Você está na página 1de 2

Omne vivum ex aquatic

aribamasamsun.blogspot.com/2016/04/menghitung-kebutuhan-c-organik-pada.html

Menghitung Kebutuhan C-Organik Pada Budidaya


UdangCara paling sederhana

Cara paling sederhana dan mudah untuk menghitung penambahan C-organik


dari protein pakan. Kasarnya suplementasi karbohidrat dapat dihitung sbb :
% protein pakan x 0.16 x 50% x ___ 4_____
50% x 40%

4 (C/N rasio dalam jaringan mikrobial),

50% (Kandungan C) dalam CHO,

40% (efisiensi sintesa protein mikrobial).

4/50%*40% = 20
Dengan demikian, semakin tinggi protein pakan maka akan semakin banyak
dibutuhkan karbohidrat untuk mendapat C/N rasio yang tinggi tinggi.
C/N rasio pakan (kandungan protein 35%) dapat dihitung dari : _____50%___
= 8.93 ~ 9
0.16 x 0.35
Nilai CN ratio 8-9 masih sangat rendah, oleh karenanya masih membutuhkan
penambahan karbohidrat (setidaknya C/N rasio 12.5 setara pakan berprotein
25%. Idiealnya untuk menumbuhkan bioflok optimalnya diperlukan nilai C/N
ratio 16-20.

Untuk mendapatkan nilai C/N ratio 20 diperlukan pakan dengan kandungan


protein sbb:

50% : (0,16 x @) = 20. @ = 15%. (kandungan protein pakan)


C/N rasio setelah penambahan karbohidrat dapat dihitung dari :
Net Pc = _Protein pakan_awal_ Net Pc : Protein setelah penambahan
CHO
1 + F CHO F CHO : % penambahan CHO terhadap
pakan
Untuk mendapatkan nilai C/N ratio 20. Maka diperlukan penambahan sumber
carbon (CHO) dengan penggunaan pakan dengan kandungan protein 36 %
adalah sebagai berikut:

1/2
15 = 36 / (1 + % carbon)
15 x (1 + carbon) =36

15 x CHO = 36-15
CHO = 21/20
CHO = 1,1 %. Dari total pakan yang diberikan per hari.

Dalam satu hari tambak udang menggunakan pakan 50 kg dengan kadungan


protein 36% maka diperlukan penambahan karbon (molase) 1,1 % x 50 kg =
0,55 kg/lt per hari.

Untuk aplikasi molase sebaiknya dilakukan secara periodik 2 x seminggu.


Dengan perhitungan adalah 1,1 % dari total pakan selama 3-4 hari.
Sebagai contoh pakan harian per petak 50 kg. Selama 4 hari dibutuhkan
pakan 50 x 4 hr = 200 kg. Maka Molase yang diberikan adalah 1,1 % x 200 kg.

Banyak sumber karbon organik, tetes termasuk karbohidrat sederhana,


reaksinya cepat sehingga cocok untuk digunkan di awal pembentukan,
selanjutnya bisa digantikan dengan karbohidrat kompleks (tepung2an
termasuk tapioka, terigu, dedak dll), cari yang murah dan mudah didapat.
Apabila berlebih asal ngga terlalu berlebihan, tak masalah cuma akan
memberatkan kerja aerator untuk terus menjaganya tetap dalam suspensi,
karena jika tidak maka akan berresiko munculnya sedimentasi anaerob, dan
itu sangat berbahaya apalagi di sistem air laut dan pH dalam biofloc ini relatif
rendah sehingga toksisitas H2S meningkat. Hal ini juga berlaku apabila
volume floc dalam sistem terlalu tinggi. Jadi aerasi yang menjadi faktor
pertimbangannya (ibarat jantung dalam sistem BFT ini).

2/2

Você também pode gostar