Você está na página 1de 2

SIKAP-SIKAP YANG DISUKAI DAN DIBENCI MANUSIA

& HAK-HAK PERSAHABATAN

Berikut ini ringkasan tentang sikap-sikap yang disukai manusia yang


disebutkan penyusun buku “Adab Bergaul: Agar Dicintai Allah Kemudian Dicintai
Manusia” yang disusun oleh al Ustadz Fariq bin Gasim Annuz, LC., diterbitkan oleh
Pustaka Darul Falah (hal 39-58):

1. Manusia suka kepada orang yang memberi perhatian kepada orang lain;

2. Manusia suka kepada orang yang mau mendengarkan ucapan mereka;

3. Manusia suka kepada orang yang menjauhi debat kusir;

4. Manusia suka kepada orang yang memberikan penghargaan dan penghormatan


kepada orang lain;

5. Manusia suka kepada orang yang memberi kesempatan orang lain untuk maju;

6. Manusia suka kepada orang yang tahu berterima kasih atau suka membalas
kebaikan;

7. Manusia suka kepada orang yang menjaga perasaan orang lain.

Sikap-sikap yang tidak disukai manusia yang disebutkan dalam buku tersebut
terangkum dalam delapan point (hal 58-81):

1. Manusia tidak suka diberi nasihat di hadapan orang lain;


2. Manusia tidak suka diberi nasihat secara langsung;
3. Manusia tidak suka kepada orang yang selalu memojokkannya dengan kesalahan-
kesalahannya;
4. Manusia tidak suka kepada orang yang tidak pernah melupakan kesalahan orang
lain;
5. Manusia tidak suka kepada orang yang sombong;
6. Manusia tidak suka kepada orang yang terburu-buru memvonis orang lain;
7. Manusia tidak suka kepada orang yang mempertahankan kesalahannya, atau
orang yang berat untuk merujuk kepada kebenaran setelah dia meyakini
kebenaran itu;
8. Manusia tidak suka kepada orang yang menisbatkan kebaikan kepada dirinya dan
menisbatkan kejelekan kepada orang lain;
Hak persahabatan yang harus dipenuhi seseorang (halaman 108-116 )
terhimpun dalam 7 point:

 Mereka harus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya;


 Pada saat tertentu lidah tidak boleh berbicara, dan pada saat yang lain berbicara;
Yang dimaksud dengan diam ialah tidak menyebutkan aibnya saat sahabatnya ada
atau saat dia tidak ada, tidak membantahnya, tidak menanyakan sesuatu yang
sahabatnya itu tidak suka mengatakannya, tidak bertanya “Mau kemana?” saat
bertemu boleh jadi sahabatnya itu tidak ingin diketahui kemana dia akan pergi
(pertanyaan ini sudah sedemikian umum di masyarakat Indonesia tak terkecuali
salafiyyin dan salafiyyat. Alangkah baiknya sapaan/pertanyaan ini diganti dengan
salam dan menanyakan kabar-ed),
 Tidak boleh mengatakan apapun yang tidak disukai, kecuali hal-hal yang memang
harus dikatakan karena perkara amar ma’ruf nahi mungkar;
 Lidah harus berbicara;
Sebagaimana tuntutan persahabatan, yang harus diterapkan pada lidah ialah tidak
mengatakan hal-hal yang tidak disukai. Lidah harus mengatakan hal-hal yang
disukai. Bahkan, ini bisa dikatakan sebagai ciri khusus persahabatan,
 Mendoakan sahabat kita sewaktu hidupnya dan setelah matinya;
 Setia dan tulus;
Maksud setia ialah tetap mencintai sahabatnya sekalipun sudah meninggal dunia,
 Tidak membebani, tapi justru memberi keringanan.
Tidak membebani temannya dengan hal-hal yang berat dan sulit. Sebaliknya,
seseorang harus mendatangkan kegembiraan kepada sahabatnya dengan
membebaskannya dari beban dan kebutuhan. Dia juga tidak boleh mengandalkan
kedudukan dan harta sahabatnya. Dia harus memenuhi ha-haknya dan tawadhu
kepadanya. Tujuan mencintainya hanya kepada Alloh semata, menolong agamanya,
bertaqorrub kepada Alloh dengan memenuhi hak-haknya, dan menjaga nama
baiknya. Hendaklah dia tidak merasa malu kepada temannya, sebagaimana dia
tidak merasa malu kepada dirinya sendiri. Ja’far bin Muhammad berkata, “ Sahabat
yang paling berat bagiku adalah yang membebaniku dan aku harus mawas diri
(senantiasa mema’lumi keadaan dan wataknya-ed) terhadap dirinya, sedangkan
yang paling ringan dihatiku adalah jika aku bersama dia, sama saja seperti ketika
aku sedang sendirian.” Sebagian orang bijak berkata, ”Siapa yang tidak
membebani, maka persahabatannya bisa langgeng.”

Você também pode gostar