Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pameran merupakan suatu kegiatan yang penyajian karya seni rupa dikomunikasikan sehingga dapat
diapresiasi oleh banyak masyarakat. Pameran ini juga merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan
untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan kepada masyarakat luas yang melalui sebuah media
karya seni. Dalam kegiatan ini diharapkan dapat terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh
masing masing karya seninya dengan apresiasi. Penyelenggaraan pameran yang terdapat disekolah
menyajikan sebuah materi pameran yang berisi hasil belajar siswa dari kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan ekstrakurikuler atau menyajikan karya seni rupa dan seniman profesional yang
dapat diapresiasi oleh warga sekolah.
Tujuan Sosial
Tujuan sosial memiliki arti yaitu kegiatan pameran seni rupa baik dalam skala besar maupun dalam
skala yang terbatas di sekolah tersebut. Karya seni yang dipamerkan dapat digunakan untuk
kepentingan sosial.
Tujuan Komersial
Tujuan komersial pameran ini berkaitan dengan adanya kegiatan yang dapat menghasilkan profit atau
keuntungan terutama bagi seniman dan juga penyelenggara-penyelenggara pameran. Berkaitan
dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran akan diselenggarakan dengan tujuan agar karya
yang dipamerkan akan laku terjual dan akan mendatangkan keuntungan bagi si pemilik karya atau
bagi si penyelenggara pameran.
Tujuan Kemanusiaan
Berbeda dengan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk
kepentingan pembinaan nilai-nilai, pelestarian, dan pengembangan sebuah hasil dari karya seni yang
dimiliki oleh masyarakat. Apabila pameran bertujuan untuk sosial kemanusiaan, maka dana dari hasil
penjualan karya akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti sumbang ke panti asuhan,
ataupun masyarakat kurang mampu serta korban bencana alam.
Tujuan utama
Dalam konteks pembelajaran dan pendidikan seni rupa di sekolah, tujuan utama dari pameran di
sekolah yaitu untuk mendapatkan sebuah apresiasi dan tanggapan dari para pengunjung dalam
rangka meningkatkan kualitas berkarya lainnya sertauntuk meningkatkan wawasan tentang
kesenirupaan.
2. Manfaat Pameran Seni Rupa
Hasil karya yang akan dipamerkan pada pameran seni rupa biasanya dikumpulkan terlebih dahulu
dengan cara menyeleksi. Jenis karya yang akan dikumpulkan terdiri dari karya seni rupa yang meliputi
dua dimensi dan tiga dimensi. Pengumpulan karya seni rupa juga sekaligus sebagai pengumpulan
ataupun pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan. Pameran di sekolah juga
memiliki nilai manfaat yang banyak bagi sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran
bagi siswa ditegaskan oleh Rasjoyo (Cahyono, 1994) yaitu penyelenggaraan pameran di sekolah
memiliki manfaat, berikut adalah beberapa manfaat dari pameran di sekolah: .
3. Fungsi Pameran
Pameran seni rupa yang diselenggarakan di sekolah, biasanya adalah pameran heterogen, karena
pameran heterogen ini menampilkan jenis karya seni rupa yang lebih beragam. Fungsi utama dari
pameran seni rupa ini pada intinya adalah untuk membangkitkan sebuah apresiasi seni pada siswa, di
samping itu pula sebagai media komunikasi antar seniman dengan para penonton. Kegiatan pameran
seni rupa ialah wahana dalam menumbuhkembangkan apresiasi siswa tehadap karya seni. Menurut
Cahyono (2002: 9.6) membedakan antara fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi
apresiasi, fungsi rekreasi, fungsi edukasi, dan fungsi prestasi.
Fungsi apresiasi dapat diartikan sebagai kegiatan dalam menilai dan menghargai karya seni. Melalui
kegiatan pameran ini diharapkan siswa dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni
orang lain. Suatu penghargaan yang akan timbul setelah pengamat melihat, menghayati, memahami
karya seni yang ditampilkannya. Melalui kegiatan ini juga akan muncul sebuah apresiasi aktif dan
apresiasi pasif. Apresiasi aktif, biasanya berupa seniman, seteleh menonton pameran biasanya akan
termotivasi atau terdorong untuk menciptakan karya seni sedangkan apresiasi pasif biasanya terjadi
pada orang yang memiliki sifat awam, setelah menyaksikan pameran biasanya dapat menghayati,
memahami dan menilai serta menghargai suatu karya seni.
1. Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni di sekolah dapat memberikan nilai-nilai
pelajaran terhadap masyarakat luas terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai
sejarah, nilai estetik nilai budaya, dan lain sebagainya. Selain itu karya yang dipamerkan juga
harus memiliki nilai-nilai yang positif terhadap siswa dan juga warga sekolah.
2. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran akan memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan
nilai psikis dan juga spiritual terutama untuk hiburan. Dengan menyaksikan pameran,
apresiator menjadi senang, tenang dan dapat memberikan pencerahan.
3. Fungsi prestasi disini dimaksudkan bahwa dengan kegiatan pameran diselenggarakan di
sekolah dapat diketahui bahwa siswa yang berbakat dalam bidang seni, Hal ini bisa disaksikan
dari bentuk-bentuk kreasi yang dapat ditampilkan oleh para siswa. Apresiator ini bisa
memberi penilaian apakah siswa yang menciptakan karya seni ini kreatif atau bisa juga kurang
kreatif.
Dalam konteks penyelenggaraan sebuah pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996) secara
khusus menyebutkan ada lima fungsi pameran seni rupa sekolah, diantaranya ialah:
Pameran seni rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswa di sekolah baik secara perorangan
dan juga kelompok dalam menyampaikan ide atau gagasannya mereka kepada warga sekolah maupun
masyarakat lewat media karya seni sehingga melalui kegiatan ini diharapkan akan terjadinya
komunikasi antara siswa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator atau masyarakat.
Kesimpulan
Proses penyelenggaraan pameran akan berjalan dengan lancar apabila di dukung dengan
perlengkapan dan peralatan pameran seperti ruang pameran, meja, buku tamu, buku pesan, panil,
katalog, folder, lampu penerangan dan sound system. Kelancaran dalam proses penyelenggaran
dipengaruhi oleh kemampuan dalam kerjasama panitia sesuai beban tugas dan tanggung jawabnya
mereka masing-masing.
Dalam melaksanakan kegiatan pameran seni rupa harus dilakukan dengan perencanaan yang telah
matang, tersusun secara sistematis dan juga logis. Kerjasama dan tanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan tentunya akan mendukung kelancaran dalam kegiatan pameran ini. Penataan
ruang pameran karya seni rupa yang baik akan mendukung kegiatan apresiasi sehingga dapat tercapai
tujuan yang akan diharapkan.
Melalui kegiatan pameran ini kita tidak hanya belajar mengapresiasi karya seni rupa namun, juga
belajar untuk bersikap lebih disiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, belajar untuk
saling menghargai dan bekerja sama dalam kelompok, selain itu pula belajar mengakui kekurangan
dan kelemahan serta belajar dalam berkomitmen untuk berbuat lebih baik di masa yang akan datang.
1. Aliran Surealisme
Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat hubungannya dengan dunia fantasi, seakan-akan kita melukis
dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme seringkali mempunyai bentuk atau lukisan yang tidak logis /
seperti khayalan.
2. Aliran Kubisme
Aliran Kubisme adalah aliran seni lukis yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, kubus,
segi empat, silinder, lingkaran, bola, kerucut dan kotak-kotak.
Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
Ungkapan isi hati seseorang.Pemilihan Warna diutamakan Imajinasi seseorang
5. Aliran Impresionisme
Aliran Impresionisme adalah aliran seni lukis yang berusaha memperlihatkan kesan yang ditangkap
objek. Aliran ini biasanya juga memiliki gambar yang tidak mendetail atau sedikit kabur.
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya seperti sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis
menangkap esensi subjek ketimbang detailnya
Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari sebuah objek untuk kemudian diterapkan di dalam
lukisan.
Lukisan dibuat di luar ruangan (en plein air)
Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai
bayangan).
Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna
tercampur secara optis oleh retina.
6. Aliran Pointilisme
Pointilisme merupakan aliran seni lukis yang menggambarkan sebuah objek menggunakan titik-titik.
Ciri - ciri aliran seni lukis Pointilisme :
Objek yang dilukis akan terlihat jelas dari kejauhan, dan agak baur jika dinikmati dari dekat.
Titik yang digunakan terdiri dari berbagai macam variasi, baik besar-kecil, tebal-tipis, maupun berwarna-
hitam putih.
7. Aliran Fauvisme
Aliran Fauvisme adalah aliran seni lukis yang memberikan kebebasan berekspresi, sehingga banyak
objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya.
8. Aliran Realisme
Aliran Realisme yaitu aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam
kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa ada tambahan lain.
9. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran
naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan agar
menjadi lebih indah.
Aliran ini menampilkan unsur-unsur seni lukis yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk
yang ada di alam.
Bentuk, Garis, dan Warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di alam
11. Aliran Futurisme
Aliran Futurisme adalah aliran seni lukis yang menggambarkan objek lukisan yang terlihat seperti
bergerak. Sebuah objek digambarkan beberapa kali secara perspektif, secara sama. aliran ini
menekankan pada keindahan gerak, garis, visual dan warna sebagai seni lukis anti-kubisme yang statis.
Objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang erat dengan hal yang bersifat metafisika.
Objek biasanya berupa manusia yang sedang melakukan aktivitas dengan benda dan latar di
belakangnya.
Penggambaran sebuah objek berupa refleksi situasi juga waktu yang tematik.
Objek yang dilukiskan adalah objek yang dinamis, bebas, ekspresif dan mencolok.
Objek yang dilukis biasanya adalah tokoh suci, kesatria, raja dan ratu.
Lukisan gaya seperti ini banyak terdapat di kerajaan-kerajaan, rumah ibadah dan juga kastil atau
bangunan klasik.