Tanggal : 13 Mei 2010 Pukul : 12.00 WIB Tempat : Mirota Batik Objek : Tempat, karyawan dan konsumen
DESKRIPSI TEMPAT:
Observasi ini dilakukan di lantai 2 Mirota Batik, saat ini jam
menunjukkan pukul 12.14 WIB. Ruangan di lantai 2 ini menjual berbagai macam kerajinan seperti lukisasn, tempat majalah, nampan yang terbuat dari kayu, tas, sandal, berbagai macam aroma terapi, wayang kulit, taplak meja, dan lain sebagainya. Ruangan ini bercat putih, hampir di setiap dindingnya ditemukan pajangan-pajangan baik itu berupa barang yang di jual seperti jam dinding klasik, cermin, dll maupun berbagai pitutur budaya jawa yang biasanya berisi nasehat-nasehat mengenai bagaimana karyawan seharusnya bekerja. Suasana di Mirota Batik saat ini sedang ramai sekali, pengunjung penuh sesak terutama pada bagian yang menjual kerajinan kecil-kecil seperti dompet, gantungan kunci dan boneka pajangan, sehingga ruangan terlihat “sumpek” atau penuh sesak, beberapa konsumen bahkan beberapa kali bersenggolan dengan konsumen yang lain, karena saat sedang melihat benda yang di pajang tidak memperhatikan jalan dan orang yanga ada di depannya sehingga ada beberapa pengunjung yang saling bertubrukan. Padatnya pengunjung mirota batik pada hari ini menurut dugaan penulis adalah karena hari ini adalah hari libur. Meskipun ruangan terlihat padat namun tidak terasa panas dan pencahayaan ruangannya pun cukup baik karena pada bagian barat dari kasir terdapat jendela besar yang memungkinkan cahaya bisa masuk ke ruangan. FENOMENA KHUSUS: Sebagian besar konsumen yang datang pada hari ini termasuk dalam kategori dewasa hanya beberapa konsumen saja yang masih berusia remaja. Jika dibandingan dari sisi jenis kelamin, maka dari hasil pengamatan dapat diketahui dengan jelas bahwa pengunjung mirota batik yang dominan pada hari ini adalah yang berjenis kelamin wanita. Dan hanya sebagian kecil saja laki-laki. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan ekspresi konsumen saat melihat-lihat barang di mirota batik terkesan senang dan bahagia, mereka tersenyum saat mencoba-coba barang yang hendak dibelinya, beberapa remaja putrid bahkan berfoto-foto saat mencoba topi yang terbuat dari anyaman bamboo. Beberapa bapak-bapak berusia lanjut yang berkunjung ke mirota batik dengan membawa serta istrinya terlihat penasaran dengan telpon antik yang terletak di dekat kassa. Adapun fenomena khusu yang penulis amati dari pengunjung mirota batik pada hari ini adalah mengenai ada 2 orang mahasiswi yang sudah berada di mirota batik (sepertinya sebelum penulis memulai observasi) dan masih berada di mirota batik bahkan ketika durasi observasi penulis sudah berjalan selama 40 menit, kedua mahasiswi tersebut terlihat tidak sedang ingin membeli sesuatu, yang mereka lakukan adalah berpindah dan mencoba berbagai alat atau kerajinan tangan yang ada dengan ekspresi gembira, tetapi kemudian diletakkan kembali. Misalnya mereka mencoba “bakiak” kemudian berfoto-foto dan diletakkan kembali setelah itu mereka menuju ke bagian peralatan atau perkakas rumah tangga yang menjual karpet, lampu kamar, gorden, dll dan di salah satu sudut bagian tersebut terdapat topi yang menyerupai topi pak tani, mereka mencobanya lagi, berfoto-foto lagi sambil berkomentar “eh..gimna cocok gak?” setelah berputar-putar cukup lama kedua mahasiswi tersebut pulang dan sepanjang pengamatan penulis kedua mahasiswi tersebut tidak membeli apapun. Namun mereka cukup antusias menghabiskan banyak waktu di mirota batik. Dari sisi karyawan, berdasarkan pengamatan penulis, karyawan yang sedang bekerja terutama di bagian kasir terlihat cukup antusias dalam melayani konsumen, meskipun hari itu pengunjung sangat ramai mereka tetap memberikan senyuman dan sapaan yang ramah seperti: “mari silakan mba” atau “ada yang bisa di Bantu mba?”. Dalam melayani konsumen sebagian kasir biasanya tidak berbicara dengan rekan kerjanya dan focus pada pembayaran atau payment yang dilakukan oleh costumer apalagi ketika jumlah aitem yang dibeli konsumen sangat banyak, namun pada bagian kassa yang melayani penjualan cincin, kalung, anting, yang pembelinya tidak begitu banyak, karyawannya terlihat sering mengobrol dengan rekan kerjanya meski pada saat itu sedang melayani konsumen. Namun, menurut pengamatan penulis hal itu tidak membuat karyawan melakukan kesalahan dalam bekerja, meskipun ada beberapa karyawan yang terlihat jengkel karena permintaannya untuk melihat-lihat cincin tidak langsung ditanggapi oleh si karyawan.