Você está na página 1de 14

Mata kuliah : KMB I

DOSEN MK : Ns.U.B.Ohorella.S.Kep,M,Kep.Sp.,KMB

DISUSUN OLEH: KELOMPOK III(IIA)

UMI MIRJAN MUKADAR

NAFSIA TUANKOTTA

RAMON ADI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI

T.A 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “COR PULMUNALE” .
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan yang disebabkan oleh pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Namun kami
berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik.Maka dari
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang dari pembaca.
Akhir kata, kami sampai kan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita. Amin

Masohi Oktober 2018

Penyusun

Kelompok III

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................


KATA PENGANTAR ..............................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................


A. Latar Belakang ...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................


A. Defenisi…………………………………………………..................................…….…
B. Etiologi……………………………………………………...................................…….
C. Patofisiologi…………………………………………………...................................….
D. Manifestasi klinis………………………………………….…......................................
E. Pemeriksaan Diagnostik……………………………………...................................…
F. Komplikasi…………………………………………………….......................................
G. Penatalaksanaan Medik………………………………………....................................
H. Konse Askep…………………………………...................................….……….........
1. Pengkajian………………………………………..…..................................………
2. Diagnosa keperawatan…………………………................................………….…
3. Rencana keperawatan…………………………………..…................................…
4. Prioritas Masalah……………………………………………….........................…..
5. Tujuan dan Kriteria Hasil….………………………………………........................
6. Intervensi dan Rasional………………………...………………............................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pulmonary Heart Disease atau Cor pulmonal didefinisikan sebagai suatu
perubahan dalam struktur dan fungsi ventrikel kanan yang disebabkan oleh
gangguan utama dari sistem pernapasan.Hipertensi paru adalah hubungan umum
antara disfungsi paru-paru dan jantung di cor pulmonal. Penyakit ventrikel kanan sisi
disebabkan oleh kelainan primer dari sisi kiri ventrikel kanan sisi disebabkan oleh
kelainan primer dari sisi kiri jantung atau penyakit jantung bawaan tidak dianggap
pulmonale cor, tapi pulmonale cor dapat mengembangkan sekunder untuk berbagai
proses penyakit cardiopulmonary. Meskipun pulmonale cor umumnya memiliki
progresif dan perlahan-lahan saja kronis, onset akut atau pulmonale cor diperburuk
dengan komplikasi yang mengancam kehidupan dapat terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kor pulmonal?
2. Apaetiologi/ faktor pencetus kor pulmonal?
3. Apa saja manifestasi klinis kor pulmonal?
4. Bagaimana patofisiologikor pulmonal?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik padakor pulmonal?
6. Bagaimana penatalaksanaan klien dengankor pulmonal?
7. Apa komplikasi darikor pulmonal?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pasien dengan kor pulmonal ?

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendapatkan gambaran
epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan
penyakit kor pulmonal.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memberikan keperawatan yang tepat untuk pasien.
b. Agar dapat mengetahui penyebab kor pulmonal.
c. Agar dapat mengetahui gejala kor pulmonal
d. Agar dapat mengetahui cara penanggulangan kor pulmonal.
e. Agar dapat mengetahui cara pencegahan kor pulmonal.
f. Dapat membuat asuhan keperawatan mengenai penyakit kor pulmonale

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Cor pulmunale atau pulmonary heart diseaseadalah pembesaran ventrikel
kanan (hipertrofi dan/atau dilatasi) yang terjadi akibat kelainan paru, kelainan dinding
dada, atau kelainan pada kontrol pernafasan.kor pulmonal dapat terjadi akut maupun
kronik.Penyebab kor pulmonal akut tersering adalah emboli paru masif, sedangkan
kor pulmonal kronik sering disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Kor pulmonal adalah suatu keadaan diaman terdapat hipertopi dan atau
dilatasi dari ventrikel kanan sebagai akibat dari hipertensi ( arteri) pulmonal yang
disebabkan oleh penyakit intrinsic dari parenkhim paru , dinding toraks maupun
vaskuler paru.
kor pulmonal adalah terjadinya pembesaran dari jantung kanan ( dengan atau
tanpa gagal jantung kiri) sebagai akibat dari penyakit yang mempengaruhi sturktur
atau fungsi dari paru-paru atau vaskularisasinya, ( irman sumantri 2009 )

B. Etiologi
1. Penyakit paru menahun dengan hipoksia :
a. Penyakit paru obstrutif kronik,
b. Fibrosis paru,
c. Penyakit fibrokistik,
2. Kelainan dinding dada :
a. Kifos koliosis, torakoplasti, fibrosis pleura,
b. Penyakit neuromuscular,
3. Gangguan mekanisme control pernafasan :
a. Obesitas, hipoventilasi idopatik,
b. Penyakit serebro vascular.
4. Obstruksi saluran nafas atas pada anak :
a. Hipertrofi tonsil dan adenoid.
5. Kelainan primer pembuluh darah :
a. Hipertensi pulmonale primer emboli paru berulang dan vaskulitis pembuluh
darah paru.
6. Kor pulmonal pada lansia karena sering didapati dengan kebiasaan merokok dan
terpapar polusi. Hal ini di dasarkan pada epidemiologi penyakit-penyakit yang
menjadi penyebab kor pulmonal, karena hipertensi pulmonal merupakan dampak
dari beberepa penyakit yang menyerang paru-paru.

5
7. Untuk kasus anak-anak, umumnya terjadi kor pulmonal akibat obstruksi saluran
napas atas seperti hipertrofi tonsil dan adenoid.
8. Jenis pekerjaan yang dapat menjadi resiko terjadinya kor pulmonal adalah para
pekerja yang sering terpapar polusi udara dan kebiasaan merokok yang tinggi.
9. Lingkungan tempat tinggal yang dapat menjadi resiko terjadinya kor pulmonal
adalah lingkungan yang dekat daerah perindustrian, dan kondisi rumah yang
kurang memenuhi persyaratan rumah yang sehat. Contohnya ventilasi rumah
yang kurang baik, hal ini akan semakin memicu terjadinya penyakit-penyakit paru
dan berakibat terjadinya kor pulmonal.

C. Patofisiologi
Kor pulmonal dapat terjadi pada emboli paru masif terjadi obstruksi akut yang
luas pada pembuluh darah paru akibatnya adalah tahanan vesicular paru
meningkat dan hipoksia akibat pertukaran gas ditengah kapiler- alveolar yang
terganggu, akibat hipoksia tersebut akan menyebabkan pasokontruksi pembuluh
darah lalu terjadilah tekanan pembuluh darah arteri paru yang meningkat ( hipertensi
pulmonal ) .
hipertensi pulmonal akut yang terjadi secara akut tidak memberikan waktu
yang cukup bagi ventrikel kanan untuk berkompensasi, sehingga terjadilah gagal
jantung kanan akut. gagal jantung kanan mulai terjadi jika tekanan arteri pulmonalis
meningkat tiba-tiba melebihi 40-45 mmHg.
Gagal jantung kanan akan ditandai dengan sesak nafas yang terjadi secara
tiba-tuba, curah jantung menurun ( low output state ) sampai syok.

D. Manifestasi Klinis
Informasi yang didapat bisa berbeda-beda antarasatu penderita yang satu dengan
yang lain tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan pulmonary heart
disease.
1. Kor-pumonal akibat Emboli Paru : sesak tiba-tiba pada saat istirahat, kadang-
kadang didapatkan batuk-batuk, dan hemoptisis.
2. Kor-pulmonal dengan PPOM : sesak napas disertai batuk yang produktif (banyak
sputum).
3. Cor pulmonal dengan Hipertensi Pulmonal primer : sesak napas dan sering
pingsan jika beraktifitas (exertional syncope).
4. cor pulmonal dengan kelainan jantung kanan : bengkak pada perut dan kaki
serta cepat lelah.

6
5. Gejala predominan pulmonary heart disease yang terkompensasi berkaitan
dengan penyakit parunya, yaitu batuk produktif kronik, dispnea karena olahraga,
wheezing respirasi, kelelahan dan kelemahan.Jika penyakit paru sudah
menimbulkan gagal jantung kanan, gejala - gejala ini lebih berat.Edema
dependen dan nyeri kuadran kanan atas dapat juga muncul.
6. Tanda- tanda pulmonary heart disease misalnya sianosis, clubbing, vena leher
distensi, ventrikel kanan menonjol atau gallop ( atau keduanya), pulsasi sternum
bawah atau epigastrium prominen, hati membesar dan nyeri tekan, dan edema
dependen.

E. Test Diagnostik
1. Gambaran radiologis
a. Pada tingkat kor pulmonal,jantung terlihat membesar karena adanya dilatasi
dan hipertrofi ventrikel kanan.Hal ini kadang-kadang sulit dinyatakan pada
foto dada karena adanya hiperinflasi paru (misalnya pada emfisema).Selain
itu didapatkan juga diafragma yang rendah dan datar serta ruang udara
retrosternal yang lebih besar, sehingga hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan
tidak membuat jantung menjadi lebih besar dari ukuran normal.
2. Gambaran elektrokardiogram
Pada tingkat awal (hipoksemia) EKG hanya menunjukkan gambaran sinus
takikardia.
a. Gelombang P mukai tinggi pada lead II
b. Depresi segmen S-T di II, III, Avf
c. Gelombang T terbalik atau mendatar di V1-3
d. Kadang-kadang teadapat RBBB incomplete atau complete

Pada tingkat pulmonary heart disease dengan hipertrofi ventrikel kanan, EKG
menunjukkan.

1) Aksis bergeser ke kanan(RAD) lebih dari +90


2) Gelombang P yang tinggi (P pulmonal) di II, III,Avf
3) Rotasi kea rah jarum jam (clockwise rotation)
4) Rasio R/S di V1 lebih dari 1
5) Rasio R/S di V6 lebih dari 1
6) Gelombang S dalam di V5 dan V6 (S persissten di prekordial kiri)
7) RBBB incomplete atau incomplete.

7
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya polisitemia (Ht > 50%), tekanan
oksigen (PaO2) darah arteri < 60 mmHg,tekanan karbondioksida (PaO2) >50
mmHg.

F. Komplikasi
1. Sinkope
2. Gagal jantung kanan
3. Edema perifer
4. Kematian

G. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen, untuk mengurangi tekanan arteri pulmonal dan tahanan vasikuler
paru.
2. Diuretik.
Diuretik di gunakan pada klien dengan pulmonary heart disease kronis, terutama
ketika pengisian ventrikel kiri terlihat meninggi dan pada edema perifer. Diuretic
berperan dalam peningkatan fungsi dari ventrikel kanan maupun kiri.
3. tirah baring untuk mengurangi edema perifer.

8
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
meliputitiga aktifitas yaitu : mengumpulkan data secara sistematis, memilah dan
mengatur data yang telah dikumpulkan dan mendokumnetasikan data dalam format
yang telah disepakati.
Dalam pengumpulan data harus menggambarkan dua hal yaitu : status
kesehatan pasien dan kekuatan pasien dan masalah yang di alami ( actual atau
resiko ). dalam melakukan pengkajian ada beberapa data yang perlu diketahui
seperti :
a. Identitas pasien.
identitas meliputi nama, usia, alamat, pekerjaan Identitas Pasien, jenis kelamin, ,
pendidikan dan status ekonomi dan identitas lainnya.
b. riwayat kesehatan dimana meliputi keluhan utama Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit biasanya padaPasien dengan kor
pulmonal sering mengeluh sesak, nyeri dada.
c. Riwayat penyakit saat ini
Pada pasien kor pulmonal, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah
letih, sesak, nyeri dada, batuk yang tidak produktif. Perlu juga ditanyakan mulai
kapan keluhan itu muncul.Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
Penyebab kelemahan fisik setelah melakukan aktifitas ringan sampai berat:
1. Seperti apa kelemahan melakukan aktifitas yang dirasakan, biasanya disertai
sesak nafas.
2. Apakah kelemahan fisik bersifat local atau keseluruhan system otot rangka
dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan pergerakan.
3. Bagaimana nilai rentang kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
4. Kapan timbulnya keluhan kelemahan beraktifitas, seberapa lamanya
kelemahan beraktifitas, apakah setiap waktu, saat istirahat ataupun saat
beraktifitas

d. Riwayat penyakit dahulu


Klien dengan kor pulmonal biasanya memilki riwayat penyakit seperti penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK), fibrosis paru, fibrosis pleura, dan yang paling
sering adalah klien dengan riwayat hipertensi pulmonal.
e. kemudian melakukan pemeriksaan fisik.

9
1) Pernafasan.
a) Pola napas : irama tidak teratur
b) Jenis: Dispnoe
c) Suara napas: wheezing
d) Sesak napas (+)
2) Paskularisasi
a) Irama jantung : ireguler s1/s2 tunggal (-)
b) Nyeri dada (+)
c) Bunyi jantung: murmur
d) CRT : tidak terkaji
e) Akral : dingin basah
3) Pemeriksaan pada bagian kepala.
a) Penglihatan (mata):
b) Pupil : tidak terkaji
c) Selera/konjungtiva : tidak terkaji
d) Gangguan pendengaran/telinga: tidak terkaji
e) Penciuman (hidung) : tidak terkaji
f) Pusing
g) Gangguan kesadaran
4) Pemeriksaan urin
a) Jumlah : kurang dari 1-2 cc/kg BB/jam
b) Warna : kuning pekat
c) Bau : khas
d) Oliguria
5) Pemeriksaan nutrisi
a) Nafsu makan : menurun
b) Mulut dan tenggorokan : tidak terkaji
c) Abdomen : asites
d) Peristaltic : tidak terkaji
6) Pemeriksaan kekuatan otot
a) Kemampuan pergerakan sendi: terbatas
b) Kekuatan otot : lemah
c) Turgor : jelek
d) Oedema

2. Diagnosa keperawatan
Adapun diagnose pada penyakit kor pulmonal ialah :
a. gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kurangnya suplay oksigen,
b. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sempitnya lapang respirasi dan
penekanan toraks.
c. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan nafsu makan ( energy lebih bnayak digunakan untuk usaha bernafas)
d. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen/kebutuhan,
kelemahan umum & tirah baring lama/imobilisasi
3. Rencana keperawatan
a. gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kurangnya suplay oksigen

10
Tujuan : pola nafas pasien berangsur-angsur membaik dalam waktu 1 X 24
jam.
Kriteria Hasil :
1) pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi.
2) frekuensi pernafasan 16- 24 kali permenit tanpa menggunakan otot bantu
pernafasan.
3) tidak terjadi distress pernafasan.
4) pasien tidak sianosis
intervensi dan rasional :
a) observasi tanda-tanda vital dan irama jantung.
rasional : takhikardia dan perubahan TD dapat menunjukkan efek
hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
b) atur posisi semi powler.
rasional :memakasimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan
dan menurunkan resiko aspirasi.
c) kaji secara rutin kulit dan warna membrane mukosa.
rasional : mengetahui adanya sianosis.
d) kolaborasi dalam pemberian oksigen melalui kanula nasal atau sungkup.
rasional : mempertahankan kadar O2 dalam tubuh pasien.

b. ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sempitnya lapang respirasi dan


penekanan toraks.
Tujuan : jalan nafas dapat kembali efektif dalam waktu 1X 24 jam.
Kritera Hasil :
1) pasien menunjukkan perilaku pencapaian bersihan jalan nafas.
2) tidak terjadi dispneu.
3) tidak ada bunyi nafas tambahan
4) pasien mampu melakukan tekhnik batuk efektif.
intervensi dan rasional :
a) Berikan air minum yang hangat.
rasional : air hangat membantu mengencerkan dahak
b) bantu klien latihan teknik nafas dalam.
rasional :ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan
meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas besar untuk
di mkeluarkan.
c) ajarkan pasien tehknik batuk efektif.

11
rasional :batuk yang terkontrol dan efektif dapat memudahkan
pengeluaran secret yang melekat di jalan nafas.
d) kolaborasi pemberian obat dengan cara nebulizer
rasional : pemberian nebulizer akan langsung menuju area bronchus
yang mengalami spasme sehingga cepat berdialatasi.

c. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


penurunan nafsu makan ( energy lebih bnayak digunakan untuk usaha bernafas)
Tujuan :kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan menunjukkan peningkatan
nafsu makan dan mempertahankan berat badan.
Kriteria Hasil :
1) gizi untuk kebutuhan metabolic dapat terpenuhi.
2) nafsu makan membaik atau meningkat.
3) tidak terjadi penurunan berat badan.
Intervensi dan rasional
a) Timbang BB setiap hari.
Rasional :Memberikan informasi tentang kebutuhan diet.
b) Dorong tirah baring dan pembatasan aktifitas selama sakit.
Rasional :Menurunkan kebutuhan metabolic untuk mencegah penurunan
kalori
c) Berikan perawatan mulut terutama sebelum makan.
Rasional :Mulut yang bersih dpaat meningkatkan selera makan.
d) kolaborasi dengan tim gizi untuk menetukan diet TKTP rendah serat.
Rasional :Protein untuk penyembuhan integritas jaringan rendah serat
menurunakn peristaltic usus terhadap makanan.
d. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen/kebutuhan,
kelemahan umum & tirah baring lama/imobilisasi
Tujuan : setelah diberikan assuhan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan
klien dapat melakukan aktifitas dengan baik.
Kriteria Hasil :
1) klien menunjukkan peningkatan terhadap toleransi aktifitas.
2) klien dapat melakukan aktifitas tanpa sesak nafas dan kelemahan.
3) mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan di tunjukkan dengan daya
tahan, menunjukkan penghematan energi.
intervensi dan rasional :
a) Beri bantuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.

12
rasional : ajarakn klien bagaimana meningkatkan rasa control mandiri
dengan kondisi yang ada.
b) Ajarkan klien bagaimana menghadapi aktifitas menghindari kelelahan dan
berikan periode istirahat tanpa gangguan di antara aktifitas.
rasional :Istirahat memungkinkan tubuh memperbaiki energy yang digunakan
selama aktifitas
c) Kolaborasi dengan ahli gizi mengenai menu makanan pasien
rasional :Dengan ahli gizi, perawat dapat menentukan jenis-jenis makanan
yang harus dikonsumsi untuk memaksimalkan pembentukan
energy dalam tubuh pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Boedi Seosetyo Joewono, Prabowo Pramonohadi, (2003)”ilmu penyakit jantung”


jl.mulyorejoSurabaya : Airlangga University Press.

Muttaqin, A. (2012) “ Asuhan Keperawatan Dengan Gnagguan Sistem Pernafasan “


Jakarta: Salemba Medika.

Tabrani, R. (2010) “ ilmu penyakit paru” Jakarta : Trans Info Media.

14

Você também pode gostar