Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika
pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik4. Gelombang ini menjalar
menjauhi fokus3 gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai
permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak
fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri.
Lapisan litosfir7 bumi terdiri atas lempeng-lempeng tektonik9 yang kaku dan terapung di
atas batuan yang relatif tidak kaku. Daerah pertemuan dua lempeng atau lebih kita sebut sebagai
plate margin atau batas lempeng, disebut juga sesar15. Gempa dapat terjadi dimanapun di bumi
ini, tetapi umumnya gempa terjadi di sekitar batas lempeng dan banyak didapat sesar aktif
disekitar batas lempeng. Titik tertentu di sepanjang sesar tempat dimulainya gempa disebut
fokus3 atau hyposenter dan titik di permukaan bumi yang tepat di atasnya disebut episenter2.
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling
mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan
lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung
terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan
gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
1 Magnitudo – banyaknya energi yang dilepas pada suatu gempa yang tergambar dalam
besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini tercermin dalam
besarnya garis bergelombang pada seismogram.
2 Episenter – titik di permukaan bumi tepat di atas fokus atau sumber gempa, dinyatakan
dalam lintang dan bujut, Hyposenter=parameter sumber gempa bumi yang dinyatakan
dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan kedalaman sumber)
3
Fokus – sumber gempa di dalam bumi, tempat batuan pertama patah.
4 Gelombang seismik – getaran gempa yang menjalar di dalam dan dipermukaan bumi
dengan cara longitudinal dan transfersal.
5 Intensitas – besarnya goncangan dan jenis kerusakan ditempat pengamatan akibat gempa.
Intensitas tergantung dari jarak tempat tersebut dari hyposenter.
6.
Kerak bumi – lapisan atas bumi yang terdiri dari batuan padat. Baik tanah di daratan
maupun di dasar laut termasuk kerak bumi.
7. Litosfir – lapisan paling atas bumi yang hampir seluruhnya terdiri dari batuan padat.
Lapisan ini termasuk kerak bumi dan (sebagian) mantel atas
8 Mantel – Lapisan di bawah kerak bumi yang tediri dari mantel atas dan mantel bawah.
9 Lempeng Tektonik - bagian dari litosfir bumi yang padat atau rigid. Lempeng-lempeng
tektonik ini senantiasa bergerak dengan lambat, terapung diatas mantel.
11 Seismogram – catatan tertulis dari getaran bumi yang dihasilkan oleh seismograf.
13 Skala Mercalli – suatu ukuran subyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan intensitas-nya
14 Skala Richter – suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitan dengan magnitudo-nya
15 Sesar – patahan atau pemisahan batuan, umumnya di antara dua atau lebih plat tektonik
http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/pengertian_gempa.htm
Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan dipermukaan bumi yang disebabkan oleh
gelombang-gelombang seismik dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi. Pusat atau
sumber gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah di permukaan
bumi ataupun di dasar laut yang merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut
episentrum. Gempa bumi dapat diklasifikasikan menurut kedalaman hiposentrum,kekuatan
gelombang atau getaran gempanya dan faktor penyebabnya.
Menghadapi Gempa
Tindakan Saat Gempa:
- jika berada dalam gedung/rumah, segeralah keluar dalam keadaan tenang.
- jika dalam keramaian ruangan jangan ikut panik, carilah jalan alternatif
- jika berada di luar rumah menjauhlah dari bangunan dan pohon yang dapat rubuh.
- jika berada didalam gedung bertingkat, jangan gunakan lift saat terjadi gempa.
Proses tabrakan antar lempeng yang kemudian terjadi penyusupan suatu lempeng benua ke
lempeng benua lainnya atau yang sering disebut penunjaman (subduction). Peristiwa serupa juga
terjadidi kawasan indonesia bagian timur. di daerah itu lempeng pasifik mengalami penunjaman
kebawah lempeng eurasia.
Proses penunjaman tersebut menimbulkan getaran atau gempa bumi di indonesia yang
melepaskan panas yang menyebabkan melelehnya batuan, sehingga menghasilkan magma.
Jalur gunung api busur luar/outerarc yang bersifat non vulkanik/tidak aktif
Simeulue, nias ,batu, mentawai, enggano, siwo ,rote, timur, leti, sermata, buru,dll
http://82junior.blogspot.com/2011/02/faktor-penyebab-terjadinya-gempa-bumi.html
Kenapa Gempa Bumi Merusak Properti dan Infrastruktur
Adi SusiloGempa bumi beruntun sedang melanda Indonesia. Gempa bumi dengan skala di atas 5
SR sepertinya berlompatan di bumi Indonesia, bagaikan diacak. Mulai dari Jawa, Sumatra,
Sulawesi, Papua dan disepanjang daerah yang dilewati jalur penunjaman, seakan-akan berjanji
untuk muncul satu demi satu.
Daerah zone satu, yaitu Selatan Sumatera dan selatan Jawa bagian Barat dan Tengah dalam
waktu 3 bulan terakhir ini sepertinya sudah berjanji untuk bergantian muncul gempabumi.
Tercatat pada bulan September awal terjadi gempa di Jawa Barat, September akhir dan Oktober
awal di Sumatra dan pertengahan Oktober, muncul juga gempabumi di sekitar selat Sunda.
Kenapa ada suatu gempa bumi yang merusak dan ada pula yang tidak? Dan kenapa juga suatu
gempa bumi walaupun skala energinya sama, namun tingkat merusaknya berbeda? Untuk
mengetahui hal ini, maka perlu diketahui sejak awal, bahwa tingkat merusak tidaknya
gempabumi tergantung dari posisi hypocenter (letak sumber gempa). Hypocencer merupakan
posisi dari kedalaman dan lintang, bujur dari sumber gempa. Sedangkan ketika sumber gempa itu
diproyeksikan ke permukaan, maka disebut Epicenter. Hal yang lebih penting lagi adalah jenis
gelombang gempa yang melanda suatu daerah.
Kalau dirunut kebelakang, saat terjadi gempabumi Jogyakarta (27 Mei 2006 yang lalu),
kerusakan terparah terjadi kearah Timur Laut dari sumber gempa, yaitu Bantul, Klaten dan
terusannya. Memang bidang patahan yang tergeser ada pada daerah ini. Pergeseran hanyalah
sekitar maksimum 10 cm saja. Gempa Tasikmalaya, Padang, jambi dan yang terakhir adalah
Ujung Kulon juga terjadi kerusakan properti dan infrastruktur yang tidak sedikit. Namun,
biasanya yang rusak adalah daerah dalam satu garis tertentu saja. Sehingga perlu diketahui, apa
penyebab daerah yang mengalami rusak parah ketika gempa bumi terjadi?
Gelombang mekanik
Pada saat terjadi gempa bumi, maka titik atau daerah dimana menjadi sumber gempa akan
melepaskan energi. Energi dari sumber gempa ini akan menjadi gelombang mekanik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang menjalar karena adanya medium yang mempunyai
sifat kekenyalan/elastisitas walupun tidak sempurna, seperti bumi itu sendiri. Gelombang
mekanik dibagi menjadi dua macam, yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan.
Gelombang badan sendiri juga masih dibagi menjadi dua, yaitu gelombang tekanan dan
gelombang geser. Gelombang tekanan prinsip menjalarnya adalah karena adanya merenggang
dan merapatnya material di bumi, sedangkan gelombang geser sifat menjalarnya seperti
menjalarnya gelombang tali yang digoyangkan. Kedua macam gelombang inilah yang digunakan
untuk menentukan posisi sumber gempa (hypocenter). Juga hanya kedua macam gelombang ini
yang bisa menembus dalam bumi, sehingga gempabumi yang terjadi di Indonesia bisa terekam
oleh seismometer di Amerika, padahal posisi Amerika adalah disebalik Indonesia, dimana kalau
Indonesia pagi jam 5, maka di Amerika sore jam 5. Gelombang ini menjalar ke segala arah
dengan jangkauan yang hampir sama.
Gelombang yang selanjutnya adalah gelombang permukaan. Gelombang ini hanya bisa menjalar
di permukaan bumi dan jangkauannya hanyalah kecil. Gelombang permukaan ada dua, yaitu
gelombang Rayleigh dan gelombang Love, sesuai dengan nama orang yang meneliti dan
menemukannya. Gelombang ini dalam penjalarannya bersifat menggulung daerah yang dilewati
dan merusak serta dalam bentuk suatu garis tertentu.
Ketika orang merasakan adanya gempa, cerita masing-masing orang akan berbeda. Ada yang
merasa dilontarkan ke atas, digoyang kiri kanan, dan diputar-putar seperti petani didesa
membersihkan padi dengan tampah. Juga kondisi properti dan infrastruktur yang rusakpun
berbeda. Semestinya, kalau penjalaran gelombang itu menyebar kesegala arah dengan kecepatan
yang sama, maka radius kerusakan haruslah sesuai dengan jarak dari pusat gempa. Ternyata ini
tidaklah sama. Daerah tertentu mengalami kerusakan parah, sedangkan daerah lain walaupun
letaknya lebih dekat dengan sumber gempa, kerusakannya tidaklah separah dari daerah tertentu
di atas. Sebagai contoh, pernah terjadi gempabumi di luar Peru. Ada satu blok hunian yang rusak
parah, sedangkan blok didekatnya, dengan jarak hanya puluhan meter, tidak rusak, dan bahkan
hunian tersebut utuh.
Dalam hal ini, gelombang permukaanlah yang paling berperan dalam merusak suatu properti dan
infrastruktur jika terjadi gempa. Karena sifatnya yang menggulung, dan menjalar dipermukaan
bumi, maka sangat dimungkinkan hanya daerah tertentu saja biasanya yang mengalami
kerusakan parah, sedangkan daerah lainnya walupun dekat dengan sumber gempa, tingkat
kerusakannya tidak terlalu parah, mengingat bahwa perambatan gelombang permukaan
(gelombang Rayleigh) bersifat garis. Gelombang Rayleigh ini kecepatan menjalarnya relatif
lebih kecil jika dibandingkan dengan gelombang badan, bisa sampai setengahnya. Jika
gelombang badan menjalar dengan maksimum kecepatan 6 km/detik, maka gelombang
permukaan hanyalah sekitar 3 km/detik. Namun kecepatan inipun masih sangat jauh lebih cepat
dari kesadaran manusia. Kalau demikian apa selanjutnya yang perlu dipersiapkan, khususnya
pada daerah yang potensi terjadi gempa, seperti juga daerah jawa Timur?
Pemerintah hendaknya sudah mulai mensosialisasikan model banguanan yang sesuai dengan
bangunan di daerah gempa. Bangunan yang mampu meredam getaran dan gelombang dari tanah
adalah yang paling baik. Tingkat kekeyalan/elastisitas dari bangunan tersebut didesain
sedemikian rupa sehingga ketika ada goncangan dan ayunan akibat khususnya gelombang
Rayleigh, bisa mengikuti ayunan yang dalam waktu hitungan detik sampai menit masih bisa
menahan goyangan tersebut. Dengan telah disosialisasikannya model bangunan tersebut, maka
diharapkan tingkat kerusakan properti dan infrastruktur bisa diperkecil. [as/malangpost]
----
Oleh Adi Susilo (Koordinator Pusat Penelitian Kebumian dan Mitigasi Bencana Universitas
Brawijaya dan Pengurus Pusat Himpunan Ahli Geofisika Indonesia); dimuat di Malang Post
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam
bumi.
Ep = (S-P) – 1 x 1000 km
Keterangan:
Ep: jarak episentrum
S: gelombang sekunder
P: gelombang primer.
http://matakristal.com/tag/pusat-gempa/
Berdasarkan jarak episentrumnya (pusat gempa), gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. gempa dekat atau setempat, jaraknya kurang dari 10.000 km.
2. gempa jauh, jaraknya sekitar 10.000 km.
3. gempa jauh sekali, jaraknya lebih dari 10.000 km.
Untuk menentukan pusat gempa (episentrum), ada beberapa cara atau metode, yaitu:
1. Metode homoseista. Metode ini menggunakan tiga tempat yang mempunyai homoseista.
Homoseista adalah daerah yang mempunyai waktu getar yang sama.
2. Metode episentral, yaitu metode dengan mencatat tiga daerah yang merekam waktu
gelombang primer dan gelombang sekunder.
Jenis-jenis Gempa dan Istilah-istilah Gempa
Posted on 26 Agustus 2011 by Rovicky
Sudah sering kita mendengar gempa namun sangat jarang kita melihat ada beberpa jenis gempa yang
kita alami. Semua gempa memang menyebabkan fenomena yang berupa goyangan. Namun tidak semua
goyangan disebabkan oleh hal yang sama.
“Wah asik nih, Pakdhe sudah mulai berteori, tidak hanya bercerita fenomena”
“Mumpung ga banyak gejala alam ya kita cerita teori saja dulu Thole”
Secara teori ada beberapa jenis gempa dilihat dari cara mengklasifikasikannya. Gempa bisa
dilihat dari genesa terjadinya, besarnya kekuatannya, juga bisa dilihat dari fenomenanya.
Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
1. Gempa Tektonik;
2. Gempa Vulkanik;
3. Gempa Runtuhan;
4. Gempa Jatuhan;
5. Gempa Buatan
6. Nah kita lihat satu-satu secara sederhana ya ?
Gempa Tektonik
Sudah tahu tektonik kaan ? Ya bergeraknya lempeng-lempeng atau kerak bumi. Tiap tiap lapisan
memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut
mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Karena gesekan antar
lempengan ini menyebabkan gempa, ini yang paling sering terjadi selama ini.
Tentusaja ini perlu dijelaskan lebih lanjut, karena gempa ini pasling sering terjadi dan merupakan
salah satu jenis gempa yang dinilai paling merusak.
Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa
bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat
terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh
manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah
satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Seperti yang pernah digambarkan sebelumnya disini bahwa getaran-getaran gempa volkanik juga
diamati dalam sebuah gunung (klik gambar kiri). Ini mirip Dokter yang menggunakan stateskop
untuk mendengarkan detakan jantung serta gerakan-gerakan organ tubuh didalam.
Dalam pengamatan gunung api getaran-getaran ini memiliki arti khusus yaitu gerakan magma.
Dibawah ini ada tiga pengamatan gempa-gempa volkanik dari Gunung Kelud beberapa waktu
lalu dimana dari getaran itu dapat diperkirakan dimana aktifitas gerakan itu berada.
WASPADA
Pada waktu getaran masih didalam dan terekam oleh stasiun pengamat maka apabila diplot
dalam diagram akan terlihat seperti disebelah ini. Getaran ini masih berada pada kedalaman 3
Km dibawah sana. Jadi memang cukup jauh, tetapi ini jelas menunjukkan bagaimana adana
aktifitas (gerakan) dari magma yang harus terus diamati.
Pada kondisi aktif normal, di G. Kelud rata-rata tercatat sekitar 2 gempabumi vulkanik tiap
bulan. Pada tanggal 10 September 2007, terekam 13 gempabumi vulkanik-dalam, sedangkan 11
September 2007 terekam 3 gempabumi vulkanik dalam. Pada tanggal 11 September 2007 ; pukul
23:00 status G. Kelud dinaikan dari Aktif Normal ke Waspada. Tampak pada gambar diatas,
sebaran hiposenter sumber gempabumi vulkanik pada status Waspada berada pada kedalaman 3
km di bawah G. Kelut
SIAGA
Pada tanggal 26, 27, 28 dan 29 September 2007, terjadi lagi serangkaian gempabumi Vulkanik-
Dalam, maka status G. Kelud dinaikan dari Waspada ke Siaga. Sebaran hiposenter sumber
gempabumi pada status Siaga disajikan pada gambar disebelah ini.
Dalam periode 29 September – 16 Oktober 2007, tidak tercatat gempabumi Vulkanik-Dalam
seperti saat sebelum Waspada dan sebelum Siaga, hanya tercatat gempabumi Vulkanik-Dangkal
dan Tremor vulkanik tidak menerus, dengan jumlah kurang dari 20 kejadian tiap hari.
AWAS
Tanggal 16 Oktober 2007, pukul 10:00 WIB mulai terekam gempabumi Vulkanik-Dangkal,
hingga pukul 17:00 WIB terekam 306 gempa VulkanikDangkal. Peningkatan ini tentunya sangat
signifikan sehingga petugas di lapangan berkonsultasi dengan Team Tanggap Darurat. Setelah
konsultasi dengan Team Tanggap Darurat G Kelut, tanggal 16 Oktober 2007 pukul 17:25 WIB
G. Kelut dinaikkan statusnya dari Siaga ke Awas. Pada gambar kiri ini, disajikan sebaran
hiposenter gempabumi Vulkanik-Dangkal yang terekam pada 16 -17 Oktober 2007, tampak
bahwa sebaran hiposenter sumber gempabumi berada pada kedalaman sekitar 1 kilometer dari
dasar kawah.
Hingga saat ini (31 Oktober 2007) status Gunung Kelud masih dinyatakan berstatus AWAS.
Gambar disebelah kanan ini memperlihatkan semua lokasi pusat getaran-getaran gempa volkanik
ketika berstatus Waspada-Siaga-Awas.
Lokasi-lokasi itu menunjukkan sebaran kegiatan magma dari dalam bumi yang diperkirakan
bergerak dari bawah ke atas. Ukuran penyebaran ini mungkin tidak jauh berbeda dengan
penyebaran dapur magma yang ada didalam bumi dibawah Gunung Kelud ini.
Pemantauan temperatur air danau kawah G. Kelut dilakukan di permukaan, pada kedalaman 10
dan 15 meter dari permukaan air. Pada gambar 5, disajikan grafik temperatur air danau kawah
pada tiap jenjang kedalaman. Dalam grafik temperatur disebelah kiri ini tampak bahwa
temperatur naik secara menerus hingga saat ini.
Pada hari ini, tanggal 31 Oktober 2007 Pukul 00.00 – 06.00 WIB, temperatur di permukaan 35,0
ºC; pada kedalaman 10 m: 38,2 ºC;dan kedalaman 15 m : 39,5 ºC.
Dahulu Menjelang letusan 10 Februari tahun 1990, temperatur kawah 39-40C dan buih putih
memenuhi kawah (saat ini masih setempat-setempat). Jadi kalau saja suhu 39-40 itu menjadi
angka kerama, maka Kondisi Gunung Kelud saat ini dalam keadaan kritis. Namun tentu saja
tidak hanya suhu yang menjadi tolok ukur penentuan meletusnya Gunung Kelud ini. Dan dapat
dimaklumi kalau saat ini masih dinayatakan berstatus AWAS.
Menurut analisa dari ahli Volkanologi Bandung ini, dari grafik yang terlihat dalam gambar
disebelah ini, terjadi penurunan secara tajam setelah krisis gempa bumi Vulkanik-Dalam,
menjelang Siaga, kemudian naik secara tajam pada kedua komponen (radial dan tangensial
terhadap kawah) mencapai maksimum tanggal 15 Oktober 2007, disusul oleh krisis gempabumi
dangkal 16 Oktober 2007 menjelang status Awas. Pada 16 Oktober 2007 terjadi penurunan
secara tajam, mencapai minimum pada tanggal 18 Oktober 2007, namun terjadi
peningkatan/inflasi kembali pada dua komponen, hingga kini telah mencapai inflasi pada level
yang sama saat menjelang status Awas tanggal 16 Oktober 2007.
“Wah pakdhe, jadi gunung itu sepertinya juga bernafas, tersengal-sengal mau batuk-batuk ya
Pakdhe ?”
“Ya begitulah pengamatan gunung api itu thole. Nanti kalau sudah muntah-muntah trus glegek-
en biasane trus kalem soalnya udah lega”
Selain pengamatan diatas juga ada pengamatan visual dengan menggunakan kamera. Tentusaja
saat ini mungkin sudah lebih canggih dengan adanya kamera digital dengan transmisi lewat
gelombang radio. Sehingga kalau tampak adanya awal-awal letusan dari kawah akan dapat
dipantau dengan baik. Namun hal ini akan sangat tergantung juga deangan cuaca, kabut, hujan
dsb.
Selain pemantauan kondisi gunung juga perlu dilakukan pengamatan cuaca, arah angin serta
kondisi kelembaban. KArena semua ini akan sangat berpengaruh kemana arah letusan. Dan
seandainya terjadi awan panas harus mampu kemana harus menghindar. Nah kalau ada yang
masih ragu atau menginginkan info terbaru lainnya dapat menghubungi Pos Pengamatan G.
Kelut di Kampung Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri
(Telp. 0342-804400) atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung
(022-7272606). Tapi jangan digangguin telepon yang tidak penting. Kasihan mereka ini
pahlawan-pahlwan yang harus berjuang menunggu Gunung-api.
Karena waktu terjadinya letusan tidak dapat ditentukan secara pasti, maka akan menyebabkan
ketidakpastian berapa lama masyarakat akan berada di tempat pengungsian. Hal ini akan
menimbulkan kejenuhan bagi para pengungsi, kelelahan serta kejenuhan bagi para pihak yang
melakukan penanganan bencana dan memerlukan biaya yang sulit diduga.
SALAM WASPADA
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah
atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk
runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada
tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan,
namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat
timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
Coba bayangkan kalau longsoran batu besar seperti yang diterangkan disini : Melihat jenis-jenis
longsoran dengan video Lihat jeni jatuhan batu besar inipun akan menyebabkan getaran cukup
kuat. Bahkan swara-swara glung-bleng di selatan Jogja pernah diisukan akibat runtuhan gua-gua
dibawah tanah. Silahkan baca disini Getaran Trenggalek: Rayapan, Vulkanik atau Tektonik ?
Gempa Jatuhan
Kawah meteor
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita
terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu
meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor
yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini
disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff,
Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter
50 m.
Nah dugaan jatuhnya meteor besar di Indonesia juga pernah di dongengkan disini : Berburu
Kawah Meteor (Geo-Circle) di Indonesia
Gempa Buatan
Seismik eksplorasi
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang
dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan,
sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun
efek getarannya sangat lokal.
Salah satu manfaat getaran gempa buatan ini adalah pemnfaatannya dalam eksplorasi minyak
dengan teknik yang disebut seismik eksplorasi.
Jadi walaupun selama ini goyangan dan getaran ini selalu saja dianggap merusak namun apabila
manusia mampu berpikir maka getaran ini justru dapat dimanfaatkan untuk meneliti bumi itu
sendiri. teorinya ya mirip dokter yang mendengarkan getaran-getaran yang ada di dalam perut
itu.
Nah diatas itu jenis-jenis gempa dilihat dari cara terjadinya atau genesa terbentuknya.
Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), USGS membedakan gempabumi dapat dibedakan
atas :
Gempa bumi dangkal antara 0 dan 70 km dalam; gempa menengah, 70-300 km dalam, dan
gempa bumi dalam, 300-700 km dalam. Secara umum, istilah pusat gempa dalam (deep-focus
earthquakes) dipakai untuk gempa bumi yang pusatnya lebih dari 70 km. Semua gempa bumi
yang kedalamannya lebih dari 70 km sering terjadi dalam mantel bumi, tidak hanya dalam
kerakbumi saja.
Ingat kerak bumi memiliki kedalaman hanya sekitar 60 Km saja.
Foreshocks
Adalah getaran atau gempa-gempa yang lebih kecil yang terjadi sebelum terjadinya gempa
besar.
Main shock
Gempa utama yaitu sebuah gempa yang sering dilaporkan ketika terjadinya.
Aftershocks
Gempa ini dikenal sebagai gempa susulan. gempa utama (Main shock) yang memiliki kekuatan
diatas 6M biasanya memiliki gempa susulan.
Earthquake Swarm
Gerumbulan gempa adalah gempa-gempa yang terjadi pada satu lokasi tertentu. Sering
berasosiasi dengan vulkanisme.
Primary and Secondary Quake
Gempa primer adalah goyangan gempa yang datang duluan karena getaran ini memiliki
kecepatan rambat paling besar. Sedangkan gempa sekunder adalah goyangan atau getaran yang
datang setelahnya karena memiliki kecepatan rambat lebih rendah.
Dengan klasifikasi yang tepat tentusaja kita akan tahu bagaimana karakter dari masing-masing
gempa ini.
Nah bagaimana jenis-jenis gempa ini tersebar di Indonesia ? Tunggu dongengan selanjutnya
http://rovicky.wordpress.com/2011/08/26/jenis-jenis-gempa-dan-istilah-istilah-gempa/
Istilah-istilah Gempa dalam Seismologi. Seismologi adalah ilmu yang mempelajai tentang gempa dan
segala sesuatu yang berkaitan erat dengan gempa bumi. Dalam ilmu seismologi terdapat istilah-istilah
gempa yang sering di gunakan. Diantaranya:
Istilah-Istilah Gempa
1. Hiposentrum
Hiposentrum adalah titik atau pusat gempa yang ada di permukaan bumi.
2. Episentrum
Episentrum adalah titik pada permukaan bumi yang berada tepat diatas pusat gempa.
3. Seismograf
Seismograf adalah alat pencatat gempa
4. Seismogram
Seismogram adalah grafik atau gambaran getaran gempa yang dicatat oleh seismogaf. Biasanya
berbentuk garis patah-patah. Semakin lama getaran semakin panjang garis patah-patahnya yang
digambarkan di pita seismogram
5. Pleistoseista
Pleistoseista adalah garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terberat/terhebat yang
terletak disekitar episentrum.
6. Isoseista
Isoseista adalah garis pada permukaan bumi yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
kerusakan fisik yang sama
7. Homoseista
Homoseista adalah garis pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu
yang sama. Pada umumnya garis Homoseista ini berbentuk lingkaran atau elips.
8. Getara Gempa
Getaran Gempa adalah getaran yang timbul saat terjadi gempa. Getaran gempa disebut juga dengan
istilah gelombang. Getaran atau gelombang inilah yang tercatat pada seismograh dan tergambar dipita
seismogram
9. Moment Magnitudo
Moment Magnitudo adalah skala yang paling umum yang digunakan untuk mengukur gempa Bumi
terjadi untuk seluruh dunia.
Masih banyak lagi istila-istilah dalam gempa yang digunakan namun masih belum tertuliskan disini.
Smeoga jika ada waktu dapat segera mengupdatenya.