Você está na página 1de 4

Antara Dosa, Kematian, Ampunan Allah dan Ramadhan

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha pengasih, Maha Penyayang, Maha
Pengampun dan Maha Memberi petunjuk. Semoga kebahagiaan selalu bersama kita
semua dimana dan kapan pun.

Pembaca yang budiman, kali ini kami akan mengajak kita semua untuk sejenak
memanfaatkan waktu untuk merenung tentang hal-hal yang barangkali telah menjadi
keseharian kita, yaitu dosa. Serta kenyataan yang sudah maklum bagi kita semua akan
kepastiannya yakni kematian. Lalu ampunan Allah -Subhanahu wa Ta’ala- yang selalu
terbuka untuk kita kapan dan dimanapun kita berada selama nafas belum sampai di
kerongkongan dan matahari belum terbit dari barat. Kemudian tentang keberadaan kita
di bulan Ramadhan yang sudah pertengahan.

Dosa-dosa
Pembaca yang budiman, kami percaya bahwa semua kita sadar bahwa dosa-dosa kita
telah begitu banyaknya. Jangankan dihitung dari puluhan tahun yamg lalu atau belasan
tahun yang lalu ketika kita mulai baligh, mungkin dihitung sejak pagi atau malam
sebelum kita mulai membaca tulisan ini, maka dosa kita itu sudah begitu banyaknya.
Kalau saja Allah menampakkannya untuk kita maka barangkali kita sudah cukup malu
untuk melihatnya. Jika saja Allah menampakkannya dalam bentuk “bau”, maka
barangkali kita sudah saling menjauhi antara satu dengan yang lainnya karena begitu
baunya kita, atau kalau sekiranya dosa-dosa kita itu didatangkan dalam bentuk titik-titik
hitam di tubuh kita, maka barang kali kita sudah dipenuhi oelh titik-titik hitam dan kita
pun malu untuk melihatnya. Pembaca yang budiman namun Allah Maha Penyayang,
sehingga dighaibkan-Nya dosa-dosa kita itu sebagai ujian keimanan kita.

Adapun orang yang beriman amat berbeda sikapnya terhadap dosa dengan orang
munafik, sebagaimana Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi:

“Sesungguhnya orang Mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal


gunung. Ia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sedangkan orang fajir (selalu
berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya,
kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2497 dan
dishahîhkan oleh al-Albâni rahimahullâh)

Lihatlah, setiap waktu hingga saat ini, kita selalu mendapat limpahan rahmat karunia
Allah –Subhanahu wa Ta’ala-, yang tak terhingga. Padahal bersamaan dengan itu, kita
tenggelam dalam lumpur kemaksiatan, berbuat dosa kepada Allah –Subhanahu wa
Ta’ala- Kita tak tahu, manakah diantara kedua hal itu yang patut lebih dahulu kita
syukuri: nikmat yang terus kita terima tanpa henti, atau dosa kemaksiatan kita yang
ditutupi oleh Allah –Subhanahu wa Ta’ala- sehingga kita selalu tampak suci di depan
sesama manusia?

Pembaca yang budiman, kalau saja kita ditanya; Pernahkah Anda menangis – karena
takut akan dosa-dosa anda? Maka kira-kira apa yang akan kita jawab. Padahal
ketahuilah, sesungguhnya hal itu merupakan jaminan selamat dari neraka. Menangis
karena takut kepada Allâh Ta’ala akan mendorong seorang hamba untuk selalu
istiqomah di jalan-Nya, sehingga akan menjadi perisai dari api neraka. Nabi
shalallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah
sampai air susu kembali ke dalam teteknya. Dan debu di jalan Allah tidak akan
berkumpul dengan asap neraka Jahannam” (HR. at-Tirmidzi, an-Nasâ’i, Ahmad, al-
Hâkim).

Kematian
”Saudaraku, ketahuilah, segala sesuatu yang sering datang dianggap dekat. Namun
maut yang jarang datang sesungguhnya jauh lebih dekat.”

Kami tiba-tiba teringat dengan kisah tragis yang menimpa seorang pemuda setahun
yang lalu (2011) di kota kita ini, beberapa hari menjelang masuknya bulan suci
Ramadhan ia tewas setelah terjatuh saat mencoba menyalib sebuah mobil Bus dengan
motornya. Yang amat menyedihkan adalah hidupnya berakhir dengan aroma minuman
keras yang menyengat disekitarnya, karena ia tewas bersama satu jerigen ballo’-nya.

Pembaca yang budiman, mungkin pemuda tadi sebelumnya tidak sadar bahwa
sesungguhnya hari itu adalah hari terakhir dia hidup di dunia ini, bahwa hari itu hari
terakhir dia berkumpul bersama keluarganya; ayah, ibu, saudara dan karib kerabatnya,
atau bahkan dengan teman-temannya. Bahkan kami percaya, bahwa beberapa waktu
sebelum kematiannya dia masih belum sadar, bahwa sesungguhnya dia telah keluar
untuk menuju kepada kematiannya. Saudaraku pembaca yang budiman, dan bukankah
kita juga mungkin mengalami hal yang sama? Bukankah kita juga beraktifitas kesana
kemari, berkendaraan atau berjalan kaki? Ya, aduhai. Apa jadinya kita bila kematian
datang hari ini sedang dosa-dosa kita menggunung, dan kita belum diampuni oleh
Allah. Aduhai, apa jadinya kita, apa jadinya kita??

Ampunan Allah
Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah –
shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman -yang
artinya, “Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya bagimu apa yang kamu pintakan
kepadaku dan kamu mohonkan kepadaku, aku mengampunimu atas apa yang ada
padamu dan aku tidak memperdulikannya (berapa besar dan banyak dosa yang ada
padamu), wahai anak adam, seandainya engkau datang dengan dosa-dosamu
sebanyak awan di langit, kemudian engkau memohon ampunanku, maka aku
mengampunimu, wahai anak cucu Adam, sesungguhnya seandainya engkau datang
kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiku dengan tanpa
menyekutukanku sama sekali, maka kutemui engkau dengan ampunan sejumlah itu
pula”. (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad)

Pembaca yang budiman, pernahkah kita berpikir apa jadinya kita bila kita tak diampuni
oleh Allah Ta’ala? Na’udzu billahi min dzalik. Alhamdulillah betapa Allah maha
pengampun. Dosa kita yang banyak itu bisa diabaikannya bila kita bertaubat. Bahkan
dengan sifat Penyayang Pengampun-Nya, di bulan Ramadhan ini Allah penuhi hari-hari
kita dengan ampunan. Allah ampuni kita dengan puasa kita, Allah ampuni kita dengan
shalat-shalat malam kita, subhanallah!
Amalan-amalan Ramadhan

Pembaca yang budiman, maka saatnyalah sekarang kita ber-azzam untuk


memanfaatkan momentum Ramadhan dengan sebaik-baiknya, dengan mengisi hari-
hari kita dengan ibadah kepada Allah sebanyak-banyaknya, sebab dosa kita sudah
begitu sangat menumpuk, sedang kamatian begitu dekat dan tak pernah kita tau kapan
datangnya. Dan subhanallah, Ramadhan adalah waktu yang dipenuhi Allah dengan
Ampunan. Adapun amalan-amalan yang utama itu adalah;

1. Puasa Ramadhan.
Dan ini adalah wajib hukumnya untuk kita semua orang-orang yang beriman kepada
Allah, selama kita bukan anak-anak, bukan orang sakit, bukan orang tua renta yang tak
sanggup lagi berpuasa, bukan musafir (orang yang melakukan perjalanan jauh), bukan
wanita haidh atau nifas dan bukan orang gila. Dan barang siapa melakukannya maka
baginya ampunan Allah.
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala
dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Qiyam Ramadhan (shalat tarawih)


“Barangsiapa menegakkan qiyam ramadhan(shalat tarawih karena iman dan
mengharapkan pahala dari Allah maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Qira’atul Qur’an (banyak membaca al Qur’an)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Adalah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- orang yang paling dermawan, dan
beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemui
beliau, dan malaikat Jibril menemui beliau di setiap malam Ramadhan dan
mengajarkan al-Qur’an kepada beliau. Maka ketika itulah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi
wa sallam- lebih dermawan untuk memberikan kebaikan daripada angin yang bertiup
kencang.”

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Teman-teman kami berpendapat:


disunnahkan banyak-banyak membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan dan saling
mempelajarinya, yaitu dengan seseorang membacakannya kepada yang lain dan yang
lain membacakan kepadanya, berdasarkan hadits Ibnu Abbas tadi” (al-Majmu’ Syarh al-
Muhadzdzab 6/274)

4. Banyak bersedekah
Dan secara khusus yang dimaksudkan adalah memberi buka puasa pada orang-orang
yang berpuasa. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- memberi kabar gembira
tentang ini.

“Barangsiapa memberi buka puasa pada orang lain maka baginya pahala yang serupa
dengan pahal orang yang berpuasa itu tanpa dikurangi sedikitpun pahala orang yang
berpuasa tersebut”. (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Mari saling mengingatkan dan menasehati untuk mengisi Ramadhan kita dengan
Amalan-amalan. Mumpung masih ada waktu, mumpung belum terlambat. Semoga
Allah menerima segala amal ibadah kita dan mudah-mudahan kita keluar dari bulan
termasuk dalam orang-orang yang diampuni dosanya oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala.[]

(Oleh: Syahrullah Hamid, S.Pd.I)

Sumber: http://wahdahmakassar.org/2012/08/09/antara-dosa-kematian-ampunan-allah-
dan-ramadhan/#ixzz2399jTG7e

Você também pode gostar