Você está na página 1de 5

5.3.3.

Analisis Data
 Pada kedalaman 3000 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,085
(8,5%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
sangat buruk dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3005 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,088
(8,8%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
sangat buruk dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3010 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,088
(8,8%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
sangat buruk dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3015 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0.130
(13%) yang mengidentifikasikan porositas lapisan tersebut tergolong
porositas cukup dan kemungkinan tergolong baik dan juga bisa buruk.
 Pada kedalaman 3020 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,333
(33,3%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
istimewa dan kemungkinan tidak memiliki porositas sekunder karena
memiliki nilai porositas sekunder karena memiliki >47,6 %
 Pada kedalaman 3025 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,0303
(3,03%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
sangat buruk dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3030 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,0532
(5,32%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
sangat buruk dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3035 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,45 (45%)
yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
istimewa dan kemungkinan memiliki porositas sekunder karena memiliki
nilai porositas yang melebihi 47,6 %
 Pada kedalaman 3050 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0.483
(48,3%) yang mengidentifikasikan porositas lapisan tersebut tergolong
istimewa dan kemungkinan memiliki porositas sekunder karena memiliki
nilai porositas yang melebihi 47,6%.
 Pada kedalaman 3055 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0.516
(51,6%) yang mengidentifikasikan porositas lapisan tersebut tergolong
istimewa dan kemungkinan memiliki porositas sekunder karena memiliki
nilai porositas yang melebihi 47,6%.
 Pada kedalaman 3060 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0.067
(6,7%) yang mengidentifikasikan porositas lapisan tersebut tergolong burk
dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3065 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0.01 (1%)
yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong buruk
dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3070 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,070 (7%)
yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong buruk
dan tidak prospek untuk diproduksikan.
 Pada kedalaman 3075 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,2398
(24%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
jelek dan kemungkinan tidak memiliki porositas sekunder karena memiliki
nilai porositas yang >47,6 %
 Pada kedalaman 3080 ft, nilai porositas yang didapat adalah Ø = 0,027
(2,7%) yang mengidentifikasikan porositas pada lapisan tersebut tergolong
buruk dan tidak prospek untuk diproduksikan.
6.3.3. Analisa Data
 Pada kedalaman 3000 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 2,87 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong buruk dan tidak memiliki kemungkinan untuk di
produksikan
 Pada kedalaman 3005 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 3,90 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong buruk dan tidak memiliki kemungkinan untuk di
produksikan
 Pada kedalaman 3010 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 3,36 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong buruk dan tidak memiliki kemungkinan untuk di
produksikan.
 Pada kedalaman 3015 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 19,46 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong cukup dan berpotensi untuk diproduksi.
 Pada kedalaman 3020 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 1341 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong sangat baik dan berpotensi untuk di produksi.
 Pada kedalaman 3025 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 0,0277 mD yang mengidentifikasikan
permeabilitas lapisan tersebut tergolong cukup dan memiliki kemungkinan
untuk di produksikan
 Pada kedalaman 3030 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 0,3492 mD yang mengidentifikasikan
permeabilitas lapisan tersebut tergolong cukup dan memiliki kemungkinan
untuk di produksikan
 Pada kedalaman 3035 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 5.386 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong sangat bagus dan berpotensi untuk di produksi
 Pada kedalaman 3050 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 7150 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong sangat bagus dan berpotensi untuk diproduksi.
 Pada kedalaman 3055 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 9,627 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong cukup baik dan berpotensi untuk diproduksi.
 Pada kedalaman 3060 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 0,986 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong sangat buruk dan tidak berpotensi untuk
diproduksi.
 Pada kedalaman 3065 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 1.89 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong buruk dan tidak memiliki kemungkinan untuk di
produksikan.
 Pada kedalaman 3070 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 1,2008 mD yang mengidentifikasikan
permeabilitas lapisan tersebut tergolong buruk dan tidak memiliki
kemungkinan untuk di produksikan.
 Pada kedalaman 3075 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 306,1 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong sangat baik dan berpotensi untuk di produksi.
 Pada kedalaman 3080 ft, berdasarkan metode Willyie Rose permeabilitas
yang didapat adalah K = 0,016 mD yang mengidentifikasikan permeabilitas
lapisan tersebut tergolong buruk dan tidak memiliki kemungkinan untuk di
produksikan.

Você também pode gostar