Você está na página 1de 15

21/02/2012

PERENCANAAN GEOMETRIK AREAL PENDARATAN


1. Standar Perencanaan Lapangan Terbang
Kriteria- kriteria perencanaan lapangan terbang yang
ditetapkan oleh ICAO dan FAA antara lain :
 Lebar areal pendaratan harus memenuhi kebutuhan lebar
sayap pesawat yang bermacam-macam dan juga harus
memenuhi kebutuhan berbagai teknik pilot mengudara,
serta kondisi cuaca.
 Angkutan udara tidak mengenal batas-batas fisik negara,
sehingga sangat perlu bagi pilot untuk mendapatkan
keseragaman lapangan terbang dari berbagai negara.
2. Klasifikasi Lapangan Terbang
Untuk menetapkan standar perencanaan geometris
bagi berbagai ukuran lapangan terbang dan fungsi
pelayanannya, telah dibuat klasifikasi lapangan
terbang.

2. Klasifikasi Lapangan Terbang (lanjutan)


ICAO membuat klasifikasi lapangan terbang dalam kode huruf dan
kode nomor, sedangkan FFA membaginya dalam group-group
pesawat.
a. Klasifikasi Menurut ICAO (International Civil Aviation Organisation)
Panjang Landasan diberi kode angka 1 dan seterusnya.
 Angka 1, lapangan terbang terpendek kurang dari 800 m,
 Angka 4, lapangan terbang terpanjang, lebih dari 1.800 m.
Kode ini diberi pasangan kode huruf A dan seterusnya, yaitu untuk
membagi lapangan terbang menurut lebar sayap dan lebar/jarak
sisi-sisi roda utama pendaratan (main gear).
 Yang terkecil huruf A untuk pesawat dengan lebar sayap di bawah
15 m dan jarak sisi terluar roda utama pendaratan kurang dari 4,5
meter berpasangan dengan kode angka 1.
 Yang terbesar huruf E, untuk pesawat dengan lebar sayap (52 -60)
meter, jarak terluar roda utama pendaratan sampai 14 meter,
berpasangan dengan kode angka 4.

1
21/02/2012

Contoh : Tabel ICAO atau disebut dengan


AERODROME REFERENCE CODE

KODE ELEMEN 1 KODE ELEMEN 2


KODE AERODROME REFERENCE KODE LEBAR SAYAP JARAK
ANGKA FIELD LENGTH HURUF WING SPAN TERLUAR RODA
(ARFL) PENDARATAN
(OUTER MAIN
GEAR WHEEL
SPAN)
1 2 3 4 5
1. Kurang dari 800 m A Kurang dari Kurang dari
15 m 4,5 m
2. 800 m - 1200 m B 15 m – 24 m 4,5 m – 6 m
3. 1200 m – 1800 m C 24 m – 36 m 6m–9m
4. 1800 m dan seterusnya D 36 m – 52 m 9 m – 14 m
E 52 m – 60 m 9 m - 14 m

b. Klasifikasi Menurut FAA (Federation Aviation Administration)


Dalam perencanaan geometris lapangan terbang, FAA
membagi dua jenis lapangan terbang, yaitu :
• Pengangkutan Udara (Air Carrier)
• Pesawat-pesawat Umum (General Aviation)
General Aviation dibagi sebagai berikut :
• Utility : melayani pesawat dengan berat < 12.500 lbs, tidak
termasuk pesawat jet (Lapangan terbang Perintis)
– Basic Utility Stage I : melayani 75 % pesawat propeler < 12.500 lbs
atau melayani pesawat kecil dengan bobot 3.000 lbs
– Basic Utility Stage II : melayani 95 % pesawat propeler < 12.500 lbs
atau melayani pesawat yang beratnya kurang dari 8.000 lbs
dirancang penggunaannya sebagai “Business Jet” atau
“Corporate Jet” dan Executive Jet “ (lazim di Amerika).
– General Utility
• Basic Transport : melayani pesawat transport dengan beraty kotor 175.000
lbs.
• General Transport

2
21/02/2012

Penampang Melintang Landas Pacu

Safety Area
Bahu Landas
Perkerasan

Tampak Atas Landas Pacu


Blast Pad
240 m 60 m
Safety Area

Safety area
yang
diperluas

Bahu Landas
Perkerasan

Bagian-bagian Landas Pacu


•Perkerasan
Struktur yang digunakan sebagai landasan atau tumpuan pesawat

• Bahu Landas
berbatasan dengan perkerasan struktur direncanakan sebagai
penahan erosi akibat air dan semburan jet, serta melayani
peralatan perawatan landasan.

• Safety Area
Termasuk didalamnya perkerasan struktural, bahu landas area
bebas halangan, rata dan pengaliran airnya terjamin.
Area ini harus mampu dilalui peralatan-peralatan pemadam
kebakaran, mobil-mobil ambulans, truk-truk penyapu landasan,
dalam keadaan dibutuhkan mampu dibebani pesawat yang keluar
dari perkerasan struktural

3
21/02/2012

Bagian-bagian Landas Pacu


•Blast Pad
Suatu area yang direncanakan untuk mencegah erosi pada permukaan
yang berbatasan dengan ujung landasan.
Area ini selalu menerima Jet Blast yang berulang. Area ini bisa dengan
perkerasan atau ditanami gembalan rumput.
Panjang Blast Pad untuk pesawat transport sebaiknya 200 ft = 60 m,
untuk pesawat berbadan lebar panjang Blast Pad 400 ft = 120 m.
•Perluasan area keamanan
Dibuat apabila dianggap perlu, ukurannya tidak tertentu, tergatung
kebutuhan lokal
•Kemiringan Memanjang (Longitudinal)
Kemiringan memanjang pada ¼ pertama dan ¼ terakhir dari panjang
landasan tidak boleh lebih besar dari 0,8 %
•Kemiringan Melintang (Transversal)
–1,5 % pada landasan dengan kode huruf C, D atau E
–2 % pada landasan dengan kode huruf A atau B.

Tabel Kemiringan Longitudinal Landasan


KODE ANGKA LANDASAN
4 3 2 1
Max Effective Slope 1,0 1,0 1,0 1,0
Max Longitudinal Slope 1,25 1,5 2,0 2,0
Max Longitudinal Slope Change 1,5 1,5 2,0 2,0
Slope Change per 30 m (100 feet) 0,1 0,2 0,4 0,4

Penampang memanjang landasan

¼ pj landasan ¼ pj landasan

Perubahan
Perubahan heling
0 % - 0,8 % heling 0 % - 0,8 %

Perubahan
heling max 1,5 %

Gambar Penampang memanjang landasan kode angka 4

4
21/02/2012

Menentukan Jarak antar Perubahan Kemiringan (D)

Jarak antar Perubahan Kemiringan


(D)

Turun (-)
Naik (+) Kode Angka Faktor pengali jarak antar
Landasan perubahan kemiringan
4 30.000 m (100.000 ft)
3 15.000 m (50.000 ft)
1 atau 2 5.000 m (16.500 ft)
Contoh untuk landasan kode 4 :
30.000 ([X-Y] + [Y-Z]) m atau 100.000 ([X-Y] + [Y-Z]) ft => [X-Y] dan [Y-Z] adalah harga mutlak
30.000 ([1% - (-0,5%)] + [-0,5% - 0,5%]) = 30.000 (1,5% + 1 %) = 750 m atau
100.000 ([1% - (-0,5%)] + [-0,5% - 0,5%]) = 100.000 (1,5% + 1 %) = 2.500 ft

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN


1. Marking (Tanda-tanda Visuil)
• Tanda-tanda garis dan nomor dibuat pada perkerasan landasan dan taxiway agar
membantu pilot dalam mengemudikan pesawatnya baik pada saat lepas landas
maupun pada saat mendarat.
• Marking ini hanya berguna pada siang hari saja, sedangkan pada malam hari fungsi
marking diganti dengan sistem perlampuan.
• Warna yang dipakai untuk marking biasanya putih pada landasan yang beraspal,
sedangkan warna kuning dipergunakn untuk taxiway dan apron
• Macam-macam marking sebagai alat bantu Navigasi Pendaratan :
a. Nomor Landasan (Runway Designation Marking)
Ditempatkan di ujung landasan sebagai nomor pengenal landasan itu, terdiri dari 2 angka,
pada landasan sejajar harus dilengkapi dengan huruf L, R atau C
b. Marking Sumbu Landasan (Runway Centre Line Marking)
Ditempatkan sepanjang sumbu landasan berawal dan berakhir pada nomor landasan,
kecuali pada landasan yang bersilang, landasan yang dominan sumbunya menerus, yang
kurang dominan sumbunya diputus.
Marking Sumbu Landasan terdiri dari garis putus-putus dengan panjang garis dan
panjang pemutusan sama. Panjang garis bersama gapnya yaitu (50 – 75 ) m, lebar strip
(0,30 – 0,90) m tergantung kelas landasan.

5
21/02/2012

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN


c. Marking Threshold
• Ditempatkan diujung landasan, sejauh 6 m dari tepi ujung landasan
membujur landasan, sepanjang paling kurang 30 m lebar 1,8 m seperti tutus
piano dengan jarak antara 1,8 m.
• Banyaknya Strip tergantung lebar landasan

Lebar Landasan Banyaknya Strip


18 m 4
23 m 6
30 m 8
45 m 12
60 m 16

d. Marking Untuk Jarak-jarak Tetap (Fixed Distance Marking)


• Berbentuk empat persegi panjang, berwarna menyolok biasanya oranye.
Ukurannya panjang (45 – 60) m, lebar (6 – 10) m terletak simetris kanan kiri
sumbu landasan, marking ini yang terujung berjarak 300 m dari threshold.

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN


e. Marking Touchdown Zone
• Dipasang pada landasan dengan approach presisi, tapi bisa juga dipasang
pada landasan non presisi atau landasan non instrumen, yang lebar
landasannya lebih dari 23 m.
• Terdiri dari pasangan-pasangan berbentuk segi 4 di kanan kiri sumbu
landasan lebar 3 m dan panjang 22,5 m untuk strip-strip tunggal dan untuk
strip-strip ganda ukuran 22,5 m x 1,8 m dengan jarak 1,5 m
• Jarak satu sama lain 150 m diawali dari threshold, banyaknya pasangan
tergantung panjang landasan.

Panjang Landasan Banyaknya Pasangan


Kurang dari 900 m 1
900 – 1.200 m 2
1.200 – 1.500 m 3
1.500 – 2.100 m 4
Lebih dari 2.100 m 6

6
21/02/2012

Gambar MARKING LANDASAN

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN


f. Marking Tepi Landasan (Runway Side Stripe Marking)
• Merupakan garis lurus ditepi landasan, memanjang sepanjang landasan
dengan lebar strip 0,9 m untuk landasan dengan lebar > 30 m, dan 0,45 m
untuk lebar landasan < 30 m.
• Berfungsi sebagai batas landasan terutama apabila warna landasan hampir
sama dengan warna bahunya.
g. Marking Taxiway
• Marking sumbu taxiway :Merupakan garis pedoman dari sumbu landasan masuk
ke taxiway, berbentuk garis selebar 15 cm berwarna kuning
• Marking posisi taxi holding (Taxi holding position marking) : sebagai tanda bahwa
taxiway akan berpotongan dengan landasan. Pesawat harus berhenti disini
sebelum mendapat perintah masuk kelandasan.

h. Marking Untuk Area Yang Dibatasi


Landasan atau taxiway yang tidak digunakan dan ditutup untuk lalu lintas pesawat,
diberi tanda silang berwarna kuning.
i. Marking Untuk Objek Tetap
Yang dimaksud dengan objek tetap misalnya menara air, antena, gedung/bangunan
yang diperkirakan menjadi halangan pada flight path harus diberi tanda yang
menyolok misalnya warna putih oranye berganti-ganti kotak-kotak.

7
21/02/2012

MARKING TAXIWAY

2. Perlampuan
a. Perlampuan Approach (Approach Lighting)
• Ketika pilot akan mendarat, terdapat penglihatan dengan rentang kemiringan tertentu.
Untuk memenuhi rentang kemiringan itu sinar-sinar lampu threshold maupun lampu
landasan belum memadai. Maka dibuatlah lampu-lampu yang memenuhi kebutuhan
rentang kemiringan tadi yang disebut approach lighting system.
• Sistem lampu ini bisa memberikan informasi dengan kemiringan yang diinginkan,
intensitas cahayanya bisa diatur sehingga menjamin informasinya mencapai mata
pilot dalam keadaan cuaca jelek maupun cuaca baik dimalam hari tanpa menyilaukan
mata pilot..
• Ada 2 konfigurasi perlampuan approach yang memenuhi kebutuhan pendaratan :
1. Konfigurasi Sistem Calvert (Banyak dipakai di Eropa)
Pada sistem ini ada 6 banjar lampu dan lebar banjar berbeda-beda dengan jarak
tiap-tiap banjar 500 ft sepanjang 3000 ft (900 m).
2. Konfigurasi A dipakai di Amerika
Pada sistem ini hanya ada 1 banjar lampu melintas sumbu landasan yaitu sejauh
1.000 ft dari threshold.

8
21/02/2012

PERLAMPUAN

9
21/02/2012

10
21/02/2012

2. Perlampuan (lanjutan)
b. Perlampuan Threshold (Threshold Lighting)
• Merupakan pedoman bagi pilot apakah dia bisa membuat keputusan untuk
mendarat atau tidak mendarat.
• Pada lapangan terbang besar threshold bisa dikenali sebagai garis perlampuan
menerus berwarna hijau, melintang landasan dari tepi ke tepi.
• Lampu threshold dipandang dari pesawat yang akan mendarat berwarna hijau,
tetapi sebaliknya berwarna merah sebagai pertanda akhir ujung landasan.
c. Perlampuan Landasan
• Lampu ini berfungsi sebagai alat bantu bagi pilot agar mendapatkan informasi
sumbu landasan, untuk menghindari perpindahan roda pesawat keluar jalur dan
mengetahui jarak yang telah terlewati.
• Lampu landasan terdiri dari :
1. Lampu Tepi Landasan.
Dipasang disepanjang tepi landasan sejauh 3 m dari tepi perkerasan. Jarak
memanjang dari lamu ke lampu < 60 m berwarna putih, kecuali 600 m akhir
menjelang ujung pada landasan instrumen berwarna kuning.
2. Lampu Sumbu Landasan dan Touch Down Zone.
Merupakan usaha untuk menerangi daerah gelap di tengah landasan, serta
untuk memberi pedoman arah pada kondisi visibility jelek.

11
21/02/2012

2. Perlampuan (lanjutan)
d. Lampu Taxiway
• Berfungsi untuk memandu pilot menjalankan pesawatnya melalui taxiway
menuju ke atau dari terminal/hanggar.
• Kriteria perencanaan adalah sebagai berikut :
Taxiway harus dirancang sehingga mudah dikenali dan tidak terkacau dengan
landasan.
Tanda keluar dari landasan masuk taxiway harus betul-betul mudah dikenali
Harus merupakan pedoman sepanjang taxiway.
Perpotongan taxiway dengan landasan harus jelas ditandai.
Rute dari landasan ke apron dan sebaliknya harus gampang dikenal.
• Lampu tepi taxiway berwarna biru, lampu sumbu taxiway berwarna hijau.
e. Visual Approach Slope Indicator
• Merupakan alat bantu pilot dalam menaksir ketinggian pada jarak penglihatan
baik dan cuaca baik
• Dipasang melintang arah landasan yang disebut dengan Bar pada satu sisi
landasan atau di kedua sisi landasan
• Setiap bar terdiri dari satu, dua atau tiga unit lampu yang disebut Box
• Bar yang terdekat dengan threshold disebut Down Wind Bar berwarna putih,
sedangkan yang terjauh disebut dengan Up Wind Bar berwarna merah.

VISUAL APPROACH SLOPE INDICATOR (VASI)

12
21/02/2012

VISUAL APPROACH SLOPE INDICATOR (VASI)

2. Perlampuan (lanjutan)
f. Runway End Identifier Lights (Reil)
• Reil dipasang pada lapangan terbang yang tidak mempunyai approach Light.
• Fungsinya untuk membantu pilot dalam mengenal landasan secara visuil dan
mengetahui pasti ujung landasan untuk approach
• Sistemnya terdiri dari pasangan-pasangan lampu flash putih, yang singkron,
berlokasi di dua sisi threshold landasan dan dipakai pada kondisi visibility yang
memadai.

3. Instrument Landing System (ILS)


• ILS adalah alat bantu radio untuk pendaratan pesawat di bawah kondisi cuaca
yang kurang menguntungkan dan visibility yang rendah.
• ILS memberikan informasi mengenai jalur approach yang tepat dan sudut
pendaratan yang tepat untuk pendaratan kepada pilot.

13
21/02/2012

INSTRUMENT LANDING SYSTEM (ILS)

INSTRUMENT LANDING SYSTEM

14
21/02/2012

INSTRUMENT LANDING SYSTEM

15

Você também pode gostar