Você está na página 1de 23

Andalisa LBM 5 Uro

LBM 5

Step 1

- Secondary survey : pemeriksaan lanjutan yang sifatnya mengobservasi , pertama


melakan ABCD yang merupakan primary survey. Pemeriksaan dimulai dari kepala
secara sistematis , ada riwayat kesehatan , tanda vital , pemeriksaan fisik dari kepala
sampai kaki.
- Jejas : bekas trauma.
- Trauma : perlakuan dari luar yang menyebabkan kerusakan.

Step 2

1. Apa hubungan apsien mengeluh sakit pinggang dan kencing warna merah dan
kejadian tabrakan ?
2. Pemeriksaan penunjang pada skenario ?
3. Kegunaan infus RL 1%, oksigen dan kateter?
4. Apa yang dimaksud dengan ABCD, cara dan hasil ketika normal?
5. Kenapa nyeri dipinggang kiri ?
6. Organ-organ abdomen yang ada di kiri atas ?
7. Macam-macam trauma pada urogenital ?
8. DD ? (etiologi , patogenesis , manifestasi klinik)
9. Mekanisme trauma dan kompensasi yang terjadi pada tubuh ?
10. Terapi ?
11. Derajat trauma ginjal ?

Step 3

1. Apa hubungan apsien mengeluh sakit pinggang dan kencing warna merah dan
kejadian tabrakan ?
Kencing warna merah
Trauma ada langsung dan ada yang tidak langsung (deselerasi peregangan tiba-tiba
dalam peritoneum) . menyebabkan peregangan pedikel ginjal  robekan tunica
intima arteri renalis  perdarahan kencing berwarna merah.
Seberapa banyak urin dapat membuat darah tidak membeku ?
Makros urin : 1 cc darah : 1 cc urin
Mikros :sel eritrosit >= 3 / LPB
Gross hematuri ?
Penyebab hematuri ?
- Trauma : Tumpul (langsung dan tidak langsung) , tajam dan iatrogenik.
Batu ginjal
Andalisa LBM 5 Uro

- Non Trauma: Infeksi, Tumor

2. Kenapa nyeri dipinggang kiri?


Saraf-saraf organ abdomen kiri
- Organ abdomen : n. Vagus (proksimal) dan n. Splancnicus pelvus . nyeri sebelah kiri
kena ginjal , lien , pankreas dan colon. Ginjal dari n. Coeliacus , thoracal X . ureter :
proksimal : thoracal X, XI . lien : inervasi sama dengan organ visceral lainnya.
- sifat nyeri : nyeri visceral
- nyeri visceral : nyeri pada organ visceral (sistem otonom) . pasien tidak bisa
menunjukkan letak nyeri di mana.
- nyeri alih : nyeri yang dialihkan. Nyeri sesuai dermatom.
- Nyeri : bagian pelcis atau eksaserbasi spasium renalis (capsula renalis).

3. Organ-organ abdomen yang ada di kiri atas ?


- Lien, gaster , peregangan peritoneum gaster, pankreas, colon descenden , glandula
supraren, flexura coli sinistra.
Posterior : cosat XI-XII , Otot.
GAMBAR digabung dengan mekanisme trauma dan nyeri
4. Mekanisme trauma dan kompensasi yang terjadi pada tubuh ?
Mekanisme patologi
- Laserasi  bidang transveral  parenkim ginjal
- Deselerasi  ginjal bergerak ke atas atau kebawah  tarikan pada pedikel ginjal 
avulsi partial / komplit
- Trombosis a. Renalis karena robekan intima pada trauma deselerasi yang cepat atau
pada tarikan yang tiba-tiba.
GAMBAR.
5. Apa yang dimaksud dengan ABCD, cara dan hasil ketika normal?

A : Air ways : jalan nafas. Dibuka mulutnya.


B : Breathing : nafasnya. Dilihat pernafasan pada dada nya
C : Circulation : nadi. Jika ada perdarahan : nadi cepat
D : Dissability. Kesadaran , apakah ada luka lain (fraktur, jejas)

Tanda vital :
Nafas 18x/menit : normal
Tekanan darah 110/70 : normal
Nadi : 90 x/menit

6. DD ? ( manifestasi klinik, cara mendiagnosis? ) Macam-macam trauma pada


urogenital ? Derajat trauma ginjal ?
a. Trauma ginjal
Manifestasi klinis : terasa nyeri disekitar pinggang? , perut bagian atas , hematuria
, cedera deseelerasi, jejas , fraktur costa th VIII-XII.
Andalisa LBM 5 Uro

- Nyeri disekitar pinggang : mediator inflamasi


A. Epigastrica : menyebabkan hematom.
Saraf yang luar : dermatom yang dikulit .
Ren nyeri alih : thoracal X atau XI

- Nyeri visceral trauma : peregangan peritoneum . pariental (sensitif luka) , visceral


(sensitif peregangan)
- Ekstremitas superior ginjal (supra ren) : mengenai peritoneum.

Sel yang terjejas ? sel mediator ?

Sel ginjal terjejas ? yang mengirim sinyal ?


Regenerasi sel ginjal ?
Sel jejas 
Jejas seperti apa yang tidak perlu operasi ?
Jejas seperti apa yang harus operasi ?
Indikasi operasi ?

Pemeriksaan penunjang IVP : kontras. CT Scan .


Cara mendiagnosis :
ABCD dan Vital sign
Px Fisik : Px abdomen
Inpeksi
Palpasi : nyeri tekan , defens muscular .
Perkusi : redup
Auskultasi :
AKUT ABDOMEN ?
KOMPLIKASI ?
Px penunjang : Urinalisa , USG, IVP,
Kenapa darah tidak menggumpal ? jumlah toleransi di URIN yang menyebabkan
tidak beku ?
Karena di dalam urin ada NaCl

b. Trauma ureter

c. Trauma Vesiva urinaria

d. Trauma uretra

7. Pemeriksaan penunjang pada skenario ?


8. Terapi ? Kegunaan infus RL 1%, oksigen dan kateter?
Andalisa LBM 5 Uro

Step 7

1. Apa hubungan apsien mengeluh sakit pinggang dan kencing warna merah dan
kejadian tabrakan ?
Kencing warna merah

Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

1. Trauma tajam
2. Trauma iatrogenik
3. Trauma tumpul
Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas atau
pinggang merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau
radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography,
percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin
meningkatnya popularitas dari teknik teknik di atas, insidens trauma iatrogenik
semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah diperkenalkan ESWL. Biopsi
ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal .

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya
pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat
kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.


Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja
atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai
organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang
menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum.
Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika
intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

Ada beberapa faktor yang turut menyebebkan terjadinya trauma ginjal. Ginjal
yang relatif mobile dapat bergerak mengenai costae atau corpus vertebrae, baik karena
trauma langsung ataupun tidak langsung akibat deselerasi. Kedua, trauma yang
demikian dapat menyebabkan peningkatan tekanan subcortical dan intracaliceal yang
Andalisa LBM 5 Uro

cepat sehingga mengakibatkan terjadinya ruptur. Yang ketiga adalah keadaan


patologis dari ginjal itu sendiri.
Sebagai tambahan, jika base line dari tekanan intrapelvis meningkat maka
kenaikan sedikit saja dari tekanan tersebut sudah dapat menyebabkan terjadinya
trauma ginjal. Hal ini menjelaskan mengapa pada pasien yang yang memiliki kelainan
pada ginjalnya mudah terjadi trauma ginjal.

HEMATURI

Hematuri adalah suatu gejala yang ditandai dengan adanya darah atau sel darah
merah dalam urin. Secara klinis, hematuri dapat dikelompokkan menjadi:

Hematuri makroskopis (gross hematuria) adalah suatu keadaan urin


bercampur darah dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Keadaan ini dapat terjadi
bila 1 liter urin bercampur dengan 1 ml darah. Hematuri mikroskopis yaitu hematuri
yang hanya dapat diketahui secara mikroskopis atau tes kimiawi.

Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam sistem


urogenitalia atau kelianan yang berada di luar urogenitalia. Kelainan yang berasal dari
sistem urogenitalia antara lain :
Andalisa LBM 5 Uro

 Infeksi/inflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis,


sistitis, dan uretritis
 Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor
pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia
prostat jinak.
 Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren
mobilis
 Trauma yang mencederai sistem urogenitalia
 Batu saluran kemih

http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/hematuria_pada_karsinoma_buli
_files_of_drsmed_fkur.pdf

Hematoma adalah koleksi (kumpulan) dari darah diluar pembuluh darah yang terjadi
karena dinding pembuluh darah, arteri, vena atau kapiler, telah dirusak dan darah
telah bocor kedalam jaringan-jaringan dimana ia tidak pada tempatnya.

Tipe-tipe Hematoma
Hematoma seringkali digambarkan berdasarkan lokasi mereka. Hematoma mungkin terjadi
dimana saja dalam tubuh. Tidak perduli bagaimana hematoma digambarkan atau dimana ia
berlokasi, ia tetap koleksi (kumpulan) dari darah-darah yang menggumpal diluar pembuluh
darah. Hematoma yang paling berbahaya adalah yang terjadi didalam tengkorak.
Karena tengkorak adalah kotak yang tertutup, segala yang mengambil ruang
meningkatkan tekanan didalam kotak itu dan berpotensi mengganggu kemampuan
otak untuk berfungsi. Tipe Hematoma berdasarkan lokasi yaitu :
a. Epidural hematoma terjadi karena trauma, seringkali pada pelipis (temple), dimana arteri
meningeal tengah berlokasi. Perdarahan berakumulasi dalam ruang epidural, diluar 'dura'
yang adalah lapisan dari otak. Karena cara dura melekat pada tengkorak, hematomas kecil
dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dan luka otak.
b. Subdural hematoma juga terjadi karena trauma namun luka biasanya pada vena-vena
dalam otak. Ini menyebabkan kebocoran darah yang lebih lambat, yang memasuki ruang
'subdural' dibawah dura. Ruang dibawah dura memunyai lebih banyak ruang untuk darah
berakumulasi sebelum fungsi otak menderita. Ketika orang-orang menua, mereka kehilangan
beberapa jaringan otak dan ruang subdural adalah relatif lebih besar. Perdarahan kedalam
Andalisa LBM 5 Uro

ruang subdural mungkin adalah sangat lambat, berangsur-angsur berhenti, dan tidak
menyebabkan gejala-gejala akut. Hematoma subdural kronis ini seringkali ditemukan secara
kebetulan pada computerized tomography (CT) scans sebagai bagian dari evaluasi pasien
untuk kebingungan atau karena kajadian traumatic lain yang terjadi.
c. Intracerebral hematoma terjadi didalam jaringan otak sendiri. Intracerebral (intra=
didalam + cerebrum=otak) hematoma mungkin disebabkan oleh perdarahan dari tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol, kebocoran atau pecahnya aneurysm, trauma, tumor atau
stroke.
d. Scalp hematoma terjadi diluar tengkorak dan seringkali dapat dirasakan sebagai benjolan
pada kepala. Karena luka adalah pada kulit dan lapisan-lapisan otot diluar tengkorak,
hematoma sendiri tidak dapat menekan pada otak. Bagaimanapun, hematoma kulit kepala
memberi sinyal bahwa telah ada luka kepala dan adalah penting untuk memastikan bahwa
perdarahan dalam telah tidak terjadi didalam tengkorak. Ada keberagaman petunjuk-petunjuk
tersedia pada dokter untukmembantu dalam menilai apakah pasien akan memerlukan
pengujian lebih lanjut untuk menyelidiki segala perdarahan dalam otak.
e. Aural atau ear hematoma mungkin terjadi jika luka menyebabkan perdarahan pada helix
bagian luar atau struktur tulang muda telinga. Seringkali disebut boxer's, wrestler's ear, atau
cauliflower ear, darah terperangkap antara lapisan yang tipis dari kulit dan tulang rawan
sendiri. Karena tulang rawan telinga mendapatkan pasokan darahnya secara langsung dari
kulit yang terletak diatasnya, hematoma dapat mengurangi aliran darah yang menyebabkan
bagian-bagian dari tulang rawan mengerut atau melayu dan mati. Skenario ini berakibat pada
telinga yang berbenjol dan berubah bentuk.
f. Septal hematoma terjadi dengan trauma hidung. Septal hematoma mungkin terbentuk
berhubungan dengan hidung yang patah. Jika tidak dikenali dan dirawat, tulang rawan dapat
terurai dan menyebabkan perforasi (pelubangan) dari septum.
g. Orthopedic injuries seringkali dihubungkan dengan pembentukan hematoma. Tulang-
tulang adalah struktur-struktur yang sangat vaskular karena sumsum adalah dimana sel-sel
darah dibuat. Patah-patah tulang selalu dihubungkan dengan hematomas pada tempat patah
tulang. Patah-patah tulang dari tulang-tulang yang panjang seperti paha (femur) dan lengan
bagian atas (humerus) dapat dihubungkan dengan jumlah perdarahan yang signifikan,
adakalanya sampai satu unit darah atau 10% dari pasokan darah tubuh.
h. Pelvic bone fractures dapat juga berdarah secara signifikan karena ia mengambil jumlah
yang besar dari tenaga untuk mematahkan tulang-tulang ini dan adalah sangat sulit untuk
menekan area untuk mengurangi jumlah perdarahan. Pelvic hematomas tersembunyi dan
jumlah kehilangan darah mungkin sulit untuk dinilai.
i. Intramuscular hematoma dapat menjadi sangat menyakitkan yang disebabkan oleh
jumlah pembengkakan dan peradangan. Beberapa otot-otot dikelilingi oleh pita-pita yang
kuat dari jaringan-jaringan. Jika cukup perdarahan terjadi, tekanan didalam kompartmen-
kompartmen dapat meningkat ke titik dimana 'compartment syndrome' dapat terjadi. Pada
situasi ini, pasokan darah dari otot dikompromikan dan otot dan struktur-struktur lain seperti
syaraf-syaraf dapat menjadi rusak secara permanen. Ini paling umum terlihat pada kaki
bagian bawah dan lengan bagian bawah.
j. Subungual hematoma adalah akibat dari luka-luka ruam pada jari-jari tangan atau jari-jari
kaki. Perdarahan terjadi dibawah kuku tangan atau kuku kaki dan karena ia terperangkap,
Andalisa LBM 5 Uro

tekanan membangun yang menyebabkan nyeri. Trephination, atau pemboran lubang melalui
kuku untuk mengeluarkan gumpalan darah, membebaskan tekanan dan membebaskan luka.
Kuku yang baru tumbuh melalui waktu.
k. Memar-memar dan luka-luka memar (contusions) dari kulit (ecchymosis) adalah istilah-
istilah yang menggambarkan subcutaneous hematoma. Ini terjadi disebabkan oleh trauma
atau luka-luka pada pembuluh-pembuluh darah superficial dibawah kulit. Individu-individu
yang meminum obat-obat anti-coagulant adalah lebih cenderung pada subcutaneous
hematomas.
l. Intra-abdominal hematoma dan hemorrhage mungkin disebabkan oleh keberagaman dari
luka-luka atau penyakit-penyakit. Tidak perduli bagaimana darah sampai kedalam perut,
penemuan klinis adalah peritonitis (iritasi dari lapisan perut). Hematomas mungkin terjadi
pada organ-organ yang padat seperti hati, limpa, atau ginjal. Mereka mungkin terjadi didalam
dinding-dinding dari usus besar (bowel), termasuk usus kecil (duodenum, jejunum, ileum)
atau usus besar (colon). Hematomas munkin juga terbentuk didalam lapisan perut yang
disebut peritoneum atau dibelakang peritoneum dalam ruang retroperitoneal
(retro=belakang).
m. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan atau hematoma adalah keluhan yang umum ketika
wanita-wanita menstruasi. Darah dapat berakumulasi dalam vagina sebagai bagian dari mens-
mens yang normal dan sebagai gantinya mengalir keluar segera, ia mungkin membentuk
gumpalan-gumpalan darah kecil. Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah setelah
melahirkan bayi juga adalah relatif umum. Bagaimanapun, perdarahan vagina dan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah atau hematomas ketika hamil adalah tidak normal
dan harus menjadi tanda untuk mencari perhatian medis.

2. Kenapa nyeri dipinggang kiri?


Andalisa LBM 5 Uro

3. Organ-organ abdomen yang ada di kiri atas ?


Andalisa LBM 5 Uro

http://fk.unand.ac.id/images/skills_lab_blok_2.6.pdf

4. Mekanisme trauma dan kompensasi yang terjadi pada tubuh ?

http://urologimalang.com/download/Trauma%20Ginjal(2).pdf
Andalisa LBM 5 Uro

Mekanisme patologi
- Laserasi  bidang transveral  parenkim ginjal
- Deselerasi  ginjal bergerak ke atas atau kebawah  tarikan pada pedikel ginjal 
avulsi partial / komplit
- Trombosis a. Renalis karena robekan intima pada trauma deselerasi yang cepat atau
pada tarikan yang tiba-tiba.
GAMBAR.

5. Apa yang dimaksud dengan ABCD, cara dan hasil ketika normal?
ABCD (Airway-Breathing–Circulation–Disability)
- Airway
Menilai jalan nafas dan pernafasan: bila penderita sadar dapat berbicara
kalimat panjang. Airway baik, bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih
sulit. Obstruksi jalan nafas merupakan pembunuh tercepat.
Pengelolaan jalan nafas:
- Penghisapan (suction) – bila ada cairan
- Menjaga jalan nafas secara manual
Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang
dengan melekukan : (a) angkat kepala-dagu (head tilt-chin manouvre),
prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher,
dan (b) angkat rahang (jaw thrust).
- Breathing
Bila airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu
selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah
adekuat atau belum. Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat
berbicara kalimat panjang : airway baik, breathing terganggu, penderita
terlihat sesak, sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak.
Tindakan yang dilakukan adalah:
- Pemberian Oksigen : (a) kanul hidung (nasal canule) dan (b) masker
oksigen (face mask)
- Pernafasan Buatan (artificial ventilation), bila diperlukan, pernafasan
buatan dapat diberikan dengan cara mouth to mouth ventilation ( mulut ke
mulut ). Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18%
(konsentrasi udara paru saat ekspirasi).
- Circulation
Kondisi umum dilihat dari: (a) frekuensi denyut jantung normal adalah 60-
80/menit, (b) penentuan denyut nadi pada orang dewasa dan anak-anak
denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau
a.karotis, yakni sisi samping dari jakun, (c) henti jantung, dengan
gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita
mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu
akan berhenti nafas dan pada perabaan nadi tidak ditemukan a.karotis yang
berdenyut.
Andalisa LBM 5 Uro

- Disability
Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar
yang merupakan bagian dari Resusitasi Jantung Paru (RJP). RJP hanya
menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen
tambahan mutlak diperlukan.
Langkah-langkah yang harus diambil pada sebelum memulai RJP :
(a). Tentukan tingkat kesadaran (respon penderita)
(b). Panggil bantuan bila petugas sendiri, maka jangan mulai RJP sebelum
memanggil bantuan
(c). Penderita harus dalam keadaan terlentang, bila dalam keadaan
telungkup penderita di balikkan.
(d). Periksa pernafasan dengan inspeksi, palpasi dan aiskultasi. Pemeriksan
ini paling lama 3-5 detik. Bila penderita bernafas penderita tidak
memerlukan RJP
(e). Berikan pernafasan buatan 2 kali. Bila pernafasan buatan pertama tidak
berhasil, maka posisi kepala diperbaiki atau mulut lebih dibuka. Bila
pernafasan buatan kedua tidak berhasil (karena resistensi/tahanan yang
kuat), maka airway harus dibersihkan dari obstruksi (heimlich
manouvre, finger sweep)
(f). Periksa pulsasi a, karotis (5-10 detik). Bila ada pulsasi, dan penderita
bernafas, dapat berhenti. Bila ada pulsasi dan penderita tidak bernafas
diteruskan nafas buatan. Bila tidak ada pulsasi dilakukan RJP.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32327/4/Chapter%20II.pdf

6. DD ? ( manifestasi klinik, cara mendiagnosis? ) Macam-macam trauma pada


urogenital ? Derajat trauma ginjal ?
a. Trauma ginjal

Definisi

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam
rudapaksa baik tumpul maupun tajam.

Etiologi dan patofisiologi

Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

1. Trauma tajam
2. Trauma iatrogenik
3. Trauma tumpul
Andalisa LBM 5 Uro

Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas atau pinggang
merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi
intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy,
dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di
atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah
diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal .

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya
pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat
kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung
biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma
ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak
langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba
di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau
robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

Ada beberapa faktor yang turut menyebebkan terjadinya trauma ginjal. Ginjal yang
relatif mobile dapat bergerak mengenai costae atau corpus vertebrae, baik karena trauma
langsung ataupun tidak langsung akibat deselerasi. Kedua, trauma yang demikian dapat
menyebabkan peningkatan tekanan subcortical dan intracaliceal yang cepat sehingga
mengakibatkan terjadinya ruptur. Yang ketiga adalah keadaan patologis dari ginjal itu sendiri.
Sebagai tambahan, jika base line dari tekanan intrapelvis meningkat maka kenaikan
sedikit saja dari tekanan tersebut sudah dapat menyebabkan terjadinya trauma ginjal. Hal ini
menjelaskan mengapa pada pasien yang yang memiliki kelainan pada ginjalnya mudah terjadi
trauma ginjal.

Klasifikasi

Tujuan pengklasifikasian trauma ginjal adalah untuk memberikan pegangan dalam terapi
dan prognosis.
Grade I
 Kontusio ginjal / hematom perirenal
Andalisa LBM 5 Uro

Grade II
 Laserasi ginjal terbatas pada korteks

Grade III
 Laserasi ginjal sampai pada medulla ginjal, mungkin terdapat trombosis
arteri segmentalis
Andalisa LBM 5 Uro

Grade IV
 Laserasi sampai mengenai sistem kalises ginjal

Grade V
 Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis
 Ginjal terbelah
Andalisa LBM 5 Uro

KELUHAN DAN GEJALA KLINIK

Pada trauma tumpul dapat ditemukan adanya jejas di daerah lumbal, sedangkan pada
trauma tajam tampak luka.
Pada palpasi didapatkan nyeri tekan daerah lumbal, ketegangan otot pinggang ,
sedangkan massa jarang teraba. Massa yang cepat menyebar luas disertai tanda kehilangan
darah merupakan petunjuk adanya cedera vaskuler.
Nyeri abdomen umumya ditemukan di daerah pinggang atau perut bagian atas , dengan
intenitas nyeri yang bervariasi. Bila disertai cedera hepar atau limpa ditemukan adanya tanda
perdarahan dalam perut. Bila terjai cedera Tr. Digestivus ditemukan adanya tanda rangsang
peritoneum.
Fraktur costae terbawah sering menyertai cedera ginjal. Bila hal ini ditemukan sebaiknya
diperhatikan keadaan paru apakah terdapat hematothoraks atau pneumothoraks?
Hematuria makroskopik merupakan tanda utama cedera saluran kemih. Derajat
hematuria tidak berbanding dengan tingkat kerusakan ginjal. Perlu diperhatikan bila tidak
ada hematuria, kemungkinan cedera berat seperti putusnya pedikel dari ginjal atau
ureter dari pelvis ginjal.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda shock.

DIAGNOSTIK RADIOLOGI

Ada beberapa tujuan pemeriksaan radiologis pada pasien yang dicurigai menderita
trauma ginjal, yaitu
Andalisa LBM 5 Uro

1. Klasifikasi beratnya trauma sehingga dapat dilakukan penenganan yang tepat dan
menentukan prognosisnya
2. Menyingkirkan keadaan ginjal patologis pre trauma
3. Mengevaluasi keadaan ginjal kontralateral
4. Mengevaluasi keadaan organ intra abdomen lainnya

Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan :


Grade I
 Hematom minor di perinephric , pada IVP, dapat memperluhatkan gambaran ginjal
yang abnomal
 Kontusi dapat terlihat sebagai massa yang normal ataupun tidak
 Laserasi minor korteks ginjal dapat dikenali sebagai dfek linear pada parenkim atau
terlihat mirip dengan kontusi ginjal
 Yang lebih penting, pencitraan IVP pada pasien trauma ginjal grade I dapat
menunjukkan gambaran ginjal normal. Hal ini tidak terlalu menimbulkan masalah
karena penderit grade I memang tidak memerlukan tindakan operasi .
 Pada CT Scan, daerah yang mengalami kontusi terlihat seperti massa cairan diantara
parenkim ginjal
Grade II
 Pada IVP dapat terlihat extravasasi kontras dari daerah yang mengalami laserasi
 Extravasasi tersebut bisa hanya terbatas pada sinus renalis atau meluas sampai ke
daerah perinefron atau bahkan sampai ke anterior atau posterior paranefron.
 Yang khas adalah, batas ;uar ginjal terlihat kabur atau lebih lebar.
 Dengan pemeriksaan CT Scan , fraktur parenkim ginjal dapat terlihats
 Akumulasi masif dari kontras, terutama pada ½ medial daerah perinefron, dengan
parenkim ginjal yang masih intak dan nonvisualized ureter, merupakan duggan kuat
terjadinya avulsi ureteropelvic junction

Grade III
 Secara klinis pasien dalam kadaan yang tidak stabil. Kdang kadang dapat terjadi
shock dan sering teraba massa pada daerah flank.dapt diertai dengan hematuria.
 Bila pasien sudah cukup stabil, dapat dilakukan pemeriksaan IVP, dimana terlihat
gangguan fungsi ekskresi baik parsial maupun total
Andalisa LBM 5 Uro

 Ada 2 tipe lesi pada pelvis renalis yaitu trombosis A.Renalis dan avulsi A. Renalis.
Angiografi dapat memperlihtkan gambaran oklusi A.Renalis.
 Viabilitas dari fragmen ginjal dapat dilihat secara angiografi. Arteriografi
memperlihatkan 2 fragmen ginjal yang terpisah cukup jauh.fragmen yang viabel akan
terlihat homogen karena masih mendapat perfusi cukup baik. Fragmen diantaranya
berarti merupaka fragmen yang sudah tidak viable lagi.

Grade IV
 Grade IV meliputi avulsi dari ureteropelvic junction.
 Baik IVP maupun CT Scan memeperlihatkan adanya akumulasi kontras pada derah
perinefron tanpa pengisian ureter.
Sebagai kesimpulan, sampai sekarang belum ada pembatasan yang jelas kapan seorang
penderita yang diduga trauma ginjal memerlukan IVP atau CT Scan sebagai pemeriksaan
penunjangnya. Keputusan tersebut harus didasarkan kepada pemeriksaan manakah yang lebih
tersedia.
CT San biasanya diambil sebagai pemeriksaan penunjang pertama pada psien yang
mengalami trauma multiple organ intra abdomen, dan pasien yang diduga trauma ginjal
Grade III atau IV.
CT Scan berfungsi sebagai pemeriksaan kedua setelah IVP pada pasien yang pada IVP
memperlihtkan gambaran kerusakan luas parenkim ginjal dan pasien yang keadaan umumnya
menurun.
Andalisa LBM 5 Uro

b. Trauma ureter

c. Trauma Vesiva urinaria

d. Trauma uretra

e. Pemeriksaan penunjang pada skenario ?


Andalisa LBM 5 Uro

http://urologimalang.com/download/Trauma%20Ginjal(2).pdf

f. Terapi ? Kegunaan infus RL 1%, oksigen dan kateter?


Andalisa LBM 5 Uro

http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Genap%20II%20-
%20Terapi%20Oksigen.pdf
Andalisa LBM 5 Uro
Andalisa LBM 5 Uro

Você também pode gostar

  • LBM 2 Mata
    LBM 2 Mata
    Documento5 páginas
    LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 2 Mata
    LBM 2 Mata
    Documento5 páginas
    LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Print LBM 2 Mata
    Print LBM 2 Mata
    Documento6 páginas
    Print LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • SGD LBM 1 SKN
    SGD LBM 1 SKN
    Documento5 páginas
    SGD LBM 1 SKN
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 2 Mata
    LBM 2 Mata
    Documento5 páginas
    LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Print LBM 2 Mata
    Print LBM 2 Mata
    Documento6 páginas
    Print LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Print LBM 2 Mata
    Print LBM 2 Mata
    Documento6 páginas
    Print LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Print LBM 2 Mata
    Print LBM 2 Mata
    Documento6 páginas
    Print LBM 2 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Li LBM 1 Mata
    Li LBM 1 Mata
    Documento21 páginas
    Li LBM 1 Mata
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 2 Master Jiwa
    LBM 2 Master Jiwa
    Documento30 páginas
    LBM 2 Master Jiwa
    cici
    Ainda não há avaliações
  • SGD 1 LBM 1
    SGD 1 LBM 1
    Documento5 páginas
    SGD 1 LBM 1
    cici
    100% (1)
  • Print LBM 1
    Print LBM 1
    Documento12 páginas
    Print LBM 1
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Print LBM 2 KB
    Print LBM 2 KB
    Documento5 páginas
    Print LBM 2 KB
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 1 KB
    LBM 1 KB
    Documento7 páginas
    LBM 1 KB
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 3 Jiwa
    LBM 3 Jiwa
    Documento6 páginas
    LBM 3 Jiwa
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Li LBM 4 Jiwa
    Li LBM 4 Jiwa
    Documento11 páginas
    Li LBM 4 Jiwa
    cici
    100% (1)
  • LBM 2 Jiwa
    LBM 2 Jiwa
    Documento1 página
    LBM 2 Jiwa
    cici
    Ainda não há avaliações
  • SGD 20 LBM 1
    SGD 20 LBM 1
    Documento17 páginas
    SGD 20 LBM 1
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 2 Master Jiwa
    LBM 2 Master Jiwa
    Documento30 páginas
    LBM 2 Master Jiwa
    cici
    Ainda não há avaliações
  • Zung Depression Scale
    Zung Depression Scale
    Documento2 páginas
    Zung Depression Scale
    babygirl
    Ainda não há avaliações
  • LI LBM 2 Jiwa
    LI LBM 2 Jiwa
    Documento15 páginas
    LI LBM 2 Jiwa
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 2 Jiwa
    LBM 2 Jiwa
    Documento14 páginas
    LBM 2 Jiwa
    cici
    100% (1)
  • Step 1 LBM 4 SGD 9
    Step 1 LBM 4 SGD 9
    Documento5 páginas
    Step 1 LBM 4 SGD 9
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 1 Master
    LBM 1 Master
    Documento6 páginas
    LBM 1 Master
    cici
    Ainda não há avaliações
  • SGD 1 LBM 5
    SGD 1 LBM 5
    Documento27 páginas
    SGD 1 LBM 5
    cici
    Ainda não há avaliações
  • SGD 20 LBM 1
    SGD 20 LBM 1
    Documento5 páginas
    SGD 20 LBM 1
    cici
    Ainda não há avaliações
  • LBM 1 Master
    LBM 1 Master
    Documento6 páginas
    LBM 1 Master
    cici
    Ainda não há avaliações
  • SGD Tumbang LBM 5
    SGD Tumbang LBM 5
    Documento9 páginas
    SGD Tumbang LBM 5
    Ridwan Adhiprabowo
    Ainda não há avaliações
  • LBM 5
    LBM 5
    Documento6 páginas
    LBM 5
    telolet
    Ainda não há avaliações
  • Usia Lanjut
    Usia Lanjut
    Documento8 páginas
    Usia Lanjut
    cici
    Ainda não há avaliações