Você está na página 1de 23

Laporan lengkap

PERCOBAAN IV

KESETIMBANGAN ASAM BASA

NAMA : AZIZAH SAHIR


NIM : H021181325
FAKULTAS/PRODI : MIPA/FISIKA
KELOMPOK : IV
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/ 3 OKTOBER 2018
NAMA ASISTEN : BESSE ILLANG SARI

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar belakang

Dalam kehidupan manusia biasa menjumpai hal yang bersifat asam dan basa yang

bermanfaat dalam aktivitas kesehariannya. Perlu manusia ketahui bahwa ketika tubuh

tidak memiliki benda yang namanya asam, apakah manusia dapat membayangkan

bagaimana jadinya mahluk yang namanya manusia. Apakah manusia mengetahui

bahwa jumlah asam yang berlebih itu bersifat berbahaya. Namun tidak semua asam itu

berbahaya, kimia menjadi salah satu pembelajaran yang sangat kuantitatif (Marzuki

dkk, 2006).

Satu satunya asam yang di ketahui ilmuan kimia dari dulu adalah asam asetat yang

tak murni dan basa yang dapat mereka gunakan adalah kalium karbonat kasar yang

didapatkan dari abu tanaman. Untuk abad pertengahan, kimiawan arab

mengembangkan metoda untuk menghasilkan asam mineral semacam asam

hidrokhlorat atau asam nitrat (Takeuchi, 2006).

Kimia asam basa menjadi inti kimia sejak dari zaman kuno sampai zaman modern

kini dan memang sebagian besar kimia yang di lakukan di laboratorium di zaman dulu

adalah kimia asam basa.ketika kimia mulai menguat di bidang ilmu teoritisnya di akhir

abad ke-19, topic pertama yang di tangani adalah kimia tentang asam basa . akibat dari

serangan teoritis ini, kimia menjadi salah satu pelajaran yang sangat kuantitatif

(Takeuchi, 2006).

Bedasarkan hal tersebut maka di lakukan percobaan kesetimbangan asam basa ini

guna mengenal asam basa secara lebih rinci. Dan penerapannya dalam kehidupan. Di
sini kita diaajarkan bagaimana mengukur pH larutan asam atau basa, sehingga hal

ini perlu untuk di praktikkan di dalam laboratorium.

1.2 Maksud dan tujuan percobaan

1.2.1 Maksud percobaan


Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara

menentukan pH larutan asam, pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, tetapan

kesetimbangan asam lemah dan derajat ionisasi dari asam formiat maupun asam asetat.

1.2.2 Tujuan percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:

1. Menentukan pH asam lemah dengan menggunakan kertas pH universal dan pH

meter.

2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai pH, tetapan kesetimbangan

ionisasi, dan dan derajat ionisasi larutan asam lemah.

3. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai pH.

1.3 Prinsip percobaan


Adapun prinsip percobaan yaitu menentukan kesetimbangan serta derajat ionisasi

asam lemah yaitu dengan mengencerkan HCOOH dan CH3COOH dengan konsentrasi

1 M ke konsentrasi 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M; 0.0001 M; 0,00001 M dengan cara di

larutkan dalam pelarut aquades lalu menentukan pH dengan pH meter dan pH

universal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesetimbangan asam basa


Ion hidrogen merupakan proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom

hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan

ion-ion dalam larutan dikenal sebagai asam, sedangkan yang dapat menerima ion

hidrogen disebut dengan basa. Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan dengan pH,

apabila rendah disebut asidosis dan bila tinggi disebut alkalosis (susilawati dan

Haryono 2013).

Asam kuat merupakan asam yang berdosiasi dengan cepat dan terutama

melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan, sedangkan asam lemah memeiliki

sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ionionnya sehingga kurang kuat

melepaskan H+ . Basa kuat merupakan basa yang bereaksi secara cepat dan kuat

dengan H+ . dan dengan cepat menghilangkan H+ dari larutan. Basa lemah yang khas

adalah HCO3- , karena HCO3- berikatan dengan H+ secara lebih lemah daripada OH-.

Asam dikatakan kuat atau lemah tergantung apakah terionisasi secara

menyeluruh atau sebagian dalam larutan. Pada asam lemah, perpindahan ion hidrogen

ke air tidak brlangsung sampai selesai atau hanya sebagian saja yang terionisasi pada

satu kesetimbangan asam lemah mengandung suatu campuran-campuran antara

molekul-molekul asam tidak terionkan, ion hidarogen dan basa konjugasinya. Dengan

demikian, suatu asam lemah juga merupakan suatu eletrolit lemah (Marzuki dkk,

2010).
Indicator pH biasanya asam lemah dan basa lemah akan berubah warna

sesuai dengan pH larutan yang ditambahkan. Beberapa indicator pH standar adalah

fenolftalein, metil jingga, metil biru, dan lain-lain. Tingkatan keasaman air

ditunjukkan dengan nilai kisaran 1-6 dan pada tingkat basa suatu larutan dengan

kisaran 8-14. Sedangkan 7 sebagai nilai netral pH air. Banyak hal yang mempengaruhi

penelaan pH, diantaranya temperatur, jenis dan tingkat materi yang terlarut dalam air.

Pada awalnya terdapat kebingungan tentang sifat dasar. Oksigen pada awalnya

dianggap sebagai komponen penting asam. Dipertengahan abad ke-19, Davy

menemukan bahwa hidrogen khlorida tidak mengandung oksigen, sedangkan basa

adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi (Takeuchi, 2006)

2.2.1 Asam dan basa menurut Arrhenius

Svante Arrhenius mengatakan bahwa asam adalah zat yang jika di larutkan

dengan air melepas ion hidrogen H+ dan basa adalah senyawa yang dalam air dapat

menghasilkan ion hidroksida OH-

2.2.2 Asam dan basa menurut Bronsted-Lowry

Menurut Brosted dan Lowry mengatakan bahwa senyawa yang dapat

menyumbang proton H+ adalah senyawa asam dan senyawa yang menerima proton H+

adalah senyawa basa.

2.2.3 Asam dan basa menurut Lewis

Menurut pendapat Lewis mengatkan bahwa senyawa asam adalah zat yang

dapat menerima elektron dan senyawa basa adalah zat yang dapat mendonorkan

pasangan elektron. Semua zat asam yang di defenisikan oleh Arrhenius merupakan

asam dalam krangka teori Lewis karena proton adalah aksepator pasangan elektron.
2.2 Metode pengukuran pH
Metode yang di gunakan dalam praktikum ini kita menggunakan Metode

Indikator Kategori metode ini ini pada dasarnya meliputi dua metode: pertama

membandingkan warna standar sesuai dengan indikator pH dalam larutan penyangga

(buffer solution). Kedua, persiapan kertas uji pH yang direndam dalam indikator,

kemudian mencelupkan kertas ke dalam larutan warna standar. Metode-metode ini

sederhana, tetapi rentan terhadap kesalahan. Tingkat akurasi yang tinggi tidak bisa

diharapkan. Metode indikator tidak dapat mengukur pH dari

tingkat kemurnian air yang tinggi, karena pengaruh indikator itu sendiri terlalu besar

(Syekhfani,2004).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan


Alat yang digunakan pada percobaan kesetimbangan asam basa adalah pipet

volume 5 ml, pipet volume 10 ml, pipet tetes, 5 buah labu takar 50, gelas ukur 2 buah

dan thermometer..

3.2 Bahan Percobaan


Bahan yang digunakan pada percobaan kesetimbangan asam basa adalah

larutan asam formiat (HCOOH) 0,1 M, larutan asam cuka (CH3 COOH) 0,1 M,

aquades, kertas pH universal, kertas label dan tisu.

3.3 Prosedur percobaan


3.3.1 Asam formiat
Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL dan 1 gelas kimia. Diambil asam formiat

secukupnya ke dalam gelas kimia 50 mL. Dipipet 5 mL larutan asam formiat 0.1 M.

dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan aquades hingga tanda batas dan

dihomogenkan. Selanjutnya, hal yang sama di lakukan pengukuran pH dengan

mencelupkan kertas indikator kedalam larutan dan selanjutnya lakukan hal yang sama

untuk konsentrasi 0,001 M, 0,0001 M dan 0,00001 M.

3.3.2 Asam asetat


Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL dan 1 gelas kimia. Diambil asam asetat

secukupnya ke dalam gelas kimia 50 mL. Dipipet 5 mL larutan asam asetat 0.1 M.

dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Ditambahkan aquadest hingga tanda batas

dan dihomogenkan. Diambil 5 mL larutan asam asetat 0,01 M sisa tahap sebelumnya
dan masukkan ke dalam labu takar 50 mL. di tambahkan aquadest hingga tanda batas

dan dihomogenkan. Selanjutnya hal yang sama di lakukan untuk konsentrasi 0,001 M,

0,0001 M, dan 0,00001 M.

Diambil larutan dengan konsentrasi larutan 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M; 0,0001

M dan 0,00001 M menggunakan pipet tetes ke dalam plat tetes yang telah di beri label.

Dimasukkan larutan larutan tersebut sebanyak 3 tetes. Diukur pH menggunakan kertas

indikator.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Tabel 1. Asam formiat

Konsentrasi (M) pH T°C

0,1 2 24
0,01 3 24
0,001 5 24
0,0001 6 24
0.00001 6 24

Tabel 2. Asam asetat

Konsentrasi (M) pH T°C

0,01 4 24
0,001 5 24
0,0001 6 24
0,00001 6 24
0,000001 7 24

4.2 Pembahasan
menurut teori pengenceran, pengenceran adalah mencampur larutan larutan

pekat dengan cara mengencerkan pelarut agar di peroleh volume akhir yang lebih

besar. di mana pada percobaan di encerkan asam formiat dan asam asetat sehingga di

hasilkan hasil larutan yang.mempunyai konsentrasi yang lebih rendah dari sebelmnya.
Berdasarkan percobaan semakin tinggi rendah konsentrasi yang suatu zata maka

semakin tinggi pH nya.

Pada pengamatan unsur larutan asamformiat nilai Ka1, ka2 ka3, ka4 dan ka5

berturut turut dengan pH 2,3,5,6,6 konsentrasi 0.1 M, 0.01 M, 0.001 M, 0.0001 M, dan

0.00001 M. adalah 10-5 M, 10-8 M, 10-9 M, 10-8 M dan 10-7 M. sedangkan derajat

ionisasinya yaitu 0.1%; 0.1%; 0.1% dan 10%. Sedangkan pada pada pengamatan untuk

larutan asam asetat nilai Ka1, ka2 ka3, ka4, dan ka5 berturut-turut dengan konsentrasi

0.1 M, 0.01 M, 0.001 M, 0.0001 M, dan 0.00001 M, adalah 10-5 M, 10-8 M, 10-9 M, 10-
8
M dan 10-7 M dan derajat ionisasinya berturut turut adalah 1%; 0.1%; 0.1%; 1% dan

0.1%.

Reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu penguraian asam formiat dan

asam asetat dalam air. Dan dari percobaan ini konsentrasi rata-rata asamformiat dan

asam asetat adalah 2,0242×10-6 M.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini antara lain:

1. Larutan asam lemah dapat di ukur nilai pHnya menggunakan indikator atau pH

universal yaitu terjadi perubahan warna pada pH universal.

2. Pengaruh pengenceran terhadap nilai pH yaitu semakin kecil konsentrasi suatu

larutan asam lemah, maka pH larutan semakin besar begitupun sebaliknya.

3. Berdasarkan nilai pH dapat di tentukan derajat ionisasi suatu larutan, semakin kecil

besar konsentrasi larutan, maka semakin kecil derajat ionisasinya.

5.2 Saran
Alangkah lebih baiknya jika praktikan di sambut dengan ramah oleh semua

asisten laboratorium sehingga praktikan mampu berfikiran jernih masuk ke dalam

laboratorium. Tapi semua laboratorium begitu semua penyambutannya.


DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, I. Amirullah, dan Fitriani, 2010, kimia dalam keperawatan , pustaka as


salam, Takalar.
Pradeep, D.J, dan Kapil, 2013, A novel, Inexpensive and Less Hazardous Acid-Basa
Indicator, Journal of laboratory chemichal education, 1(2): 34-38.
Susilowati, R., dan Agus, T.H., 2013,pendeteksi asam basa Air berbasis mikrontolerv,
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,16(8) ; 978-979.
Syekhfani, 2014, metode pengukuran pH, 1(1);2-3
Takeuchi.Y, 2006, Buku teks pengantar kimia, diterjemahkan oleh
ismnandar,Iwanami shoten, Tokyo.
Lampiran 1. Bagan kerja

A. Asam formiat

HCOOH

- Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL dan 1 gelas kimia.

- Diambil asam formiat secukupnya ke dalam gelas kimia 50 mL.

- Di pipet 5 mL larutan asam formiat 0.1 M.

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.

- Ditambahkan aquades hingga tanda batas dan di homogenkan.

- Diambil kertas pengukur pH lalu celup ke dakam larutan dan

cocokkan warnanya di indikatornya

- Di ambil 5 mL larutan asam formiat 0,01 sisa dari tahap

sebelumnya

- Dimasukan ke dalam labu takar 50 mL.

- Ditambahkan aquades hingga tanda batas dan di homogenkan.

- Diambil kertas pengukur pH lalu celup ke dakam larutan dan

cocokkan warnanya di indikatornya. Selanjutnya hal yang sama di

lakukan untuk konsentrasi 0,001 M, 0,0001 M dan 0,00001 M

Hasil
B. Asam asetat

CH3COOH

- Disiapkan 5 buah labu takar 50 mL dsn 1 gelas kimia.

- Diambil asam formiat secukupnya ke dalam gelas kimia 50 mL.

- Di pipet 5 mL larutan asam asetat 0.1 M.

- Dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL.

- Ditambahkan aquades hingga tanda batas dan di homogenkan.

- Diambil kertas pengukur pH lalu celup ke dakam larutan dan

cocokkan warnanya di indikatornya

- Di ambil 5 mL larutan asam formiat 0,01 sisa dari tahap

sebelumnya

- Dimasukan ke dalam labu takar 50 mL.

- Ditambahkan aquades hingga tanda batas dan di homogenkan.

- Diambil kertas pengukur pH lalu celup ke dakam larutan dan

cocokkan warnanya di indikatornya. Selanjutnya hal yang sama di

lakukan untuk konsentrasi 0,001 M, 0,0001 M dan 0,00001 M

Hasil
Lampiran 2. Perhitungan
A. Pengenceran asam formiat
1). Untuk labu takar 1

M1 = 0.1 M

2). Untuk labu takar 2

M1V1 = M2V2

0,1‧5 = M2‧50

M2 = 0,01 M

3). Untuk labu takar 3

M2V2 = M3V3

0.01‧5 = M3‧50

M3 = 0,001 M

4). Untuk labu takar 4

M3V3 = M4V4

0,001‧5 = M4‧50

M4 = 0,0001 M

5). Untuk labu takar 5


M4V4 = M5V5

0,0001‧5 = M5‧50

M5 = 0,00001 M

B. Pengenceran asam asetat

1). Untuk labu takar 1

M1 = 0.01 M

2). Untuk labu takar 2

M1V1 = M2V2

0,01‧5 = M2‧50

M2 = 0,001 M

3). Untuk labu takar 3

M2V2 = M3V3

0.001‧5 = M3‧50

M3 = 0,0001 M

4). Untuk labu takar 4

M3V3 = M4V4

0,0001‧5 = M4‧50

M4 = 0,00001 M

5). Untuk labu takar 5


M4V4 = M5V5

0,00001‧5 = M5‧50

M5 = 0,000001 M

Lampiran 3. Foto hasil percobaan.

A. Asam formiat

Você também pode gostar