Você está na página 1de 11

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK

INDONESIA
UNIVERSITAS TERBUKA
http : //www.ut.ac.id

Tugas1_PUST4421

ANITA
NIM : 030559777

( Mahasiswa UPBJJ-UT Pontianak )


Prodi : S1-Ilmu Perpustakaan
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah tentang Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan
Minat Baca Siswa di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat
Baca Siswa di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif dengan populasi adalah seluruh siswa SD Inpres Palakka,
Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, pengambilan sampel dilakukan secara rumpun (claster
sample) yaitu semua siswa mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan
sebagai individu, akan tetapi sebagai kelompok dalam kelas.Teknik pengumpulan data yaitu
data primer dan data sekunder, serta dalam menganalisis data digunakan analisis data
kualitatif.

PENDAHULUAN
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen yang turut menentukan tujuan yang
telah ditetapkan di sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah harus diciptakan
sedemikian rupa agar benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar.
Perpustakaan sekolah ialah sarana penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai
pelestari ilmu pengetahuan dan di lain pihak juga sebagai sumber bahan pendidikan yang akan
diwariskan kepada generasi yang lebih muda. ”Secara nyata perpustakaan sekolah merupakan
sarana untuk proses belajar dan mengajar bagi guru maupun bagi murid” Menurut Mudyana
dan Royani (dalam Sinaga, 2004 : 16).

Tujuan perpustakaan sekolah adalah pendidikan, artinya tidak saja bertujuan untuk
mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi juga sebagai proses belajar mengajar.
Perpustakaan sekolah yang telah banyak meningkatkan konsep-konsep kependidikan,
merupakan pusat informasi yang dapat membangkitkan minat baca, pusat integrasi kegiatan
pendidikan di mana para siswa, guru-guru dan pustakawan dapat bekerja sama dalam
memperluas pengetahuan dan pengalaman demi tercapainya tujuan pendidikan. Perpustakaan
sekolah memegang peranan yang penting, seperti yang tertuang dalam Undang-undang
Perpustakaan No. 43 tahun 2007 pasal 23 ayat 1 yang berbunyi ”Setiap sekolah/madrasah
wajib menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan”.

Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang
memadai baik dari segi kuantitas maupun dalam kualitas bacaan Oleh karena itu peran
perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca
(Darmono, 2004 : 187). Salah satu langkah yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya
proses belajar mengajar yang diharapkan perlu adanya kegiatan membaca. Membaca pada
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir psikolinguistik dan
metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan menerjemahkan simbol tulis (huruf)
kedalam kata lisan. Sebagai proses berfikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata,
pemahaman literal interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa
berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus Crawley dan Mountain
(dalam Rahim, 2005:2).

Pembinaan minat baca pada hakikatnya salah satu usaha untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di sekolah yang menaunginya. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya
untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya
perpustakaan sekolah diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca.
Mengingat minat baca siswa masih sangat rendah dan belum berkembang dengan sepenuhnya.
Sebab dengan membaca berarti dapat menambah pengetahuan, menambah ide-ide baru dan
memperluas pandangan

Untuk membina dan mengembangkan minat baca tidak bisa terlepas dari pembinaan
kemampuan membaca. Pembinaan ini dapat berupa pemberian pelayanan yang ada di
perpustakaan sekolah. Semakin baik pelayanan perpustakaan di sekolah, maka minat baca
akan semakin meningkat. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat edukasi, berarti
perpustakaan sekolah berfungsi sebagai guru atau sebagai pusat belajar mengajar yang
menyajikan kebutuhan para siswa. Di perpustakaan sekolah harus tersedia bahan pelajaran
yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum.

Ternyata dengan adanya fasilitas perpustakaan di SD Inpres Palakka Kecamatan, Kabupaten


Barru, perpustakaan tersebut ramai dikunjungi oleh siswa. Hal ini terlihat dari statistik
pengunjung perbulan sebanyak 50 orang. Masalah mengenai minat baca dikalangan siswa
bukan merupakan hal baru yang dibahas berbagai kalangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran tentang peranan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa-siswi
di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa yang ada di sekolah SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru sebanyak 87 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara rumpun (claster
sample) yaitu semua siswa mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel bukan sebagai
individu, akan tetapi sebagai kelompok dalam kelas. Menurut Sumadi Suryabrata (2011:36)
mengatakan bahwa penelitian murid-murid sekolah biasanya menggunakan teknik
pengambilan sampel secara rumpun (claster sampel), dimana siswa mendapat peluang sama
untuk menjadi sampel bukan murid secara individu, melainkan secara kelompok. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) data primer, yakni teknik pengumpulan data
melalui wawancara dan observasi secara langsung hal yang terjadi di lapangan. Menurut
Sugiono (2009:125) mengatakan bahwa tahapan analisis data kualitatif terdiri dari tahapan
penjelajahan yakni memilih situasi sosial, serta wawancara kepada informan; 2) data sekunder,
yakni teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan sumber-sumber informasi ilmiah yang
berkaitan dengan materi penelitian berupa buku-buku, karya ilmiah, dan berbagai literatur
lainnya sebagai bahan referensi penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian yang diperoleh peneliti memberikan gambaran bahwa peranan
perpustakaan sekolah terhadap peningkatan minat baca siswa-siswi di SD Inpres
Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru dengan menggunakan beberapa indikator
yang diukur dalam menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti. Adapun indikator
tersebut antara lain : (1) Koleksi menarik dibaca, sesuai kurikulum (2) memberikan
kemudahan dalam mendapatkan bahan bacaan; (3) memberikan kebebasan membaca secara
leluasa kepada siswa; (4) pengelolaan perpustakaan yang baik; (5) melakukan promosi dan
pembinaan minat baca. Masing-masing indikator diukur dengan menggunakan skala
pengukuran (sangat baik/menarik, baik/menarik, kurang baik/menarik, tidak baik/menarik).

Indikator Pertama, Koleksi menarik, sesuai kurikulum adalah perpustakaan sebagai pusat
informasi dan sarana belajar mengajar di sekolah menyediakan bahan bacaan yang berkualitas
dan menarik dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, seperti buku-buku pengetahuan
umum, buku paket pelajaran, buku fiksi, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Dari hasil
penelitian menggambarkan bahwa koleksi yang ada di perpustakaan SD Inpres Palakka,
Kecamatan Barru, Kabupaten Barru pada umumnya siswa-siswi yaitu kelas 6 dan 5
menyatakan menarik dan baik. Dari hasil observasi dan wawacanra langsung dengan siswa
dapat diketahui bahwa buku-buku atau non buku bahan bacaan yang ada di perpustakaan SD
Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru menarik, sesuai kurikulum dan dapt
dijadikan sebagai bahan rujukan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru seperti
buku-buku cerita atau fiksi, majalah, dam materi pelajaran masih baru-baru, sedangkan siswa-
siswi kelas 4 dan 3 menyatakan kurang menarik. Menurut siswa-siswi tersebut, bahwa buku
yang ada di perpustakaan masih kurang, buku-buku fiksi terbatas, kemudian tidak sesuai
seleranya, hanya materi pelajaran yang banyak. Hal ini dapat dilihat dari data statistik
pemgunjung yang meminjam buku dan peminat setiap buku bahan bacaan yang ada rata-rata
peminjam dalam perbulan sebesar 40 orang.

Hasil wawancara peneliti dengan kelompok siswa-siswi kelas 3,4,5,6 tentang Koleksi menarik,
sesuai kurikulum yang ada di perpustakaan SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru ada dua tanggapan yakni kelompok kelas 5 dan 6 memberikan tanggapan sebagai
berikut:
“Tanggapan kelas 5 dan 6 menyatakan koleksi yang ada di perpustakaan seperti buku-buku
paket pelajaran, buku-buku umum, buku fiksi, majalah, dan surat kabar menarik dan sesuai
dengan kurikulum, karena koleksi tersebut sangat membantu dalam menambah ilmu
pengetahuan yang tidak didapatkan dalam bangku sekolah pada saat guru mengajar.
Sedangkan tanggapan kelompok kelas 3 dan 4 yakni bahan bacaan yang ada di perpustakaan
SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru kurang menarik, karena bahan bacaan
yang ada kebanyakan buku-buku paket pelajaran, buku-buku umum isinya masih susah
dipahami, buku fiksi terbatas, majalah masih kurang, dan surat kabar terbatas atau hanya
dibaca oleh kalangan guru” (Hasil wawancara tanggal …Maret 2016)
Koleksi menjadi salah satu elemen penting dalam eksistensi sebuah perpustakaan. Koleksi
dapat menjadi motivator pagi pemustaka untuk datang ke perpustakaan. Kualitas koleksi
menjadi salah faktor penentu apakah perpustakaan akan diakses oleh banyak pemustaka atau
tidak. Untuk dapat melakukan pembinaan minat baca masyarakat dan mampu memenuhi
kebutuhan informasi pemustaka sangat tergantung dari eksistensi koleksi yang dimiliki oleh
perpustakaan. Tanpa keberadaan koleksi perpustakaan tidak akan diakses oleh pemustaka
sehingga perpustakaan tidak akan mampu mencapai tujuannya secara maksimal.
Indikator kedua, memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada siswa adalah siswa
dalam memanfaatkan perpustakaan tidak ada pembatasan oleh petugas perpustakaan maupun
guru. Siswa SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru dapat memanfaatkan
perpustakaan secara maksimal pada jam sekolah, dan diberi waktu luang setiap harinya untuk
datang membaca ke perpustakaan.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa kebebasan membaca secara leluasa kepada siswa
serta kebebasan memanfaatkan perpustakaan secara maksimal setiap hari, rata-rata kelompok
(kelas 3,4,5, dan 6) siswa menyatakan bebas datang ke perpustakaan membaca serta
meminjam buku-buku yang ada di perpustakaan SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru,
Kabupaten Barru. Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara langsung dengan
siswa dan guru ternyata diketahui bahwa siswa diberi kebebasan dan diberi waktu luang untuk
datang ke perpustakaan membaca atau meminjam buku, bahkan setiap guru setelah jam
pelajaran atau jam istirahat guru mengarahkan siswa-siswinya untuk memanfaatkan
perpustakaan.

Hasil wawancara peneliti dengan kelompok siswa tentang kebebasan membaca secara leluasa
kepada siswa adalah siswa dalam memanfaatkan perpustakaan tidak ada pembatasan oleh
petugas perpustakaan maupun guru. Siswa SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru. Menurut siswa tersebut bahwa:
“Kami diberikan kebebasan untuk datang membaca, meminjam buku, mengerjakan tugas-
tugas atau pekerjaan rumah sama petugas perpustakaan dan guru. Setiap harinya kami masuk
ke perpustakaan, karena jam istirahat kami diarahkan untuk datang ke perpustakaan, sehingga
minat baca kami ada. Dan dari perpustakaan kami bisa melatih diri membaca dan menambah
ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan diruang kelas. (Hasil wawancara tanggal …Maret
2016).

Hasil wawancara di atas diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan
pengelola perpustakaan SD Inpres Palakka Kecamatan Barru Kabupaten Barru yang
mengatakan bahwa:
“Kami memberikan kebebasan kepada siswa pada jam istirahat, bahkan ada hari yang
ditentukan oleh setiap guru untuk datang ke perpustakaan membaca dan menggunakan
absensi dan wajib untuk mengikuti, kami bekerjasama petugas perpustakaan mengatur jadwal
yang resmi kepada siswa untuk memanfaatkan perpustakaan secara maksimal. Kemudian
setiap tugas yang kami berikan kepada siswa diarahkan untuk dikerjakan di perpustakaan”.
(Hasil wawancara tanggal…Maret 2016)
Membaca adalah salah satu jalan yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada
zaman sekarang sudah banyak bahan bacaan yang bermanfaat bagi pengembangan kehidupan.
Pada gilirannya minat baca seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat belajarnya.
Pembinaan minat baca pada hakikatnya salah satu usaha untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di sekolah yang menaunginya. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya
untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya
perpustakaan sekolah diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca.
Mengingat minat baca siswa masih sangat rendah dan belum berkembang dengan sepenuhnya.
Sebab dengan membaca berarti dapat menambah pengetahuan, menambah ide-ide baru dan
memperluas pandangan. Pengembangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pemeliharaan, penyempurnaan dan peningkatan. Untuk membina dan mengembangkan minat
baca tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca. Pembinaan ini dapat berupa
pemberian pelayanan yang ada di perpustakaan sekolah. Semakin baik pelayanan
perpustakaan di sekolah, maka minat baca akan semakin meningkat.

Indikator ketiga, pengelolaan perpustakaan yang baik adalah perpustakaan perlu dikelola
dengan baik sesuai dengan prinsip- prinsip manajemen agar tujuan dan fungsi perpustakaan
dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Salah tujuan dan
fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai salah satu pusat edukasi yaitu berfungsi sebagai
guru atau sebagai pusat belajar mengajar yang menyajikan kebutuhan para siswa. Pengelolaan
perpustakaan yang baik tentu sangat mempengaruhi daya minat baca siswa, karena
perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang mampu menyiapkan koleksi yang sesuai
dengan kebutuhan siswanya, mampu memberikan layanan yang baik kepada pemustakanya.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa rata-rata kelompok siswa ( kelas 3,4,5, dan 6)
memberikan tanggapan bahwa pengelolaan perpustakaan di SD Inpres Palakka, Kecamatan
Barru, Kabupaten Barru termasuk kategori baik. Setelah hasil observasi dan wawancara dari
berbagai informan memberikan penjelasan bahwa pengelolaan perpustakaan sekolah baik dari
segi koleksi, pengolohan, layanan yang ada di perpustakaan SD Inpres Palakka, Kecamatan
Barru, Kabupaten Barru termasuk baik. Namun masih menggunakan sistem pengelolaan
perpustakaan yang sederhana, dan belum semua kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar
pengelolaan perpustakaan sekolah yang baik. Hal ini dapat dilihat sistem pengolahan bahan
pustaka belum menggunakan sistem DDC, tapi masih menggunakan cara sendiri, susunan
buku di rak sudah rapi, tetapi belum dipisah sesuai klasternya, katalog belum ada, hanya
menggunakan buku inventaris, siswa langsung mencari buku yang dibutuhkan di rak.
Kelemahannya buku sering ditemukan terbongkar di rak.

Hasil wawancara peneliti dengan kelompok siswa tentang pengelolaan perpustakaan yang
baik di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Menurut siswa tersebut
bahwa:
“Koleksi yang ada di perpustakaan sudah lumayan, seperti buku paket sesuai dengan semua
kebutuhan siswa, buku-buku umum masih kurang, fiksi masih terbatas, atlas terbatas, majalah
masih kurang, dan lain-lain. Susunan buku di rak sudah rapi, mudah ditemukan apabila
mencari buku di rak, mudah meminjam, petugasnya ramah dan membantu dalam mencari
informasi, ruangan dan tempat membaca bersih, dan lain-lain”. (Hasil wawancara
tanggal …Maret 2016)

Hasil wawancara di atas diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan
pengelola perpustakaan SD Inpres Palakka Kecamatan Barru Kabupaten Barru yang
mengatakan bahwa:
“Pengelolaan perpustakaan di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru sudah
tergolong baik, susunan buku di rak rapi, semua koleksi sudah diberi kode punggung buku,
mudah ditemukan kalau dicari kembali, petugas perpustakaan baik, selalu membantu kalau
kita mencari buku-buku yang dibutuhkan, kemudian memberikan kesempatan setiap siswa
dalam meminjam buku. (Hasil wawancara tanggal….Maret 2016)

Perpustakaan perlu dikelola dengan baik sesuai dengan prinsip- prinsip manajemen agar
tujuan dan fungsi perpustakaan dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Hakekat manajemen secara sederhana pada dasarnya adalah proses
mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam hal ini tentunya tujuan organisasi harus terlebih dahulu didefinisikan secara jelas.
Pendefinisian secara operasional dari manajemen dapat dilakukan dalam bentuk program
yang akan dilaksanakan beserta sasaran yang konkrit dan operasional, untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan maka kegiatan manajemen di perpustakaan secara garis besar dapat
dilaksanakan berdasarkan fungi- fungsi manajemen pada umumnya. Terry mengelompokkan
fungsi manajemen dalam beberapa aspek seperti planning, organizing, actuating and
controlling, sedangkan menurut Henry Fayol fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
commanding, coordinating, controlling (Darmono, 2001: 15).

Indikator kelima, melakukan promosi dan pembinaan minat baca yaitu motivasi yang diberika
oleh perpustakaan terhadap peserta didik bekerjasama dengan guru dan pustakawan yang ada
di lingkungan sekolah tersebut. Promosi merupakan kegiatan penting pada suatu organisasi,
apalagi untuk organisasi yang bergerak di bergerak di bidang usaha dan jasa. Produk atau jasa
yang dihasilkan tidak ada gunanya jika tidak diketahui atau dimanfaatkan oleh konsumen.
Pembinaan minat baca adalah perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan
dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam jumlah maupun
dalam kualitas bacaan. Kedua indikator ini sangat ereat hubungan yaitu dengan melalui
berbagai promosi, perpustakaan dapat melakukan pembinaan minat baca sehingga siswa yang
ada di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru meningkat daya minat bacanya.
Hasil penelitian menggambarkan pada umumnya kelompok siswa (kelas 4,5,6) menyatakan
promosi dan pembinaan minat baca di perpustkaan SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru,
Kabupaten Barru sering dilakukan, sedangkan masih ada kelompok kelas 3 menyatakan
cukup sering dilaksanakan. Dari hasil observasi dan wawancara terhadap informan yang ada
memberikan penjelasan bahwa berbagai kegiatan promosi dan pembinaan minat baca yang
dilakukan oleh perpustakaan di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.
Kegiatan promosi ini biasanya dilaksanakan setiap semester yaitu setelah siswa selesai ujian
semester atau ulangan. Kemudian pembinaan minat baca, biasanya setiap minggu diwajibkan
siswa-siswi datang ke perpustakaan dengan menggunakan jadwal yang telah ditentukan oleh
guru bekerjasama dengan petugas perpustakaan, dan siswa diabsen.

Hasil wawancara peneliti dengan kelompok siswa tentang melakukan promosi dan pembinaan
minat baca di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Menurut siswa
kelompok kelas 4,5,6 tersebut bahwa:
“Promosi dan pembinaan minat baca di perpustakaan sering dilaksanakan, seperti pameran
buku, penataan ruangan perpustakaan, pembuatan poster-poster mengenai perpustakaan, dan
lain-lain, sedangkan pembinaan minat baca yang dilakukan perpustakaan seperti lomba
membaca dan diberika hadiah berupa buku dan alat tulis bagi yang juara, tugas yang diberikan
oleh guru-guru di kelas diwajibkan dikerja di perpustakaan. (Hasil wawancara
tanggal ….Maret 2016)
Hasil wawancara di atas diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan
pengelola perpustakaan SD Inpres Palakka Kecamatan Barru Kabupaten Barru yang
mengatakan bahwa:
“Kegiatan-kegiatan promosi dan pembinaan minat baca siswa dalam meningkatkan minat
baca siswa seperti mengadakan pameran buku, pembuatan poster-poster, melakukan
pembersihan dan penataan ruangan kerjasama dengan petugas perpustakaan,
mengikutsertakan mahasiswa bertugas di perpustakaan dengan bergantian waktu dengan
jadwal yang sudah ditentukan, loma membaca setiap 1 kali satu tahun sesuai dengan program
pemerintah”. (Hasil wawancara tanggal …Maret 2016).

Berdasarkan uraian diatas, kelima indikator tersebut yaitu koleksi menarik dibaca, sesuai
kurikulum, memberikan kemudahan dalam mendapatkan bahan bacaan, memberikan
kebebasan membaca secara leluasa kepada siswa, pengelolaan perpustakaan yang baik,
melakukan promosi dan pembinaan minat baca dari peranan perpustakaan sekolah terhadap
peningkatan minat baca siswa di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru pada
umumnya siswa dan informan lainnya menyatakan baik, adapun sekelompok siswa
menyatakan kurang baik yaitu kelas 3 dari salah satu indikator. Hal ini disebabkan siswa
tersebut masih kelas tiga belum terlalu memahami tentang pentingnya perpustakaan dalam
meningkatkan minat baca.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Pada
umumnya siswa dan informan lainnya di SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru menyatakan bahwa ke lima indikator peranan perpustakaan sekolah dapat
meningkatkan minat baca siswa di SD Inpres Palakka, Kecamatan barru, Kabupaten Barru
menyatakan baik/sesuai/sering, dan hanya sedikit siswa yaitu kelompok kelas 3 yang
menyatakan kurang baik/sesuai/sering. (2) Berbagai kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh
pengelola perpustakaan dan guru seperti menyediakan bahan bacaan yang menarik dan sesuai
kurikulum, memberikan tugas setiap kelas untuk membantu petugas perpustakaan untuk
menata ruangan perpustakaan, setiap siswa mempunyai jadwal untuk bertugas di perpustakaan,
guru dan petugas perpustakaan giat mempromosikan perpustakaan, mengadakan lomba
membaca.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan bahwa : (1) Khusus kelompok
kelas 3 yang masih kurang memahami pentingnya memanfaatkan perpustakaan sebagai
tempat untuk mengembangkan minat baca siswa, perlu diberi pemahaman oleh guru pada saat
jam pelajaran, kemudian petugas perpustakaan giat selalu melakukan promosi dari kelas ke
kelas tanpa kecuali. (2) Untuk meningkatkan minat baca siswa, seharusnya perpustakaan
membenahi dan mengelola perpustakaan dengan baik, mulai dari pengadaan koleksi,
pengolahan, dan pelayanannya. (3) Untuk pustakawan dan pengambil kebijakan di
perpustakaan SD Inpres Palakka, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru seharusnya koleksinya
dikembangkan dan perlu disisihkan dana pengadaan buku.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. (2006). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Kemdikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.


Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rachman Hermawan. (2006). Etika Kepustakawanan. Jakarta : Sagung Seto.

Rahayuningsih, F. (2007). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rahim, Farida. (2005). Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi


Aksara.

Rohmah, Nur. (2004). Optimalisasi Perpustakaan Sekolah Dalam Meningkatkan


Minat Baca Siswa kelas I di SMU I MAN Bangkalan. Skripsi S-I KTP
yang tidak di publikasikan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Sinaga, Dian. (2004). Perpustakaan Sekolah Peranannya dalam Proses Belajar


Mengajar. Jakarta : Kreasi Media Utama.

Você também pode gostar