antara Allah dan makhlukNya,
sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah Allah.
Yang sedang marak adalah sangat memuja-muja para habib.
3. Kelalaian
Dengan semakin majunya peradaban manusia dan munculnya teknologi-teknologi yang
canggih membuat masyarakat lupa akan pencipta alam sebenarnya yaitu Allah SWT dan lebih
memuja-mujakan manusia yang terlihat hebat dengan temuan-temuan atau teknologi yang
berhasil diciptakannya, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia
semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia dan menisbatkan seluruh kemajuan
ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata.

C. Solusi yang dapat diterapkan untuk menanggulangi penyimpangan aqidah


islam di kalangan masyarakat

8
Penyimpangan-penyimpangan aqidah islam tidak bisa dibiarkan terjadi begitu saja. Sudah
sepatutnya penyimpangan tersebut segera ditangani dan dihilangkan agar umat islam bisa
kembali kedalam ajaran yang sesuai dengan syariat islam yang tercantum dalam al-Qur’an
dan hadist. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :
1. Kembali pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
Dengan kembali kepada al-Qur’an kita bisa kembali kepada ajaran islam yang sesuai,
karena al-Qur’an adalah kitab agama islam yang isinya sebagi pedoman hidup umat islam
untuk bisa hidup dengan bahagia didunia dan diakhirat yang merupakan alam yang kekal.
2. Mendalami pendidikan agama islam
Dengan kita belajar mengenai agama islam maka kita akan tahu mana yang benar dan
mana yang salah atau tidak patut untuk dikerjakan sesuai dengan syariat islam.
3. Berkumpul dengan orang baik
Dengan kita berkumpul dengan orang-orang yang baik, maka kita akan tertular menjadi
manusia yang baik karena siapa kita terlihat dengan siapa kita bergaul.
4. Saling memperingatkan
Umat islam diwajibkan untuk peduli dengan manusia lainnya, baik satu kepercayaan atau
dengan umat yang berkepercayaan lainnya. Sebagai umat islam kita harus memperingatkan
kepada yang lainnya jika memang orang tersebut melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan syariat islam. Islam mengajarkan untuk memperingatkan orang lain dengan cara yang
baik karena islam merupakan agama yang damai yang bebas dari paksaan.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Aqidah adalah keyakinan yang tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian.
2. Ditengah kemajuan zaman ini, penyimpangan-penyimpangan aqidah tetap masih ada
dibeberapa daerah walaupun sudah semakin berkurang.
3. Penyimpangan terhadap aqidah islam tidak serta merta terjadi, tetapi penyimpangan-
penyimpangan aqidah yang terjadi di sebagian masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor.
4. Penyimpangan aqidah islam harus segera diberantas dengan kembali kepada Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah.

B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada para masyarakat untuk memperdalam ilmu tentang agama islam.
2. Diharapkan kepada para masyarakat untuk menjauhi hal-hal yang menyimpang dari
ajaran syariat islam.
3. Diharapkan kepada para tokoh ulama untuk lebih mengajarkan aqidah-aqidah islam yang
sesuai dengan syariat islam yang tercantum dalam al-Qur’an.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mukminun.com/2013/11/penyimpangan-akidah-dan-cara-cara.html
http://rendydwiseptian.blogspot.co.id/2013/10/kata-pengantar-puja-dan-puji-syukur.html
Elmubarok, Zaim dkk. 2016. Islam Rahmatan Lil’alamin. Semarang: Unnes Press.

11

Você também pode gostar