Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimasa ini kita banyak menemukan berbagai macam paham-paham yang sendiri tapi
beragamnya pengertian Islam dari berbagai penganutnya.
Setiap pemikiran akan berdampak pada pemeluknya sehingga menyebabkan
fanatisme yang berlebih untuk membela apa yang mereka yakini. Oleh sebab itu sering
terjadi perselisihan antara pengikut paham tertentu dengan pengikut paham lainnya.
Pengetahuan tentang paham-paham yang beredar di Indonesia umumnya ataupun
sekeliling kita. Khususnya, haruslah kita mampu mengetahuinya bukan untuk
mengendorkan iman kita tapi untuk menambah iman kita.
Perlahan tapi pasti hanya keimanan dan kataqwaan yang mampu menyelamatkan kita dan
mampu membawa kita bertemu dengan Dzat yang selalu kita harapkan untuk bertemu
dengannya.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dinamakan Aliran Qodariyah ?
2) Kapan munculnya aliran Qodariyah ?
3) Siapa pemimpin Aliran Qadariyah ?
4) Bagaimana Ajaran dan Pengembangan aliran Qodariyah?
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang Aliran Qodariyah
2) Untuk mengetahui munculnya aliran Qodariyah
3) Untuk mengetahui pemimpin Aliran Qadariyah
4) Untuk mengetahui Ajaran dan Pengembangan aliran Qodariyah
BAB II
PEMBAHASAN
B. Firqoh Qadariyah
1) Sejarah Timbulnya
Qadariyah mula-mula timbul sekitar tahun 70 H/689M, dipimpin oleh Ma’bad al
juhni al-Bisri dan Ja’had bin Dirham, pada masa pemerintahan Kholifah Abdul Malik bin
Marwan(685-705M).
Latar belakang timbulnya Qodariyah ini sebagai isyarat kebijaksanaan politik Bani
Umayyah yang dianggapnya kejam. Apabila firqah jabariah berpendapat bahwa Kholifah
Bani umayah membunuh orang, hal itu karena sudah ditakdirkan oleh Allah. Hal ini berarti
murupakan topeng kekejamannya, maka firqoh Qadariah mau membatasi qadar tersebut.
Mereka mengatakan bahwa Allah itu adil, maka Allah akan menghukum orang yang
bersalah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat kebaikan. Manusia harus bebas
menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik atau yang buruk. Jika
Allah telah menentukan lebih dahulu nasib manusia, maka Allah itu dhalim. Karena itu
manusia harus merdeka atau ikthiar atas perbuatannya.
Manusia harus mempunyai kebebasan berkehendak. Orang-orang yang berpendapat
bahwa amal perbuatan manusia itu hanyalah bergantung pada Qadar Allah saja, selamat
atau celaka seseorang itu telah ditentukan oleh Allah sebelumnya, pendapat itu adalah
sesat. Sebab pendapat tersebut berarti menentang keutamaan Allah. Dan berarti
menganggap-Nya yang menjadi sebab terjadinya kejahatan-kejahatan. Mustahil Allah Swt
melakukan kejahatan.
Berkaitan dengan persoalan pertama kalinya Qadariyah muncul, ada baiknya jika
meninjau kembali pendapat Ahmad Amin yang menyatakan kesulitan untuk
menentukannya. Para peniti sebelumnya pun belum sepakat mengenai hal ini karena
penganut Qadariyah ketika itu banyak sekali. Sebagian terdapat di irak dengan bukti
bahwa gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan Al-Bashri.
Pendapat ini di kuatkan oleh Ibn Nabatah bahwa yang mencetuskan pendapat
pertama tentang masalah ini adalah seorang kristen di irak yang telah masuk islam
pendapatnya itu diambil oleh Ma’bad dan Ghallian . sebagian lain berpendapat bahwa
faham ini muncul di Damaskus. Diduga disebabkan oleh orang-orang yang banyak
dipekerjakan diistana-istana.
َ اس قَ ْد َجا َء ُك ُم ْال َح ْق ِم ْن َرب ُك ْم فَ َم ِن ا ْهتَدَى فَ ِانَّ َما َي ْهتَدِى ِلنَ ْف ِس ِه َو َم ْن
ض َّل ُ َّقُ ْل يَاَيُّ َهاالن
.ع َل ْي َها َو َمااَنَا ِب َو ِك ْي ٍل ِ فَ ِانَّ َما َي
َ ض ُّل
Artinya:
Katakanlah, wahai manusia! Telah datang kebenaran dari Tuhanmu. Sesungguhnya (
bimbingan itu ) untuk dirinya sendiri dan barang siapa sesat maka ia menyesatkan dirinya
sendiri sendiri dan Aku bukanlh pengatur urusanmu.
Kebebasan melakukan dosa atau taat tampak dalam Q.S An-Nisa’ :111
.س ِعي ًْرا َ َاِنَّاا َ ْعت َ ْدنَا ِل ْل َك ِف ِريْن.س ِب ْي َل ِا َّماشَا ِكي ًْر َاواِ َّما َكفُ ْو ًرا
َ سلَ ِس ََل َو َالا َ ْغلَ ََل َّو َّ اِنَّا َهدَ ْينَاهُ ال
Artinya:
Sesungguhnya kami telah menumjukinya ( manusia ) jalan yang lurus, namun ada yang
bersyukur dan ada yang kufur. Sesungguhnya Kami telah menyadiakan bagi orang-orang
kafir rantai yang membelenggu dan neraka yang menyala-nyala.[6]
Seperti telah disebut bahwa paham Qadariyah yang bertalian dengan soal qada’ dan
qadar pada mulanya datang dari luar islam, kemudian berkembang dikalangan kaum
muslim.
Dalam kitab Al-Milal wa An-Nihal , pembahasan masalah Qadariyah disatukan
dengan pembahasan tentang doktrin-doktrin Mu’tazilah, sehingga perbedaan antara kedua
aliran ini kurang begitu jelas. Ahmad Amin juga menjelaskan bahwa doktrin qadar lebih
luas di kupas oleh kalangan Mu’tazilah sebab faham ini juga menjadikan salah satu doktrin
Mu’tazilah akibatnya, orang menamakan Qadariyah dengan Mu’tazilah karena kedua
aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan
tindakan tanpa campur tangan tuhan.
Secara alamiah, sesungguhnya manusia telah mailiki takdir yang tidak dapat
diubah. Manusia dalam dimensi fisiknya tidak dapat berbuat lain, kecuali mengikuti
hukum alam. Misalnya, manusia ditakdirkan oleh Tuhan tidak mempunyai sirip atau ikan
yang mampu berenang dilautan lepas. Demikian juga manusia tidak mempunyai kekuatan.
Seperti gajah yang mampu membawa barang beratus kilogram, akan tetapi manusia
ditakdirkan mempunyai daya pikir yang kreatif, demikian pula anggota tubuh lainnya yang
dapat berlatih sehingga dapat tampil membuat sesuatu ,dengan daya pikir yang kreatif dan
anggota tubuh yang dapat dilatih terampil. Manusia dapat meniru apa yang dimiliki ikan.
Sehingga ia juga dapat berenang di laut lepas.
Demikian juga manusia juga dapat membuat benda lain yang dapat membantunya
membawa barang seberat barang yang dibawa gajah. Bahkan lebih dari itu, disinilah
terlihat semakin besar wilayah kebebasan yang dimiliki manusia. Suatu hal yang benar-
benar tidak sanggup diketahui adalah sejauh mana kebebasan yang dimiliki manusia ?
siapa yang membatasi daya imajinasi manusia? Atau dengan pertanyaan lain, dimana batas
akhir kreativitas manusia?
Dengan pemahaman seperti ini, kaum Qadariyah berpendapat bahwa tidak ada
alasan yang tepat untuk menyadarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan tuhan.
Doktrin-doktrin ini mempunyai tempat pijakan dalam doktrin islam sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paham Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang
memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan
perbuatan-perbuatannya. Tokoh pemikirnya adalah Ma'bad al-Jauhani.
Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia yang amat
menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia dinilai mempunyai kekuatan
untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksankan kehendaknya itu.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan agar Mahasiswa dapat lebih mengenal
paham-paham yang ada dalam ajaran Islam. Dan bahwasanya setiap paham itu memiliki
dalil tersendiri dari al-Qur'an. Sehingga diharapkan nantinya kita tidak mudah
mengkafirkan paham yang lain. Perbedaan paham itu semata-mata hanyalah karena
perbedaan pemahaman dalam mentafsirkan al-Qur'an.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abudin. 2001. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawwuf. Jakarta: Rajawali Pers
Abdul Razak, DR. M.Ag, Rosihon Anwar, DR. M.Ag. 2007.Ilmu Kalam. Bandung.
Pustaka Setia
Nashruddin dkk, Prof. Dr. 2003. Teologi Islam Tarapan. Solo. Pustaka Mandiri
Kaisar, Tim Karya Ilmiah, 2008. Aliran-aliran Teologi Islam. Kediri
Harun Nasution. 1986. Teologi Islam. Aliran-aliran Sejarah Analisis Perbandingan. UI-
Press
Sahilun A.Nasir, Prof. DR. 2010. Pemikiran Kalam. Jakarta. Rajawali Pers
MAKALAH AKIDAH AKHLAK
ALIRAN QADARIYAH
NAMA KELOMPOK :