Você está na página 1de 2

inform consent adalah persetujuan yang diperoleh dokter sebelum

melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan medik apa pun yang

akan dilakukan. Namun dalam pelayanan kesehatan, pengertian khusus

yang sering digunakan yaitu persetujun atau izin tertulis dari pasien /

keluarga pasien pada tindakan operatif atau tindakan invasif lain yang

beresiko.

Ada pun peraturan perundangan untuk persetujuan tindakan

mediki “bersifat umum” sebagai berikut(4) :

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989

tertanggal 4 September 1989 tentang Persetujuan Tindakan

Medik.

2. Fatwa pengurus IDI Nomor : 319/PB/A.4/88 tertanggal 22 Februari

1988 tentang informed consent.

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

749.a/Men.Kes./Per/XII/1989 tertanggal 2 Desember 1989 tentang

Rekam Medis / Medical Record.

4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tertanggal 17 September

1992 tentang kesehatan.v

Peraturan Informed Consent apabila dijalankan dengan baik antara

Dokter dan pasien akan sama-sama terlindungi secara Hukum. Tetapi

apabila terdapat perbuatan diluar peraturan yang sudah dibuat tentu

dianggap melanggar Hukum. Dalam pelanggaran Informed Consent telah

diatur dalam pasal 19 Permenkes No. 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan

Tindakan Kedokteran, dinyatakan terhadap dokter yang melakukan

tindakan tanpa Informed Consent dapat dikenakan sanksi berupa teguran

lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan Surat Ijin Praktik.


Informed Consent merupakan proses komunikasi antara dokter dan pasien tentang kesepakatan
tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap pasien.yang kemudian dilanjutkan dengan
penandatanganan formulir Informed Consent secara tertulis. Hal ini didasari atas hak seorang pasien
atas segala sesuatu yang terjadi pada tubuhnya serta tugas utama dokter dalam melakukan
penyembuhan terhadap pasien. Tujuan pemberian informasi secara lengkap mengenai penyakit serta
tindakan medis yang akan dilakukan adalah agar pasien bisa menentukan sendiri keputusannya sesuai
dengan pilihannya sendiri. Secara umum formulir Informed consent yang disediakan di Bangsal Penyakit
Dalam RSUP dr. Kariadi telah memenuhi aspek hukum perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320
dan Pasal 1321 KUHPerdata. Dalam pelaksanan persetujuan tindakan medis yang diteliti dapat
disimpulkan bahwa terdapat antara informasi diberikan oleh dokter mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan dengan pengertian yang didapat oleh pihak pasien. Hal ini disebabkan karena adanya
kesenjangan pengetahuan yang dimiliki dokter dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak pasien.

Undang-Undang Kesehatan yang baru (UUK No. 36 Tahun 2009), informed consent (menggunakan istilah
bukan informed consent) sudah lebih banyak disinggung. Misalnya pada pasal 8 yang berbunyi, “Setiap
orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan
yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan”.

Selanjutnya pasal 56 ayat 1 berbunyi: “Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau
seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami
informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap”.

Você também pode gostar