Você está na página 1de 14

ANALISIS COST AND BENEFIT PROYEK PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)

STUDI KASUS KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas perkuliahan Metode Analisis Perencanaan


Oleh:

Afden Mahyeda
NIM. 21040117410029
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Fakultas Teknik
Magister Pembangunan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro
Semarang, 2017

Kata-kunci: sustainable development, evaluasi proyek, pendaftaran tanah sistematik lengkap, ptsl, bpn, lampung tengah

I. PENDAHULUAN dari kebutuhan akan ruang atau lebih spesifik lagi


I.1 Latar Belakang yaitu kebutuhan atas lahan. Di negara maju, pada
Salah satu tujuan dari pengembangan suatu setiap kegiatan pembangunan menyatu dengan
wilayah yaitu untuk mendorong laju pertumbuhan lahannya. Dalam artian, seseorang hanya
wilayah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. diperbolehkan membangun diatas lahan yang sesuai
Pembangunan dari segi sosial ekonomi umumnya dengan rencana tata ruang wilayahnya. Hal ini
selalu terkait dengan modal dan pembiayaan. Yang sedikit berbeda dengan perencanaan di negara
pada setiap kegiatan pembangunan baik dalam berkembang yang sebagian besar masih
cakupan mikro maupun makro se-yogyanya memisahkan antara kegiatan penyediaan lahan dan
menghabiskan biaya yang sangat besar. Sehingga pembangunannya. Pendekatan perencanaan
daya dukung ekonomi masyarakat sangat pembangunan di negara berkembang masih dalam
dibutuhkan dalam upaya pemenuhan ketersediaan upaya penyesuaian dengan kondisi eksisting yang
modal dan biaya pembangunan tersebut. Selain itu, fungsi pengawasannya masih jauh dari target yang
dalam setiap kegiatan pembangunan tidak direncanakan.
terlepas
1
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 11
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
Ditinjau dari sektor agraria dan pertanahan, segi pelaksanaan teknis, faktor pembiayaan kegiatan
lahan didefinisikan sebagai modal utama dalam pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
pembangunan suatu wilayah. Lahan sebagai aset Padahal secara teknis, dengan satuan luaran yang
investasi yang utama membutuhkan kepastian fisik sama namun target dan tahapan pelaksanaan yang
dan hukum yang kepastian ini dijadikan sebagai lebih kompleks dari kegiatan sebelumnya dirasa
syarat pokok oleh para pelaku usaha dan akan berdampak logis terhadap penurunan kualitas
pemerintahan. Sertipikat sebagai hasil dari kegiatan data yang dihasilkan. Disisi lain, tujuan utama dari
legalisasi aset merupakan alat bukti yang sah dan kegiatan legalisasi aset yaitu untuk mendapatkan
menjadi satu-satunya yang dapat memberikan kepastian hukum yang seharusnya dapat
kepastian secara hukum di Indonesia. Menurut data memberikan kualitas data yang minimal sama atau
Badan Pertanahan Nasional RI, seluruh bidang tanah bahkan lebih baik.
di Negara Kesatuan Republik Indonesia ada sekitar Permasalahan penurunan kualitas data akibat
125 juta bidang tanah. Sebanyak 44 juta bidang dari pengurangan anggaran pembiayaan proyek
tanah sudah bersertifikat, berarti yang belum tersebut membutuhkan sebuah evaluasi dengan
bersertifikat sekitar 81 juta bidang tanah. Oleh sebab indikator pemenuhan kepastian kualitas data fisik
itu perlu dilakukan sebuah cara untuk mempercepat dari sertipikat yang dihasilkan. Oleh karena itu,
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik penelitian ini akan mengulas tentang pencapaian
Indonesia, salah satu caranya adalah dengan PTSL target dan hasil dari proyek PTSL dibandingkan
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap). dengan legalisasi aset sebelumnya dalam proyek
PTSL adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk PRONA. Metode yang akan digunakan dalam
pertama kali yang dilakukan secara serentak yang penulisan ini yaitu evaluasi proyek PTSL dalam ruang
meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang lingkup satuan administrasi kabupaten. Yang ujung
belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan dari penulisan ini dalam usaha untuk mengukur dan
atau nama lainnya yang setingkat, dan juga termasuk memberi nilai secara obyektif terkait pencapaian
pemetaan seluruh obyek pendaftaran tanah yang atas hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya
sudah didaftar dalam rangka menghimpun dan sehingga dapat menjadi umpan balik untuk
menyediakan informasi yang lengkap mengenai perencanaan proyek PTSL pada tahun anggaran
bidang-bidang tanahnya. Penyelenggaraan berikutnya.
pendaftaran tanah sistematis lengkap dapat
I.2. Perumusan Masalah
dilaksanakan sebagai kegiatan rutinitas Kantor
Proyek legalisasi aset yang terkemas dalam PTSL,
Pertanahan atau merupakan kegiatan tahunan dari
merupakan proyek strategis nasional pertama di
suatu proyek.
bidang pertanahan yang dilaksanakan pada tahun
Salah satu tahapan dari kegiatan pendaftaran
anggaran 2017. Metode dan cara pelaksanaannya
tanah adalah kegiatan pengumpulan data fisik.
cukup berbeda dan lebih kompleks dari proyek-
Pengumpulan data fisik dalam rangka percepatan
proyek sebelumnya. Padahal, dalam segi anggaran
pendaftaran tanah sistematis lengkap akan optimal
untuk pembiayaan proyek terdapat beberapa
hasilnya apabila dalam pelaksanaan pengukuran dan
penurunan yang signifikan. Salah satu pembiayaan
pemetaan bidang tanah dilaksanakan secara
yang turun signifikan adalah pada kegiatan
sistematis mengelompok dalam satu wilayah
pengukuran.
desa/kelurahan lengkap, disamping harus didukung
Tujuan utama dari proyek PTSL yaitu legalisasi
dengan adanya ketersediaan peta dasar pendaftaran
aset secara sistematis lengkap sehingga dapat
tanah. Hal ini yang menjadi pembeda dari kegiatan
memberikan kepastian hukum kepada para
proyek-proyek legalisasi aset sebelumnya. Selain dari
pemegang hak atas tanah. PTSL menjadi salah satu
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 2
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
program nawacita Presiden di bidang pertanahan akibat adanya pengurangan anggaran proyek
dengan target yang sangat tinggi. Disisi lain, faktor- dan peningkatan jumlah target PTSL; dan
faktor seperti: ketersediaan sumberdaya manusia, c. Mengetahui kelayakan proyek PTSL jika akan
peralatan dan teknologi, serta dari segi anggaran dikerjakan dalam paket proyek kerja sama yang
masih menjadi kendala utama dalam pencapaian melibatkan pihak ketiga.
target kegiatan. Dari segi ketersediaan SDM,
kekurangan tenaga juru ukur dan petugas I.4. Ruang Lingkup
I.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
pengumpul data yuridis sangat menghambat
pencapaian target. Dari segi peralatan dan teknologi, Wilayah yang menjadi objek penelitian adalah
kurangnya pengadaan peralatan penunjang baru Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten
yang membantu dan meningkatkan kinerja Lampung Tengah.
pencapaian target masih sangat minim. Dan terakhir I.4.2. Ruang Lingkup Materi
dari segi anggaran, biaya secara teoritis berbanding Kajian ini akan difokuskan pada evaluasi proyek di
terbalik dengan kualitas data yang dihasilkan. lokasi sampel proyek PTSL Kantor Pertanahan
Pemotongan biaya pelaksanaan proyek diasumsikan Kabupaten Lampung Tengah. Fokus evaluasi adalah
akan membawa dampak yang buruk terhadap pada pencapaian target PTSL yang diukur dengan
kualitas data hasil kegiatan/proyek. indikator kualitas data fisik dan yuridis. Adapun
pendekatan yang dikaji adalah:
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah
a. Mengkaji capaian target dan penyimpangan
apabila target PTSL tercapai apakah pencapaian
kualitas data fisik akibat adanya pemotongan
tersebut sejalan dengan peningkatan kualitas data
yang diberikan demi pencapaian kepastian anggaran proyek pada Satuan Petugas Data Fisik
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah;
hukumnya?. Kemudian bagaimakah tingkat
kelayakan proyek?. Dan yang terakhir solusi yang b. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian proyek
kemudian ditempuh oleh pemerintah selain PTSL Tahun Anggaran 2017.
penambahan jumlah SDM yaitu dengan bantuan
I.5. Kerangka Pemikiran
Konsultan Jasa Pemetaan (KJS) selaku pihak ketiga.
Apakah layak proyek ini dijalankan untuk tahun-
tahun mendatang dengan minimnya anggaran yang
diberikan untuk kegiatan ini jika dikerjakan dalam
bentuk paket proyek pihak ketiga?.

I.3. Tujuan Penelitian


I.3.1. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji
kelayakan proyek PTSL untuk dikerjakan dalam
bentuk paket kerja sama.
I.3.2. Sasaran
Sasaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menghitung tingkat kelayakan proyek PTSL di
Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten
Lampung Tengah TA 2017;
b. Menghitung besarnya penurunan kualitas data
fisik hasil kegiatan pengukuran proyek PTSL

Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 3
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
II. KAJIAN PUSTAKA Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah
II.1. Pendaftaran Tanah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap objek
Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan
memaknai pendaftaran tanah sebagai suatu kegiatan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Dalam
yang dilakukan Pemerintah untuk menjamin peraturan ini pendaftaran tanah untuk pertama kali
kepastian hukum mengenai tanah, yang meliputi: dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara
pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah, sistematik dan sporadik. Pendaftaran tanah secara
pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak- sistematik diprakarsai oleh Pemerintah dan
hak tersebut, serta pemberian surat-surat tanda pelaksanaannya telah ditetapkan oleh Menteri
bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional,
yang kuat. Pengertian pendaftaran tanah sesuai sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 butir (10)
dengan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, tentang Pendaftaran Tanah, yaitu:
yaitu: ”Pendaftaran tanah secara sistematik adalah
”Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali
yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus- yang dilakukan secara serentak yang meliputi
menerus, berkesinambungan dan teratur, semua obyek pendaftaran tanah yang belum
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah
dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan suatu desa/ kelurahan.”
data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan- atas permintaan yang berkepentingan, yakni pihak
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat yang berhak atas obyek pendaftaran tanah yang
tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah bersangkutan atau kuasanya, baik secara perorangan
yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan maupun massal. Hal ini tercantum dalam Pasal 1
rumah susun serta hak-hak tertentu yang butir (11) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
membebaninya.” 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu:
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 ”Pendaftaran tanah secara sporadik adalah
Tahun 1997, pendaftaran tanah bertujuan untuk kegiatan pendaftran tanah untuk pertama kali
menjamin kepastian hukum hak atas tanah. Hasil mengenai satu atau beberapa obyek
dari kegiatan pendaftaran tanah - 10 - merupakan pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian
alat pembuktian bagi pemegang hak atas tanah. Alat wilayah suatu desa/ kelurahan secara individual
pembuktian yang dimaksud adalah surat tanda bukti atau massal.”
hak atau sertipikat, yang di dalamnya tercantum
II.2 Pendaftaran Tanah Pertama Kali Melalui PTSL
keterangan mengenai subyek dan obyek hak atas
Dalam petunjuk teknis PTSL nomor 3 tahun
tanah. Dengan adanya kegiatan pendaftaran tanah,
2017, pendaftaran tanah secara sistematis lengkap
maka status dan kedudukan hukum dari suatu hak
didefinisikan sebagai kegiatan pendaftaran tanah
atas tanah dapat diketahui dengan jelas dan secara
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak
langsung akan mewujudkan jaminan kepastian
yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang
hukum dari hak atas tanah yang bersangkutan.
belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan
Pelaksanaan Pendaftaran tanah meliputi kegiatan
atau nama lainnya yang setingkat, dan juga termasuk
pendaftaran tanah pertama kali (initial
pemetaan seluruh objek pendaftaran tanah yang
registeration/originer) dan pemeliharaan data
sudah didaftar dalam rangka menghimpun dan
pendaftaran tanah (maintenance/derivative).
menyediakan informasi yang lengkap mengenai
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 4
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
bidang-bidang tanahnya. Penyelenggaraan Adapun sumber pembiayaan terkait kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dapat pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis
dilaksanakan sebagai kegiatan rutinitas Kantor lengkap dapat dibiayai dengan:
Pertanahan atau merupakan kegiatan tahunan dari a. Anggaran Pemerintah Pusat (APBN),
suatu proyek/program. b. Anggaran Pemerintah Daerah (APBD),
Salah satu tahapan dari kegiatan pendaftaran c. Dana desa,
tanah adalah kegiatan pengumpulan data fisik yang d. Swadaya masyarakat,
meliputi : e. Swasta/BUMN/BUMD melalui program
1) Penetapan batas bidang tanah; Corporate Social Responsibility (CSR),
2) Pengukuran batas bidang tanah; f. Dana lainnya sesuai dengan ketentuan
3) Pemetaan bidang tanah; dan peraturan yang berlaku.
4) Menjalankan prosedur dan memasukkan Namun dalam penelitian ini hanya akan membahas
data dan informasi yang berkaitan dengan sumber pembiayaan terkait dengan proyek yang
data fisik bidang tanah di Aplikasi KKP bersumber dari APBN.
dengan berpedoman kepada ketentuan
II.3 Sasaran Proyek
peraturan perundang-undangan yang
Dalam proyek mencapai hasil akhir, kegiatan
mengatur tentang pengukuran dan
proyek dibatasi oleh besar biaya harus dialokasikan
pemetaan bidang tanah.
(anggaran), jadwal dan mutu yang harus dipenuhi.
Pengumpulan data fisik dalam rangka
Ketika batas tersebut dikenal dengan istilah tiga
percepatan PTSL akan optimal hasilnya apabila
kendala (triple constraint)dari kegiatan proyek dan
dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
sering dialokasikan sebagai sasaran proyek.
bidang tanah dilaksanakan secara sistematis
1) Anggaran Proyek harus di selesaikan dengan
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan
biaya yang tidak melebihi anggaran.
lengkap, disamping harus didukung dengan adanya
ketersediaan peta dasar pendaftaran tanah. 2) Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai
dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
Tujuan dari pelaksanaan pengukuran dan
telah ditentukan.
pemetaan bidang tanah secara sistematis lengkap
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan 3) Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek
harus memenuhi spesifikasi dan ketelitian.
lengkap diantaranya:
1) Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat
II.3 Aspek Yang Ditinjau Pada Kegiatan
dibandingkan pelaksanaan pengukuran dan
Pengumpulan Data Fisik
pemetaan bidang tanah secara sporadik;
a. Aspek Teknis
2) Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih
Aspek Teknis merupakan aspek yang melihat
mudah dilaksanakan;
kualitas proyek yang sedang atau sudah di
3) Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah
kerjakan dan sudah memenuhi standard kualitas
yang belum terdaftar dan yang sudah terdaftar
tertentu.
dalam satu wilayah desa/kelurahan;
b. Aspek Finansial
4) Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah
Aspek Finansial merupakan aspek kunci dari
yang bermasalah dalam satu wilayah
suatu usulan proyek, karena kalau proyek
desa/kelurahan;
tersebut tidak memberi keuntungan secara
5) Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas
finansial maka proyek tersebut tidak akan di
kontradiktur delimitasi) relatif lebih mudah lakukan.
dilaksanakan.

Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 5
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
c. Aspek Ekonomi data subyek hukum/pemilik tanah, data
Aspek Ekonomi dan Sosial merupakan dampak kepemilikan tanah/surat-menyurat, dan data
adanya proyek tersebut yang dapat administrasi lain yang diperlukan untuk
meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat kelengkapan pendaftaran hak atas tanah.
di sekitar daerah tersebut. 3. Biaya Pengukuran Bidang Tanah
d. Aspek Manjerial Biaya pengukuran bidang tanah adalah untuk
Aspek Manajerial merupakan aspek yang mendukung kegiatan pengumpulan data fisik
mencakup dua hal, yaitu kemampuan tenaga oleh satuan petugas fisik. Pengumpulan data
yang akan menangani proyek, serta keterlibatan fisik meliputi seluruh kegiatan dari perencanaan
masyarakat setempat. pengukuran sampai dengan diterbitkannya peta
e. Aspek Komersial bidang tanah yang meliputi letak dan luas bidang
Aspek Komersial merupakan aspek yang tanah terukur yang diperlukan dalam
membahas segala sesuatu yang berhubungan pendaftaran hak atas tanah.
dengan cara mendapatkan input yang diperlukan 4. Biaya Pemeriksaan Tanah
dan bagaimana cara memasarkan output yang Biaya pemeriksaan tanah merupakan biaya yang
akan dihasilkan oleh proyek. dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan
f. Aspek Hukum monitoring dan evaluasi atas kesesuaian data
Aspek Hukum merupakan aspek yang harus di fisik dan yuridis dengan kondisi di lapangan pada
penuhi agar suatu proyek sah secara hukum dan kegiatan sebelumnya. Prinsip kehati-hatian
layak untuk di kerjakan. sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendaftaran
hak atas tanah karena sertipkat sebagai luaran
II.4 Biaya dan Keuntungan Dalam Proyek PTSL produk dari kegiatan ini memiliki dampak hukum
Biaya merupakan sejumlah nilai uang yang atas tanah yang sifatnya long and life.
dikeluarkan oleh pengembang untuk mendanai 5. Biaya Penerbitan SK Hak
suatu proyek perumahan. Biaya penerbitan sk hak atas tanah merupakan
II.4.1. Biaya Pembuatan Sertipikat Hak Atas Tanah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
Biaya tersebut meliputi: pengesahan data fisik dan yuridis agar sah secara
1. Biaya Penyuluhan hukum. Kegiatan ini merupakan kegiatan
Biaya penyuluhan adalah untuk pelaksanaan lanjutan atas pelaporan dan pengesahan dari
kegiatan penyuluhan dilokasi kegiatan proyek. kegiatan pemeriksaan tanah sebelumnya.
Kegiatan penyuluhan wajib dilakukan sebelum 6. Biaya Penerbitan Sertipikat
kegiatan proyek berlangsung mengingat dalam Biaya penerbitan sertipikat merupakan biaya
pelaksanaan proyek PTSL banyak melibatkan yang dikeluarkan untuk kegiatan pencetakan
beberapa instansi dan lembaga terkait termasuk data dan informasi fisik dan yiridis bidang tanah
langsung terlibat dengan masyarakat pemilik ke dalam bentuk fisik sertipikat hak atas tanah.
tanah. Sehingga persamaan pemahaman dan 7. Pelaporan
persepsi oleh semua pihak terkait dibutuhkan Biaya pelaporan adalah biaya yang dikeluarkan
demi kelancaran pelaksanaan proyek. untuk kepentingan penyusunan laporan hasil
2. Biaya Pengumpulan Data kegiatan.
Biaya pengumpulan data adalah untuk II.4.2. Keuntungan
memenuhi kegiatan pengumpulan data yuridis Di dalam hal ini benefit suatu proyek terdiri dari
oleh satuan petugas yuridis. Pengumpulan data direct benefit dan indirect benefit, disamping itu
yuridis yaitu kegiatan pengumpulan data non- dikenal adanya pula intangible benefit diantaranya:
fisik yang terkait dengan tanah yang berupa:
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 6
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
a. Direct benefit perusahaan secara financial dapat hidup, maksudnya
yang dimaksud dengan direct benefit disini apakah dapat memenuhi kewajiban financial dalam
adalah merupakan langsung dan nampak jelas dalam menghasilkan laba yang sesuai dengan modal yang
proyek. diinvestasikan. Dalam mengukur atau menilai
b. Indirect benefit atau Secondary benefit adanya suatu yang akan atau yang telah didirikan,
yang dimaksud dengan indirect benefit adalah terdapat beberapa kriteria yang digunakan, suatu
merupakan manfaat yang secara tidak langsung di kriteria baik manfaat (benefit) maupun biaya (cost)
timbulkan oleh adanya kejadian proyek tersebut. dinyatakan dengan nilai sekarang (the present
Manfaat ini biasanya akan dirasakan oleh orang yang value). Dalam evaluasi ini kriteria investasi yang
ada diluar proyek itu. digunakan adalah :
c. Intangible benefit 1. Groos Benevit/Cost Ratio
intangible benefit disini dimaksudkan suatu 2. Profitability Ratio
manfaat yang secara tidak langsung bisa dinikmati 3. Net Present Value (NPV)
olah masyarakat, tetapi sulit untuk dinilai dalam 4. Internal Rate Of Return (IRR)
bentuk uang, jenis seperti: adanya perbaikan 5. Payback Periode
lingkungan (environments changes) dan terciptanya
distribusi pendapatan.
III. GAMBARAN UMUM PROYEK
II.5 Evaluasi Proyek III.1 Gambaran Umum Proyek PTSL Tahun 2017
Evaluasi proyek merupakan tahapan penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara yang
Maksudnya adalah untuk menganalisa terhadap memiliki wilayah daratan yang luas. Dengan luas
suatu proyek tertentu, baik yang akan dilaksanakan, daratan mencapai 191,09 juta hektar, merupakan
sedang dan telah selesai dilaksanakan sebagai bahan negara 10 besar terluas di dunia. Luasnya wilayah
perbaikan dan penilaian pelaksanaan proyek daratan ini merupakan berkah dan anugerah Yang
tersebut. Analisa ini diangap perlu dilakukan, karena Maha Kuasa, sekaligus pekerjaan besar bagi
didalam pelaksanaan suatu proyek akan menyangkut pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk
pengunaan sumber-sumber yang langka (scarcity mengelolanya. Seiring dengan pertambahan
resourses). penduduk dan pergeseran ke negara industri telah
Investasi proyek adalah upaya menanamkan menyebabkan semakin strategis dan semakin
factor produksi langka pada proyek tertentu, baru rumitnya pengelolaan agraria, tata ruang dan
atau perluasan pada lokasi tertentu, dalam jangka pertanahan di Indonesia. Luas wilayah Indonesia
waktu tertentu menengah atau panjang. Faktor adalah lebih kurang 840 juta Ha, terdiri 191 Juta Ha
produksi langka ini dapat berbentuk : daratan dan 649 juta Ha lautan. Dari luas daratan,
a. Dana sekitar 124,19 juta hektar (64,93%) masih berupa
b. Kelayakan Alam (natural resources) hutan seperti hutan lebat, hutan sejenis, dan hutan
c. Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil belukar. Sisanya seluas 67,08 juta hektar (35,07%)
d. Teknologi tingkat madya atau tingkat tinggi telah dibudidayakan dengan berbagai kegiatan.
Beberapa area strategis yang potensial harus
II.6 Kriteria Investasi direspon dan/atau ditindaklanjuti oleh kementerian
Pada sub sebelumnya dijelaskan mengenai dalam lima tahun kedepan terkait dengan
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dengan keberadaan Agenda Prioritas (Nasional) sebagai
mengevaluasi proyek yaitu aspek teknis, managerial, upaya pencapaian Visi Misi Presiden salah satunya
financial dan ekonomis. Mengenai aspek financial yaitu Agenda ke Empat: Memperkuat Kehadiran
dijelaskan bertujuan untuk menentukan apakah Negara Dalam Melakukan Reformasi Sistem dan

Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 7
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
Penegakan Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat pelaksanaan proyek tahap pertama sebanyak 2 juta
dan Terpercaya. Yaitu dengan sub agenda Menjamin bidang mendapatkan kuota proyek pen-sertipikatan
Kepastian Hukum Hak Kepemilikan Tanah dengan tanah sebanyak 9.160 persil bidang tanah dengan
sasaran berupa Memperbesar cakupan bidang tanah total anggaran sebesar Rp. 2.651.820.000,-. Target
yang bersertipikat. Kemudian dilakukan pendekatan sertipikasi untuk wilayah Lampung sebesar 40.000
startegi dalam bentuk kegiatan seperti: Percepatan persil bidang tanah sehingga sebesar 22% dari target
Legalisasi Aset kususnya di Pedesaan, Penyusunan dialokasikan di Kabupaten Lampung Tengah. Berikut
Regulasi Penyelesaian Sengketa aset Milik Negara, gambaran persebaran lokasi proyek PTSL Tahap 1
dan Pengkajian penanganan Kasus Pertanahan. Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah TA
Legalisasi aset merupakan salah satu program 2017 dengan blok warna biru dan kuning adalah
strategis nasional pemerintah dalam upaya lokasi proyek PTSL TA 2017 sedangkan blok warna
pencapaian nawacita Pemerintah untuk hijau merupakan kawasan hutan:
mensertipikatkan keseluruhan bidang tanah di
Indonesia pada agenda prioritas nasional keempat.
Menurut data Badan Pertanahan Nasional, saat ini
jumlah total bidang tanah terdaftar di Indonesia
sekitar 43% atau 41.800.000 sementara itu, masih
ada sekitar 54.800.000 bidang masih belum
terdaftar. Mengingat masih banyak bidang tanah
belum terdaftar tersebut Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada tahun Gambar III.1 Persebaran lokasi proyek PTSL Kantah
ini sedang melaksanakan program Pendaftaran Kabupaten Lampung Tengah TA 2017
Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) 5 juta bidang tanah
di seluruh Indonesia. Target masih akan dilanjutkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada tahun 2018 dengan 7 juta bidang, 9 juta untuk
IV.1 Identifikasi Cost and Benefit
tahun 2019 dan seterusnya. Diharapkan pada tahun
Dalam penelitian ini, sasaran proyek dibatasi
2025 seluruh bidang tanah di Indonesia telah
untuk pekerjaan pengumulan data fisik saja.
terdaftar. Untuk percepatan pendaftaran tanah
Sehingga biaya dan keuntungan yang akan coba
melalui PTSL tersebut, diperlukan adanya data
diidentifikasi hanya terkait dengan kegiatan
subyek dan obyek bidang tanah yang lengkap dan
pengumpulan data fisik dalam satuan satu persil
menyeluruh baik yang terdaftar maupun belum
bidang tanah.
terdaftar dalam satu satuan wilayah administrasi
desa/kelurahan sehingga terbangun basisdata
IV.1.1. Cost
pertanahan lengkap.
Adapun yang menjadi biaya dalam kegiatan
III.2 Gambaran Umum Proyek PTSL Kantor pengumpulan data fisik yang dianggarkan dalam
Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah Tahun APBN yaitu biaya pengukuran bidang tanah dengan
2017 total biaya sebesar Rp. 153.150,- per bidang. Dalam
Pada tahun 2017 ini proyek PTSL dilaksanakan biaya pengukuran bidang tanah, terbagi atas 2
dalam 2 tahap. Tahap pertama sebanyak 2 juta rincian biaya yaitu: Biaya belanja barang non
bidang dengan cara swakelola, sedangkan tahap operasional lainnya (biaya pengukuran) sebesar Rp.
kedua sebanyak 3 juta bidang dilaksanakan oleh ASN 138.160,- per bidang dan Belanja barang persediaan
dan pihak ketiga (KJSKB, SKB, APSPIG). Kantor barang konsumsi (belanja bahan) sebesar Rp.
Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah pada target 14.990,- per bidang. Jika dibandingkan dengan
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 8
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
besarnya pembiayaan dari proyek sebelumnya yaitu satuan persil. Karena beda luasan bidang tanah
legalisasi aset Prona TA 2016 yaitu dengan total mempengaruhi ketelitian bidang tanah, yang mana
besaran biaya pengukuran sebesar Rp.174.000,- ketelitian pengukuran dipengaruhi oleh metode
terjadi penurunan biaya pengukuran sebesar Rp. pengukuran, metode mempengaruhi waktu, dan
20.850,-. waktu pasti mempengaruhi biaya. 1 persil bidang
Adapun dalam kegiatan pengumpulan data fisik tanah dengan ukuran 2 hektar (20.000 m2) akan
terdapat biaya yang tidak ditanggung oleh Negara berbeda dengan melakukan pengukuran 1 persil
dalam hal ini masuk kedalam pembiayaan APBN. bidang tanah untuk luasan 1.000 m2. Sehingga biaya
Adapun biaya tersebut yaitu biaya operasional pengukuran pada proyek PTSL sulit untuk
persiapan pengukuran seperti pembuatan patok, dikuantifikasi secara finansial.
konsumsi dan operasional pemilik bidang tanah dan Mengapa terjadi pengurangan biaya sebesar
beberapa saksi penunjuk bidang tanah yang biaya Rp.20.850,- dari proyek sebelumnya?. Hal ini
tersebut menjadi tanggung jawab pemilik bidang merupakan asumsi yang biasa ditentukan dalam
tanah terukur sebagai pemohon. Sedang kan biaya kegiatan pengukuran terkait dengan biaya persiapan
pengukuran rutin biasa dengan PNBP dihitung dan mobilisasi. Dimana pada proyek Prona 2016,
dengan rumus : lokasi bidang tanah tidak ditentukan harus sistematis
( 2) yang mana lokasi yang dimohon diukur secara acak
= × + . 100 .000,00
500 dan tidak harus serentak dalam satu hamparan.
Keterangan : HSBK (Harga Satuan Biaya Berbeda hal dengan proyek PTSL yang mana lokasi
Kegiatan) Pengukuran dibedakan atas Pertanian bidang tanah yang diukur harus sistematik serentak
dan Non Pertanian dengan Pertanian di pada satu hamparan. Sehingga diasumsikan terdapat
Lampung diatur nilainya Rp. 20.000,- dan Rp. pengurangan biaya persiapan dan mobilisasi
60.000,- untuk Non Pertanian. pengukuran bidang tanah.
Dari formulasi perhitungan tersebut dapat dilihat Hal ini tidak akan menjadi persoalan jika
bahwa standardisasi dalam perhitungan kegiatan memang pemerintah sendiri konsisten terkait
pengukuran ditentukan dari luas lahan yang dengan sasaran dan tujuan utama proyek. Namun,
dimohon bukan pada jumlah bidang. pada kenyataannya lain yang menjadi sasaran lain
Hal paling dasar yang membedakan dan paling pula dalam pelaksanaan. Pemerintah pusat sendiri
mempengaruhi biaya pengukuran diantara kedua pun masih berbeda pandangan terkait dengan luaran
proyek tersebut yaitu obyek sasaran. Yaitu jika pada dari kegiatan. Dimana terdapat dua persepsi yang
pekerjaan pengukuran yang umum dilaksanakan belum final terkait kegiatan pengukuran bidang
secara rutin dengan biaya PNBP, biaya pengukuran tanah. Persepsi pertama masih menggunakan tujuan
ditentukan dari luasan persil bidang tanah terdaftar. pada proyek Prona dalam artian luaran yang
Pada kegiatan proyek legalisasi aset sebelum PTSL dihasilkan yaitu sertipikat tanpa melihat data peta
2017 yang dikenal dengan Proyek Nasional Agraria lengkap atau tidak. Persepsi lainnya yaitu luaran
(Prona), terdapat batasan luas lahan ukuran yang dalam bentuk peta desa lengkap yang mana
diperuntukkan hanya untuk kalangan tidak mampu keseluruhan bidang tanah pada satu administrasi
yaitu dibawah 2.000 m2 untuk tanah non pertanian desa diukur secara serentak tanpa memandang
dan dibawah 1 hektar untuk tanah pertanian. apakah data tersebut sudah bersertipikat atau
Sedangkan pada proyek PTSL, tidak dibatasi dan belum. Sehingga pada pelaksanaan proyek PTSL
disama-ratakan. Padahal hitungan biaya pengukuran Tahun 2017 ini, secara penerapan dilapangan masih
umum yang juga biasa dilakukan oleh konsultan jasa menggunakan konsep proyek Prona atau masih tidak
pengukuran, biaya pengukuran bidang tanah adalah terdapat perbedaan.
dihitung berdasarkan luasan bidang tanah bukan
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 9
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
Sebenarnya kebutuhan pelaksanaan dengan terkait dengan letak dan luas bidang tanah pada
metode sistematik yang diukur secara serentak dan sertipikat. Dimana luas tersebut sangat
lengkap dapat dimaklumi mengingat Indonesia dipengaruhi oleh kualitas data hasil pengukuran.
sendiri belum memiliki peta tunggal yang lengkap Yang mana luasan ini menjadi nilai acuan legal
untuk menjadi data dan informasi dasar terkait yang digunakan dalam penilaian lahan. Harga
spasial dalam satuan persil bidang tanah pada proses tanah sangat dipengaruhi oleh luas lahan,
perencanaan pembangunan. Sehingga asumsi sehingga ketelitian hasil pengukuran bidang
pengurangan anggaran terkait proyek PTSL ini adalah tanah sangat terkait dengan harga lahan.
tidak relevan. Sekali lagi hal yang perlu diingat Semakin kecil tingkat kesalahan hasil
bahwa pembiayaan secara finansial sangat pengukuran bidang tanah maka semakin kecil
mempengaruhi kualitas data. Yang mana pula resiko kesalahan penafsiran harga lahan
hubungannya dapat dimodelkan secara linear. begitu pula sebaliknya. Sektor pajak pun
Dalam petunjuk teknis PTSL pun telah dapat diberikan keuntungan yang besar terkait dengan
dilihat bahwa memang sudah mengindikasikan hasil kegiatan ini. Peningkatan PAD pemerintah
adanya penurunan kualitas data hasil kegiatan. Yang daerah secara langsung memberikan dampak
mana metode fotogrametris dengan ketelitian peta terhadap pembangunan daerah. Selain data
skala 1:1000 antara 20-30 cm diperbolehkan dalam tersebut, peta desa lengkap secara langsung
rangka percepatan PTSL. Padahal untuk kegiatan berpengaruh terhadap perbendaharaan data
sebelumnya, besarnya penyimpangan data hasil fisik yang dimiliki oleh pemerintah dalam rangka
pengukuran tidak boleh lebih dari : 0,2 mm x Skala perencanaan dan pembangunan wilayah.
Peta atau jika diasumsikan pada kelas yang sama Dampak ini sejalan dengan misi pemerintah
yaitu pada skala 1:1000 tidak lebih dari 20 cm. dalam pemberlakuan one map policy.
Asumsi ini sangat berdasar mengingat dalam kondisi
finansial yang sama jika yang dikejar adalah
kuantitas pasti akan mengorbankan kualitas datanya.
Apalagi dalam kondisi proyek PTSL yang dikurangi
secara finansial, sangat dimungkinkan terjadi
penurunan kualitas data fisik yang dihasilkan. Gambar 4.1 Rangkaian dari hak atas tanah (UN-Habitat,
Penurunan kualitas data hasil pengukuran ini 2008)

bukanlah sebuah solusi dari tujuan pemerintah b. Indirect benefit, merupakan keuntungan yang
dalam upaya memberikan kepastian hukum atas secara tidak langsung berdampak pada pemilik
persil bidang tanah. Kesalahan sampai dengan 30 cm bidang tanah yang berupa kemudahan akses
diarea urban beberapa tahun mendatang bisa jadi administrasi terkait dengan tanahnya. Nilai
akan menimbulkan permasalahan baru mengingat agunan dan harga tanah relatif dipengaruhi oleh
harga tanah sangat berpengaruh terhadap luas aspek kepastian hukum. Harga lahan untuk
bidang tanah. Konflik sosial dan ekonomi bidang yang belum bersertipikat akan
dimungkinkan terjadi akibat kondisi ini. Oleh karena mengalami peningkatan harga lahan dan nilai
itu, upaya pemerintah dalam pemenuhan target agunan di bank jika dengan sertipikat. Asas
secara kuantitas harus diikuti dengan dukungan kepastian hukum dan legal secara tidak langsung
finansial demi menjaga kualitas datanya. memberikan keuntungan kepada para pemilik
IV.1.1. Benefit tanah. Disisi lain, peningkatan pertumbuhan
a. Direct benefit, hasil pengukuran fisik bidang ekonomi wilayah secara tidak langsung akan
tanah pada proyek PTSL tahun 2017 ini mudah untuk dikuantifikasi. Selain kelengkapan
adalah dan keakuratan data dan informasi yang
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 10
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
3.433.430 2
dihasilkan dari kegiatan pengukuran B-NonPertan = 30% x ( × . 60.000 ,00 + 000,00)
500
bidang . 100.

tanah akan membawa pertumbuhan ekonomi Sehingga didapat asumsi total benefit sebesar :
lokal dan pembangunan wilayah karena TB = B-Pertan + B-NonPertan
memberikan akses modal, karena penilaian = Rp. 329.709.280,00
besar pajak bumi dan bangunan akan lebih Asumsi kedua, cost dari proyek PTSL di Kampung
akurat dan pasti. Mojopahit, Kecamatan Punggur,
c. Intangible benefit, aspek kepastian hukum Kabupaten Lampung Tengah dihitung berdasarkan
memberikan dampak kenyamanan kepada para keseluruhan jumlah bidang terukur dari kegiatan
pemilik bidang tanah. Kenyamanan ini didapat pengukuran jika diasumsikan bahwa keseluruhan
akibat kepastian hak milik atas tanah dari bidang tanah belum terbit sertipikat (dibayarkan)
pemilik lahan yang diakui secara hukum. dengan asumsi biaya yang dikeluarkan dari APBN
Sehingga akan didapatkan perlindungan hukum sebagai nilai investasi awal pemerintah. Maka
yang mengikat dan melindungi subyek hukum ditentukan sebagai berikut : Cost = Jumlah Bidang x
sebagai pemilik bidang tanah atas gangguan dari Biaya Pengukuran Proyek Maka total cost
pihak lain. Selain itu, akibat kepastian hukum, diasumsikan sebesar :
konflik sosial akibat perebutan lahan akan lebih TC = 2.163 x Rp. 153 .150,00
bisa ditekan dan dikendalikan. = Rp. 331.263.450 ,00
Sehingga, didapatkan nilai B/C sebesar :
IV.2 Evaluasi Proyek PTSL dari Sektor Pemerintah 329.709.280
Proyek PTSL adalah proyek publik yang memang = = 0,99
331.263.450
tidak memiliki sasaran untuk mendapatkan
keuntungan. Keuntungan langsung dalam bentuk Dari asumsi diatas, karena nilai B/C < 1 maka proyek
uang tidak dapat dikuantifikasi secara langsung. PTSL ini tidak layak untuk dijalankan.
Sehingga pada penelitian kali ini akan digunakan
asumsi sebagai pendekatan dari nilai keuntungan. IV.2 Evaluasi Proyek PTSL dari Sektor Pihak Ketiga
Akan diambil salah satu lokasi kegiatan proyek PTSL Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan
Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah proyek PTSL ini yaitu kurangnya sumber daya
yaitu di Kampung Mojopahit Kecamatan Punggur manusia yang menjadi petugas ukur. Sehingga, salah
Kabupaten Lampung Tengah. Dimana menurut hasil satu alternatif solusi untuk menyelesaikan target
pengukuran bidang tanah desa lengkap PTSL di legalisasi aset yang begitu besar yaitu dengan
Kampung Mojopahit yaitu sebanyak 2.163 bidang menggunakan jasa pihak ketiga. Jika dikerjakan
dengan total luas 343,343 hektar. secara swakelola dengan ASN menjadi bagian dari
organisasi proyek, keuntungan bukan menjadi
Asumsi pertama, benefit dari proyek PTSL di
Kampung Mojopahit, Kecamatan Punggur, sasaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Namun
Kabupaten Lampung Tengah dihitung berdasarkan berbeda halnya jika yang melaksanakan pekerjaan
luasan yang dihasilkan dari pengukuran jika dihitung adalah pihak ketiga yang jelas menginginkan adanya
dengan asumsi tetap ada biaya pemasukan PNBP keuntungan dalam sebuah proyek.
dari masyarakat selaku pemohon pendaftaran hak Rahman, Aris (2012) memberikan gambaran
atas tanah. Dimana besar keuntungan yang didapat pembiayaan terkait pekerjaan pengukuran terestris
jika diasumsikan perbandingan antara jumlah bidang bidang tanah untuk peta skala besar dengan luasan
pertanian berbanding bidang tanah non p ertanian kurang dari 2.000 hektar adalah sebesar
adalah 70 : 30. Maka dit entukan seb agai berikut: Rp.110.000,00. Sedangkan didalam proyek PTSL ini
3.433.430 2 diberikan metode dan alternatif lain dalam rangka
. 20.000 . 100.
percepatan PTSL yaitu menggunakan metode foto
B-Pertan = 70% x (
500
× ,00 + 000,00)
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 11
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
udara. Untuk
metode foto
udara dengan
ketelitian

Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 12
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
peta 1:1000 dan luasan kurang dari 2.000 hektar sehingga kualitas data hasil pengukuran akan dapat
biaya pelaksanaan proyek foto udara yaitu sebesar dipertahankan karena tidak dipengaruhi oleh faktor
Rp. 230.000,00 per hektar. finansial akibat pengurangan biaya pengukuran.
Oleh karena itu, dengan kondisi finansial Sedangkan dalam rangka percepatan PTSL tahun
pembiayaan proyek PTSL tahun 2017 ini, metode 2018 dan 2019 mendatang dengan tambahan kuota
yang masih memungkinkan untuk diberikan kepada pertahun sebanyak 2 juta bidang, salah satu
pihak ketiga yaitu metode yang dilaksanakan dengan alternatif solusi yang dapat diambil yaitu dengan
cara terestris (pengukuran langsung). Dalam rangka memanfaatkan teknologi pengukuran dan pemetaan
percepatan pekerjaan, peta foto udara sebagai peta terbaru. Yang mana salah satunya dapat
dasar yang digunakan dalam proyek idealnya adalah menggunakan metode foto udara dengan
menawarkan percepatan dalam penyelesaian memanfaatkan wahan pesawat tanpa awak (UAV).
pekerjaan jika dibandingkan dengan metode Ketelitian peta foto udara wahana UAV memang
terestris yang dikenal memakan waktu yang lebih masih tidak lebih baik dari foto udara konvensional
lama. Asumsi berikutnya, besarnya pembiayaan dengan menggunakan kamera khusus foto udara
sebesar Rp.110.000,00 pada tahun 2012 jika (kamera metrik), namun dalam rangka pemenuhan
diasumsikan dengan terdapat discount factor kebutuhan peta dasar, biaya pemanfaatan teknologi
sebesar 10% sehingga nilai tersebut pada tahun ini saat ini cukup menjanjikan yaitu sebesar Rp.
diasumsikan menjadi : 110.000,00 s.d. Rp. 240.000,00 tergantung pada
F = P (1 + i)n ; tingkat ketelitian dari peta foto yang diinginkan.
Dengan i = discount factor dan n = lama waktu Kombinasi metode pengukuran yaitu dengan
Maka dihitung : dukungan peta foto udara sebagai peta dasar dan
F2017 = P2012 (1 + 0,1)5 pelaksanaan pengukuran persil metode terestris
F2017 = Rp. 110.000,00 (1,1)5 yang dikerjakan baik secara swakelola oleh ASN
F2017 = Rp. 177.156,00 maupun dengan bantuan pihak ketiga akan sangat
Didapatkan hasil biaya pengeluaran perhektar pada memungkinkan tercapainya pemenuhan target
tahun 2017 adalah sebesar Rp. 177.156,00; dengan proyek PTSL dengan tetap menjaga kualitas data
total benefit yang didap at dari APBN pengukuran hasil pengukuran. Sehingga dengan tetap terjaganya
bidang tanah sebesar Rp . 153.150,00. Maka : kualitas data fisik hasil pengukuran bidang tanah
153.150 maka akan diberikan jaminan kepastian hukum yang
= = 0,86 lebih baik. Sehingga konsep pembangunan dalam
177.156
Didapat nilai B/C < 1, proyek tersebut tidak layak kegiatan proyek PTSL dapat membawa kepada
untuk dikerjakan. kondisi yang lebih baik dan berkelanjutan.
Selanjutnya masih dengan asumsi yang sama,
jika menggunakan metode tesrestris berapa nilai
proyek wajar yang harus dianggarkan oleh V. KESIMPULAN DAN SARAN
pemerintah dalam pada tahun mendatang sampai V.1 Kesimpulan
dengan target proyek tahun 2019? Sehingga Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
dihitung: tentang evaluasi proyek PTSL 2017 dengan studi
F2018 = P2012 (1 + 0,1)6 dan kasus yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan
F2019 = P2012 (1 + 0,1)7 Kabupaten Lampung Tengah dapat ditarik beberapa
Didapatkan hasil biaya pengeluaran perhektar pada kesimpulan diantaranya :
tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 194.871,00 dan tahun a. Proyek PTSL 2017 secara finansial dan uji
2019 sebesar Rp. 214.358,00. Nilai ini diasumsikan kelayakan adalah tidak layak untuk dikerjakan.
menjadi nilai ideal dengan kondisi yang sama
Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 13
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)
b. Pengurangan biaya pengukuran bidang tanah Rahman, Aris. 2012. Pedoman Analisa Harga Satuan
membawa dampak yang nyata terhadap Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
[Home page of ScienceDirect] [Online]. Available
penurunan kualitas data hasil pengukuran.
at: https://www.slideshare.net/arisrahman/026-
c. Proyek PTSL untuk tahun mendatang jika akan 14581698. Diakses pada tanggal 09 Oktober
diberikan kepada pihak ketiga memerlukan 2017.
penyesuaian biaya yaitu sebesar Rp. 195.000,00
perbidang pada tahun 2018 dan Rp. 215.000,00 Revisi Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pemetaan
perbidang pada tahun 2019. Bidang Tanah Sistematis Lengkap Nomor :
03/JUKNIS-300/VII/2017 Tanggal : 31 Juli 2017.
d. Pemanfaatan teknologi pengukuran dalam
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
rangka percepatan proyek PTSL diperlukan Pertanahan Nasional, 2017.
dengan upaya pemenuhan kebutuhan peta
dasar dengan metode foto udara UAV dan Tiwa, Ferna. 2016. Evaluasi Kelayakan Proyek
pelaksanaan proyek pengukutan PTSL dengan Berdasarkan Analisis Kriteria Investasi. Jurnal
Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (577-
metode kombinasi foto udara UAV dan Terestris.
583).
V.2 Saran
Dalam upaya mendapatkan kepastian hukum
dalam pemenuhan ketelitan data fisik hasil
pengukuran bidang tanah, disarankan untuk
memberikan dukungan secara finansial. Karena
faktor finansial sangat mempengaruhi penurunan
kualitas data fisik hasil pengukuran. Pemanfaatan
teknologi baru yang juga dapat membantu
percepatan proyek memang membutuhkan biaya
ekstra, namun hal yang perlu diingat bahwa
penggunaan teknologi yang didukung dengan
kualitas sumber daya manusia merupakan investasi
besar dalam pencapaian target pembangunan sektor
agraria dan pertanahan yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Enemark, Stig, et all. 2017. “Fit-For-Purpose Land


Administration. Joint FIG/World Bank Publication
No 60.

Purwoningrum, Mayang. 2009. “Evaluasi


Pelaksanaan Proyek Operasi Nasional Agraria
(PRONA) Di Kabupaten TrenggelekTahun 2008”.
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional :
Yogyakarta.

Analisis Cost And Benefit Proyek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) 14
Studi Kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Tengah (Afden Mahyeda, 2017)

Você também pode gostar