Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini umumnya masih banyak gaya hidup masyarakat yang masih
belum memahami tentang pentingnya kesehatan. Mereka pada umumnya mengkonsumsi
segala jenis makanan, seperti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi dengan
olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang salah, seperti :
kebiasaan merokok dan minum - minuman keras ataupun mengkonsumsi narkoba yang
kesemuanya itu dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Diantara masalah
kesehatan tersebut akan mengakibatkan timbulnya penyakit Reumatik, Diabetes Mellitus,
Jantung, Ginjal dan sebagainya. Dari berbagai penyakit diatas diantaranya adalah Diabetes
Mellitus. Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer C, Suzanne, 2001).
Diabetes Mellitus mempunyai dua tipe yang pertama Diabetes Mellitus tipe I (IDDM) yaitu
diabetes mellitus yang tergantung insulin dan yang kedua Diabetes mellitus tipe II (NIDDM)
yaitu diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I biasanya
terjadi pada usia kurang dari 30 tahun dengan persentase 5% - 10% dari seluruh penderita
diabetes mellitus. Sedangkan pada kasus diabetes mellitus tipe II sering ditemukan pada usia
lebih dari 30 tahun dengan persentase 90% - 95% seluruh penderita diabetes mellitus,
obesitas 80% dan non obesitas 20% (Smeltzer C. Suzanne, 2001). Menurut riset, penderita
diabetes mellitus di Indonesia mencapai 12 juta jiwa atau 5% dari seluruh penduduk. Sekitar
30% dari penderita mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% harus
menjalani amputasi.
Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita
Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta
penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.
Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat
tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan di antara
mereka baru sekitar 30% yang datang berobat teratur.
Berdasarkan dari data Rumah Sakit Sukmul Tnjung Priok Jakarta Utara yang menjalankan
penobtan rawat inap dari bulan januari sampai dengan juni 2010 berjumlah 3.555 jiwa, lima
penyakit dengan penderita terbesar adalah Febris 245 jiwa (6,9%), DHF 223 jiwa (6,3%),
GE 150 jiwa (4,2%), Demam Tipoid 148 jiwa(4,1%), dan Diabetes Mellitus sendiri berada
pada posisi ke-5 dengan jumlah 84 jiwa (2,4%).
Berdasarkan data diatas maka kelompok tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada Tn.K yang dirawat di ruang rawat inap Pavilun Mawar kamar 107/2, rumah sakit
Sukmul Jakarta utara Rumusan masalah ; bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan
pada Tn. K dengan Diabetes mellitus di ruang rawat inap Paviliun Mawar kamar 107/2,
Rumah sakit sukmul Jakarta utara.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan medical
bedah dengan masalah kesehatan diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
Diharapakan mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan diabetes mellitus.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan dengan masalah kesehatan
diabetes mellitus.
c. Merencanakan diagnosa keperawatn pada klien dengan masalah kesehatan diabetes mellitus.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah esehatan diabetes mellitus.
e. Melakukan evaluasi kepada klien dengan masalah kesehatan diabetes mellitus.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada teori dan kasus.
g. Mengidentifikasi factor-faktor pendukung dan penghambat serta dapat mencari solusinya.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.
BAB 2
KONSEP TEORITIS
A. DEFINISI
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
B. KLASIFIKASI
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Expert
Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan
4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus
tergantung insulin (DMTI)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta
dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses
autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes
Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau
akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah
dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen
dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral
tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang
berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
3. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin.
4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.
C. ETIOLOGI
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I.
Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh
hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya
adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
D. PATOFISIOLOGI
Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan
selera makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya
mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin
mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan
substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi
tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia.
Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan
produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak.
Badan keton merupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa
tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat
menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah,
hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama
cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan
metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet
dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan
komponen terapi yang penting.
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan
sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin
pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Diabetes Tipe I
§ hiperglikemia berpuasa
§ glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
§ keletihan dan kelemahan
§ ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas bau
buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
§ lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
§ gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan
kabur
§ komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)
F. DATA PENUNJANG
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl,
2 jam setelah pemberian glukosa.
2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.
3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I
5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau
peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.
6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3
7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi
(Tipe II)
10. Urine: gula dan aseton positif
11. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi
luka.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus) digolongkan
sebagai akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007)
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari
glukosa darah
a. HIPOGLIKEMIA/ KOMA HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal
60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari
kegawatan hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor atau koma
yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu hipoglikemik
dan merupakan alasan untuk pembarian glukosa. Koma hipoglikemik biasanya
disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula disebabkan oleh karana
terlambat makan atau olahraga yang berlebih.
Diagnosa dibuat dari tanda klinis dengan gejala hipoglikemik terjadi bila kadar gula
darah dibawah 50 mg% atau 40 mg% pada pemeriksaaan darah jari.
Penatalaksanaan kegawat daruratan:
§ Pengatasan hipoglikemi dapat diberikan bolus glukosa 40% dan biasanya kembali
sadar pada pasien dengan tipe 1.
§ Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50 W dalam waktu 3-5 menit
dan nilai status pasien dilanjutkan dengan D5 W atau D10 W bergantung pada
tingkat hipoglikemia
§ Pada hipoglikemik yang disebabkan oleh pemberian long-acting insulin dan
pemberian diabetic oral maka diperlukan infuse yang berkelanjutan.
§ Hipoglikemi yang disebabkan oleh kegagalan glikoneogenesis yang terjadi pada
penyakit hati, ginjal, dan jantung maka harus diatasi factor penyebab kegagalan
ketiga organ ini.
Untuk mengatasi dehidrasi diberikan cairan 2 jam pertama 1 - 2 liter NaCl 0,2 %.
Sesudah inisial ini diberikan 6 – 8 liter per 12 jam. Untuk mengatasi hipokalemi
dapat diberikan kalium. Insulin lebih sensitive dibandingkan ketoasidosis diabetic
dan harus dicegah kemungkinan hipoglikemi. Oleh karena itu, harus dimonitoring
dengan hati – hati yang diberikan adalah insulin regular, tidak ada standar
tertentu, hanya dapat diberikan 1 – 5 unit per jam dan bergantung pada reaksi.
Pengobatan tidak hanya dengan insulin saja akan tetapi diberikan infuse untuk
menyeimbangkan pemberian cairan dari ekstraseluler keintraseluler.
§ Insulin
Skema pemberian insulin adalah sebagai berikut:
algoritma Diabetes Melitus
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
1. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi koroner,
vaskular perifer dan vaskular serebral.
2. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata (retinopati) dan
ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk memperlambat atau
menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular.
3. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi serta
menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
4. Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
5. Ulkus/ gangren/ kaki diabetik
BAB 3
PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama : Tn.P
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : HI/Serka Pusdik Pal
Alamat : Perum Giri Asih Batujajar RT.05. RW.11
DX Medis : DM Tipe II + Hipertensi
No. Reg. : 040.4300335
Tanggal Masuk : 30 April 2004
Tanggal Dikaji : 14 Mei 2004-05-23
Penanggung Jawab
Nama : Ny.T
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan Dengan Klien : Istri Klien
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan masuk rumah sakit
Dua hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh lemas, keluhan disertai banyak
kencing, banyak minum dan banyak makan, keluhan tidak disertai panas badan mual (-),
munath (-) BAB tak lancar (3 hari) keras tidak ada darah kemudian klien berobat ke
Rumah Sakit Dustira dan harus di awat di ruang perawatan (XI) Rumah sakit Dustira.
b. Keluhan utama saat didata
Klien mengeluh masih terasa agak lemas, lemas dirasakan bertambah jika klien mencoba
untuk melakukan aktivitas dan dirasakan berkurang jika berbaring atau setengah duduk,
lemas yang dirasakan tidak sampai mengganggu aktivitas ringanya seperti makan dan
minum, perasaan lemas dirasakan seluruh tubuh setiap klien setelah berjalan-jalan, berat
badan klien sudah mulai agak naik 1 kg dalam 2 minggu terakhir ini.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat penyakit DM sejak empat tahun
yang lalu dan selalu memeriksakan kadar gula darahnya apabila sudah terasa lemas atau
tidak enak di mulut, juga penyakit hipertensi yang dideritanya selalu dikontrol, klien belum
pernah di rawat sebelumnya ataupun menderita penyakit menular ataupun penyakit yang
sama yang diderita sekarang ini.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dideritanya sekarang ini, tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan ataupun menular
lainnya.
D. Data Biologis
NO POLA DI RUMAH DI RUMAH
KEBIASAAN SAKIT
1 Nutrisi
a. Makan
Ø Frekwensi 3x4/hari 3x4/hari
Ø Jenis makanan MB (Nasi, Nasi tim, lauk,
sayur, buah) sayur, buah
dengan diet
Ø Pantangan 1500 kalori
Makanan
tinggi kadar Makanan
Ø Keluhan gula dan kadar gula dan
daging serta rendah
garam kolestrol serta
Nafsu makan rendah garam
b. Minum meningkat tapi Nafsu makan
Ø Jumlah cepat lapar, meningkat tapi
Ø Jenis kadang- cepat lapar,
Ø keluhan kadang mual kadang-
kadang mual
200- 200-
2500cc/hari 2500cc/hari
Air putih, susu Air putih, susu
Sering haus Tidak ada
keluahan
2 Eliminasi
a. BAB
Ø Frekwensi 1-2/hari 1-2/hari
Ø Konsistensi Lembek Lembek
Ø Warna berbentuk berbentuk
Ø Keluhan Kuning Kuning
tengguli tengguli
b. BAK Tidak ada Tidak ada
Ø Frekwensi keluhan keluhan
Ø Jumlah
Ø Warna
Ø Keluhan 7-8x/hari 6-7x/hari
1500-1800cc 1200-1500cc
Kuning jernih Kuning jernih
Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan
3 Istirahat/tidur
a. Tidur malam
Ø Kuantitas 6-7 jam 7-8 jam
Ø Kualitas Nyenyak Nyenyak
b. Tidur siang
Ø Kuantitas 2 jam 1-2 jam
Ø Kualitas Nyenyak Nyenyak
c. Keluhan Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan
4 Kebersihan diri
Ø Mandi 2x/hari dengan 1x/hari dengan
Ø Gosok gigi sabun sabun
Ø Cuci rambut 2-3x/hari 1x/hari dengan
dengan pasta pasta gigi
Ø Potong kuku gigi Baru
Ø Membersihkan 2-3x/minggu melakukan 1x
telinga dengan sampo
1x/minggu Belum pernah
1x/minggu Belum pernah
5 Aktivitas Klien bisa Selama di
melakukan rumah sakit
aktivitas klien hanya
sehari- beraktivitas
seharinya ringan karena
sebagai kepala masih terasa
rumah tangga lemas dan
tanpa ada pusing
keluhan atau
masalah
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Ø Kesadaran : Compos mentis
Ø Penampilan :
Ø Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
R : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 600C
TB : 160 cm
BB : 55kg
2. Sistem panca indra
Ø Sistem penglihatan
Bentuk dan ukuran simetris, tekanan bola mata tidak meningkat, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak anemis, reflek pupil terhadap cahaya (+), reflek kornea (+), bola mata tidak
terbatas mampu bergerak ke atas dan ke bawah, kekanan dan kekiri.
Ø Sistem pendengaran
Bentuk telinga sismteris, ukuran pinna simetris kiri dan kanan, palpasi tidak teraba masa
dan nyeri, fungsi pendengaran baik dapat mendengar pada jarak 25 cm, keadaan bersih
tidak ada akumulasi cairan dan serumen.
Ø Pengecapan dan penciuman
Dapat membedakan rasa asin dan manis serta daat membedakan bau minyak kayu putih
dan kopi.
Ø Perabaan
3. Sistem pernafasan
Keadaan hidung simetris, septum kokoh berada di tengah bersih tidak ada lesi, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, palpasi prontalis dan sinus maksilaris tidak terdapat
nyeri, palpasi pada dada tidak teraba massa, frekensi pernafasan 22x/menit, bunyi nafas
vesikuler, tidak ada nafas tambahan, tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi.
4. Sistem pencernaan
Bibir dan selaput mukosa lembab, warna bibir tidak sianosis, lidah tidak tampak kotor, gigi
berjumlah 32 lengkap, tidak terdapat carles gigi, tidak tercium bau infeksi abdomen, tidak
acietas. Auskultasi bising usus 12x/menit, palpasi abdomen tidak ada nyeri lepas dan nyeri
tekan, hati dan lien tidak teraba.
5. Sistem kardiovaskuler
JVP tidak ada peningkatan, KGB tidak teraba membesar, tidak ada masa, bunyi jantung
reguler S1 S2, nadi 80x/menit tekanan darah 130/80 mmHg, akral hangat, ekstremitas tidak
ada oedema.
6. Sistem perkemihan dan genetalia
Pada saat palpasi ginjal tak teraba, tidak terdapat nyeri tekan, vesika urinaria kosong pada
saat perkusi.
Ø Pemeriksaan Reflek
· Reflek bisep Positif
· Reflek trisep Positif
· Reflek Patela Positif
· Reflek Achiles Positif
· Reflek Babin sky Positif
8. Sistem endokrin
Tidak teraba adanya penekanan kelenjar tyroid klien sudah mengalami osteoporosis karena
klien lansia, kelenjar KGB tidak mengalami pembesaran ukuran tubuh sesuai dengan usia,
tidak terdapat eodema.
9. Sistem Integumen
Suhu tubuh 360C, rambut berwarna hitam keputihan, distribusi merata, tidak teraba massa,
rambut bersih, turgor kulit baik
10. Sistem musculokeletal
a. Extremitas atas
ROM kiri mampu fleksi, abduksi, ekstensi, aduksi, dan rotasi. ROM kanan mampu fleksi,
abduksi, ekstensi, aduksi, dan rotasi. Kekuatan tangan kiri mampu menahan tekanan dari
perawat, begitu juga kekuatan tangan kanan.
b. Ekstremitas bawah
ROM kiri mampu fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. ROM kanan mampu fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Kaki kanan dan kiri mampu menahan tahanan dari
perawat. 5 5
5 5
F. Data Sosial
1. Pendidikan : SMA
2. Hubungan Sosial : Klien mampu menjalin hubungan yang baik dengan tetangga di
sekitar rumahnya dan sering bersama-sama dengan masyarakatnya lainnya dalam
kegiatan ronda malam dan kegitan-kegiatan lainnya.
3. Gaya hidup : Klien seorang pensiunan tentara dan terakhir bekerja di pabrik/PT.
Sebagai keamanan, klien hidup sederhana dan sangat mensyukuri pekerjaan sekrang
untuk menambah kegiatan agar tidak kesal.
4. Pola Interaksi : Klien mampu menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan
lingkungan sekitarnya, serta menerima orang lain sebagai orang berarti dalam hidupnya,
istri klien mengatakan bahwa di rumahnya mempunyai cukup banyak teman dan kenalan.
G. Data Psikologis
1. Status emosi
Klien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya tetapi tidak terlalu dipermasalahkan,
hanya harapan cepat sembuh.
2. Gaya komunikasi
Dalam menjawab pertanyaan klien menggunakan bahasa verbal dan kooperatif, klien
cukup terluka dalam mengungkapkan perasaannya serta mampu menerima masukan-
masukan dari orang lain.
3. Konsep diri
a. Body image
Klien mengatakan bahwa penyakitnya tidak begitu mengganggu terhadap body imagenya.
b. Ideal diri
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh dengan segera pulang dalam keadaan sehat.
c. Harga diri
Klien mengatakan bahwa dirinya dapat berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat baik
di lingkungan rumah dan tempat kerjanya tanpa ada masalah.
d. Identitas diri
Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki-laki yang berkeluarga, mempunyai
seorang istri dan 5 orang anak, klien dapat membedakan dirinya dengan orang lain dan
dengan saudara-saudaranya yang sudah menikah.
e. Peran
Klien merasa bahwa perannya sebagai kepala keluarga ternganggu karena tidak dapat
tinggal di rumah.
4. Pola koping
Dalam menghadapi dan mengatasi setiap masalah klien lebih memilih membicarakannya
dengan istri dan keluarganya, karena menurut klien saran dari keluarga dapat
menenangkannya dan menambah kepercayaan bagi dirinya.
H. Data Spiritual
Klien adalah seorang penganut agama Islam yang selalu berusaha untuk berdoa demi
kesembuhannya.
I. Data Penunjang
J. Pengobatan
Tanggal 14 Mei 2004 :
Ø Diet DM 1000 kall
Ø Humulin 24 14-0-0
Ø Periksa - GPP
- GD à pagi
DS :
Ø Klien mengatakan
kurang mengetahui
tentang keadaan
penyakitnya.
Ø Klien mengatakan
kadang-kadang suka
cemas dan tidak
senang jika
mengingat tentang
penyakitnya.
Nama : Tn.P
Umur : 64 tahun
No. Reg : 040.4300335
Jangka
Panjang
Setelah
keluar
dari
perawata
n klien
dapat
lebih
percaya
diri
dengan
keadaan
diri
dengan
keadaan
penyakitn
ya tanpa
menjadik
annya
satu
beban.
V. EVALUASI
Nama : Tn.P
Umur : 64 tahun
No. Reg : 040.4300335
CATATAN PERKEMBANG
NO. HARI/TANGGAL PERKEMBANGAN TT/NAMA
DX PERAWAT
1 2 3 4
1 17 Mei 1004 S:
Klien mengatakan perasaan
lemas sudah tidak ada, pola
makan mulai bisa disesuaikan
berdasarkan program diet,
meskipun kadang-kadang harus
menahan untuk keinginan
makan di luar penyajian.
O:
Klien mulai membiasakan
untuk turun dari tempat tidur,
berjalan dengan jarak dekat,
seperti berdiri di luar dan pergi
ke kamar mandi + 6 meter dan
istirahat lagih.
A:
Intoleransi terhadap aktivitas
sehari-hari sudah teratasi.
P:
Intervensi dihentikan
2 17 Mei 1004 S:
Klien mengatakan perasannya
tidak nyaman.
O:
Klien makan 1 porsi habis
Ø TB : 160 cm
Ø BB : 55 kg
A:
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
dapat teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
3 17 Mei 1004 S:
Klien mengatakan bahwa
sekrang sudah mengerti tentang
keadaan penyakit DM
(Diabetes Melitus), sudah
mengerti tantang kebutuhan
diet pada penyakit DM,
kecemasan sudah tampak
tenang.
O:
Klien tampak mengerti
sehingga dapat mengulang
informasi yang diberikan, dan
tampak tenang.
A:
Kurangnya pengetahuan dan
gangguan rasa nyaman cemas
dapat teratasi.
P:
Intervensi dihentikan