Você está na página 1de 33

LAPORAN PRAKIKUM MANAJEMEN LABORATORIUM

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/Kelas : 1613453033/ T.2 R.1
Hari/Tanggal :
Kelompok/Semester : 2/4
Materi : K3 Laboratorium Klinik RSAM
Tujuan : Mengetahui K3 Laboratorium Klinik RSAM
Dasar Teori :
A. Pengertian
Keselamatan dalam bekerja di laboratorium merupakan hal yang penting yang harus
diperhatikan. Karena sedikit saja kita bekerja tanpa memperhatikan segala aturan
yang telah ditetapkan di laboratorium, itu dapat berakibat fatal pada diri sendiri
maupun bagi orang lain yang berada disekitar kita sehingga mulai hal-hal kecil yang
merupakan persyaratan bekerjadi laboratorium sampai hal-hal yang besar
menyangkut keselamatan bekerja di laboratorium, harus diketahui dan ditaati oleh
semua orang yang bekerja di laboratorium. Kecerobohan seseorang dan tidak
mematuhi aturan yang telah ditentukan dalam bekerja di laboratorium, dapat
mencelakakan orang orang tersebut, bahkan dapat mematikan (Hasdianah, 2012).

Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam undang-undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, pasal 23 menyatakan bahwa upaya keselamatan dan
kesehatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang.

B. Identifikasi Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium


Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan
sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2
jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :


1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:
a) Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain
b) Lingkungan kerja
c) Proses kerja
d) Sifat pekerjaan dan cara kerja
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
dapat terjadi antara lain karena:
a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b) Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)
c) Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :


1. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya
Hal ini merupakan pekerjaan sehari-hari di laboratorium Akibat :
a) Tertusuk jarum suntik
b) Tertular virus AIDS, Hepatitis B
Pencegahan :
a) Gunakan alat suntik sekali pakai
b) Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi
langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan (sebaiknya gunakan
destruction clip).
c) Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup
2. Risiko terjadi kebakaran (Sumber : Bahan kimia, kompor)
Bahan desinfektan yang mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran
terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu oksigen, bahan yang mudah
terbakar dan panas. Akibatnya yaitu :
a) Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
bahkan kematian.
b) Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
a) Konstruksi bangunan yang tahan api
b) Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
c) Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
d) Sistem tanda kebakaran
e) Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan
segera
f) Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara
otomatis
g) Jalan untuk menyelamatkan diri
h) Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
i) Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

C. Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana
yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari
hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai
berikut:
1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar.
3. Pakailah jas laboratorium, sarung tangan dan pelindung yang lain
dengan baik meskipun, penggunaan alat-alat keselamatan menjadikan tidak
nyaman.

D. Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu
penanganan khusus :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
6. Pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.

E. Penanggulangan Keadaan Darurat


a. Terkena Bahan Kimia
Kecelakaan kerja bias saja terjadi meskipun telah bekerja dengan
hati hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
- Jangan panik
- Mintalah bantuan rekan anda yg ada didekat anda, oleh karenanya
dilarang bekerja sendirian di laboratorium
- Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dg bahan
tersegut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
- Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata
- Bawaah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen
- Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya
b. Terjadi Kebakaran
Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya
banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka
:
- Jangan Panik
- Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
- Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dg
kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B bensin ,
minyak tanah dll tidak boleh disiram dg air)
- Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau
tutup hidung dengan sapu tangan.
- Tutup pintu untuk menghambat api membesar dg cepa.
- Cari Bantuan Pemadam Kebakaran, oleh karenanya No Telpon
Pemadam Kebakaran haru ada di Lab.
F. Simbol Bahaya
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada
beberapa simbul bahaya yang harus dikenali :

Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium.


Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya
yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-
simbol tersebut.
a) Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja
hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil
eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.
b) Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda
yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat
melukai Anda.
c) Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan
Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif
atau menyala.
d) Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
pecah. BIasanya berupa gelas kimia.
e) Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja
bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
f) Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak
tersengat listrik.
g) Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau
pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut.
h) Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
i) Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan
tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS.
Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.
j) Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
k) Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif.
Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka
akan menyebabkan kanker.
l) Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah
meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.

Hasil Pengamatan :
Berikut ini adalah hasil pengamatan di laboratorium patologi klinik mengenai K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek :
Nama Gambar Fungsi
Handscoon Sebagai alat pelindung
diri terhadap sampel atau
reagen yang akan
digunakan.

Masker Digunakan untuk


melindungi diri terhadap
pasien menular saat
pengambilan sampel dan
reagen yang berbahaya
ketika terhirup

Jas laboratorium Digunakan pada saat


berada di laboratorium
untuk pengambilan
sampel dan pemeriksaan
sampel.

Alat Pemadam Dipasang di dinding


Kebakaran laboratorium, digunakan
ketika terjadi kebakaran
di laboratorium

Helm Pelindung Helm pelindung


digunakan untuk
melindungi kepala dari
suatu kejadian. Setiap
warna memiliki tujuan
yang berbeda saat
penggunaanya
Eye wash Eye wash duigunakan
untuk membilas mata
setelah dan sebelum
bekerja dilaboratorium.

Wastafel (Sabun dan Digunakan untuk


Alkohol) mencuci tangan setelah
berkerja di laboratorium.
Disediakan sabun serta
alkohol sebagai
disinfektan.

Safety box Digunakan untuk


membuang limbah medis
yang berbentuk tajan

Kotak sampah Diguanakan untuk


membuang limbah medis
infeksius

Box Digunakan untuk


menyimpan peralatan
atau simpanan peralatan
laboratorium seperti
handscoon, masker,
tisue, dll
Simbol Bahaya Simbol bahaya ada di
setiap alat dan reagensia
di laboratorium,
digunakan sebagai
peringatan untuk
penggunaan alat dan
bahan.

Kesimpulan :
Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dan diterapkan terutama di laboratorium suatu rumah sakit mengingat akan
bahaya yang dapat timbul saat bekerja disuatu tempat yang memiliki resiko pekerjaan
tinggi. Penggunaan alat pelindung diri, ketersediaan alat keamanan dan prosedur kerja yang
tersedia setidaknya dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Daftar Pustaka :
Anonim ; 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga Laboratorium Dalam
Lingkungan Fakultas Pertanian USU medan
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan Tinggi,
Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.
Mariati; 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium
(Laboratorium
Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002
http://analismuslim.blogspot.co.id/2011/11/kecelakaan-kerja.html

Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan

(MariaTuntun Siregar,S.Pd,M.Biomed) (Dyah Rahayu Sawitri)


LAPORAN PRAKIKUM MANAJEMEN LABORATORIUM

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/Kelas : 1613453033/ T.2 R.1
Hari/Tanggal :
Kelompok/Semester : 2/4
Materi : Pematapan Mutu Laboratorium Klinik RSAM
Tujuan : Mengetahui Pematapan Mutu Laboratorium Klinik RSAM
Dasar Teori :
Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik, imunologi klinik, atologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 364/MENKES/SK/III/2003).

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium
(Depkes, 1997). Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan
mutu internal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan
pendidikan dan pelatihan.

A. Pemantapan Mutu Internal ( PMI )


Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat serta mendeteksi adanya kesalahan dan memperbaikinya.
Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan paska
analitik. Beberapa kegiatan pemantapan mutu internal antara lain : persiapan
penderita, pengambilan dan penanganan spesimen, kalibrasi peralatan, uji kualitas
air, uji kualitas reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera,
pemeliharaan strain kuman, uji ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan
hasil.
B. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan pemantapan mutu yang
diselenggaralan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang
bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium di
bidang pemeriksaan tertentu.

Hasil Pengamatan :
Pemantapan mutu Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Abdul Moeloek
Lampung, terdiri dari pemantapan mutu internal dan eksernal.
Kegiatan pemantapan mutu internal meliputi tahap pra analitik, analitikdan pasca
analitik. Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien, persiapan reagensia,
persiapan alat dan pengolahan sampel. Tahap analitik meliputi pemipetan sampel,
pemipetan reagen, pemeriksaan dan pembacaan hasil. Sedangkan tahap pasca
analitik meliputi penulisan hasil, laporan hasil, dan pengarsipannya.

Koordinator Mutu laboratorium Patologi klinik rumah sakit Abdul Moeloek adalah
Wiria Saputri, S.ST.

Pemantapan mutu internal laboratorium Patologi Klinik rumah sakit Abdul


Moeloek meliputi:
1. Pra-analitik, antara lain : Ketentuan Administrasi, Proses pengiriman sampel
ke Laboratorium, Persiapan alat, Persiapan Reagen, dan Persiapan Sampel
2. Analitik, antara lain : Pengambilan sampel pasien, Pembuatan serum,
Pemeriksaan sampel
3. Pasca Analitik, antara lain : Validasi hasil, Laporan dan pengiriman Hasil
pemeriksaan (tanggung jawab, penyerahan hasil tepat waktu), dan
Penyimpanan arsip hasil pemeriksaan. Pengarsipan dikoordinasi oleh Neli
Atika, S.ST

Pemantapan mutu eksternal adalah pemantapan mutu yang dilakukan oleh


departemen kesehatan terhadap laboratorium rumah sakit, klinik maupun swasta.
Untuk menjamin hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium
tersebut. Pemantapan mutu eksternal dilaksanakan dengan mengikuti
Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PN PME) yang diselenggarakan o
leh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan.
Kesimpulan :
Pemantapan mutu laboratorium adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan pemantapan mutu
mengandung komponen pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal.

Daftar Pustaka :
http://nukeaniddya.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/27/pemantapan-mutu-laboratorium-
klinik/

Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan

(MariaTuntun Siregar,S.Pd,M.Biomed) (Dyah Rahayu Sawitri)


LAPORAN PRAKIKUM MANAJEMEN LABORATORIUM

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/Kelas : 1613453033/ T.2 R.1
Hari/Tanggal :
Kelompok/Semester : 2/4
Materi : Pengarsipan Laboratorium Klinik RSAM
Tujuan : Mengetahui Pengarsipan Laboratorium Klinik RSAM
Dasar Teori :
A. Pengertian
Membahas kearsipan tentunya tidak akan lepas dari istilah arsip. Istilah arsip berasal
dari bahasa Yunani, yaitu dari kata arche, kemudian berubah menjadi archea dan
selanjutnya mengalami perubahan kembali menjadi archeon. Archea artinya dokumen
atau catatan mengenai permasalahan. (Sugiarto, 2005: 4).

B. Tujuan Kearsipan
Tujuan utama dari pengarsipan adalah apabila kita sewaktu- waktu membutuhkan
informasi yang ada pada arsip, kita dapat dengan mudah menemukannya. Berikut ialah
tujuan arsip menurut para ahli: Tujuan arsip (Widjaja, 1993: 102) adalah untuk
menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,
pelaksaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.
1. Menyampaikan surat dengan aman dan mudah , selama diperlukan.
2. Menyiapkan surat setiap saat diperlukan
Mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai sangkut paut dengan suatu masalah yang
diperlukan sebagai pelengkap.

Hasil Pengamatan :
Pasien datang dengan membawa slip pemeriksaan. Pada slip pemeriksaan tersebut
diarsipkan dengan cara ditulis tangan pada buku besar, yang terdiri dari kode RM, Nama,
Umur, Ruangan, Jenis Pemeriksaan.
Conton Pengarsipan di Poli Klinik
Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan dan observasi praktikan di laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek pemeriksaan tersebut diarsipkan dengan cara ditulis tangan pada
buku besar, yang terdiri dari kode RM, Nama, Umur, Ruangan, Jenis Pemeriksaan.

Daftar Pustaka :
https://www.scribd.com/document/350874582/Laporan-pkl-urip-sumoharjo

Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan

(MariaTuntun Siregar,S.Pd,M.Biomed) (Dyah Rahayu Sawitri)


LAPORAN PRAKIKUM MANAJEMEN LABORATORIUM

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/Kelas : 1613453033/ T.2 R.1
Hari/Tanggal :
Kelompok/Semester : 2/4
Materi : Struktur Organisasi Laboratorium Klinik RSAM
Tujuan : Mengetahui struktur organisasi Laboratorium Klinik RSAM
Dasar Teori :
Organisasi Laboratorium adalah susunan personalia yang mengelola laboratorium
tersebut. Organsiasi laboratorium sebaiknya memperhatikan pilar-pilar organisasi untuk
mencapai tujuan atau sasaran. Sedikitnya ada sepuluh pilar yang perlu dimanfaatkan
yaitu nilai (values), struktur (stuctures), kepemimpinan (leadership), proses manajemen
(management pro-cesses), informasi (information), tata kerja dan kemitraan (procedures
and partnership) kompetensi (competences), pengawasan (controls),kinerja
(performance), dan pembayaran (pay).
Tugas Pokok dan Fungsi Struktur Organisasi Laboratorium :
A. Koordinator/ penanggungjawab Laboratorium
1. Mengokoordinir kegiatan laboratorium
2. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium
3. Menentukan tugas dan fungsi petugas laboratorium
4. Menginventarisasi sarana dan alat-alat laboratorium
5. Bertanggung jawab atas kebersihan dan keindahan laboratorium
6. Merencanakan pengadaan alat-alat laboratorium
7. Membuat laporan secara berkala
8. Mengecek kelengkapan/ fungsi alat/ bahan sebelum dan sesudah digunakan
9. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan perawatan alat dan bahan.
B. Kepala Laboratorium
1. Pengendali utama dalam merencanakan, memenuhi fasilitas kegiatan pada
laboratorium
2. Memberikan laporan tertulis secara berkala (bulanan, triwulan, tahunan)
3. Sebagai koordinator pengembangan praktikum-praktikum alternative yang
membutihkan laboratorium
4. Pengendali utama dalam pemanfaatan sumber daya yang ada pada
laboratorium
5. Penanggungjawab utama semua kegiatan yang dilakukan di laboratorium.
6. Menjawab konsul hasil dan pemeriksaan laboratorium
7. Mengadakan komunikasi dengan klinis
C. Teknisi / Laboran
1. Mempersiapkan perlengkapan sampling (sesuai dengan kebutuhan)
2. Memastikan tepat pasien yang akan diambil darahnya
3. Melakukan pengambilan sampel darah pasien
4. Memastikan sampel darah pasien sesuai dengan nama yang tertera di label
darah
5. Memastikan samoel darah yang diambil sesuai dengan kriteria pemeriksaan
yang akan dilakukan
D. Pelayan Pemeriksaan Laboratorium
1. Bertanggungjawab atas kalibrasi, maintenance dan kontrol laboratorium
dalam keadaan baik
2. Mengecek persediaan reagen
3. Mengecek ketersediaan form kebutuhan laboratorium dan bahan habis pakai
4. Membersihkan dan merapihkan sarana prasarana pemerikasaan laboratorium
meliputi meja sampling, micropipet dll
5. Melakukan pemeriksaan sampel pasien berdasarkan dengan jenis
pemeriksaan dan SOP pemeriksaan di laboratorium,
6. Melaporkan hasil kepada kepala sub unit terkait.

Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan dan observasi praktikan pada manajemen sturktural laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek secara keseluruhan sudah terstandarisasi dan
berjalan sesuai dengan SOP yang ada.

Daftar Pustaka :
https://plus.google.com

Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan

(MariaTuntun Siregar,S.Pd,M.Biomed) (Dyah Rahayu Sawitri)


LAPORAN PRAKIKUM MANAJEMEN LABORATORIUM

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/Kelas : 1613453033/ T.2 R.1
Hari/Tanggal :
Kelompok/Semester : 2/4
Materi : Tata Ruang Laboratorium Klinik RSAM
Tujuan : Mengetahui Tata Ruang Laboratorium Klinik RSAM.
Dasar Teori :
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas
dan jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik
sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
Secara umum, tersedia ruang terpisah untuk:
1. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan
spesimen. Masing-masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2.
2. Ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangan tergantung jumlah dan jenis pemeriksaan
yang dilakukan (beban kerja), jumlah, jenis dan ukuran peralatan, jumlah karyawan,
faktor keselamatan dan keamanan kerja serta kelancaran lalu lintas spesimen, pasien,
pengunjung dan karyawan, sekurang-kurangnya mempunyai luas 15 m2.
3. Untuk bank darah, pemeriksaan mikrobiologi dan molekuler sebaiknya masing-
masing memiliki ruangan terpisah.
4. ruang administrasi/pengolahan hasil sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2.

Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut:


1. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat yang tidak
luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus cairan
serta tahan terhadap desinfektan.
2. Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat,
warna terang dan mudah dibersihkan.
3. Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang lainnya,
lebar minimal ,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
4. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang dan tahan
terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata dan tidak licin.
Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup
kearah saluran pembuanga air limbah. Antara lantai dengan dinding harus berbentuk
lengkung agar mudah dibersihkan.
5. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan
getaran. B.

A. FASILITAS PENUNJANG
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1. Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan kebutuhan.
2. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
3. Keselamatan dan keamanan kerja.
4. Ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
5. Ppenerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500 lux untuk pekerjaan
yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan belakang petugas).
6. Air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih yang
memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 liter/karyawan/hari.
7. Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus tersedia
grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik (Genset, UPS) untuk mengantisipasi
listrik mati.
8. Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan laboratorium.

Hasil Pengamatan :
Gambar Gambar
Ruang tunggu Ruang sampling

Gambar Gambar
Ruang pemeriksaan imunnoserologi Ruang hematologi

Gambar Gambar
Ruang Pemeriksaan Parasitologi Ruang pemeriksaan mikrobiologi
Gambar
Ruang administasi

Kesimpulan :
Pada laboratorium semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur
pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup serta
persyaratan yang sesuai. Selain itu di dalam laboratorium harus memiliki beberapa fasilitas
penunjang guna menunjang kegiatan di dalam laboratorium.

Daftar Pustaka :
http://semar-septi.blogspot.com/2015/03/cara-penyelenggaraan-laboratorium_27.html

Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan

(MariaTuntun Siregar,S.Pd,M.Biomed) (Dyah Rahayu Sawitri)


LAPORAN PRAKIKUM MANAJEMEN LABORATORIUM

Nama : Dyah Rahayu Sawitri


NPM/Kelas : 1613453033/ T.2 R.1
Hari/Tanggal :
Kelompok/Semester : 2/4
Materi : Sistem Informasi Laboratorium Klinik RSAM
Tujuan : Mengetahui Sistem Informasi Laboratorium Klinik RSAM
Dasar Teori :
Sistem informasi laboratorium kesehatan adalah prosedur sistematik untuk
mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi
data yang dibutuhkan oleh laboratorium kesehatan tentang kegiatan pelayanannya untuk
pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan utama dari sistem informasi laboratorium kesehatan adalah mengumpulkan,


mengolah dan menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu.
Penyajian data laboratorium yang lebih rapi dan tepat waktu selain dapat juga
dimanfaatkan di luar penggunaan tradisional, seperti untuk mempengaruhi perubahan
pola perintah dokter, memantau perubahan pola kerentanan antibiotik secara lengkap,
dan melakukan kajian lini produk serta penentuan biaya.

Proses dalam sistem informasi laboratorium kesehatan berupa kegiatan pengelolaan


pelayanan laboratorium meliputi:
1. Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif pemeriksaan,
hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data pemeriksa
2. Perhitungan biaya pemeriksaan
3. Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan laboratorium,
rerata jumlah pemeriksaan per hari
4. Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan
5. Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta perhitungan
angka pencapaian target pendapatan.
A. Sistem Informasi Laboratorium terdiri dari :
1. Input (sub input)
2. Proses (sub proses)
3. Output (sub output)

1. Input
a. Form pendaftaran pasien dan sampel dan permohonan pemeriksaan
b. Register pemeriksaan pasien klinis dan non klinis
c. Daftar jenis dan tarif pemeriksaan sesuai daftar retribusi pelayanan
laboratorium
d. Register hasil pemeriksaan klinis dan non klinis
e. Buku pencatatan pemakaian reagen
f. Form laporan hasil pemeriksaan klinis dan non klinis.
2. Proses
a. Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif
pemeriksaan, hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data
pemeriksa
b. Perhitungan biaya pemeriksaan
c. Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan
laboratorium, rerata jumlah pemeriksaan per hari
d. Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan
e. Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta
perhitungan angka pencapaian target pendapatan.
3. Output
a. Informasi mengenai biaya pemeriksaan
b. laporan hasil pemeriksaan laboratorium klinis dan non klinis
c. rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium
d. laporan statistik hasil pemeriksaan
e. laporan keuangan
f. laporan pemakaian reagen
g. laporan pengguna layanan (pelanggan).
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Sistem informasi laboratorium kesehatan adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,
menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi data yang
dibutuhkan oleh laboratorium kesehatan tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan
keputusan manajemen.

Daftar Pustaka :
http://www.atlm.web.id/2014/11/makalah-sistem-informasi-laboratorium.html

Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan

(MariaTuntun Siregar,S.Pd,M.Biomed) (Dyah Rahayu Sawitri)


GWS Lab

GWS Lab

VISI
Nama GWS Lab
GWS Lab merupakan singkatan dari Get Well Soon yang artinya
“semoga cepat sembuh”.

Lambang

Visi Memberikan kualitas layanan terbaik, profesionalisme dan


menerapkan best practices dengan kesehatan pasien sebagai
prioritas utama.

Misi 1. Menawarkan layanan laboratorium yang komprehensif dan


responsive dengan kualitas terbaik, didukung oleh teknologi
mutakhir dan sistem manajemen yang unggul.
2. Menjadi partner pilihan dalam personalized medicine dan
wellness.
Motto
Tempat Pelayanan Jl. SD2, Kel.Sukoyoso, Kec.Sukoharjo, Kab,Pringsewu,
Lampung, Indonesia
Sarana dan
Prasarana
Tenaga Kerja Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
Penanggung Jawab Dokter Sp.PK 2
Tenaga Kesehatan D4 Analis Kesehatan 5

SMAK/ D3 Analis 12
Kesehatan
D4/ D3 Keperawatan 2

Tenaga Administrasi Sarjana, SMU/ Setara 3

Customer Service Sarjana, SMU/ Setara 2

Manager Sarjana Manajemen 1

Akuntan Sarjana Akutansi 1

Office Boy SMU/ Setara 3

Security SMU/ Setara 2

Driver SMU/ Setara 1

Jumlah

Tugas Pokok dan Jabatan Tugas Pokok dan Fungsinya


Fungsinya
Direktur Bertanggung jawab terhadap
kesuluruhan organisasi, menyusun
strategi, dan kebijakan secara umum,
serta mengambil keputusan penting.

Dokter Bertanggung jawab mengenai


pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium dan bertugas dalam
melayani konsultasi dari pasien.

Kepala Lab Bertanggung jawab terhadap direktur.

Analis Kesehatan Bertanggung jawab terhadap


pemeriksaan sampel yang dilakukan
dan

Perawat Bertugas sebagai mitra kerja Analis


Kesehatan

Petugas Administrasi Bertugas dalam menginput data dari


pasien.

Customer Service Memberikan pelayanan yang baik dan


membina hubungan terhadap pasien.
Manager Bertugas dalam mengendalikan dan
mengatur Laboratorium

Akuntan Bertugas dalam menyusun sistem


akutansi, menyusun laporan keuangan,
menyusun anggaran, menangani masalah
pajak, dan melakukan pemeriksaan
intern.

Office Boy Bertugas dalam kebersihan di


lingkungan laboratorium serta
melayani keperluan staff
laboratorium.

Security Bertugas menjaga keamanan di


lingkungan laboratorium

Driver Bertugas dalam pengadaan transportasi


untuk pengambilan sampel dari
rujukan lab atau rumah sakit lain.
Struktur Organisasi
DIREKTUR

MANAGER DOKTER.Sp.PA

KEPALA LAB

Bagian Bagian
Bagian Lainnya Bagian Umum
Laboratorium Pelayanan

Koordinator CUSTOMER Koordinator Bagian


KIMIA KLINIK SERVICE K3 KEUANGAN

Koordinator Bagian Koordinator Bagian


HEMATOLOGI ADMINISTRASI MUTU KEAMANAN

Bagian
Koordinator Koordinator Bagian
SARANA &
IMUNO-SEROLOGI REAGENSIA KEBERSIHAN
PRASARANA

Bagian
Koordinator Koordinator
ARSIP &
PARASITOLOGI TEKNIS
DOKUMENTASI

Bagian
Koordinator Koordinator
Bakteriologi INFORMASI &
PENDIDIKAN
PEMASARAN

Você também pode gostar