Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kemiringan melintang lantai jembatan adalah 2%. Kemiringan memanjang jembatan adalah tanjakan
atau turunan pada saat melalui jembatan. perbandingan kemiringan dari tanjakan serta turunan
tersebut disyaratkan sebagai berikut:
Perbandingan 1:30 untuk kecepatan kendaraan > 90 km/jam
Perbandingan 1:20 untuk kecepatan kendaraan 60 s/d 90 km/jam
Perbandingan 1:10 untuk kecepatan kendaraan < 60 km/jam
Jembatan pada ruas jalan nasional dengan kemiringan memanjang jembatan maksimum adalah
1:20 atau 5%. Ketentuan tersebut di atas menyatakan bahwa semakin besar kecepatan kendaraan,
maka semakin landai pula tanjakan atau turunan yang diberikan pada jembatan. Hal ini memang
diberikan dengan tujuan agar pada saat kendaraan akan masuk ke badan Jembatan kendaraan
tersebut tidak "jumping", yang secara otomatis akan memberikan beban kejut tumbukan vertical
pada struktur jembatan. Struktur Jembatan tidak diperhitungkan terhadap beban tumbukan akibat
jumping kendaraan. Jembatan hanya diperhitungkan menahan beban kejut kendaraan yang melaju.
RUANG BEBAS ( VERTIKAL DAN HORISONTAL )
Ruang bebas adalah jarak jagaan yang diberikan untuk menghindari rusaknya
struktur atas jembatan karena adanya tumbukan dari benda-benda hanyutan atau
benda yang lewat di bawah jembatan. Clearance (ruang bebas) vertikal diukur
dari permukaan air banjir sampai batas paling bawah struktur atas jembatan.
Besarnya clearance bervariasi, tergantung dari jenis sungai dan benda yang ada di
bawah jembatan. Nilai ruang bebas di bawah jembatan ditentukan sebagai
berikut:
C = 0,5 m ; untuk jembatan di atas sungai pengairan
C = 1,0 m ; untuk sungai alam yang tidak membawa hanyutan .
C = 1,5 m ; untuk sungai alam yang membawa hanyutan ketika banjir
C = 2,5 m ; untuk sungai alam yang tidak diketahui kondisinya.
C = 5,1 m ; untuk jembatan jalan layang.
C ≥ 15 m; untuk jembatan di atas laut dan di atas sungai yang digunakan untuk alur pelayaran.
LOKASI JEMBATAN
Lokasi jembatan menghindarkan tikungan di atas jembatan dan oprit. Peletakan
jembatan dipengaruhi oleh pertimbangan – pertimbangan
a) Teknik (aliran sungai, keadaan tanah)
• Aliran air dan alur sungai yang stabil (tidak berpindah-pindah)
• Tidak pada belokan sungai
• Tegak lurus terhadap sungai
• Bentang terpendek (lebar sungai terkecil)
b) Sosial (tingkat kebutuhan lalulintas)
c) Estetika (keindahan)
Untuk kebutuhan estetikapada daerah tertentu/pariwisata dapat berupa bentuk
parapet dan railing maupun lebar jembatan dapat dibuat khusus atas persetujuan
pengguna jasa.
LOKASI JEMBATAN
LOKASI JEMBATAN
Karakteristik lokasi jembatan yang ideal adalah:
1. Secara geologis lokasi pondasi untuk kepala jembatan dan pilar harus baik. Dibawah
pengaruh pembebanan, permukaan tanah yang mendukung harus bebas dari faktor
geseran (slip) dan gelinding (slide). Pada kedalaman yang tidak terlalu besar dari
dasar sungai terdapat lapisan batu atau lapisan keras lainnya yang tidak erosif, dan
aman terhadap gerusan air sungai yang akan terjadi.
2. Batasan sungai pada lokasi jembatan harus jelas, jembatan diusahakan melintasi
sungai secara tegak lurus.
3. Bagian punggung atau pinggir harus cukup kuat, permanen dan cukup tinggiterhadap
permukaan air banjir.
4. Untuk mendapatkan suatu harga fondasi yang rendah, usahakan mengerjakan
pekerjaan fondasi tidak di dalam air, sebab pekerjaan fondasi dalam air mahal dan
sulit.
BENTANG JEMBATAN
BENTANG JEMBATAN
BENTANG JEMBATAN
MATERIAL
a. Beton
Lantai jembatan dan elemen struktural bangunan atas lainnya menggunakan
mutu beton minimal K-350, untuk bangunan bawah adalah K-250 termasuk isian
tiang pancang. ( Fc’, Mpa )
b. Baja tulangan
Baja tulangan menggunakan BJTP 24 untuk D<13, dan BJTD 32 atau BJTD 39
untuk D≥13, dengan variasi diameter tulangan dibatasi paling banyak 5 ukuran.
PERENCANAAN BANGUNAN ATAS
PERENCANAAN BANGUNAN ATAS
Apabila tidak direncanakan secara khusus, maka dapat digunakan bangunan atas jembatan
standar Bina Marga seperti :
Lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengan cermat, baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak telampaui batas yang diizinkan
yaitu simple beam <L/800 dan kantilever L/400.
Hindari peletakkan fondasi pada daerah gelincir local dan gelincir global, jika
kepala jembatan atau pilar jembatan harus diletakkan pada lereng sungai.
Gunakan fondasi sesuai dengan kondisi tanah dibawah kepala atau pilar jembatan
JENIS PONDASI
TAHAP PERENCANAAN JEMBATAN
TAHAP PERENCANAAN JEMBATAN
1. Melakukan survey pendahuluan untuk mengumpulkan data-data dasar
perencanaan dan untuk mengetahui letak jembatan.
2. Membuat pradesain/ rancangan awal berdasarkan hasil survey pendahuluan
3. Melakukan pengkajian hasil pradesain, dan jika perlu melakukan survey kembali
untuk memastikan:
Lebar dan Bentang jembatan.
Perlu tidaknya pilar.
Letak kepala jembatan
Posisi struktur atas jembatan terhadap muka air banjir atau permukaan air
laut tertinggi atau bangunan lain yang ada dibawahnya
Bahan – beban lain/khusus yang mungkin bekerja pada jembatan
Metoda konstruksi yang akan digunakan
TAHAP PERENCANAAN JEMBATAN