Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman organisme?
2. Bagaimana organisme sistem 5 kingdom?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Protista adalah orgaisme yang memiliki struktur sel eukariotik, uniseluler maupun
multiseluler dan tidak memiliki jaringan yang sebenranya. Memiliki ciri- ciri morfologi dan
fisiologi seperti jamur, tumbuhan atau hewan. Anggota organisme ini ada yang merugikan karena
menjadi parasit pada orgaisme lain dan ada organisme yang menguntungkan karena peranannya
dalam ekosistem, operator penguraian mineral bahan tambang, dan obyek penelitian imiah.
Protista dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu Jamur tingkat rendah (protista menyerupai
jamur), Protozoa (protista menyerupai hewan), dan Alga (Protista menyerupai tumbuhan).
1. Protista menyerupai jamur
3
berbentuk kapas dan dapat dijumpai pada alga atau bangkai-bangkai hewan di air tawar.
Contoh Oomycota: (1) Saprolegnia, hidup sebagai parasit yaitu menempel pada ikan atau
hewan air lainnya. (2) Plasmopora viticola, merupakan jamur putih yang mucul
bergerombol padabuah anggur. (3) Phytophtora infestans, menyebabkan penyakit busuk
layu pada kentang dan tomat.
b. Myxomycota (Jamur Lendir) disebut juga jamur lender plasmodial, tahap vegetatif dari
jamur ini disebut plasmodium yaitu massa lendir yang umumnya berwarna kuning atau
oranye dan bersifat heterotrof. Plasmodium dapat tumbuh hingga berdiameter beberapa
sentimeter. Contoh spesiesnya yaitu: Physarum sp.
c. Acrasiomycota disebut juga jamur lendir selular. Sebagian besar siklus hidupnya
berbentuk amoeba. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi sebagai alat
reproduksi seksual. Contoh: Dicytostelium discoideum.
2. Protista mirip hewan
Sekitar 65 ribu jenis protista menyerupai hewan atau lebih dikenal dengan istilah
Protozoa (Yunani, proto = pertama, zoa= hewan). Protozoa bersifat uniseluler, heterotrofik, dan
menrupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu
sekitar 10 sampai 200 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada
yang berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki
semu), silia (bulu getar), atau flagellum (bulu cambuk). Beberapa kelompok Protozoa memiliki
cangkang. Sel Protozoa umumnya terdiri dari membran sel, sitoplasma, vakuola makanan,
vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti sel. Vakuola makanan adalah vakuola yang
berfungsi untuk mencerna makanan. Vakuola kontraktil adalah vakuola yang berfungsi untuk
mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair keluar sel melalui membran sel serta mengatur kadar
air dalam sel. Inti sel berfungsi mengatur aktifitas sel. Protozoa dibagi menjadi 4 kelas yaitu:
1. Sarcodina
Anggota kelas ini mempunyai pseudopodia (kaki semu).Bergerak seperti amuba Contoh:
Globigerina, Amoeba, dll.
2. Ciliata
Anggota dari kelas ini memiliki alat gerak berupa rambut halus atau bulu getar yang
disebut cilia. Contoh: Paramaecium.
4
3. Flagellata
Angota kelas ini memilikisatu atau lebih bulu cambuk (flagellum), bergerak dengan
flagela.Contoh: Trypanosoma gambiense
4. Sporozoa
Kelas ini tidak mempunyai organel untuk bergerak. Contoh: Toxoplasma gondii,
Plasmodium penyebab penyakit malaria.
3. Protista mirip tumbuhan
Protista mirip tumbuhan uniseluler, sering disebut juga sebagai fitoplankton. Sedangkan
Protista mirip tumbuhan multiselular sering disebut alga. Organisme ini pada umumnya tumbuh
dengan baik di air tawar maupun air laut, di tempat- tempat yang lembab, dan beberapa jenis
hidup dengan bersimbiosis. Kehadiran alga di suatu habitat dapat dideteksi dengan warna- warna
tertentu yang muncul di habitat tersebut. Perbedaan pigmen warna yang terdapat dalam alga
menjadi salah satu kriteria dalam klasifikasi alga. Klasifikasi Protista mirip tumbuhan antara lain:
a. Euglenophyta
Euglenophyta merupakan kelompok protista yang unik karena dia memiliki sifat
mirip tumbuhan dan hewan. Filum alga yang ini banyak dijumpai di air tawar dengan
bentuk yang lonjong, memiliki flagella (cambuk), bintik mata, dan berwarna hijau karena
memiliki klorofil. Dianggap mirip tumbuhan karena memiliki klorofil, namun juga
bergerak seperti hewan.
b. Alga Merah (Rhodophyta)
Ganggang merah merupakan makhluk hidup bersel banyak. Berwarna merah tua
karena selain mengandung klorofil, juga mengandung zat warna merah
(fikoeritrin).Ganggang ini hidup di laut, memiliki bentuk seperti rumput maka sering
disebut rumput laut (sea weed) dan bersel banyak (berbentuk seperti lembaran).
c. Ganggang Cokelat (Phaeophyta)
Ganggang cokelat berwarna cokelat karena selain mengandung klorofil juga
memiliki zat warna cokelat (fukosantin). Ganggang ini hidup di air laut, mempunyai
tubuh yang multiseluler, berbentuk seperti lembaran atau tumbuhan tinggi (memiliki alat,
seperti akar, batang, dan daun).
d. Ganggang Api (Pyrrhophyta)
5
Ganggang api sering disebut dengan Dinoflagelata. Sebagian besar hidup di laut
dan ada juga yang hidup di air tawar. Ganggang ini mempunyai ciri tubuhnya bersel satu,
dinding sel berupa lempengan selulosa yang rapat, dapat bergerak aktif, di luar sel
terdapat celah dan alur yang masing-masing dilengkapi dengan satu flagel, berklorofil,
mengandung pigmen kuning kecokelatan, dan berkembang biak dengan cara membelah
diri.
2.1.2 Monera
Kata monera berasal dari bahasa Yunani, yakni moneres yang artinya “tunggal”. Hal ini
sesuai dengan jumlah selnya, yaitu bersel tunggal (uniseluler/monoseluler). Struktur sel Monera
masih sederhana. Inti selnya belum memiliki membran inti (karioteka) sehingga Monera
digolongkan sebagai prokariotik. Cara reproduksi monera dapat berlangsung secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner (binery fision),
fragmentasi atau spora. Sedangkan reproduksi seksual dengan cara konjugasi, transduksi maupun
transformasi. Kingdom monera terdiri dari bakteri, ganggang biru-hijau (cyanobacteria), dan
archaebacteria.
2.1.3 Fungi
Ciri-ciri umum jamur adalah tubuh tersusun oleh satu sel (uniseluler) atau sebagian besar
tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). Sel-selnya bersifat eukariotik (berinti), heterotrof,
membentuk benang atau hifa dan membentuk miselium. Reproduksi dapat berlangsung secara
generatif dan vegetatif. Jamur secara umum berkembang biak dengan spora. Jamur tidak
memiliki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jamur hidup sebagai saprofit, yaitu
6
menguraikan zat sisa organisme atau sebagai parasit yaitu merugikan organisme lainnya. Fungi
dibagi menjadi 6 divisi, yaitu:
1. Chytridiomycota
2. Glomeromycota
3. Zygomycota
Ciri-ciri:
Hidup di darat dan daerah yang lembab
Hifa bersifat senositik (berinti banyak)
Hifa tidak bersekat.
Reproduksi seksual dengan khusus konjugasi antara 2 hifa yang menghasilkan zigospora
(Spora istirahat dengan dinding tebal)
Contoh jamur zygomycota yaitu Rhizopus stolonifer (Jamur roti), Rhizopus oryzae
(jamur tempe), Rizopus nigricans (jamur pada tomat), Mucor javanicus (untuk membuat
tape).
7
4. Ascomycota
8
edodes (jamur shitake, dimakan), Ustilago maydis (menyerang tongkol jagung), Amanita
muscaria/Amanita phalloides (saprofit pada ternak, beracun, penyebab halusinasi).
6. Deuteromycota
Jamur deuteromycota belum diketahui cara reproduksi seksualnya, dan jamur ini sering
disebut sebagai jamur imperfecti, yaitu jaur yang tidak sempurna. Peran jamur bagi kehidupan
manusia, ada jamur yang menguntungkan namun ada pula jamur yang merugikan. Jamur yang
menguntungkan antara lain:
Aspergilus wentii ( membantu pembuatan kecap)
Auricularia auricula/Auricularia aurita (jamur kuping, dimakan)
Lentinula edodes (jamur shitake, dimakan)
Penicillium notatum (penghasil antibiotik)
Penicillium cammemberti (penghasil anti biotik)
Sedangkan jamur yang merugikan antara lain:
Aspergillus fumigatus (kanker pada paru-paru burung)
Rhizopus nigricans (menyerang pada tomat)
Puccinia graminis (parasit pada gandum)
Ustilago maydis (menyerang tongkol jagung)
Jamur dapat mengalami simbiosis mutualisme, dikenal 2 macam bentuk simbiosis pada
jamur, yaitu lichenes (lumut kerak) dan mikorhiza. Lichenes merupakan simbiosis jamur
(Ascomycota dan Basidiomycota) dengan mikroorganisme fotosintetik (Cyanophyta dan
Chlorophyta), sedangkan mikorhiza merupakan simbiosis jamur dengan akar tumbuhan
tingkat tinggi.
9
2.1.4 Plantae
10
Lumut hati berbentuk lembaran, Hidup menempel dipermukaan tanah lembab,
terapung diatas air atau di tebing yang basah. Salah satu contoh spesiesnya adalah
Marchantia Polymorpha.
b. Kelas Lumut Tanduk ( Anthoceropsida )
Lumut tanduk berhabitat di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan, Contoh
spesiesnya adalah Anthoceros sp
c. Kelas Lumut Sejati ( Bryopsida )
11
Memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis
Ujung daun menggulung ketika masih muda
b. Spermatophyta
Istilah Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, sperma berarti biji dan phyta
berarti tumbuhan. Ciri-ciri tumbuhan spermatophyta antara lain:
a. makroskopis dengan ketinggian bervariasi
b. cara hidup fotoautotrof
c. Disebut tumbuhan berbiji karena menghasilkan biji, dan termasuk tumbuhan
kormophyta (memiliki akar, batang, dan daun sejati), dan menghasilkan bunga
sehingga disebut Anthophyta
d. Memiliki plastida yang mengandung klorfil a dan b, sehingga bersifat autotrof.
e. Termasuk sel eukariotik dan mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulose,
hemiselulose, lignin.
f. Merupakan organisme bersel banyak (multiseluler)
g. Memiliki berkas pengangkut, berupa xylem (mengangkut air dan mineral dari tanah)
dan floem (mengangkat zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh)
h. Perkembangbiakan secara generatif/seksual dengan membentuk bij, Perkembangan
secara vegetatif/aseksual dengan organ-organ vegetatif (tunas, tunas adventif,
rhizoma, stolon).
Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
a. Gymnospermae (Tumbuhan biji terbuka)
12
Disebut biji terbuka karena biji tidak tertutup oleh daging buah. Umumnya
memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk konifer/kerucut.
Belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif terjadi satu kali pembuahan
(pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan
pembuahan berlangsung relatif lama. Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
Cycadophyta/Cycadales, batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun
sebagai tajuk di pucuk pohon. Contoh: Cycas rumpii (pakis haji).
Pinophyta/Coniferales, memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat
reproduksi berupa strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum.
Contoh: Aghatis alba (damar), Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus
merkusii
Gnetophyta/Gnetales, batang memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan,
bunga berkelamin tunggal.Misal: Gnetum gnemon (mlinjo)
Ginkophyta, pohon dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan bertangkai
daun.
b. Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Disebut biji tertutup karena biji terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat
reproduksi berupa bunga sempurna (benangsari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota,
kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan
ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan
endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).
Angiospermae dibedakan menjadi 2 kelas, yaitu:
1. Kelas Monokotiledonae (Biji berkeping satu)
Umumnya berupa tumbuhan herba semusim atau setahun, memiliki kotiledon
tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang atau bercabang sedikit dan tidak
memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak teratur (tersebar), tipe kolateral
tertutup, tulang daun melengkung atau sejajar, memiliki akar serabut, Bunga memiliki
13
bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak
mencolok. Terdiri dari beberapa famili:
Liliaceae, Misal: Lilium sp (lilia), Alium cepa (bawang besar), Alium sativum
(bawang putih), Alium ascolonicum (bawang merah).
Palmae (keluarga palem), Misal: Cocos nucifera (kelapa), Phoenix sp (kurma)
Graminae (keluarga rumput-rumputan), Misal: Oryza sativa (padi), Zea mays
(Jagung), rumput, bambu, dan sebagainya.
Orchidaceae (keluarga anggrek), Misal: Cattleya sp, Dendrobium sp, Arundina sp,
Epidendrum sp, Vanilia planifolia (vanili).
2. Kelas Dikotiledonae (Biji berkeping dua)
Umumnya berupa tumbuhan menahun (berkayu), memiliki kotiledon
ganda/berkeping dua, umumnya batang bercabang, memiliki kambium, berkas
pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan), tipe kolateral terbuka, tulang daun
menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga memiliki bagian-bagian dengan
kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan umumnya memiliki warna mencolok.
Terdiri dari beberapa familia, yaitu:
Caryophyllaceae, Misal: Dianthus chinensis.
Magnoliaceae, Misal: Magnolia grandiflora (cempaka putih).
Rosaseae, Misal: Rosa hybrida ( bunga mawar)
Leguminoceae, Misal: Leucena glauca (lamtoro), Parkia specinosa (petai),
Tamarindus indica (asam).
Solanaceae, Misal: Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon grandiflorus
(kumisal kucing).Compositae, Misal: Ageratum sp (babandotan), Helianthus annus
(bunga matahari), Nicotiana tabaccum (tembakau), Capsicum sp (cabe),
Lycopersicum esculentum (tomat), dan sebagainya.
Peranan spermatophyta antara lain:
a. Sumber bahan makanan (karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin)
b. Sumber bahan minuman (jahe, teh, kopi)
c. Sumber bahan sandang (rami, kapas)
d. Sumber bahan bangunan (Mahoni, jati, meranti)
e. Sumber bahan industri (pinus, karet)
14
2.1.5 Animalia
Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan.
Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini
terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan
hewan bertulang belakang (vertebrata). Secara umum, ciri-ciri hewan adalah sebagai berikut:
1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan nutrisi
autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam
tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan
bahan organik yang terurai.
2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada
tumbuhan atau jamur.
3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas
penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat
bergerak secara aktif.
4. Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada tempat hidupya, ada yang
bernafas dengan paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing, trakea
seperti serangga.
5. Dapat dikendali untuk manusia (hewan piaraan/sirkus).
Animalia dikelompokkan menjadi beberapa filum, antara lain filum porifera, filum cnidaria
atau coelenterata, filum ctenophora, filum platyhelminthes, filum nemathelminthes, filum
annellida, filum mollusca, filum arthropoda, filum echinodermata, filum chordate.
1. Filum Porifera
15
Nama Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang, dan ferre yang
berarti membawa atau mempunyai. Ciri – cirinya adalah:
Tubuh berpori, ada yang uniseluler, tapi sebagian besar multiseluler. Ada yang Asimetri
(setelah dewasa) dan ada yang simetri bilateral (saat masih larva).
Memiliki rangka luar (eksoskeleton) berupa rangka/spikula dari bahan kapur
(CaCO3), zat kersik, dan zat tanduk (spongin).
Memiliki daya regenerasi yang tinggi, dan merupakan kelompok Metazoa yang
paling sederhana.
Sistem pencernakan secara intrasel melalui sel koanosit (sel leher). Air dan makanan
akan masuk melalui pori–pori saluran (Ostium) menuju ke rongga tubuh (Spongocoel)
dan keluar melalui lubang pengeluaran (Oskulum). Saluran – saluran air pada tubuh
dinamakan Porosit.
Ada 3 tipe porosit antara lain: Asconoid (Tipe saluran yang paling sederhana),
Syconoid (saluran yang berlekuk/bercabang), dan Leuconoid atau Rhagon (saluran
berlekuk–lekuk/bercabang-cabang).
Sistem respirasi melalui seluruh permukaan tubuh dengan cara absorbsi.
Sistem reproduksi secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif dengan
membentuk
Kuncup/budding/gemulae, yaitu pembungkusan tubuhnya bila dalam keadaan buruk.
Secara generatif dengan fertilisasi antara spermatozoid dan ovum yang menghasilkan
larva bersilia (planula). Bersifat hermaprodit, dimana ovum dihasilkan oleh sel amoebosit
dan spermatozoid dihasilkan oleh sel koanosit. Habitatnya di Perairan, melekat pada dasar air
(menetap), sehingga tidak bergerak.
Struktur tubuh Porifera terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar
(epidermis) tersusunatas sel-sel berbentuk pipih, disebut pinakosit. Pada epidermis
terdapat porus/lubang kecil disebut ostia yang dihubungkan oleh saluran ke rongga tubuh
(spongocoel).
Sedangkan lapisan dalam (endodermis) tersusun atas sel-sel berleher dan berflagel
disebut koanosit yang berfungsi untuk mencernakan makanan dan membentuk
spermatozoa. Antara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah berupa bahan kental
yang disebut mesoglea atau mesenkim. di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel,
yaitu sel amubosit, sel skleroblast, sel arkheosit, porosit. sel amubosit atau amuboid
berfungsi untuk mengambil/mengedarkan makanan yang telah dicerna di dalam koanosit
dan membentuk sel telur (ovum). Sel skleroblast berfungsi membentuk duri (spikula/rangka)
atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat/kersik. Sedangkan spongin
tersusun dari serabut-serabut sponging yang lunak, berongga seperti spon. sel arkheosit
16
merupakan sel amubosit yang bersifat embrional, berfungsi sebagai sel reproduktif,
misalnya: pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak
dan regenerasi. Porosit merupakan sel yang berfungsi untuk membuka dan menutup pori.
Porifera di bagi menjadi 3 kelas, berdasar bahan penyusun tubuh/rangkanya, yaitu:
1. Calcarea
Habitat di laut dangkal, rangka/ spikula dari bahan kapur (CaCO3), memiliki tipe
porosity. Contoh: Sycon sp Clathrina sp, Schypa sp.
2. Hexatinellida
Habitat di laut dalam, spikula dari bahan zat kersik (H2SI3O7), memiliki tipe porosit
sycon dan leucon. Contoh: Pheronema sp, Regradariella sp, Hexatinella sp.
3. Demospongia
Habitat di laut, spikula dari bahan spongin (serabut-serabut halus), tipe porosit
Leucon. Contoh: Euspongia sp, Spongilla.
Porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tapi di negara maju
dimanfaatkan untuk pembuatan spons. Spons digunakan sebagai alat penggosok tubuh waktu
mandi/pembersih kaca.
17
2. Filum Coelenterata/Cnidaria
Coelenterata berasal dari kata coelom yang artinya berongga dan enteron yang
artinya perut (usus). Dengan demikian, Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan perut
berongga (berupa rongga gastrovasculer). Makanan masuk melalui mulut kemudian masuk ke
perut. Rongg tubuh digunakan sebagai tempat pencernaan makanan dan sebagai alat pengedar
sari makanan dan sisa makanan yang dikeluarkan.
Ciri-Ciri Coelenterata
Memiliki rongga tubuh (coelom) berupa rongga gastrovasculer yang berfungsi sebagai alat
pencernakan dan sirkulasi makanan. Sistem pencernaan berlangsung secara ekstraseluler
(dalam gastrovaskuler) dan intraseluler (dalam sel endoderm).
Diploplastik, dinding tubuh terdiri 2 lapisan, yaitu ektoderm ( lapisan luar ) dan
endoderm (lapisan dalam). Antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea (tengah).
Memiliki 2 bentuk kehidupan, yaitu bentuk polip dan medusa.
Bentuk polip dengan ciri hidup soliter/ berkoloni, menempel/menetap pada subtrat dasar, dan
berkembang biak dengan cara vegetatif. Bentuk polip yang berkoloni dinamakan
polimorfisme.
Bentuk medusa dengan ciri hidup bergerak aktif/berengan bebas, berkembang biak dengan
cara generatif.
Sistem reproduksi secara metagenesis, yaitu pergiliran keturunan antara vegetatif dengan
generatif. Secara vegetatif dengan membentuk kuncup/ tunas/gemullae, dan secara generatif
melalui pembuahan ovum dengan sperma.
Sistem respirasi melalui seluruh tubuh secara difusi.
Sistem syaraf dengan membentuk jala, yaitu berupa ganglion syaraf.
Sistem gerak dengan menggunakan tentakel yang terdapat pada sekitar mulut. Tentakel juga
berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan. Pada ujung tentakel terdapat sel
knidoblast, setiap knidoblast mengandung alat penyengat yang dinamakan nematokist, yang
berfungsi untuk mempertahankan diri dan melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.
Habitat umumnya di laut, kecuali Hydra sp (di air tawar).
Coelenterata dibedakan menjadi beberapa kelas, yaitu:
18
a. Kelas Hydrozoa ( Hydro = air; zoa = hewan)
Obelia sp Physalia sp
Ciri/Karakteristiknya adalah habitat di air (tawar/laut), ada yang soliter dan ada yang koloni.
Memiliki tentakel (4–6 buah) yang berfungsi untuk alat gerak dan membantu dalam
menangkap mangsa. Pada tentakel terdapat sel–sel knidoblast yang mengandung nematokist.
Contoh: Hydra sp: hidup soliter di air tawar, memiliki bentuk polip dan tidak melalui
stadium medusa, memiliki 6-10 tentakel yang mengelilingi. Berkembang biak secara seksual
maupun aseksual. Secara seksual melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan
sperma (dari testis) membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula
kemudian membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas
dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Bila keadaan
lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru. Secara
aseksual melalui pembentukan tunas/budding. Obelia sp hidup berkoloni di air laut, memiliki
bentuk polip maupun medusa, mengalami metagenesis, memiliki rangka luar dari zat kitin.
Ada 2 macam polip, yaitu polip hydrant yang berfungsi pencernakan makanan, dan polip
gonangium yang berfungsi menghasilkan sel kelamin. Physalia sp: hidup di laut, ada 3
macam polip, yaitu polip gastrozoid (mencerna makanan, polip gonozoid (reproduksi), polip
daktilozoid (menangkap mangsa).
b. Kelas Scyphozoa (Skyphos = mangkok; zoa = hewan)
19
nematokist. Reproduksi secara metagenesis, yaitu reproduksi seksual (medusa) yang diikuti
reproduksi aseksual (polip) dalam satu generasi. Tubuhnya transparan. Contoh: Aurelia
aurita (ubur-ubur). Cyanea sp, Chrysaora fruttescents, Pelagia sp.
c. Kelas Anthozoa (Anthos = Bunga; zoa = hewan)
20
3. Filum Ctenophora
Hormiphora sp
Ciri/Karakteristiknya adalah Habitat di laut. Hanya ditemukan dalam bentuk medusa, simetri
radial, tidak memiliki nematokist. Sering di sebut juga Ubur-ubur sisir (Comb jellies),
karena punya alat gerak sisir yang disebut costae. Contoh: Hormiphora sp,
Pleurobranchia sp, Mnemiopsis sp.
4. Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes disebut juga cacing pipih (platy berarti pipih dan helminthes berarti
cacing). Ciri-Ciri Platyhelminthes adalah:
Bentuk tubuh pipih, simetri bilateral, triploblastik, dan acoelomata.
Tubuhnya terdiri atas bagian kepala (anterior), ekor (posterior), bagian punggung
(dorsal), bagian perut (ventral), dan bagian samping (lateral).
Sistem pencernaan makanan belum sempurna, terdapat mulut dan belum memiliki anus.
Makanan masuk melalui mulut, faring, usus, dikeluarkan melalui mulut.
Belum memiliki sistem respirasi. Masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida melalui
permukaan kulit.
Sistem ekskresi tersusun atas sel-sel bersilia (flame cells/aster/sel api).
Susunan syaraf terdiri atas 2 ganglia yang berbentuk cincin membentuk tangga tali.
Reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan perkawinan
silang atau perkawinan sendiri, karena bersifat hermaprodit (monoceus). Secara aseksual
dengan fragmentasi dan membentuk generasi baru (regenerasi). Hidup bebas di air tawar
maupun tempat–tempat lembab.
21
Klasifikasi Platyhelminthes Platyhelminthes terbagi menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria
(cacing berambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita).
5. Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari bahasa Latin nematos yang berarti benang dan nelminthes
yang berarti cacing, Nemathelminthes berarti cacing benang. Ciri-Ciri Nemathelminthes:
Bentuk tubuh gilig, tidak bersegmen, triploblastik pseudocoelom, dan simetri bilateral.
Alat pencernaan sudah lengkap (mulut, kerongkongan, usus, dan anus).
Tidak memiliki sistem sirkulasi.
Sistem respirasi secara diffusi melalui permukaan kulit.
Sistem ekskresi terdiri atas saluran lateral yang bermuara di bagian ventral.
Tubuh luar dilapisi kutikula, dan kedua ujungnya meruncing.
Sifat kelaminnya dioceus/gonokoris (dapat dibedakan antara jantan dan betina). Untuk jantan
ukurannya lebih kecil dan kedua ujungnya meruncing. Untuk betina ukurannya lebih besar
dan kedua ujungnya membulat. Belum diketahui reproduksi secara aseksual.
Bersifat kosmopolit di air laut, air tawar, maupun parasit pada tubuh manusia.
Contoh Nemathelminthes:
1. Ascaris lumbricoides (Cacing Perut)
Parasit pada manusia, penyakit yang ditimbulkan dinamakan ascariasis.
Tubuh yang jantan melengkung dan ukuran lebih kecil.
Siklus hidupnya: telur berembrio keluar bersama feses manusia yang dapat bertahan
beberapa minggu. Bila termakan bersama makanan/minuman akan menetas dalam usus
menembus dinding usus melewati hati, arteri pulmonalis, jantung, paru-paru, trakea
dan tertelan ke sistem pencernakan masuk ke usus halus dan tumbuh menjadi cacing
dewasa.
2. Ascaris megalochepala (parasit pada usus kuda)
3. Ascaris suilae (parasit pada usus Babi)
4. Ancylostoma duodenale/Necator americanus (cacing tambang)
Parasit pada manusia karena menimbulkan penyakit (ancylostomiasis).
5. Enterobius vermicularis/Oxyuris vermicularis (cacing kremi).
22
Parasit pada usus besar manusia (oxyurasis).
6. Filaria bancrofti/Wucheria bancrofti (cacing kaki gajah).
Parasit pada manusia (filariasis/elephantiasis-penyakit kaki gajah).
7. Loa loa (cacing mata), parasit pada manusia
8. Heterodera radixicola (cacing akar) parasit pada akar leguminosa.
9. Anguilula aceti (cacing cuka), terdapat pada cuka yang membusuk.
10. Trichinella spiralis (cacing otot), terdapat pada rangka.
11. Trichuris sp (cacing cambuk).
6. Filum Annelida
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau
ruas-ruas, dan oidus yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing
gelang. Ciri – ciri Annellida:
Tubuh bersegmen/beruas seperti cincin.
Triploblastik Coelomata, Simetri bilateral, dan Metameri.
Memiliki sistem pencernakannya sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok, usus,
dan anus).
Sistem respirasinya melalui permukaan kulit atau insang.
Sistem syarafnya berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun sebagai tangga tali.
Sistem peredaran darahnya tertutup yang tersusun atas pembuluh darah yang memiliki
hemoglobin.
Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom.
Sifat kelaminnya hermaprodit, sehingga reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/regenerasi (memiliki daya regenerasi yang
tinggi).
23
7. Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Latin Molluscus, yang berarti Lunak. Ciri Mollusca:
Bertubuh lunak, tidak bersegmen, Triploblastik Coelomata, memiliki eksoskeleton
(berupa cangkok dari bahan kapur). Ada beberapa jenis yang tidak memiliki cangkok.
Tubuh Mollusca terdiri atas tiga bagian, yaitu: Kaki berotot (digunakan untuk
pergerakan), Massa visceral (yang mengandung organ-organ internal), dan Mantel
(berfungsi melindungi massa visceral dan mensekresikan bahan pembuat cangkang)
Sistem pencernakannya lengkap.
Sistem respirasi dengan insang, paru – paru, dan permukaan tubuh.
Sistem peredaran darah sudah lengkap (jantung – aorta – pembuluh darah).
Sistem syarafnya terdiri dari 3 pasang ganglion, yaitu anterior, posterior, dan kaki.
Sifat kelaminnya ada yang dioceus dan ada yang monoceus/hermaprodit.
Alat ekskresinya berupa nefridium.
Berdasarkan struktur tubuhnya, Molusca di bagi menjadi beberapa kelas, yaitu
Amphineura, Gastropoda, Pelecypoda/Bivalvia/Lamellibranchiata, dan Cephalopoda.
8. Filum Arthropoda
Artrophoda dari bahasa Yunani, yaitu: arthros (ruas-ruas atau berbuku-buku) dan podos
(kaki), yang berarti hewan yang kakinya berbuku – buku.Ciri-cirinya:
24
Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thorax), dan badan belakang atau
perut (abdomen). Beberapa diantaranya memiliki kepala dan dada yang menyatu
(cephalothorax).
Tubuh Simetri bilateral, Triploblastik Coelomata, eksoskeleton dari bahan kitin. Sifat
hidupnya ada yang parasit, heterotrofik, dan hidup secara bebas. Sistem organnya sudah
lengkap seperti sistem pencernakan, respirasi, peredaran darah, ekskresi, syaraf, dan
reproduksi.
Sistem peredaran darahnya masih terbuka (lacuner). Darah tidak memiliki hemoglobin (Hb),
tetapi zat haemocinin sehingga tidak berwarna merah. Darah berfungsi mengedarkan makanan
dan hasil metabolisme. Sistem respirasi sesuai habitatnya, yaitu insang (hidupnya di air),
paru-paru (hidupnya di darat), dan paru – paru buku (hidupnya di darat). Sistem
syarafnya berupa tangga tali, yaitu berupa simpul syaraf otak (ganglion otak) yang
bercabang dua kearah perut dan ekor.
Sistem reproduksinya secara generatif, sifat kelaminnya dioceus. Ada yang mengalami
metamorfosis. Alat indera berkembang dengan baik, terdiri atas antena (berfungsi
sebagai alat peraba), dan mata (sebagai indera penglihatan).
Memiliki jenis (species) yang paling banyak dan digolongkan dalam organisme tingkat alat.
Alat geraknya berupa kaki, kaki, kaki dan sayap.
Ciri – ciri
Merupakan hewan berduri (Echinus = duri, dermal = kulit), tubuh simetri radial,
Triploblastik Coelomata, respirasi dengan insang, bergerak dengan kaki ambulakral,
memiliki daya regenerasi yang tinggi.
25
Sistem reproduksi secara generatif (bersifat hermaprodit), sistem pencernakan lengkap, sistem
syaraf berupa cincin syaraf yang bercabang-cabang, dan terdapat pembuluh air.
Sistem pembuluh air meliputi: Madreporit – Saluran batu (Canalis madreporicus) –
Saluran Cincin (Canalis circum ovalis) – Saluran radial (Canalis radialis) – Podia (akhir
saluran) – Ampula – Kaki ambulakral.
Klasifikasi Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu Asteroidea (Bintang Laut),
Ophiuroidea (Bintang Ular), Echinoidea (Bulu Babi/Landak Laut), Crinoidea (Lilia Laut), dan
Holothuroidea (Teripang/Mentimun Laut). Peranan Echinodermata adalah mempunyai nilai
ekonomis (sebagai hiasan), misalnya bintang laut, sebagai bahan makanan (Teripang laut),
menjaga keseimbangan ekosistem di laut sebagai pemakan/pembersih kotoran maupun sisa-sisa
organisme laut yang sudah mati (sebagai detritus).
10. Filum Chordata
Ciri khas dan karakteristik Chordata berbeda dengan phylum lainnya, ciri khasnya adalah:
Notokord
Yaitu struktur mirip batang yang fleksibel dan memanjang, terletak diantara saluran
pencernaan dan tali syaraf. Tersusun atas sel-sel besar yang terbungkus dalam jaringan serat
agak kaku. Berfungsi menunjang atau menyokong tubuh dari dalam.
Tali Syaraf Berlubang
Tali syaraf tersebut berkembang dari ekstodern yang menjadi suatu bentuk tabung dan
terletak di bagian dorsal notokord.
Kantong Insang
Hanya terlihat pada anggota chordata tertentu saat masih embrio, terutama yang hidup
di air yang kemudian berubah menjadi insang.
Ekor di Belakang Anus
Semua chordata memiliki ekor dibelakang anus, yang dalam perkembangan embrio, ekor
dapat tumbuh atau mereduksi
Chordata terdiri atas tiga subfilum, dua diantaranya tidak memiliki tengkorak
(Acranium), yaitu Urochordata dan Cephalochordata. Satu subfilum memiliki tengkorak
(cranium), yaitu Vertebrata.
26
1. Urochordata
Morgula sp Tunika sp
Amphioxus lanceolotus
27
bilateral, organ dilindungi rangka dalam (endoskeleton), dan otak dilindungi oleh tulang
tengkorak (kranium). Sudah memiliki sistem organ yang lebih lengkap. Anggota vertebrata
yang masih hidup hingga saat ini diklasifikasikan dalam 2 superkelas, yaitu Agnatha dan
Gnathostomata.
1. Agnatha
kelompok vertebrata yang tidak memiliki rahang pada mulutnya dan berbentuk seperti
lingkaran, kerangka berupa tulang rawan (condrion), notokord tetap ada sepanjang
hidupnya, tidak memiliki anggota tubuh yang berpasangan, hidup di air tawar
maupun laut, beberapa ada yang bersifat parasit pada ikan.
Contoh: Petromyzon (Lamprey), Hagfish
2. Gnathostomata
Kelompok vertebrata yang memiliki rahang. Dibagi menjadi 6 kelas, yaitu:
a. Condrichthyes (ikan bertulang rawan)
Memiliki endoskeleton lentur yang berupa tulang rawan. Permukaan tubuh ditutupi
sisik plakoid (sisik berbentuk seperti gerigi). Memiliki 5 – 7 celah insang pada kedua sisi
faringnya. Contoh: Ikan Hiu, Ikan Pari, Chimaera. Ikan Hiu ada yang bersifat vivipar,
ovipar, ovivipar.
b. Osteichthyes (ikan bertulang keras)
Memiliki endoskeleton dengan matriks kalsium fosfat yang keras. Permukaan tubuh
ditutupi sisik sikloid (garis-garis konsentris) dan stenoid (seperti gerigi). Memiliki kelenjar
pada kulit untuk mensekresikan mukus sehingga kulit licin (adaptasi untuk mengurangi
gesekan saat berenang). Memiliki gelembung renang kantong udara yang membantu ikan
untuk mengambang. Bernafas dengan insang, yaitu dengan melewatkan air melalui
insangnya yang tertutupi operkulum. Air masuk ke dalam mulut – faring – dan keluar
diantara celah insang. Merupakan hewan ovipar dengan pembuahan secara eksternal.
Contoh: Cyprinus carpio (ikan mas), Ameiurus melas (lele), Salmo truttasalmo (Salmo),
Anguilla sp (belut), Hippocampus sp (kuda laut), Scomber scombrus (ikan tuna), dan lain
sebagainya.
c. Amphibia (Amphibi)
Hewan yang memiliki 2 bentuk kehidupan (air dan darat). Bernafas dengan insang,
paru-paru/kulit. Memiliki jantung dengan 3 ruang (2 atrium dan 1 ventrikel) Ada 3 ordo
amphibia yang masih hidup sampai saat ini adalah Urodela (Caudata), Apoda
(Gymnophiona), dan Anura (Salientia).
d. Reptilia (Reptil)
Dari bahasa latin, “reptialis” = merangkak atau melata. Umumnya memiliki 2
pasang kaki yang kuat untuk merayap, menggali tanah, memanjat, kecuali pada ular.
28
Memiliki kulit sisik yang tebal dan mengandung keratin mencegah dehidrasi saat udara
kering karena kedap air.
Bernafas dengan paru-paru yang dilengkapi trakea yang panjang dan bercincin
kartilago, pada pangkal terdapat alat suara. Memiliki jantung dengan 4 ruang (2 atrium dan
2 ventrikel), sekat antar ventrikel terdapat lubang yang disebut foramen panizzae.
Reproduksi secara seksual dengan pembuahan secara internal menggunakan alat kopulasi
berupa Hemipenis. Setelah terjadi pembuahan telur dibungkus cangkang dan dieram pada
dedunan/pasir. Kebanyakan bersifat ovipar, tetapi ada yang ovovivipar. Reptilia dibagi
menjadi 4 ordo, yaitu Rhynchocephalia, Crocodilia (Loricata), Chelonia, dan Squamata
(Reptilia bersisik).
e. Aves (Burung)
Tubuh dilindungi oleh kulit yang berbulu. Kulit yang ditumbuhi bulu disebut
pterilae, kulit yang tidak ditumbuh bulu disebut apteria. Bulu aves merupakan modifikasi
dari sisik reptilia. Memiliki sepasang alat gerak depan (modifikasi menjadi sayap untuk
terbang) dan alat gerak belakang (kaki–empat jari bertengger, menangkap mangsa, alat
mengais). Tidak memiliki gigi dan rahang, tetapi memiliki paruh yang merupakan
modifikasi dari rahan atas dan bawah. Bentuk paruh bervariasi, berdasarkan jenis, cara
atau kebiasaan makan. Alat pernafasan berupa paru-paru dan kantong udara (Sakus
pneumatikus) yang dihubungkan oleh bronkus rekurens. Pada saat terbang, pengambilan
oksigen tidak dilakukan oleh paru-paru, tetapi oleh kantong udara. Makin tinggi terbang,
makin cepat burung menggerakkan sayapnya untuk memperoleh oksigen. Pencernaannya
sudah lengkap (mulut – kerongkongan – tembolok – lambung – kelenjar – empedal – usus
halus – usus besar – kloaka (sbg muara). Jantung memiliki 4 ruang (2 atrium dan 2
ventrikel). Alat ekskresi berupa ginjal bertipe metanefros, tidak memiliki kandung kemih.
Reproduksi secara seksual dengan pembuahan secara internal, bersifat ovipar.
f. Mammalia (mamalia)
Istilah Mammalia dari bahasa latin “mammae” = kelenjar susu, sehingga semua
mammalia memiliki glandula mammae. Ciri dan karakteristik Mamalia:
Memiliki 2 pasang alat gerak (bentuknya bermacam-macam), yang digunakan untuk
berjalan, memegang, memanjat, menggali, dan berenang.
Memiliki gigi dengan bentuk dan ukuran yang beranekaragam (gigi seri, taring, dan
geraham).
Sistem organ (pencernaan, respirasi, ekskresi, koordinasi, reproduksi) sudah lengkap.
Merupakan hewan dioceus dengan pembuahan secara internal.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem kalsifikasi ini selalu berkembang seiring perkembangan zaman, dmulai dari sistem
klasifikasi 2 kingdom hingga sistem klasifikasi 5 kingdom.
2. Sistem klasifikasi yang saat ini digunakan adalah sistem klasifikasi 5 kingdom, yang terdiri
dari kingdom monera, Protista, Animalia, plantae, fungi, arachbacteria, dan eubacteria.
3.2 Saran
Beberapa saran dan rekomendasi kepada:
30
1. Penulis
Makalah ini diharapkan untuk diperbaiki lagi agar lebih berguna dan bermanfaat bagi
pembaca.
2. Siswa
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi siswa, sumber infromasi, dan
dapat digunakan sebagai referensi.
DAFTAR PUSTAKA
31
Oxford University Museum of Natural History. The Learning Zone (online), dalam
http://www.oum.ox.ac.uk/thezone/animals/animalid/class7.htm, diakses 17 September
2014.
Rubio, Ariel. 2013. Biodiversidad. Archaebacteria y Eubacteria (online), dalam
http://www.pearltrees.com/arielrubio/biodiversidad/id8034190, diakses 17 September 014.
Tim Penyusun. Monera, Fungi, dan Protista (pdf).
Tim Penyusun. Ringkasan Protista (pdf).
Wahyudi, Septri. 2012. Persebaran Geografi Alga, (online), dalam
http://septriwahyudi.wordpress.com/2012/10/24/persebaran-geografi-alga/, diakses 17
September 2014.
32