Você está na página 1de 9

RESEP 2 (No resep JR-0014):

R/ Levermir No. I
S o – 0 – 8 unit

R/ Glimepirid I mg No. XXX


S 1–0-0

Pro : Ny
Umur : 32
ttd

1. ASSESMENT
a. Menggali Riwayat Pasien

No. Kriteria Keterangan


1 Data Pasien Nama : Ny
Umur : 32
Jenis Kelamin : L / P
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : -
Diabetes
Kondisi
Penyakit yang
2 Riwayat
pernah diderita
Penyakit:- -

3 Riwayat -
Pengobatan
4 Keadaan Khusus -
Pasien

b. Skrining Resep
1) Administratif (Kelengkapan Resep)

PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter:
1 Nama dokter 
2 SIP dokter 
3 Alamat dokter 
4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan 
resep
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan 
resep (R/)
Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Barat badan 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/tanda lain 
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP dokter,
berat badan, dan alamat pasien.
Cara pengatasan SIP dokter dapat dikonfirmasi kepada dokter untuk memastikan
keabsahan resep, SIP boleh tidak dicantumkan jika dokter bekerja diinstansi.
Sementara data pasien seperti umur, berat badan dan alamat pasiendapat ditanyakan
langsung kepada pasien/keluarga pasien.

2) Kesesuaian Farmasetis
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan - Sesuai
2 Stabilitas obat - Sesuai
3 Inkompatibiltas - Sesuai
4 Cara pemberian - Sesuai
5 Jumlah dan aturan pakai - Sesuai

3) Dosis
Nama
No. Dosis Resep Dosis Literatur Kesimpulan Rekomendasi
Obat
1 Glimepirid 1 x sehari 1 Dewasa Dosis awal 1-2 mg sekali sehari, Sesuai -
tablet pagi hari diberikan bersama sarapan pagi, dosis
(sediaan 1 mg) pemeliharaan 1-4 mg sekali sehari,
maksumum 8 mg sekali sehari. Jika respon
tidak adekuat pada dosis maksimum maka
terapi dapat dipertimbangkan kombinasi
dengan metformin
(DIH, 2010: 697).
2 Levermir 8 unit Sesuai -

sehari

4) Pertimbangan Klinis
No. Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Indikasi Terapi dengan glimepirid tunggal tidak adekuat Diberikan tambahan terapi
kombinasi glimepirid
2 Kontraindikasi - -
3 Interaksi - Glimepirid Pasien diinformasikan
Bila dikombinasikan keduanya memiliki efek potensiasi bagaimana mengatasi kondisi
penurunan kadar gula darah sampai hipoglikemia dapat gejala hipoglikemi dengan
terjadi. mengemut permen, makan
- Levemir roti dll untuk mengembalikan
glukosa tubuh.
Pd pemberian bersama Perlu diperiksa kadar vitamin
obat antidiabetik oral, MAOI, penyekat B12 dalam serumnya tiap
tahun.
β non selektif, ACE inhibitor, Mungkin diperlukan
salisilat, alkohol dapat mengurangi penyesuaian dosis
antikoagulan.
kebutuhan akan insulin; pada pemberian
bersama dengan tiazid,
glukokortikoid, hormon tiroid,
simpatomimetik β, hormon
pertumbuhan, danazol,
oktreotid/lanreotid dapat meningkatkan
kebutuhan akan insulin

4 Dupikasi/polifarmasi - -
5 Alergi - -.
6 Efek samping - Glimepirid Diminum bersama atau
Efek samping utama yang harus diwaspadai adalah segera setelah makan, jangan
hipoglikemia. Gambaran klinis hipoglikemik yang parah berkendaraan / menjalankan
menyerupai stroke. Disamping itu dapat juga terjadi efek mesin selama minum obat,
samping lain, berupa gangguan saluran cerna dan gangguan kontrol cek gula darah rutin.
susunan syaraf pusat seperti: sakit kepala, pusing, lapar,
tubuh lemas, lelah, mual, muntah, mengantuk, tidur
terganggu, daya konsentrasi dan kewaspadaan menurun,
depresi, bingung, gangguan bicara, gangguan penglihatan,
tremor, gangguan syaraf sensoris, dan lain-lain.
Kemungkinan dapat pula terjadi gejala-gejala kounter-
regulasi adrenergik, seperti berkeringat, kulit lembab, cemas,
takhikardia, hipertensi, palpitasi, dan lain-lain. Gejala
hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia,
agranulosistosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau
jarang sekali. Golongan sulfonilurea cenderung
meningkatkan berat badan.
- Levemir
Hipoglikemia
Reaksi obat yang Cek atau control kadar gula
merugikan darah rutin.
- Glimepirid
(ADR/Adverse Drug Selalu sedia permen atau roti
Reaction) Selama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus untuk dikonsumsi ketika
diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia terjadi gejala hipoglikemi
seperti keringat atau gemetar.
atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan Menghindari aktivitas-
atau bila penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka aktivitas berat yang
memerlukan perhatian
sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas yang memerlukan
khusus.
perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada Perlu diperiksa kadar vitamin
anak-anak belum diketahui dengan pasti. Bila terdapat B12 dalam serumnya tiap
tahun.
sensitivitas berupa peningkatan insulin yang berlebihan
akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid
dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia
harus dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang
dilakukan secara bertahap, Pemberian dosis sebaiknya
disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan pola
makan. Lama pengobatan Pengobatan dengan glimepirid
merupakan pengobatan jangka panjang.
Levemir
Penghentian terapi dapat
menyebabkan hiperglikemia & ketoasidosis.
Melewatkan jadwal makan atau menjalani
latihan fisik yang keras & tidak
direncanakan dapat
menyebabkan hipoglikemia;
hipoalbuminemia
berat. Kondisi infeksi & demam. Jangan
berikan secara IV & tidak untuk digunakan
dalam
pompa infus insulin. Dpt mengganggu
kemampuan mengemudi atau menjalankan
mesin. Hamil & laktasi. Anak <6 tahun
-

c. Karakteristik Penyakit
Diabetes mellitus tipe II.

Definisi
Diabetes melitus merupakan kondisi dimana terjadi penurunan kadar insulin dalam tubuh.
Insulin adalah hormon yang dibentuk oleh pankreas, berfungsi untuk memecahkan gula darah
dan mengubahnya menjadi energi. Bila tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin, maka
kadar gula dalam darah akan meningkat. Diabetes mellitus adalah penyakit endokrin yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah diatas normal dan tingginya kadar gula dalam urin
akibat terganggunya produksi hormon insulin oleh pankreas. Diabetes mellitus tipe II
disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin sehingga turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang glukosa dan untuk menghambat produksi glukosa dihati.
Ada dua tipe diabetes melitus, yaitu :
- Tipe I, merupakan insulin dependent DM atau diabetes juvenil. Kondisi ini biasanya timbul
pada usia muda dan membutuhkan injeksi insulin secara teratur.
- Tipe II, merupakan non insulin dependent DM atau timbul pada usia dewasa. Biasanya terjadi
pada usia diatas 40 tahun dan dapat diobati dengan preparat lain, tidak tergantung pada injeksi
insulin.

Penyebabnya
Penyebab DM yang pasti belum diketahui tetapi sebagian besar disebabkan oleh faktor
herediter, gaya hidup, diet, infeksi pankreas dan gangguan yang bersifat autoimun.
Gejala
- Pasien sering merasa haus atau lapar serta mempunyai nafsu makan yang besar.
- Biasanya terjadi peningkatan urin atau poliuri.
- Penurunan berat badan walaupun nafsu makan meningkat.
- Pasien sering merasa cepat lelah atau lemas yang mungkin disertai kesemutan atau mati rasa
pada tangan dan kaki.
- Penglihatan menjadi kabur.
- Disertai infeksi kulit yang berulang, sering disertai dengan gatal pada daerah tubuh yang
sensitif.

Komplikasi
Diabetes sangat meningkatkan resiko akan penyakit jantung. Bila tidak atau kurang tepat
diobati, lambat laun dapat menjadi gangguan neurovaskular serius yang sangat ditakuti, seperti
retinopati, polineuropati, nefropati dan lain-lain (impotensi, infeksi stafilokok pada kulit dan
keluhan claudicatio (OOP, 2003: 695).

d. Karakteristik Obat

1) Glimepirid
Komposisi:
Glimepirid 1 mg.

Indikasi:
DM tipe II (NIDDM) yang tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan diet, olahraga dan
penurunan berat badan saja. Dapat digunakan dalam kombinasi dengan metformin atau insulin.

Dosis:
1-8 mg/hari. Dosis awal dan titrasi dosis 1 mg sekali/hari. Dosis harian dapat ditingkatkan
dengan interval 1-2 minggu dan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1 mg-2 mg
– 3 mg – 4 mg- 6 mg dan pada kasus tertentu, 8 mg.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makan agar diabsorbsi lebih baik dan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada Gastro Intestinal.

Kontra Indikasi:
DM tipe I (IDDM) ketoasidosis diabetikum, prekoma diabetes, gangguan ginjal berat dan
gangguan fungsi hati. Hipersensitif terhadap sulfonylurea lain atau sulfonamide. Hamil, laktasi.

Peringatan:
Monitor kadar glukosa darah dan urin secara teratur. Berkurang atau menghilangnya gejala
hipoglikemia misalnya pada pasien dengan neuropati otonomik atau yang menggunakan obat
penyekat B, klonidin, reserpin, guanetidin, atau obat simpatolitik lain. Penggantian sementara
menjadi terapi insulin pada situasi stress tertentu (misalnya trauma, pembedahan, dan demam
yang disebabkan infeksi).

Efek Samping:
Hipoglikemia, gangguan sementara daya penglihatan, gangguan GI, gangguan fungsi hati.
Jarang: trombopenia, leucopenia, dan anemia hemolitik; gatal, urtikaria, ruam kulit.

Interaksi Obat:
Efek meningkat jika digunakan bersama dengan insulin dan obat antidiabetes lain., ACE
Inhibitor, alopurinol, steroid anabolic dan hormone seks pria, kloramfenikol, derivate kumarin,
siklofosfamid, dst.
Efek berkurang jika digunakan bersama dengan asetazolamid, barbiturate, kortikosteroid,
diuretic, efinefrin, asam nikotinat (dosis tinggi), esterogen, progesterone, rifamfisin, dst.
Penyekat-B menurunkan toleransi terhadap glukosa.

Kategori kehamilan: C

(MIMS, 2012: 280).

2) Levemir
Komposisi Insulin detemir.
Indikasi Pengobatan DM.
Dosis sub kutan (SK) bersifat individual (1 x/hari, dalam kombinasi
Dosis dengan obat antidiabetes oral).
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Utk pasien yang diterapi
dengan rejimen 1 x/hari, berikan bersama dengan makan malam atau menjelang
tidur. Utk pasien yang memerlukan pemberian dosis 2 x/hari, dosis malam dapat
diberikan bersama makan malam atau menjelang tidur atau 12 jam sesudah
Pemberian Obat pemberian dosis pagi.
KontraIndikasi Hipersensitivitas.
Penghentian terapi dapat menyebabkan hiperglikemia & ketoasidosis. Melewatkan
jadwal makan atau menjalani latihan fisik yang keras & tidak direncanakan dapat
menyebabkan hipoglikemia; hipoalbuminemia berat. Kondisi infeksi & demam.
Jangan berikan secara IV & tidak untuk digunakan dalam
pompa infus insulin. Dpt mengganggu kemampuan mengemudi atau menjalankan
Perhatian mesin. Hamil & laktasi. Anak <6 tahun.
EfekSamping yang Hipoglikemia, reaksi pada tempat injeksi.
Mungkin Timbul
Pd pemberian bersama obat antidiabetik oral, MAOI, penyekat β non
selektif, ACE inhibitor, salisilat, alkohol dapat mengurangi kebutuhan akan
insulin; pada pemberian bersama dengan tiazid, glukokortikoid, hormon tiroid,
simpatomimetik β, hormon pertumbuhan, danazol, oktreotid/lanreotid dapat
Interaksi Obat meningkatkan kebutuhan akan insulin.
B: Studi terhadap reproduksi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan
adanya risiko terhadap janin tetapi tidak ada studi terkontrol yang dilakukan
terhadap wanita hamil, atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak
Kategori dikonfirmasikan dalam studi terkontrol pada wanita pada kehamilan trimester 1
Keamanan Kehamilan (dan tidak ada bukti risio pada trimester selanjutnya).

Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem)serta Care
Plan:
Resep tidak lengkap secara administrasi, adanya efek samping dapat diatasi dengan meminum
obat bersama makan agar diabsorbsi lebih baik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada
Gastro Intestinal. Gejala hipoglikemi diatasi dengan mengemut roti atau permen dan cek kadar
gula darah rutin
2. PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI
INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING
a. Informasikan mengenai nama obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara
penyimpanan yang benar.
b. Obat yang diberikan harus diminum secara teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan
tercapai.
c. Konfirmasikan mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat yang diberikan dan cara
penyimpanan yang benar.
-

No. Kriteria Informasi Isi Informasi


1 Nama Obat Glimepirid
Lemevir
2 Kegunaan Glimepirid dan Lemevir: Mengatasi
obat/outcome terapi diabetes/menurunkan kadar gula darah
yang diharapkan
3 Aturan pakai Glimepirid: 1 x sehari 1 tablet pada pagi hari
bersama makan
Lemevir: 8 unit sehari

4 Waktu minum obat Bersama makan atau segera setelah makan untuk
meningkatkan absorpsi dan menghindari efek nyeri
dilambung akibat efek samping obat.
5 Cara pakai Diminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3
x sehari artinya tiap 8 jam, 2 x sehari artinya tiap 12
jam.
6 Durasi penggunaan 30 hari
obat
7 Efek samping Nyeri lambung, hipoglikemi berupa gemetar dan
keringat berlebih. Bila gejala ini muncul maka dapat
diatasi dengan asupan glukosa, misalnya permen
atau makanan yang mengandung karbohidrat seperti
nasi atau roti.
8 Penyimpanan Simpan tablet ditempat yang kering pada suhu
kamar (25oC), terlindung dari cahaya matahari
langsung.
9 Aktivitas yang Aktivitas yang disarankan:
disarankan/dihindari Kurangi berat badan yang berlebihan. Menjaga berat
badan ideal dan berolahraga ringan secara teratur,
misalnya dimulai dengan jalan kaki atau lari pagi
selama 30 menit sehari.

Perbanyak konsumsi makanan yang banyak


mengandung serat, seperti sayuran dan sereal.

Minum banyak air putih minimal 2 liter/hari.


Kontrol kesehatan secara teratur terutama jika
terdapat luka atau infeksi yang tidak sembuh-
sembuh.

Kontrol gula darah atau urin secarfa rutin, periksa


tekanan darah secara berkala dan pertahankan
tekanan darah dalam batas normal.

Bila lupa minum; jika teringat kembali dalam waktu


< 2 jam maka langsung minum obat, tetapi jika
sudah hampir waktu minum obat selanjutnya maka
tinggalkan saja obat yang tadi lupa diminum dan
jangan men-double.
Beritahukan gejala hipoglikemia pada pasien dan
keluarga tentang tanda-tanda hipoglikemia dan cara
mengatasinya. Selalu sedia asupan glukosa,
misalnya permen atau makanan yang mengandung
karbohidrat seperti nasi atau roti.
Tanda-tanda hipoglikemia : lemas, berkeringat,
pusing, gemetar. Segera atasi dengan minum
segelas teh manis atau minuman yang manis.
Hipoglikemia ini sangat berbahaya karena pasien
bisa shock dan meninggal maka harus segera diatasi.
Segeralah kedokter jika timbul radang pangkal
tenggorok, demam, ruam kulit, radang mulut, diare,
air seni berwarna kehitaman.
Aktivitas yang dihindari:
Konsumsi gula, garam, tinggi lemak dan yang
banyak mengandung kolesterol /LDL(seperti:
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega,
saus salad, dan makanan pencuci mulut berlemak
lainnya) dibatasi (kontrol pola makan), olahraga,
tidak berkendaraan/menjalankan mesin selama
meminum obat, cek kadar gula darah rutin, control
kadar B12 dalam tubuh tiap tahun.
Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda
waktu makan karena hal ini akan menyebabkan
fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah.
Makanan/minuman yang dihindari : makanan
asupan gula seperti ice cream, kue yang banyak
mengandung gula, alkohol.
Informasi pasien:
Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau
apoteker. Obat hanya berperan sebagai pengendali
diabetes, bukan penyembuh. Obat hanya faktor
pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor
utamanya adalah pengendalian diet (pola makan)
dan olah raga. Konsumsi obat sesuai dosis dan
aturan pakai yang diberikan dokter. Monitor kadar
glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan oleh
dokter. Jika Anda merasakan gejala-gejala
hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan
berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi
gelap), keluar keringat dingin, detak jantung
meningkat, segera hubungi dokter. Jika Anda sudah
pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa
sekantung kecil gula jika Anda bepergian. Segera
makan gula begitu Anda mendapat serangan
hipoglikemia.
Penderita diabetes harus menyeimbangkan
penggunaan insulin, pemasukan karbohidrat, dan
perlu berolahraga secukupnya. Pasien dengan
minimal satu kali kejadian hipoglikemia berat harus
disarankan untuk menjaga kontrol glikemik agar
kejadian hipoglikemia dapat dicegah, setidaknya
dalam beberapa minggu berikutnya.Gejala
hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa
menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam
bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum
jus buah, air gula atau segelas susu.

3. MONITORING

Hal-hal yang perlu monitoring:


a. Kadar glukosa darah/plasma melalui tes gula darah di laboratorium (normal < 200mg/dL).
b. Kadar HbA 1c tiap 3 bulan (normal < 7 %).
c. Monitoring kadar serum transaminase tiap 3 bulan dalam tahun pertama terapi.
d. Kontrol TD dan BB pasien.
e. Evaluasi profilaksis kadar B12 serum tiap tahun pada penggunana metformin jangka panjang.
f. Monitor kadar gula darah pada terapi kombinasi Biguanida (Metformin) dengan Sulfonil Urea
(Glimepirid).
g. Monitoring gangguan fungsi hati dan ginjal karena penggunaan Sulfonilurea.
h. Kepatuhan pasien minum obat.
i. Kontrol gangren/luka jika ada.
j. Efek samping obat yang mungkin timbul seperti mual, muntah, batuk kering (penggunaan
captopril), radang pangkal tenggorok, demam, ruam kulit, radang mulut, diare, air seni
berwarna kehitaman dan hipotensi.

4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan berkurang,
hilang/tidak, pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan (keluhan
berkurang/tidak).
c. Jika ada peningkatan transaminase, kurangi dosis atau hentikan terapi, terutama jika
peningkatan tetap terjadi.
d. Jika kadar gula darah tidak terkontrol sampai dosis maksimal, pasien sebaiknya diberi insulin
dengan dosis individual (untuk DM tipe II : 0,7-2,5 unit/kg BB/hr).

Você também pode gostar