Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Puji syukur kehadirat TYME yang telah meberikan rahmat, kesehatan, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PATOFISIOLOGI DAN ASKEP DENGAN GANGGUAN SISITEM IMUN
DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)” ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca khususnya dibidang
keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
TYME senantiasa memberkati kita semua.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Defenisi ........................................................................................ ...............2
2.2. Etiologi................................................................................................4
DHF (dengue haemoragic fever) atau yang lebih familiar dengan sebutan
demam berdarah adalah penyakit akut yang disbabkan oleh virus dengue yang
masuk ke perdarahan darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes,
misalnya aedes egypti dan aedes albopictus.
1.2 Tujuan
2.1 DEFENISI
DHF (dengue haemoragic fever) atau yang lebih familiar dengan sebutan demam
berdarah adalah penyakit akut yang disbabkan oleh virus dengue yang masuk ke
perdarahan darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes, misalnya
aedes egypti dan aedes albopictus.
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy, 1995).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina)
(Seoparman, 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).
Uji serologi
Isolasi virus
Deteksi antigen
Deteksi RNA/DNA menggunakan teknik polymerase chain
reaction (PCR)
Wabah dengue yang baru terjadi di Bangladesh yang di identifikasi dengan PCR
ternyata Den -3 yang di dominant, sedangkan wabah di salta argentina pada tahun
1997 di temukan bahwa seotipe Den -2 yang menyebabkan transmisinya.
Sistem surveillance dengue di nikaragua pada bulan juli hingga desember 1998
mengambil sampel dari beberapa rumah sakit dan pusat kesehatan (Health center)
yang terdapat pada berbagai lokasi menghasilkan temuan 87% DF, 7% DHF, 3%
DSAS. Den-3 paling dominan, Den-2 paling sedikit. Disimplkan bahwa
epidemiologi dengue dapat berbeda tergantung pada wilayah geografi dan serotipe
virusnya.
A. Virus dengue
Virus dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri atas 4
serotipe yaitu den-1,2,3,dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu
dengan yang lain, namun anti body terhadap masing masing serotipe tidak dapat
saling memberikan perlindungan silang.
Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar
serotipe, tetapi juga di dalam serotipe itu sendiri tergantung pada waktu dan
daerah penyebarannya.
Pada masing- masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai
2,6,11, 0% pada tingkat nukleotida dan 1, 3, 7,7% untuk tingkat protein.
Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis
dan antigenitasnya. Virus dengue yang genom nya mempunyai berat molekul 11
kb tersusun dari protein struktual dan nonstruktual, protein struktual yang terdiri
atas protein envelope (E), protein premembran ( prM ), dan protein core (C)
merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein nonstruktual merupakan
bagian terbesar (75%) terdiri atas NS -1 ? NS-5
B. Vektor
Virus dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae )
dari ssubgeneus stegomyia. Aedes aegypti merupakan vector epidemic yang
paling utama , namun spesies lain seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis,
anggota dari Aedes scutellaris complex, dan Aedes (finlaya) niverus juga dianggap
sebagai vektor skunder. Keculi Aedes aegyti, semuanya mempunyai daerah
distribusi geografis sendiri- sendiri baik untuk virus dengue , biasanya mereka
merupakan vektor epidemi yang kurang efsien di bandingkan Aedes aegypti.
(WHO,2000).
2.2 ETIOLOGI
Penyebab utama demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan oleh
gigitan nyamuk aedes aegypti.
Demam dengue disebabkan oleh virus dengue (DEN), yang termasuk genus
falvivirus, virus yang ditularkan oleh nyamuk ini tergolong RNA positive-strand
virus dan keluarga falvividae. Terdapat empat serotipe virus DEN yang sifat
antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN4). Spesifikasi virus dengue yang
dilakukan oleh albert sabin pada tahun 1994 menunjukan bahwa masing-masing
serotipe tersebut.
2.3 KLASIFIKASI
1. Derajat I
Ditandai dengan demam disertai gejala tidak khas dan sutu-satunya
menifestasi perdarahan ialah uji bendung (uji torniquet).
2. Derajat II
Seperti derajat satu I, disertai pendarahan spotan di kulit dan atau perdaran
lain
3. Derajat III
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi
menurun (20 MmHg atau kurang ) atau hipotensi, sianosis diaekitar mulut,
kulit dingion dan lembab, dan anak tampak gelisah.
4. Derajat IV
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba, dan tekanan darah
tidak teratur.
2.5 PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan
kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-
antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat
aktivasiC3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel
dinding itu.
2.6 PATHWAY
2.7 PENCEGAHAN
2.9 PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak
3. Pemberian cairan melalui infus
4. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik
5. Anti konvulsi jika terjadi kejang
6. Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR).
7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
B. Krokot
E. T emulawak
2.11 KOMPLIKASI
Komplikasi DHF ada 6 yaitu:
1. Komplikasi susunan sistem syaraf pusat
Komplikasi pada susunan sistem syaraf pusat (SSP) dapat berbentuk
konfulsi, kaku kuduk, perubahan kesadaran dan parises
2. Ensefalopati
Komplikasi neorologi ini terjadi akibat pemberian cairan hipotonik yang
berlebihan
3. Infeksi
4. Kerusakan hati
5. Kerusakan otak
6. Resiko syok
7. Kejang kejang
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DHF
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar utama dan hal penting dilakukan oleh perawat. Hasi
pengkajian yang dilakukan perawat berguna untuk menentukan maslah
keperawatan yang muncul pada pasien. Konsep keperawatan anak pada klien
DHF.
a. Pengkajian fokus
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat penyakit dahulu
6) Riwayat psikososial
b. Data subyektif
a. Hipertermia
b. Resiko kekurangan volume cairan
c. Nyeri akut
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
e. Defisiensi pengetahuan
1. Diagnosa satu : hipertermi
Noc :
- Termeregulation
Kriteria hasil awal tujuan suhu dalam batas normal tidak ada perubahan
warna kulit TTV dalam batas normal
Ket :
Keluhan ekatrim
Keluhan berat
Keluhan sedang
Keluhan ringan
Tidak ada keluhan
Intervensi :
Fever treatment
1. Monitor suhu
2. Lakukan water tapid sponge (miring)
3. Monitor warna dan suhu kulit
4. Njurkan klien untuk minum yang banyak
5. Monitor TTV
6. Anjurkan untuk kompres dengan air hangat kemudian dengan air biasa
7. Ciptakan lingkungan yang aman dan hangat
8. Anjurkan klien menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
9. Kolaborasi antipiuretik
10.
2. Diagnos dua : Resiko kekurangan cairan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan resiko volume cairan tidak mumcul.
Noc :
Fluid balance
Hydration
Kriteria hasil indikator awal tujuan tidak ada tanda dehidrasi membran
mukosa lembab TTV dalam rentang normal
Ket :
Keluhan ekatrim
Keluhan berat
Keluhan sedang
Keluhan ringan
Tidak ada keluhan
Intervensi :
Fluid managenent
1. Pertahankan catatan intake dan out put yang akurat
2. Monitor status hidrasi (kelembapan membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
3. Monitor vital sing
4. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
5. Kolaborasi pemberian cairan intravena IV
6. Monitor ststus nutrisi
7. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk.
8.
3. diagnosa tiga nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan
nyeri berkurang
Noc:
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteria hasil:
Skala nyeri
Tingkat kenyamanan
Tingkat kecemasan
Ket :
Keluhan ekstrim
Keluhan berat
Keluhan sedang
Keluhan ringan
Tidak ada keluhan
Intervensi : pain manajement
1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, kateristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi
2. Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri
3. Komunikasi traupetik agar pasien dapat mengespresikan
4. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi dan
tindakan pencegahan
5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakolgi
6. Berikan analgetik sesuai anjuran
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dengue haemorhagic fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy, 1995). Dengue
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam
atau tanpa ruam.
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik.
4.2 SARAN