Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
http://anaksastra.blogspot.com/2009/05/hubungan-bahasa-dengan-konteks-sosial.html
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan mestilah selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi sekaligus sebagai identitas kelompok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
terbentuknya kepelbagaian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang
menyebabkannya berbeda dengan bahasa lainnya.
Hubungan antara bahasa dengan konteks sosial tersebut dipelajari dalam bidang Sosiolinguistik,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Trudgill bahwa “Sosiolinguistik adalah bahagian linguistik
yang berhubung kait dengan bahasa, fenomena bahasa dan budaya. Bidang ini juga mengkaji
fenomena masyarakat dan berhubung kait dengan bidang sain sosial seperti Antropologi seperti
sistem kerabat (Antropologi) bisa juga melibatkan geografi dan sosiologi serta psychologi
sosial”.
Manakala, Fishman menyatakan bahwa Sosiolinguistik memiliki komponen utama yaitu ciri-ciri
bahasa dan fungsi bahasa. Fungsi bahasa dimaksud adalah fungsi sosial (regulatory) yaitu untuk
membentuk arahan dan fungsi interpersonal yaitu menjaga hubungan baik serta fungsi imajinatif
yaitu untuk meneroka alam fantasi serta fungsi emosi seperti untuk mengungkapkan suasana hati
seperti marah, sedih, gembira dan apresiasi.
Perkembangan bahasa yang selari dengan perkembangan kehidupan manusia di abad modern
menunjukkan fenomena yang berubah-ubah antara lain dengan penggunaan bahasa sebagai alat
pergaulan tertentu yang dikenal dengan variasi bahasa seperti jargon dan argot.
2.Peranan Labov
Tahun 1966, William Labov menerbitkan hasil penelitiannya yang luas tentang tutur kota New
York, berjudul The Social Stratification of English in New York City (lapisan sosial Bahasa
Inggris di Kota New York). Ia mengadakan wawancara yang direkam, tidak dengan sejumlah
kecil informan, hanya terdiri dari 340 orang. Dengan ini Lobov memasukkan metode sosiologi
ke dalam penelitiannya. Sosiologi menggunakan metode pngukuran kuantitatif dengan jumlah
besar, dan dengan metode sampling.
3.Kelas sosial dan ragam baku
Ada kaidah yang baku dalam bahasa Inggris. Jika subjek adalah kata ganti orang ke tiga tunggal
(she, he, it), predikat kata kerjanya harus menggunakan sifiks-s. kemudian diadakan penelitian
apakah ada hubungan antara kelompok sosial dengan gejala bahasa ini. Penelitian diadakan di
dua tempat, yaitu di Detroit (AS) dan di Norwich (Inggris). Informannya meliputi berbagai
tingkat kelas sosial, yaitu:
Kelas Menengah Tinggi (KMT)
Kelas Menengah Atas (KMA)
Kelas pekerja (buruh) menengah (KPM)
Kelas pekerja bawah (KPB)
Ada dua macam komunikasi bahasa, yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua arah. Dalam
komunikasi searah, si pengirim tetap sebagai pengirim, dan si penerima tetap sebagai penerima.
Misalnya, dealam komunikasi yang bersifat memberitahukan, khotbah di mesjid atau gereja,
ceramah yang tidak diikuti Tanya jawab. Dalam komunikasi dua arah, secara berganti-ganti si
pengirim bisa menjadi penerima, dan penerima menjadi pangirim. Komunikasi dua arah ini
terjadi dalam rapat, perundingan, diskusi dan sebagainya.
Sebagai alat komunikasi, bahasa itu terdiri dari dua aspek yaitu:
Aspek linguistic
Aspek nonlinguistik atau paralinguistik
Kedua aspek itu bekerjasama dalam membangun komunikasi bahasa. Aspek linguistik mencakup
tataran fonologis, morfologis, dan sintaksis. Ketiga tataran ini mendukung terbentuknya yang
akan disampaikan, yaitu semantik (yang di dalamnya terdapat makna, gagasan, idea tau konsep).
Aspek paralinguistik mencakup:
Kualitas ujaran, yaitu pola ujaran seseorang seperti falsetto (suara tinggi), staccato (suara
terputus-putus), dan sebagainya.
Unsur supra segmental, yaitu tekanan (stress), nada (pitch), dan intonasi.
Jarak dan gerak-gerik tubuh, seperti gerakan tangan,anggukan kepala, dan sebagainya.
Rabaan, yakni yang berkenaan dengan indera perasa (pada kulit).
Aspek linguistic dan paralinguistik berfungsi sebagai alat komunikasi, bersama-sama dengan
konteks situasi membentuk atau membangun situasi tertentu dalam proses komunikasi.
C. Pengaruh bahasa dalam Ragam kelas Sosial
Perkembangan bahasa yang searah dengan perkembangan kehidupan manusia di abad modern
menunjukkan fenomena yang berubah-ubah antara lain dengan penggunaan bahasa sebagai alat
pergaulan tertentu yang dikenal dengan variasi bahasa seperti jargon dan argot.
Jargon
Dalam “Thesaurus: Oxford Thesaurus of English” oleh Maurice Waite (2004) dinyatakan bahwa
jargon adalah bahasa khas, teknis, idiom tertentu, selanga dan lain sebagainya yaitu “specialized
language, technical language, slang, cant, idiom, argot, patter, patois, vernacular, computerese,
legalese, bureaucratese, journalese, psychobabble, unintelligible language, obscure language,
gobbledegook, gibberish, double Dutch”.
Menurut “The Oxford Companion to the English Language” oleh Tom McArthur (1996) istilah
jargon ini muncul pada abad ke-14 yang merupakan istilah Bahasa Inggris Abad Pertengahan
(Midle English) yaitu ”iargo(u)n”, “gargoun”, “girgoun” yang berarti kicauan, nyanyian burung-
burung, pembicaraan yang tidak bermakna, merepet /membual atau mericau.
Jargon ini juga terdapat dalam istilah Bahasa Perancis yaitu “jargoun”, “gargon” dan “gergon”.
Kemungkinan makna asalnya yaitu bunyi “echo” dan merupakan istilah umum yang seringkali
mengacu kepada bahasa asing pedalaman yang bermacam-macam. Hal itu dapat ditemukan
dalam ucapan yang dirasakan sebagai merepet atau ucapan-ucapan kosong (mumbo jumbo),
slang, bahasa pidgin atau bahasa khas dalam perdagangan, profesi atau kelompok lainnya.
Namun demikian, istilah ini juga sering dihubungkaitkan dengan ilmu tertentu seperti hukum dan
perundang-undangan, kedokteran dan ilmu pengetahuan yang merupakan jargon teknis maupun
jargon saintifik.
Bagi kelompok yang tidak professional maupun tidak berprofesi, penggunaan bahasanya dinilai
penuh dengan istilah maupun kalimat yang tidak seperti bahasa umumnya sehingga sulit
dipahami oleh orang kebanyakan. Namun bagi anggota kelompok professional tersebut,
penggunaan istilah itu sangat akrab dan mencapai matlamat yang sesungguhnya. Karena faktor
kemudahan dan keakrabannya inilah, jargon dapat menggungkapkan teknis dan gaya yang
menjadi ciri khas dalam kelompok tersebut.
Pustaka Acuan