Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita
1. Anatomi Sistem Reproduksi pada Wanita Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia internal .Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor.Sedangkan genitalia internal terdiri dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium.( Luklukaningsih, zuyina. 2011) a. Genitalia Eksternal 1) Mons pubis Mons pubis ialah penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah supra pubis.Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak bertambah pada pubertas dan berkurang setelah menopause.Setelah dewasa, mons pubis tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar. 2) Labia mayora Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi (pudendal cleft). Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut.Kedua labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura anterior.Jika dilihat dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah pubertas. 3) Labia minora Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di antara kedua labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae.Kedua labium minus membatasi suatu celah yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke arah dorsal berakhir dengan bergabung pada aspectus medialis labia mayora dan di sini pada garis mereka berhubungan satu sama lain berupa lipatan transversal yang disebut frenulum labii. Sementara itu, ke depan masing-masing minus terbagi menjadi bagian lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan bertemu membentuk sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut preputium klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di bagian kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora tidak mengandung lemak dan kulit yang menutupnya berciri halus, basah dan agak kemerahan. 4) Klitoris Terletak dorsal dari komissura anterior labia mayora dan hamper keseluruhannya tertutup oleh labia minora.Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans klitoris. 5) Glandula vestibularis mayor Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli. 6) Glandula vestibularis minor Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina untuk melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina.Organ ini adalah daerah dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median membulat terletak ventral dari simfisis pubis.Sebagian besar terisi oleh lemak.Setelah pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar. b. Genitalia Internal 1) Vagina Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal.Namun, posisi ini berubah sesuai dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi.Vagina ke bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae. 2) Himen Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina.Himen tidak dapat robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen diantaranya :himen anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous. 3) Tuba uterina Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih 10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae. 4) Uterus Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di dalam kavum pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum.Ke arah kaudal, kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir (pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk sudut dengan vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis sehingga basisnya terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak selalu terletak tepat di garis median, sering terletak lebih kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak dorso cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5 cm, tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. 5) Ovarium Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.Bentuk ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah muda keabu-abuan.Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan ovarium tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya berubahm menjadi abu-abu.Pada dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen. 2. Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita (Luklukaningsih, zuyina. 2011) a. Genitalia eksternal 1) Glandula vestibularis mayor Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina. 2) Glandula vestibularis minor Berfungsi mengeluarkan lender untuk melembabkan vestibulum vagina dan labium pudendi. b. Genitalia internal 1) Vagina Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus ekskretorius darah menstruasi. 2) Tuba uterine Berfungsi membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan mengalirkan spermatozoa dalam arah berlawanan dan tempat terjadinya fertilisasi. 3) Uterus Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam dan tempat normal dimana organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai bayi lahir. 4) Ovarium Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin.Disebut sebagai organ eksokrin karena mampu menghasilkan ovum saat pubertas, sedangkan disebut sebagai organ kelenjar endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan progesteron. B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi pada Laki-laki ( Luklukaningsih, zuyina. 2011) 1. Anatomi Sistem Reproduksi pada Laki-laki a. Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi spermatozoa. 1) Dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal. 2) Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit skrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. b. Testis adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci) 1) Tunika albuginea adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus. 2) Tunika seminiferous, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobules. Epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma; sel-sel Sertoli yang menopang dan memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang; dan sel-sel intetisial (leydig), yang memiliki fungsi endokrin. c. Duktus pada saluran reproduksi laki-laki membawa sperma matur dari testis ke bagian eksterior tubuh. 1) Dalam testis, sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus, kemudian menuju ke tubulus rekti (tubulus lurus). Dari tubulus rekti, sperma kemudian menuju jarring-jaring kanal rete testisyang bersambungan dengan 10 sampai 15 duktulus eferen yang muncul dari bagian atas testis. 2) Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4 m sampai 6 m) yang terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari duktus eferen. a) Epididimis menimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai enam minggu. Selama enam minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi. b) Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi untuk mendorong sperma ke dalam duktus eferen. 3) Duktus eferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus yang terletak dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf SSO, otot kremaster, dan jaringan ikat. Masing-masing duktuds deferen meninggalkan skrotum, menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus ejakulator. 4) Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih. 5) Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian. a) Uretra Prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut. b) Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm. bagian ini di kelilingi sfingter uretra eksternal. c) Uretra penis (kavernous, berspons) di kelilingi oleh jaringan erektil bersepon (korpus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada mulut uretraeksternal dalam glans penis. d. Kelenjar aksesoris 1) Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok- kelok) yang bermuara ke dalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi Setengah lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh). 2) Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat bermuara ke dalam uretra prostatic setelah 15 sampai 30 duktus prostatic. a) Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH 6,0 sampai 6,5. b) Kelenjar prostat membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak laki- laki, ukurannya trus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang menganggu perkemihan. 3) Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan pada semen. 4) Penis terdiri 3 bagian: akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan semen serta sebagai organ kopulasi. a) Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar korban. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis. b) Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris; dua korpus karvenosum dan satu korpus spongiosun ventral di sekitar uretra. c) Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosasinusoid) yang diperdarahi oleh arterior aferen dan kapilar, di grainase oleh venula dan dikelilingi jaringan rapat yang disebut tunika albuginea d) Korpus karvenosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea 2. Fisiologi Pada Reproduksi Laki – Laki (Luklukaningsih, zuyina. 2011 ) a. Proses Spermatogenesis Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari). Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus. Spermatogonia berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer. Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk dua spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis kedua pada spermatosit sekunder menghasilkan empat spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatid menjadi spermatozoa (sperma). Panjang spermatozoa matur mencapai 60 µm. Sperma matur memiliki satu kepala, satu badan, dan satu flagellum (ekor). Kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim yang diperlukan untuk menembus ovum. Badan mengandung mitokondria yang memproduksi ATP diperlukan untuk pergerakan. Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang). b. Sel Sertoli menyebar dari epitelium sampai lumen tubulus. Fungsi- fungsinya antara lain : Sel Sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisispermatozoa dalam proses pematangan. Sel Sertoli mensekresi inhibitor duktus mullerian, yaitu sejenis glikoprotein yang diproduksi selama perkembangan embrionik pada saluran reproduksi laki-laki. Zat ini menyebabkan atrofi duktus mullerian pada genetic laki-laki. Sel Sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespon folikel stimulating hormone (FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior. Protein mengikat testosterone dan membantu mempertahankan tingkat konsentrasi tinggi cairan tersebut dalam tubulus seminiferus. Testosteron menstimulasi spermatogenesis. Sel Sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang mengeluarkan efek umpan balik negatif terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Sel Sertoli mensekresi antigen H-Y, yaitu protein permukaan membrane sel yang penting untuk menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik laki-laki. c. Sel Intertisial (leydig) mensekresi androgen (testosteron dan dihidrotestosteron). Sel-sel intertisial ini menghilang enam bulan setelah lahir dan muncul kembali saat awitan pubertas karena pengaruh hormone gonadotropin dari kelenjar hipofisis C. Proses Terjadinya Menstruasi Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskamasi) endometrium (Proverawati dan Misaroh, 2009). Menurut ( Widyastuti, yani dkk. 2009 )menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Hal ini terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Menurut Soebachman dan Kissantie (2012),haid atau menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri dari darah dan jaringan tubuh yang terjadi setiap bulan dan merupakan suatu proses normal bagi perempuan. 1. Siklus Menstruasi Panjang siklus haid adalah jarak atau waktu antara tanggal mulainya haid yang sudah lalu dengan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya terjadi perdarahan dinamakanhari pertama siklus haid. Panjang siklus haid yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup banyak, siklus yang biasa pada wanita ialah 25-32 hari, dan kira - kira 97 % wanitayang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari kemudian diikuti darah sedikitsedikit,dan ada yang sampai 7-8 hari. Menurut Misaroh dan Proverawati (2009), menstruasi mempunyai kisaran waktu tiapsiklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu: a. Fase Menstruasi Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidakdibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek, dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon esterogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada. b. Fase Proliferasi Fase prolifersi ditandai dengan menurunnya hormon progesterone sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH (folikel stimulating hormone) dan merangang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon esterogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone esterogen yang merangsang keluarnya LH (leutining hormone) dari hipofisis. Esterogen dapat menghambat sekresi FSH (folikel stimulating hormone) tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. c. Fase Ovulasi atau fase Luteal Fase ovulasi ditandai dengan sekresi LH (leutining hormone) yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yag matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerutdan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah d. Fase paska ovulasi atau fase Sekresi Fase sekresi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil atau menghilang dan berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon esterogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (leutining hormone). Sekresi progesteron yang terhenti menyebabkan penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek, maka terjadi fase perdarahan atau menstruasi. 2. Klasifikasi gangguan menstruasi Klasifikasi pada umumnya adalah(Widyastuti, yani dkk. 2009 ): a. Amenore Keterlambatan menstruasi lebih dari 3 bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18 Tahun. b. Menoragia Gangguan siklus menstruasi tetap teratur dan jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak, penyebabnya kemungkinan terdapat mioma uteri atau pembesaran rahim. c. Dismenorhea Nyeri diperut bawah, menyebar ke daerah pinggang, dan paha.Nyeri ini timbul tidak lama sebelumnya atau bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa hari sebelum dan selama menstruasi D. Proses Terjadinya Ereksi dan Ejakulasi (Widyastuti, yani dkk. 2009 ) 1. Mekanisme ereksi penis Ereksi adalah slah satu fungsi vascular korpus karvenosum dibawah pengendalian SSO. a. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis menyebabkan konstriksi sebagian organ ini, sehingga aliran darahb y6ang melalui penis tetap dan hanya sedikit darah yang masuk kesinusoid kavernosum. b. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan vasodilatasi arterior yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan yang dapat didrainase vena. c. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang dikelilingi tunika albuginea non distensi. d. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya vasokonstriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk dibawah menjauhi korpus. Penis mengalami detumesensi, atau kembali ke kondisi lunak. 2. Enjakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen diejeksikan melalui serangkaian semprotan. a. Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang saraf spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakkan sperma di sepanjang saluan. b. Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama. Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar bulbouretral menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk c. Kuantitas dan kompoisi semen d. Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml; rata – rata 3 ml. Semen terdiri dari 90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma per ml; volume sperma mencapai 5% volume semen. e. Semen diejakulasi dalam bentuk cairan kental berwarna abu – abu kekuningan dengan pH 6,8 sampai 8,8. Cairan ini segera berkoagulasi setelah ejakulasi dan mencair dengan spontan dalam 15 sampai 20 menit. f. Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan epididimal, dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi dari vesikel seminalis. g. Semen mengandung berbagai zat yang ada dalam plasma darah juga zat tambahan seperti prostaglandin, enzim proteolitik, inhibitor enzim, vitamin, dan sejumlah hormon steroid serta gonadrotropin dalam konsentrasi yang berada dengan yang ada di plasma darah. Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya sekitar 24 sampai 72 jam dalam saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan selama beberapa hari pada suhu rendah atau dibekukan jika akan disimpan selama lebih dari satu tahun. E. Sistem Peredaran Darah Pada Janin (Widyastuti, yani dkk. 2009 ) 1. Sirkulasi darah janin Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat, dengan demikian paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri. 2. Konsepsi pertumbuhan embrio dan janin Konsepsi adalah bersatunya ovum dan sperma ,namun demikian untuk .terjadinya suatu konsepsi dua kejadian lain harus terjadi terlebih dahulu yaitu ovulasi dan inseminasi. Ovulasi adalah runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium,ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba uterus,undulasi tuba dan gerakan silia men ggerakan ovum sepanjang tuba.bila ovum gagal bertemu sperma dalam waktu 48 jam maka ovum akan mati dan hancur. Inseminasi adalah ekspulsi semen dari uretra pria kedalam vagina wanita.beberapa juta sperma masuk kedalam vagina sebagai saluran reproduksi setiap kali ejakulasi semen.dengan menggerakan ekornya dan dengan bantuan kontraksi muskuleryang mengelilinginya,sperma bergerak melalui uterus dan kedalam tuba falopi dengan kecepatan 1 kaki/jam.sperma hidup selama beberapa hari .bila ovulasi terjadi maka ovum akan dibuahi segera setelah meninggalkan ovarium pembentukan zigot begitu sperma memasuki ovum ekornya dilepaskan dan kepalanya membesar untuk membentuk pronukleus laki-laki. nukleous ovum merupakan pronukleus wanita. Kedua nukleus yang masing-masing mempunyai 23 kromosom bersatu dan membentuk sel pertama yang kemudian akan membelah menjadi jutaan ,setiap sel ini mengandung 46 kromosom,seluruh sel ini membentuk sel baru .sel baru yang pertama disebut zigotpembelahan sel sekitar 24 jam setelah konsepsi zigot mengalami pembelahan dengan proses menarik yang disebut mitosis ovum membelah dan membelah lagi setiap 12 sampai 15 jam mengikuti gerakan perlahan menuju tuba fallopii,segera ovum berbentuk seperti kelereng atau morula,sekitar 6 hari kemudian ketika ovum mencapai rongga uterus terjadi perubahan terbesar di dalamnya. Sel-sel membentuk dirinya sendiri menjadi lapisan luar dan kelompok sel-sel bagian dalam yang menonjol ke dalam rongga,cairan memenuhi ruang diantara lapisan dan kelompok ini sekarang disebut blastoderm atau blastula implantasi atau nidasi sebagaimana blastula bergulir ke dalam rongga uterus,ia kehilangan membran luarnya yang disebut zona pelusida,blastula kemudian bersiap untuk menjalani implantasi atau nidasi dalam endometrium,dengan berjalannya waktu nidasi terjadi tahap embrionik (hari ke 10 sampai minggu ke 8) dengan berakhirnya minggu kedua masa gestasi,ovum terbenam seluruhnya dan tropoblas yang mengelilinginya mulai membentuk korion atau kantung bagian luar.korion menjalarkan ratusan sel-sel yang menonjol yang disebut vili yang menembus desidua dan mewmberikan bentuk groundwork untuk plasenta,sel-sel sitotropoblastik pada korion menghasilkan hormon korionik gonadotropin,hormon ini diekresikan dalam urine wanita dan digunakan sebagai dasar pemeriksaan kehamilan embrio berkembang dari stalk body di dalam rongga amnion,membran amnion melapisi rongga yang secara normal mengandung cairan yang disebut cairan amnion,didalamnya embrio terapung dengan aman,korion ditutupi seluruhnya oleh lapisan luar vili,semua struktur ini terpendam dibawah desidua dan disebut vesikel korionik.vili korionik akan menghilang,dan hanya meninggalkan vili pada tempat implantasi. Kemudian area ini akan menjadi plasenta dengan berakhirnya minggu ketujuh masa gestasi semua sistem tubuh esensial telah terbentuk sistem sirkulasi janin sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi dalam perkembangan manusia. pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. pada akhir minggu ketiga tabung jantung mulai berdenyut dan sistem kardiovaskuler primitif berhubungan dengan embrio,korion dan yolk sac,selam minggu keempat dan kelimajantung berkembang menjadi empat serambi. Pada tahap akhir masa embrio perkembangan jantung lengkap paru-paru janin tidak berfungsi untuk pertukaran udara pernafasan,sehingga jalur sirkulasi khusus dibentuk untuk menggantikan fungsi paru-paru. Darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi mengalir dari plasenta dengan cepat melalui vena umbilikalis ke dalam abdomen janin,ketika vena umbilikalis mencapai hati,vena ini bercabang dua,satu vena mengalirkan darah yang mengandung oksigen melalui hati,kebanyakan darah melalui duktus venosus arantii menuju ke vena kava inferior.di vena kava inferior darah bercampur dengan darah yang tidak mengandung oksigen yang berasal dari kaki dan abdomen janin,dalam perjalanannya menuju atrium kanan sebagian besar darah ini mengalir langsung melalui atrium kanan dan melalui foramen ovale,satu muara menuju ke atrium kiri. Di atrium kiri darah bercampur dengan sejumlah kecil darah yang tidak mengandung oksigen dari paru janin melalui vena pulmoner,darah mengalir ke dalam ventrikel kiri dan dipompa masuk ke dalam aorta.di aorta,arteri yang menyuplai jantung,kepala,leher dan lengan menerima sebagian besar darah yang kaya oksigen.pola yang mengalirkan oksigen dan nutrien berkadar tertinggi ke kepala,leher dan lengan ini membantu perkembangan sefalokaudal embrio-janin darh terdeoksigenasi yang kembali dari kepala dan lengan masuk ke atrium kanan Lalu menuju vena kava superior.darah ini langsung dialirkan ke bawah menuju ventrikel kanan.sejumlah kecil darah bersirkulasi melalui jaringan paru yang memiliki tahanan,tetapi sebagian besar mengalir melalui jalur yang dengan tahanan yang lebih kecil menuju duktus arteriosus kemudian ke aorta dan terus menuju arteri keluar yang memperdarahi kepala dan lengan dengan darah yang mengandung oksigen.darah yang miskin oksigen mengalir melalui aorta abdominalis dan masuk ke dalam arteri iliaka interna,tempat arteri umbilikalis secara langsung mengembalikan sebagian besar darah ke plasenta melalui tali pusar. 3. Faktor-faktor yang mengubah peredaran darah janin Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh : a. Berkembangnya paru-paru janin berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran co2 dan o2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli. Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat. b. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin. c. Terbentuknya adult haemoglobin (tipe a) terbentuknya adult haemoglobin (tipe a) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan co2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran o2 dan co2 di paru-paru. F. Macam Macam Bentuk Panggul Klasifikasi menurut (Soebachman, A & Kissantie. 2012 ), bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu: 1. Panggul Gynecoid Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita. 2. Panggul Android Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%. 3. Panggul Anthropoid Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita. 4. Panggul Platypeloid Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita. DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Paul D. 2008. Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
Luklukaningsih, zuyina. 2011. Anatomi dan fisiologi manusia. Yogyakarta: nuha
medika. Proverawati & Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha medika Soebachman, A & Kissantie. 2012. Rahasia Pintar Kesehatan Wanita. Yogyakarta: IN Azha Books. Widyastuti, yani dkk. 2009. Kesehatan Repoduksi. Yogyakarta: Fitrama.