Você está na página 1de 30

BAB II

KONSEP TEORI

A. DEFINISI

Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui


upaya orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Jadi manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber
yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

B. FUNGSI MANAJEMEN

1. Perencanaan (planning), perencanaan merupakan :

a. Gambaran apa yang akan dicapai

b. Persiapan pencapaian tujuan

c. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai

d. Persiapan tindakan-tindakan

e. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja

f. Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan

2. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan


menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat-alat, keuangan dan
fasilitas.

3. Penggerak (actuating), menggerakkan orang-orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan


suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri,
termotivasi secara interval
4. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan
dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat.
Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.

5. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil


pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah
selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi
organik administrasi dan manajemen.

6. Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material,
methode, machine, minute dan market.

C. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pr
oses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing-
masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan.

1. Menurut Hendry faloy ada 5 fungsi managemen yaitu:

 Planning

 Organization

 Command

 Coordination

 Control

2. Menurut gullick (modifikasi konsep Hendry faloy) ada 7 fungsi managemen:

 Planning

 Organizazing

 Staffing

 Directing
 Coordinating

 Reporting

 Budgeting

3. Menurut marquis dan Haston ada 5 fungsi managemen :

 Planning

 Organizing

 Staffing

 Directing

 Controlling

Pendekatan sistem terbuka masing-masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi


dan di pengaruhi oleh lingkungan. Komponen-komponen dari manajemen keperawatan
seperti berikut:

a. Input

 Informasi

 Personal

 Peralatan

 Fasilitas

b. ProsesKelompok manejemen (dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana) yang


mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

c. Output

 Askep (Asuhan Keperawatan)

 Pengembangan staf sampai dengan riset4.Kontrol

 Budget Prosedur Evaluasi Kinerja

 Akreditasi
d. Feed back mechanism

 Laporan Financial

 Audit keperawatan

 Survey kendali mutu

 Kinerja

D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat


dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan yaitu :

1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan

2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif

3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan

4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien

5. Manajemen keperawatan harus terorganisir

6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan

7. Divisi keperawatan yang baik

8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif

9. Pengembangan staf

10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan


Prinsip-prinsip manajemen menurut Fayol adalah:

a. Division of work (pembagian pekerjaan)

b. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)

c. Dicipline (disiplin)

d. Unity of command (kesatuan komando)

e. Unity of direction (kesatuan arah)

f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada


kepentingan umum)

g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

h. Centralization (sentralisasi)

i. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)

j. Order (ketertiban)

k. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)

l. Equity (keadilan)

m. Inisiative (prakarsa)

n. Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)

o.

E. PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI MANAJEMEN KEPERAWATAN

a. Manajemen keperawatan seharusnya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi


perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer


keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi


maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbargai tingkat manajerial.

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer


perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan inginkan.
Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan


kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses


pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.

g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan


kerja yang baik.

h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang


efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah
dan pengertian diantara pegawai.

i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat-


perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk
meningkatkan pengetahuan karyawan.

j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian


tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan
prinsip- prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar
dan memperbaiki kekurangan. Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer dan
administrator seharusnya bekerja bersama-sama dalam perencanaan dan
pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
F. LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai
aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar
bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan
upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan
sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif


seharusnya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.

Kegiatan perawat pelaksana meliputi:

1. Menetapkan penggunakan proses keperawatan

2. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

3. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakanoleh perawat

4. Menerima akuntabilitas untuk hasil-hasil keperawatan

5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui
partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:

a) Manajemen Operasional Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang


keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

1. Manajemen puncak

2. Manajemen menengah

3. Manajemen bawah

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam menejemen berhasil dalam kegiatannya. Ada
beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-prang tersebut agar penatalaksanaanya
berhasil. Faktor-faktor tersebut adalah:

 Kemampuan menerapkan kemampuan


 Keterampilan kepemimpinan

 Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

 Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen

b) Manajemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan


konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian atau evaluasi.

G. FILOSOFI MENEJEMEN KEPERAWATAN

1. Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok

2. Menejer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan

3. Peningkatan mutu kinerja perawat

4. Pendidikan berkelanjutan

5. Proses keperawatan indivudual menunjang pasien untuk mencapai kesehatan optimal

6. Tim kesehatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan

7. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapat asuhan keperawatan yang bermutu

8. Perawat adalah advokat pasien

9. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan


keluarga.

H. KETERAMPILAN MANEJER

1. Konseptual

2. Skill

3. Hubungan antar manusia


I. MACAM-MACAM METODE ASUHAN KEPERAWATAN

1. Metode Tim

a. Kelebihan

 Saling memberi pengalaman antar sesama tim

 Pasien dilayani secara komprehensif

 Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

 Terciptanya kerjasama yang baik

 Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

 Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan


aman dan efektif.

b. Kekurangan

 Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya

 Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim di
tiadakan atau terbuu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat.

 Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu


tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua
tim.
2. Metode primay Tim

a. kelebihan

 Mendorong kemandirian perawat

 Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

 Berkomunikasi langsung dengan Dokter

 Perawatan adalah perawatan komprehensif

 Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau


diterapkan.

 Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

 Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan


keperawatan.

b. kekurangan

 Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat

 Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

 Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

3. Metode fungsional

a. kelebihan

 Sederhana

 Efisien.

 Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.

 Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.

 Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang


berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
 Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik
yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

b. kekurangan

 Pasien mendapat banyak perawat.

 Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan

 Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.

 Pelayanan terputus-putus

 Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

4. Metode kasus

a. kelebihan

 Kebutuhan pasien terpenuhi.

 Pasien merasa puas.

 Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

 Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

b. kekurangan

 Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas


sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh

 Membutuhkan banyak tenaga.

 Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.

 Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung


jawab klien bertugas.
BAB III

ISI

A. Analisa institusi rumah sakit dan unit pelayanan keperawatan :


Matrix swot, Matrix analisis, Matrix IFE dan Matrix EFE
1. VISI MISI RS. STELLA MARIS MAKASSAR
a) VISI RS. STELLA MARIS
Menjadi penyelenggara keperawatan tebaik dengan semangat cinta kasih Kristus
kepada sesama
b) MISI RS. STELLA MARIS
 Memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan yang menyeluruh secara profesional
 Meningkatkan sumberdaya manusia dengan memberikan pendidikan dan
pelatihan
 Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

VISI DAN MISI KEPERAWATAN


a) VISI KEPERAWATAN
Terwujudnya kualitas asuhan keperawatan yang profesional dan bermutu menuju
pelayanan keperawatan prima
b) MISI KEPERAWATAN
 Memberikan Asuhan Keperawatan yang aman, nyaman, efektif dan efesien.
 Memberikan pendidikan kesehatan secara profesional kepada pasien
 Senantia memelihara hubungan kerja yang kondusif antar sesama pemberi
kesehatan.
MISI BERNADETH IIIB
 Tujuan Asuhan Keperawatan dapat dicapai melalui upaya bersama dari seluruh
anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga
 Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat menggunakan proses
keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
keluarganya
 Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, mewakili wewenang
melakukan Asuhan Keperawatan secara utuh berdasarkan Standar Asuhan
Keperawatan
2. STRUKTUR ORGANISASI

3. LINGKUNGAN KERJA
Kondisi fisik ruangan Bernadeth III B tampak rapi dan bersih, alat-alat kesehatan dan
peralatan lainnya, serta obat-obatan tersusun rapi baik di troli, maupun di dalam
lemari disertai dengan keterangannya.
Ners Station tampak rapi dan bersih dengan status-status pasien tersusun rapi diatas
meja.
4. SUMBER DAYA
a). Man (Manusia)
Jumlah perawat diruangan Bernadeth III B adalah 13 orang dengan rincian
sebagai berikut
No Nama Karyawan Lulusan Jabatan
1. Laurensia Bangun D III Kep Ka Ru
2. Maryta Manting Ners Ka Tim
3. Naice D III Kep Ka Tim
4. Selfiria Rau D III Kep Ka Tim
5. Lusiana Laurensius D III Kep Ka Tim
6. Christian Delchky D III Kep Ka Tim
7. Sthemy Natalia Y Ners Pelaksana
8. Irene Wahyuni Ners Pelaksana
9. Alvawandri Ners Pelaksana
10. Neny Septianty Ners Pelaksana
11. Juliana Ners Pelaksana
12. Viveronika Ners Pelaksana
13. Lydia Indri Ners Pelaksana

b). Money (Uang)

c). Material (Fisik)

362 363 365 367 369 PANTRY

SLOB
364 366 368 NURSE STATION
ZINK

d). Machine (Teknologi)


Menggunakan 1 telepon, 1 komputer dan AC di setiap kamar perawatan,
serta kulkas dan telvisi.
e). Metod (Metode)
Di Ruangan perawatan Bernaderth III B menggunakan metode tim untuk
melakukan tindakan keperawatan namun karena keterbatasan tenaga
perawat oleh karena itu kepala ruangan membagi tugas sesuai jumlah
perawat yang bertugas pada saat itu. Dan perawat yang bertugas sebagai
katim juga merangkap sebagai pj dan perawat pelaksana.
f). Market (Pasar)
untuk mempromosikan RS Stella Maris kepada masyarakat dilakukan oleh
bidang marketing yang diketuai oleh Ibu Evi dengan cara memasang iklan
di internet mengenai RS STELLA MARIS, menjajaki promosi dengan
berbagai perusahaan juga melibatkan institusi STIK STELLA MARIS
dalam mempromosikan RS.

B. Identifikasi Manajemen Asuhan (Flow Of Care)


1) Identifikasi terhadap klien (subjek kegiatan keperawatan) : Karakteristik, kebutuhan,
tingkat ketergantungan
- Minimal 5 pasien
- Parsial 7 pasien
- Total 2 pasien
2) Identifikasi metode penugasan
Metode team.
3) identifikasi dokumentasi keperawatan
pendokumentasian asuhan keperawatan dan tindakan medis lainnya denggan cara
menulis di buku status pasien dan laporan pj tiap shift.
4) identifikasi timbang terima shif
setiap perawat (pj) di setiap shift melaporkan tindakan yang mereka lakukan serta
tindakan medis pada setiap operan dinas kepada perawat yang bertugas di shift
berikutnya.
5) identifikasi pre-prost conference
setiap ada pasien yang baru masuk keruang perawatan Bernadeth III B dilakukan
asesment. Dan saat pasien pulang diberikan edukasi mengenai hal-hal yang dapat memicu
timbulnya penyakit yang sama dan apa saja yang harus dihindari atau di kurangi. kapan
harus kembali ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa / control kesehatannya

6) identifikasi ronde keperawatan


perawat ruangan Bernadeth III B melakukan ROM pada Tn. R yang menderita stroke
hemoragik perawatan hari ke 7 dengan TTV yang sudah membaik.
7) identifikasi discharge planning
perawat di Bernadeth III B tidak melakukan discharge planing pada pasien dan hanya
memberikan edukasi saat akan dilakukan tidankan (keperawatan / medis) dan saat pasien
mau pulang.
A. ANALISA SWOT
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)

- VISI BERNADETH III B - jumlah perawat di ruangan Bernadeth III B kurang


Terwujudnya kualitas asuhan keperawatan yang - fasilitas ruang perawatan kurang
profesional dan bermutu menuju pelayanan - beban kerja yang tinggi
keperawatan prima - tidak ada pertemuan mingguan
- Di Ruangan perawatan Bernaderth III B menggunakan metode tim
- MISI KEPERAWATAN namun karena keterbatasan tenaga perawat kepala ruangan membagi
 Memberikan Asuhan Keperawatan yang aman, tugas sesuai jumlah perawat yang bertugas pada saat itu. Dan perawat
nyaman, efektif dan efesien. yang bertugas sebagai katim juga merangkap sebagai PJ dan perawat
 Memberikan pendidikan kesehatan secara pelaksana.
profesional kepada pasien - Asuhan keperawatan tidak masuk kedalam slip gaji
 Senantia memelihara hubungan kerja yang
kondusif antar sesama pemberi kesehatan.

- MISI BERNADETH IIIB


 Tujuan Asuhan Keperawatan dapat dicapai
melalui upaya bersama dari seluruh anggota tim
kesehatan dan pasien/keluarga
 Dalam memberikan Asuhan Keperawatan,
perawat menggunakan proses keperawatan
dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan keluarganya
 Perawat bertanggung jawab dan bertanggung
gugat, mewakili wewenang melakukan Asuhan
Keperawatan secara utuh berdasarkan Standar
Asuhan Keperawatan
- pelayanan dengan cinta kasih dan ramah
- memberikan pelayanan spiritual kepada pasien
khatolik yang membutuhkan
- memperlakukan setiap pasien dengan sama tanpa
memandang status.
- Dilakukan supervisi setiap hari
- Ada srtuktur organisasi di ruangan bernadeth III B
- Memiliki case meneger
- Memiliki clinichal pathway
- selalu dilakukan morning breafing setiap hari
sebelum melakukan segala aktivitas pelayanan
kesehatan
- keadaan lingkungan di ruangan perawatan bersih
dan rapi
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)

- Dengan pelayanan yang ramah, selalu tersenyum - fasilitas kesehatan di ruangan lain memiliki kualitas yang lebih tinggi
dan sopan kepada setiap pasien serta tidak
membeda-bedakan status pasien membuat minat
masyarakat lebih meningkat untuk melakukan
perawatan di RS STELLA MARIS
- Keadaan lingkungan perawatan pasien bersih dan
rapi sehingga membuat pasien merasa nyaman
selama dilakukan perawatan
- Lingkungan RS yang strategis
- Sebagian perawat di ruangan Bernadeth III B
memiliki pengalam kerja yang banyak sehingga
memiliki skill yang baik
MATRIKS SWOT
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAH (WEAKNESSES)
PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI SO STRATEGI WO
- Dengan adanya Clinical Pathway - Dibutuhkan fasilitas kesehatan
dapat mengontrol pembiayaan yang yang memadai untuk mendukung
dikeluarkan oleh RS skill yang dimiliki perawat di
- Dengan adanya morning breafing ruangan tersebut
setiap hari dapat meningkatkan - Dengan pembagian tugas yang
pelayanan keperawatan diberikan membuat para perawat
- Dengan lingkungan yang bersih dan lebih bertanggung jawab
rapi dapat meningkatkan minat dibandingkan dengan pembagian
masyarakat untuk memilih ruang tugas menggunakan metode tim
perawatan Bernadeth III B
-
ANCAMAN (TREATS) STRATEGI ST STRATEGI WT
- Memberikan pelayanan yang - Bekerja lebih baik dengan
ramah kepada klien sehingga memanfaatkan fasilitas yang ada
klien dapat merasa nyaman
berada di ruang perawatan b3b
- Kepala ruangan mengevaluasi
kinerja dan fasilitas yang ada di
ruang perawatan b3b untuk
melakukan perbaikan kinerja dan
meminta fasilitas kepada
marketing rs.
BAB IV

PEMBAHASAN

PERBANDINGAN TEORI DAN KASUS

A. Analisis

1. VISI DAN MISI RUANGAN BERNADETH III B

Menurut Teori :

Visi merupakan sesuatu yang didambakan untuk dimiliki dimasa depan (what do they want
to have). Visi menggambarkan aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi cara-cara untuk
mencapainya. Visi yang efektif adalah visi yang mampu membangkitkan inspirasi.

Menurut Kasus :

Terwujudnya kualitas asuhan keperawatan yang profesional dan bermutu menuju


pelayanan keperawatan prima.

Menurut Teori :

Misi merupakan bentuk yang didambakan dimasa depan (what do they want to be). Misi
merupakan suatu pernyataan yang menegaskan visi lewat pilihan bentuk atau garis besar
jalan yang akan diambil untuk sampai pada visi yang telah lebih dulu dirumuskan.

Menurut Kasus :

 Tujuan Asuhan Keperawatan dapat dicapai melalui upaya bersama dari seluruh
anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga
 Dalam memberikan Asuhan Keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan
dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarganya
 Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, mewakili wewenang melakukan
Asuhan Keperawatan secara utuh berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan

2. STRUKTUR ORGANISASI
Menurut Teori
Suatu struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal. Terdapat emam kunci yang perlu disampaikan kepada
manajer bila mereka merancang struktur organisasinya. Elemen tersebut adalah spesialisasi
pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan
desentralisasi. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan
struktur organisasi yaitu pendekatan berdasarkan fungsi, berdasrkan jenis pelayanan yang
diberikan, berdasarkan pelanggan, berdasarkan tempat dan matriks.

Menurut Kasus

3. LINGKUNGAN KERJA
Menurut Teori

Menurut Kasus
Kondisi fisik ruangan Bernadeth III B tampak rapi dan bersih, alat-alat kesehatan dan
peralatan lainnya, serta obat-obatan tersusun rapi baik di troli, maupun di dalam lemari
disertai dengan keterangannya.
Ners Station tampak rapi dan bersih dengan status-status pasien tersusun rapi diatas meja.
4. SUMBER DAYA
Menurut Teori
1. Man (manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah haat tujuanl yang paling menetukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia, tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah mahkluk
kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya or-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
2. money(uang)
uang merupakan salah satu unsur yang tidakt tukar dan dapat di abaikan. Uang
merupakan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat di ukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan besarnya uang yang harus di sediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang di butuhkan dan harus di beli, serta beberapa
hasil yang akan di capai dari suatu organisasi.
3. Material (Bahan)
Materi terdiri atas bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya, bahan/materi
harus dapat digunakan sebagai salah satu saran. Materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan karena tanpa materi, hasil yang dikehendaki tidak akan tercapai.
4 Machine (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin dapat
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan
efisiensi kerja
5. Method (metode)
Dalam pelaksanaan kerja, diperlukan metode kerja. Tatacara kerja yang baik dapat
memperlancar jalannya pekerjaan. Metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatau tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik bila orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, manusia tetap berperan utama dalam manajemen.
6. Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab barang yang diproduksi
tidak laku, proses produksi barang dapat berhenti. Hal ini berarti proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor yang menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai,
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.

Menurut Kasus
a). Man (Manusia)
Jumlah perawat diruangan Bernadeth III B adalah 13 orang dengan rincian
sebagai berikut
No Nama Karyawan Lulusan Jabatan
1. Laurensia Bangun D III Kep Ka Ru
2. Maryta Manting Ners Ka Tim
3. Naice D III Kep Ka Tim
4. Nurlia D III Kep Ka Tim
5. Lusiana Laurensius D III Kep Ka Tim
6. Christian Delchky D III Kep Ka Tim
7. Sthemy Natalia Y Ners Pelaksana
8. Irene Wahyuni Ners Pelaksana
9. Alvawandri Ners Pelaksana
10. Neny Septianty Ners Pelaksana
11. Juliana Ners Pelaksana
12. Viveronika Ners Pelaksana
13. Lydia Indri Ners Pelaksana

b). Money (Uang)

c). Material (Fisik)

362 363 365 367 369 PANTRY

SLOB
364 366 368 NURSE STATION
ZINK

d). Machine (Teknologi)


Menggunakan 1 telepon, 1 komputer dan AC di setiap kamar perawatan,
serta kulkas dan
telvisi.
e). Metod (Metode)
Di Ruangan perawatan Bernaderth III B menggunakan metode tim untuk
melakukan tindakan keperawatan namun karena keterbatasan tenaga
perawat oleh karena itu kepala ruangan membagi tugas sesuai jumlah
perawat yang bertugas pada saat itu. Dan perawat yang bertugas sebagai
katim juga merangkap sebagai pj dan perawat pelaksana.
f). Market (Pasar)
untuk mempromosikan RS Stella Maris kepada masyarakat dilakukan oleh
bidang marketing yang diketuai oleh Ibu Evi dengan cara memasang iklan
di internet mengenai RS STELLA MARIS, menjajaki promosi dengan
berbagai perusahaan juga melibatkan institusi STIK STELLA MARIS
dalam mempromosikan RS.

B. Identifikasi Manajemen Asuhan (Flow Of Care)


1) Identifikasi terhadap klien (subjek kegiatan keperawatan) : Karakteristik, kebutuhan,
tingkat ketergantungan
2) Identifikasi Metode penugasan
Metode tim merupakan sistim pemberian asuhan keperawatan yang umum digunakan.
Dalam metode ini seprang perawat profesional yang berijazah, berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dibidangnya memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Dalam memberikan
asuhan kepada sekelompokpasien dilakukan melalui upaya kooporatif dan kolaboratif (Douglas, 1992)
3) identifikasi discharge planning
4) identifikasi ronde keperawatan
5) identifikasi pre-prost conference
conference klinik adalah pengalaman belajar kelompok yang menjadi bagian integral dari
pengalaman klinik (Billings & Judith 1999). Menurut Reilly & Obermann conference
merupakan bentuk diskusi kelompok mengenai beberapa aspek klinik. Kelompok
melakukan analisis terhadap masalah dan mencari pendekatan alternatif dan kreatif.
Conference dapat menjadi pengalaman belajar yang bermakna dan membuka peluang
berharga bagi perawat untuk menjembatani antara kesenjangan dengan teori dan praktik
keperawatan. Melalui kegiatan conference perawat atau calon perawat dapat
mengenmangakan kemampuan berfikir kritis dan pengambilan keputusan klinik dan
kepercayaan diri dalam menjalankan tugasnya (Wink 1995).
Ada 2 bentuk coference yaitu pre-conference dan post-conference. Pre dan post
conference adalah sesi diskusi kelompok yang dilakukan sebelum dan sesudah praktek
klinik. Keduanya sama-sama memberi kesempatan perawat untuk berdiskusi. Conference
dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana dalam MPKP.
a. Pre-conference
Kegiatan perawat pada pre-conference antara lain berbagai informasi tentang
pengalaman yang akan dihadapi, saling bertanya, mengungkapkan perhatian dan
melakukan klarifikasi tentang rencana kerja atau rencana intervensi keperawatan
(Billings & Judith 1999). Menurut Reilly & Obermann 1999, kegiatan pre-
konference meliputi identifikasi masalah, perencanaan dan evaluasi hasil untuk
mencari solusi. Kegitan pre-conference dalam MPKP jiwa mencakup komunikasi
ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk merencanakan
kegiatan pada sif tersebut. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika staf yang berdinas pada tim tersebut hanya satu orang, pre-
conference akan ditiadakan. Isi pre-conference mencakup rencana setiap perawat
(rencana harian) dan rencana tambahan ketua tim atau penaggung jawab tim
(keliat 2006)
PEDOMAN PRE-CONFERENCE
Waktu kegiatan : setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : ketua tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan :
1. Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2. ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian setiap
perawat pelaksana
3. ketua tim atau penanggung jawab tim meberi masukan dan tindak lanjut
terkait asuhan yang akan di berikan pada saat itu
4. ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement
5. ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara

b. Post-conference
Post-conference merupakan upaya komunikasi antara kedua tim dan perawat
pelaksana mengenai hasil kegiatan sepanjang sif tersebut dan sebelum melakukan
operan kepada sif berikutnya (Peliat 2006). Pada sesi ini, perawat mendiskusiakan
pengalaman klinik, menanyakan pengalaman klinik yang baru dilakukan,
mengananalisis, mengklarifikasi keterkaitan antara masalah dan situasi yang ada,
mengidentifikasi masalah, menyampaikan perasaan, membangaun sistem
pendukung (Billing & Judith 1999). Proses diskusi pada post-conference dapat
menghasilakn strategi efektif dan mengasah kemampuan berfikir kritis untuk
merencanakan pelayanan kegiatan pada layanan perawatan selanjutnya agar dapat
bersinambungan.
Isi post-conference berupa hasil asuhan keperawatan setiap perawat dan hal-hal
penting yang perlu diperhatikan untuk operan (tindak lanjut). Post-conference di
pimpin oleh ketua tim dan penanggung jawab tim (keliat 2006). Kegiatan diskusi
pada post-conference memberi kesempatan kedua tim dan perawat pelaksana
untuk berkomunikasi secara profesional dengan menanyakan pengalaman klinik
yang baru dilakukan, mendiskusikan pengalaman klinik tersebut menganalisis
situasi klinik mengklarifikasi keterkaitan masalah dan situasi, mengidentifikasi
masalah, mengungkapkan perasaan dan membangun sistem pendukung di unit
rawat inap.
Setiap perawat harus menyadari peran mereka sebagai partisipan aktif seperti
mempertahankan pilihan intervensi keperawatan, mengklarifikasi pendapat,
menggali alternatif pemecahan masalah dan mempraktikan kemampuan
pengambilan keputusan klinik (kartppenito & dustphol 1985). Perawat pelaksanan
dapat memosisikan dirinya sebagi pemimpin dalam diskusi kelompok, sedangkan
kepala ruangan dan tim ketua dapat bertindk sebagai fasilitator. Mereka dapat
mengembangkan diskusi tersebut dengan berbagai informasi fleksibel dalam
memfokuskan topik diskusi atau mengahlikannya perawat pelaksana agar
berpartisipasi aktif dalam diskusi dengan melemparkan ide-ide pertanyaan,
petunjuk dan pernyataan awal serta memberikan umban balik dengan bijaksana.
PEDOMAN POST-CONFERENCE
Waktu kegiatan : sebelum operan dinas berikutnya
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : ketua tim/penanggung jawab tim
Kegiatan :
1. Ketua tim/penanggung jawab tim membuka acara.
2. Ketua tim/penagggung jawab tim menanyakan hasil asuhan setiap pasien.
3. Ketua tim/penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan
4. Ketua tim/penanggung jawab tim meyanyakan tindak lanjut asuhan pasien
yang harus dioperkan kepada perawat sif berikutnya
5. Ketua tim/ penanggung jawab tim memerikan reinforcement
6. Ketua tim/penanggun jawab menutup acara
6) identifikasi timbang terima shif
layanan keperawatan diberikan secara terus-menerus, bersinambungan tanpa putus 24
jam sehari, tuju hari seminggu dan 365 hari dalam setahun sehingga diperlukan
komunikasi dan koordinasi yang kuat antar perawat disetiap pergantian jam dinas (
nursing shift ). Aktifitas komunikasi bergai informasi tentang rencana asuhan
keperawatan, identifikasi keselamatan pasien dan kelanjutan iformasi terhadap perawat
biasa disebut operan. Beberapa istilah operan antara lain patient care handover,transfer
of accountability,bedside reporting, dan shift handover. Operan pada setiap gantian shift
merupakan periode persiapan karyawan yang akan berdinas pada shift berikutnya saling
berkomunikasi untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan dinas dan
mencocokkan informasi.
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-
teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dam berkomunikasi. Operan shift
berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam.
Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun komunikasi yang akurat
leriabel, tetntang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staff berikutnya agar layanan
keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan, kepercayaan
dan kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidakakuratan perawatan, serta
memberi kesempatan perawat, meninggalkan pelayanan langsung.
Hasil penelitian Chaboyer, McMurray dan Walls (2007) diaustralia dan sejumlah negara
lain menunjukkan bahwa kurag lebih 30% aktifitas keperawatan bergantung dari
komuniakasi. Apabila komunikasi dan pengetahuan perawat baik, layanan yang diberikan
efesien dan efektif.sebaliknya apabila komunikasi dan tim buruk, hasil akhir yang dicapai
akan buruk. Operan sering kali dilakukan sebagai suatu kegiatan ritual, tradisional,
berupa komunikasi satu arah yang kerap menimbulkan ketidakpuasan kerja dari pasien
dan tim kesehatan lainnya. Seringkali muncul kendala, seperti waktu operan yang terlalu
lama, adanya interupsi, tidak ada standar operan, perawat yang pulang lebih dulu sebelum
operan, atau mobilisasi status pasien.

Nurse Station:
1. operan dipimpin kepala Ruangan
2. ketua tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi setiap pasiennya
berdasarkan dokumentasi keperawatan
3. ketua tim/ penanggung jawab sif dan perawat pelaksanaan dalam tim mencatat
informasi terpeinci mengenai pasien yang akan dirawat pada catatan hariannya.
4. Proses klarifikasi informasi.

Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien.
2. Validasi data pasien

7) identifikasi discharge planning


Menurut teori
Menurut Kasus
perawat di Bernadeth III B tidak melakukan discharge planing pada pasien dan hanya
memberikan edukasi saat akan dilakukan tidankan (keperawatan / medis) dan saat pasien
mau pulang.

Você também pode gostar