Você está na página 1de 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA AIR

PENETAPAN TOTAL SUSPENSI SOLID

DISUSUN OLEH :

NAMA : AMALIAH PRATIWI


NPM : 85AK17001
KELAS :A

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA MANDIRI GORONTALO
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari mata kuliah Kimia Air.
Harapan saya semoga Laporam ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi Laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Laporan ini.

Gorontalo, Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................ 5
1.3 Manfaat Praktikum .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ............................................................................................ 6
2.1.1 Sumber Air ................................................................................. 6
2.1.2 Air Tanah (Groundwater) ........................................................... 6
2.1.3 Mata Air (Springs) ...................................................................... 7
2.2 Pengertian Total Suspended Solid (TSS) ............................................ 7
2.3 PrinsipTotal Suspended Solid (TSS) ................................................... 8
2.4 Pengukuran Gravimetri........................................................................ 9
2.5 Sifat Kimia dan Fisika Total Suspended Solid (TSS) .......................... 9
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat .................................................................................................... 11
3.2 Bahan ................................................................................................. 11
3.3 ProsedurKerja .................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 15
5.2 Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan
air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang,
termasuk indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai
persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang menjadi sumber
kehidupan bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa
menyangkal, bahwa air merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia,
tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang banyak
aktivitas manusia. (Amaria, 2014).
Dari sudut pandang geografi air adalah salah satu objek material geografi
(geosfer), dimana studi tentang air dikaji menggunakan pendekatan
kelingkungan/ekologi maupun pendekatan keruangan dan wilayah. Studi
tentang air (hidrosfer) mengkaji segala wujud air sebagai objek yang ada di
darat maupun di laut. Adapun salah satu air yang ada didarat yaitu air tanah
(groundwater) (Amaria, 2014).
Di Indonesia, secara umum “hampir 50 persen kebutuhan air rumah tangga
berasal dari air tanah”. Air tanah merupakan salah satu kebutuhan vital dalam
aspek kehidupan masyarakat. Sumber air tanah digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan perkotaan maupun perdesaan. Untuk daerah perdesaan pemenuhan
kebutuhan air umumnya berasal dari mataair, ataupun sumur air tanah. Mata
air adalah keluarnya air tanah terkonsentrasi muncul di permukaan tanah
sebagai arus air yang mengalir. Seperti halnya sampel pada praktikum ini,
yang menggunakan air sumur. Yang merupakan salah satu andalan untuk
melanjutkan kelangsungan hidup, dari mulai pemenuhan kebutuhan sehari-

4
hari seperti memasak, minum, mandi, mencuci, sampai untuk mengairi
tanaman pertanian (Amaria, 2014).
Hampir seluruh warga, tidak mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan air
yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Mungkin mereka
beranggapan bahwa seluruh mata air yang ada di desa ini memiliki kualitas
yang sama antara air mata air yang satu dengan mata air yang lainnya.
Kemungkinan untuk menjadikan kualitas mata air yang berbeda ada banyak
faktor yang mempengaruhi baik dari segi alamiah seperti, kemiringan lereng,
strata geologi, dan curah hujan, maupun dari segi kegiatan manusia yang dapat
mencemari kualitas air mata air secara tidak langsung, seperti limbah rumah
tangga yang mengandung bahan kimia, kontak langsung dengan badan air
pada saat pengambilan, tempat pembuangan tinja yang terlalu dekat dengan
mata air atau membuang pada aliran sungai, dll (Amaria, 2014).
Dari segi penggunaan lahan dan perilaku manusia saja dapat membedakan
tingkat kualitas mata air yang satu dengan yang lainnya, sehingganya dalam
praktikum ini akan dilakukan percobaan mengenai analisis total suspense solid
(TSS) dengan metode gravimetri (Amaria, 2014).
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk dapat menentukan berat konstan jumlah TSS pada sampel tiap 300
mL dengan metode gravimetri.
1.3 Manfaat Praktikum
Agar mahasiswa mengetahui cara untuk menentukan berat konstan jumlah
TSS pada sampel tiap 300 mL dengan metode gravimetric.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
2.1.1 Sumber air
Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa sumber.
Berdasarkan letak sumbernya air dibagi menjadi tiga, yaitu air hujan, air
permukaan dan mata air. Air hujan merupakan sumber utama dari air di
bumi. Air ini pada saat pengendapan dapat dianggap sebagai air yang
paling bersih, tetapi pada saat di atmosfer cenderung mengalami
pencemaran oleh beberapa partikel debu, mikroorganisme dan gas (misal
: karbon dioksida, nitrogen dan amonia). Air permukaan meliputi badan-
badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa dan sumur
permukaan. Sebagian besar air permukaan ini berasal dari air hujan dan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah dan lainnya. Mata air
berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi, kemudian
mengalami penyerapan ke dalam tanah dan penyaringan secara alami
(Darwis, 2012).
2.1.2 Air Tanah (Groundwater)
Air Tanah (Groundwater) umumnya diartikan air yang menempati
semua rongga dalam strata geologi. Zona ini jenuh harus dibedakan dari
zona tak jenuh, atau aerasi, zona di mana void diisi dengan air dan udara
(Darwis, 2012).
Groundwater merupakan air yang berada dibawah permukaan tanah.
Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat;
kecepatan arus berkisar antara 10⁻10 - 10⁻3m/detik dan dipengaruhi oleh
porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air
(recharge). Karakteristik yang membedakan air tanah dari air permukaan
adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence
time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal tersebut, air
tanah akan sulit kembali jika mengalami pencemaran.

6
2.1.3 Mata Air (Springs)
Mata air adalah keluarnya terkonsentrasi air tanah muncul di
permukaan tanah sebagai arus air yang mengalir. Harus dibedakan antara
mata air dan rembesan, yang menunjukkan gerakan lambat air tanah ke
permukaan tanah. Air di daerah rembesan mungkin dari kolam dan
meresap atau mengalir, tergantung pada besarnya rembesan, iklim, dan
topografi. Mata air terjadi dalam berbagai bentuk dan telah
diklasifikasikan sebagai menyebabkan, struktur batuan, debit,
temperatur, dan variabilitas, membagi semua mataair ke dalam (a) yang
dihasilkan dari kekuatan nongravitational dan (b) yang dihasilkan dari
gaya gravitasi. Dalam kategori pertama termasuk mata air vulkanik,
terkait dengan batuan (Darwis, 2012).
2.2 Pengertian Total Suspended Solid (TSS)
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel
maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk
TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan
jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS
memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi
penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Sehingga nilai
kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah
kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan cahaya. Sementara
hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel.
Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan
berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi.
Sebuah sampel yang mengandung 1.000 mg / L dari fine talcum powder akan
memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang
mengandung 1.000 mg / L coarsely ground talc . Kedua sampel juga akan
memiliki pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000
mg / L ground pepper. Meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS
yang sama (Darwis, 2012).

7
Dalam metode analisa zat padat, zat padat total adalah semua zat-zat yang
tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana
tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat
terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organik dan inorganik
(Darwis, 2012).
2.3 Prinsip Total Suspended Solid (TSS)
Prinsip analisis TSS sebagai berikut. Contoh uji yang telah homogen
disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada
saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai
dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan yang mewakili padatan tersuspensi
total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama
penyaringan, diameter pori-porisaringan perlu diperbesar atau mengurangi
volume contoh uji (Suryana, 2013). Untuk cara laba adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan dan pengawetan sampel
Sampel harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar.
Botol sampel yang sebelumnya telah dicetak hingga bersih dari sisa-sisa
sampel kemudian dibilas dengan air suling. Sampel dapat diawetkan
beberapa hari tanpa memengaruhi hasil analisis, dan sampel yang
disimpan dalam kondisi sekitar 2-4 (Suryana, 2013).
Perlu diperhatikan bahwa setelah beberapa hari zat padat organis dapat
sedan terlarutkan zat padat koloidal dapat membuat partikel-partikel yang
lebih besar. Oleh karena itu sampel air yang telah disimpan harus
dianalisis sebelum 7 hari setelah pengambilan sampel dilakukan. Sebelum
dianalisa, sampel dikocok terlebih perdananya zat-zat yang terkandung di
itu tersebar merata dan homogeny (Suryana, 2013).
b. Persiapan Kertas Saring Kertas saring dipanaskan di dalam oven pada
suhu ± 105⁰C selama 1 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator
selama 15 menit dan ditimbang segera dengan analitik untuk menemukan
berat konstan (kehilangan berat setelah ulang kurang dari 0,5 mg (Suryana,
2013).
c. Penentuan Zat Padat Tersuspensi Sampel dihomogenkan kemudian dipipet
sebanyak 100 mL dan dilakukan penyaringan menggunakan corong gelas

8
dan kertas saring. Kemudian kertas saring untuk hati dipanaskan di dalam
oven dengan suhu 105⁰C selama 1 jam. Selanjutnya di dinginkan dalam
desikator dan ditimbang dengan sebuah retracement analitik hingga
mendatangkan berat konstan (Suryana, 2013).
2.4 Pengukuran Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil
reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang
paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia
lainnya. Kesederhanaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat
ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari
zat-zat lain. Analisis gravimetri sangat penting dalam bidang kimia analisis,
meskipun telah didengar bahwa teknik gravimetrik telah digantikan oleh
metode instrumen. Masih banyak kasus dimana teknik gravimetrik merupakan
pilihan terbaik untuk memecahkan suatu problem analisis yang khusus
(Tarigan, 2014).
Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri
memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat
diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. Langkah
pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan solvennya.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar garvimetri dapat berhasil ialah terdiri
dari proses pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga kualitas analit
yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang
harus mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni
(Tarigan, 2014).
2.5 Sifat Kimia dan Fisika Total Suspended Solid (TSS)
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik disuatu perairan.
Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak

9
berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi sehingga
fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat tersuspensi diperairan
antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran
sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat
pengikisan (Tarigan, 2014).
Sifat fisis suspensi, seperti titik beku atau tekanan uap suspensi padatan
dalam cairan kurang dipengaruhi oleh partikel yang tersuspensi. Jadi, air
berlumpur membeku pada 00C seperti halnya air murni. Partikel tersuspensi
terlalu besar, dan jumlahnya terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah
molekul air dalam campuran sehingga pengaruhnya tidak terukur (Tarigan,
2014).

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca analitik,
botol sampel, pengering oven, gelas kimia, batang pengaduk, corong gelas,
cawan porselin, botol semprot, pipet tetes dan desikator
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel air
sumur, kertas saring, aquadest
3.3 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang akan digunakan
2. Siapkan sampel, dan ukur sebanyak 300 mL
3. Timbang dan catat berat dari kertas saring sebelum digunakan dalam
proses penyaringan (A)
4. Masukan kertas saring pada corong kaca yang telah diletakan pada
tempat lain (gelas kimia/erlenmeyer)
5. Saring air yang telah diukur pada poin (a)
6. Kertas saring yang telah digunakan diatas, ddikeringkan dengan
menggunakan suhu kamar, dan masukan kedalam oven
7. Setelah kering, lakukan penimbangan dan catat hasil penimbangan (B)
8. Interpretasi hasil yang didapatkan.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari hasil praktikum pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan
pada percobaan analisis total suspense solid (TTS) dengan metode gravimetri
adalah sebagai berikut.
Volume Parameter
Cawan porselin Hasil
No. Sampel Kertas Cawan porselin +
+ kertas saring + TSS
saring kertas saring
endapan
1. Air 1,10 gr 34,52 gr 34,54 gr 0,06 g/L
sumur

Tabel IV.1 Hasil Perlakuan


Perhitungan :
Perhitungan TSS

Dik : B = 34,54 gr
A = 34,52 gr
Volume Sampel = 60
Dit : TSS ?
1000 x (B−A)
Penye : TSS = Volume Sampel
1000 x (34,54−34,52)
= 300 mL
1000 x (0,02)
= 300 mL

= 0,06 gr/L.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan TSS (Total Suspended Solid) dengan tujuan yaitu untuk
mengetahui kadar zat tersuspensi pada sampel air laut yang diambil dari
daerah wongkaditi. Prosedur yang dilakukan meliputi tiga tahap, dimana tahap
pertama yaitu preparasi sampel, tahap kedua yaitu preparasi kertas saring dan

12
tahap ketiga yaitu penentuan zat padat tersuspensi pada sampel. Analisis yang
digunakan adalah cara gravimetri.
Tahap preparasi sampel. Pada tahap ini bahan yang dilakukan adalah,
penyaringan sampel. Alat yang digunakan untuk melakukan penyaringan
adalah gelas erlenmeyer, corong gelas dan kertas saring (sebagai filter).
Dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran yang ada
pada sampel. Hal ini penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan metode
yang digunakan adalah penyaringan dan pengendapan, jika ada kotoran dari
sampel maka akan menambah berat pada kertas saring. Sehingga data yang
diperoleh tidak akan valid.
Tahap preparasi kertas saring. Pada tahap ini kertas saring di lewatkan air
suling hanya dengan beberapa tetes berguna untuk pelekatan kertas saring
pada corong gelas untuk di lewatkan air sumur sebanyak 300 ml. Selanjutnya
yaitu diletakkan pada corong gelas. Saat dilakukan penimbangan dari berat
kertas saring awal yaitu 1.10 gr.
Tahap penentuan zat padat tersuspensi. Metode gravimetri dengan cara
mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam sampel air yang
dianalisa. Sampel terlebih dahulu dilewatkan pada kertas saring dengan tujuan
antara padatan tersuspensi dengan padatan terlarut dapat terpisah. Sehingga
yang tertinggal hanya padatan tersuspensi. Banyak sampel yang digunakan
adalah 300 ml. Padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar
dari pada padatan terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tertinggal
pada kertas saring saat penyaringan dilakukan. Sebelum disaring, sampel air
terlebih dahulu dikocok agar zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar
merata dan homogeny. Setelah sampel dilakukan penyaringan dengam kertas
saring, dan endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai padatan
tersuspensi ini kemudian diletakkan pada wadah berupa cawan porselin.
kemudian dilakukan pemanasan di dalam oven dengan suhu 130⁰C-150⁰C
selama 60 menit bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada
kertas saring maupun endapan sehingga akan diperoleh berat padatan
tersuspensi yang akurat. Setelah dari oven diamkan selama 5-10 menit agar
tidak terjadi bamping (efek samping yang terjadi jika terlalu panas), kemudian

13
masukan ke dalam desikator selama 15-30 menit, lakukan lagi prosedur
dengan memasukan ke dalam desikator selama 10-15 menit setelah itu,
timbang kembali dan catat hasil penimbangan yang didapatkan yakni 0,06
gr/L.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwasannya kadar zat tersuspensi pada sampel air sumur yaitu senilai 0,06
gr/L. Dengan menggunakan rumus dari metode gravimetri.
5.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada
perairan, sebaiknya perlu dilakukan pengujian atau penentuan TSS secara
berkala sehingga ketika perairan mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai
dengan syarat baku mutu air dapat segera ditindaklanjuti

15
DAFTAR PUSTAKA

Amaria, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Surabaya : Jurusan


Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Surabaya.

Darwis, 2012. Laporan Praktikum TSS dan TDS. http://hijrah-


darwis.blogspot.com/. http://hijrah-darwis.blogspot.com/ diakses
pada 10-04-2014 pukul 20.46

Suryana, 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal. Makassar : Jurusan


Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Tarigan, 2014. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended


Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains. 7 (3) :
109-119.

16
LAMPIRAN
(Dokumentasi Kegiatan)

17

Você também pode gostar