Você está na página 1de 36

MODUL 1 ANTE NATAL CARE (ANC)

OLEH:

1. NURMIATI 70300117002
2. RIYADHATUL JINAN 70300117003
3. KHAERATUNNAFISAH 70300117005
4. ISMAWATI 70300117006
5. GITA LESTARI 70300117015
6. NAHDAH PURNAH NUGRAHA 70300117020
7. WAHDANIAR 70300117024
8. SRI ASTIA HARIS 70300117025
9. NURUL FADHILA IHZAN 70300117026
10. ABDUL MALIK R.HI TASAKA 70300117027
11. ADE NOVIRA 70300117033
12. FITRI RAMDAYANI 70300117034
13. MARWANI 70300117035

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ALAUDDIN MAKASSAR

2018

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seksualitas sebagai bagian pribadi semua orang yang terintegrasi dalam tatanan sosial.
Sementara individu mengalami seksualitasnya melalui kehidupan mereka dengan cara yang
bervariasi tergantung dengan faktior internal dan eksternal, hak asasi manusia yang berhubungan
dengan seksulitas, perlindungan dan promosi hak seksual seharusnya menjadi bagian dari
keberadaan keseharian semua individu di manapun.

Sesuai dengan piagam kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, IPPF menjamin
bahwa semua orang merupakan subyek pembangunan yang sentral/ pokok dan penghargaan
pentingnya penciptaan lingkungan yang kondusif di mana semua individu dapat menikmati
semua Hak-Hak Seksual agar dapat dilakukan bagian yang aktif dalam proses pembangunan
ekonomi, sosial dan budaya dan politik. Seksualitas sebagai aspek kehidupan manusia dan sosial
yang akan selalu terikat dengan badan, pikiran, politik, kesehatan dan tatanan sosial.

Seksualitas erat kaitannya dengan reproduksi, maka dari itu seksualitas harus
memperhatikan hak-hak reproduksi. Hak-hak seksual dan reproduksi adalah hak asasi manuasia
yang berkaitan dengan fungsi dan proses repsroduksi untuk mencapai derajat kesehatan
reproduksi tertinggi dari setiap orang yang harus dilindungi, oleh karena itu kita harus
menghormati hak-hak tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi


1. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna yang terletak di dalam rongga pelvis
dan ditopang oleh lantai pelvis, sedangkan organ eksterna yang terletak di perineum dan
dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat di lihat dari luar bila wanita dalam posisi
litotomi. Organ eksterna dikususkan untuk kopulasi ( coitus ).
Truktur reproduksi interna dan eksterna akterna wanitas ini menjani berkembang dan
matur karena pengaruh rangsangan dari hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini
dihasilkan sejak awal kehidupan janin dan berlanjut terus sampai masa pubertas dan masa
subur. Struktur reproduksi ini mengalami atrofi seiring dengan penambahan usia atau bila
produksi hormon ovarium menurun. Berikut ini uraian tentang struktur eksternal dan internal
pada sistem reproduksi wanita.
A.Struktur Eksterna
a. Mons Pubis
Mons pubis atau veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat dan padat serta
merupakan jaringan ikat jaringan longgar diatas simfisis pubis. Bagian ini menutupi tulang
kemaluan dan banyak mengandung kelenjar sebasea, serta pada masa pubertas akan mulai di
tumbuhi oleh rambut. Mons pubis ini berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis
pubis selama coitus. Sejalan dengan bertambanya usia, jumlah jaringan lemak pada area ini
mulai berkurang dan rambut pubis pun mulai menipis.
b. Labia Mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menetupi lemak dan jaringan
ikat yang menyatu dengan mons pubis. Labia mayora ini merupakan bagian organ eksterna
yang paling tampak dan ontology dengan skrotun pria. Kedua bagian ini memanjang dari
mons pubis kearah bawa mengelilingi labia minora, berakhir ke perineum pada garis tengah.
Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina.
c. Labia Minora
Labia minora terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang,
sempit dan tidak berambut yang panjang kearah bawah clitoris dan menyatu dengan
fourchette. Suplai darah yang sangat banyak membuat labia minora sensitive, sehingga
meningkatkan fungsi erotiknya.
d. Clitoris
Clitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak tepat dibawah arkus
pubis. Ujung badan clitoris disebut glans dan lebih sensitive dari pada badannya.
e. Prepusium Clitoris
Prepitium merupakan bagian penutup yang berbentuk seperti kait dimana pada bagian lateral
menyatu dibagian atas klitoris, bagian medial menyatu dibagian bawa klitoris dan membentuk
frenulum.
f. Vestibulum
Vestibulum merupakan daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak antara
labia minora, clitorius dan fourcheette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar
parauretra, vagina dan paravaginal.
g. Perineum
Perineum adalah daerah muskuler yang ditutupi kulit antara introitos vagina dan anus.
Perineum membentuk dasar badan perineum.
B.Stuktur Interna
Organ reproduksi wanita pada bagian interna terdiri dari ovarium, tuba uterus (falopio), uterus
dan vagina .
a. Ovarium
Ovarium terlatak disetiap sisi uterus, dibawah dan dibelakang tubafallopi. Dua ligament
mengikat ovarium pada tempatnya, yakni ligamenttum lebar uterus dan ligamentum ovary
propium. Ovarium homolog dengan testis pada pria.
Dua fungsi ovarium adalah menyelanggarakan ovaluasi dan memproduksi hormone. Saat
lahir, ovarium wanita normal banyak mengandung ovum primordial (primitive), selama masa
usia subur (setiap bulan) satu atau lebih ovum matar dan mengalami ovulasi. Ovarium juga
merupakan tempat memproduksi hormone sestoroid yaitu hormone estrogen, progesterone
dan androgen.
b. Tuba falopii (tuba uterin)
Tuba falopii yang jumlahnya sepasang melekat pada fundus uteri. Panjang tuba kira-kira 10
cm dengan diameter 0,6 cm. setiap tuba memiliki lapisan peritomeum dibagian luar, lapisan
otot tipis dibagian tengah dan lapisan mocosa di bagian dalam. Lapisan mucasa terdiri dari
sel-sel kolumnar, beberapa bersilia dan juga mengeluarkan secret.
c. Uterus
Uterus merupakan organ berdinding tebal, muscular, pipi, cekung mirip dengan dua pir
terbalik. Pada orang dewasa yang belum pernah hamil beratnya sekitar 60 gram. Uterus terdiri
dari 3 bagian yaitu fundus,kopus, dan isthmus. Fungsi uterus adalah pada siklus menstruasi
dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan. Fungsi-fungsi ini penting untuk
reproduksi tetapi tidak diperlukan untuk kelangsungan fisiologis wanita.
d. Serviks
Serviks merupakan bagian paling bawah uterus. Tempat perletakan serviks dengan vagina
membagi serviks menjadi bagian supravagina yang panjang dan bagian vagina yang lebih
pendek. Karakteristik servis yang paling signifikan adalah memiliki kemampuan meregang
pada saat melahirkan pervaginam. Elastitas serviks didukung oleh jaringan ikat, kandungan
serabut elastis, lipatan di dalam endoserviks dan 10% kandungan serabut otot.
e. Vagina
Vagina merupakan struktur tubular yang terletak didepan rectum dan dibelakang kandung
kemih dan uretra, memanjang dari introitus sampai serviks. Vagina terutama disokong oleh
otot dan fasia dasar pelpis. Vagina adalah statu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas.

2. Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria mulai berkembang karena respon dari testosterone selama
kehidupan awal janin. Testosterone tidak diproduksi selama masa kanak-kanak, namun
diproduksi kembali pada awal puberitas dan memacu maturitas seks sekunder.
A.Struktur eksterna
Struktur terluar dari sistem reproduksi priaterdiri dari penis, skrotum(kantong zakar).
Penis jumlahnya 1 buah. Penis tersusun 3 selinder jaringan erektil mirip spons berasal dari
vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak diatas disebut korpus karvenosa,
satu buah terletak dibawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum.
Skrotum (kantong pelir) jumlahnya adalah sepasang. Merupakan kantung yang
didalamnya berisi testis. Anatara kantong sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang
tersusun jatingan ikat dan otot polos (otot dartos) otot dartos menyebabkan skrotum dapat
mengendor dan berkerut.
B.Struktur Enterna
Organ reproduksi dalam meliputi testis, saluran pengeluaran (epididymis, vasdeferens, saluran
ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (veskula siminalis, kelenjar prostat, kelenjar coper)
yang mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan pergerakan sperma.
1) Testis
Jumlah satu pasang (jamak = testis.) testis merupakan gonade jantang berbentuk oval terletak
dalam skrotum atau kantong pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam
skrotum 2 C lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-
saluran tubulus seminiferous.
2) Epididymis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar
permukaan testis sepasang kurang lebih 6M. berperan sebagai tempat pematangan sperma.
Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
3) Vas Deferens (saluran sperma)
Vans deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vans deferens membentang dari
epididymis ke uretra/saluran kencing pars prostatika. Vas deferens berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Vas deperens memiliki panjang
sekitar 4,5 cm dengan diameter sekitar dengan diameter 2,5mm. saluran ini muara dari
epididymis yaitu saluran-saluran lebih kecil dari vans deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan
membentuk bangunan seperti topi.
4) Vesikula seminalis
Jumlah satu pasang.Kantung juga ini merupakan kelenjar berlekuk-lekuk. dindingnya
mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa atau alkalis.
Menyumbangkan sekitar 60% volume semen. Cairan tersebut mengandung mucus atau lender
gula pruktosa (penyedia energy untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormone
prostaglandin.
5) Saluran Ejakulasi
Jumlah satu buah.berupa saluran pendek menghubungkan duktus fesikula seminalis dan
uretra.
6) Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat di sepanjang penis, memiliki lubang
keluar diujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
7) Kelenjar prostat
Jumlah 1 buah. Terdapat dibawah kandung kemih, mensekresikan getahnya secara langsung
kedalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim anti
koagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma)
8) Kelenjar copar atau bulbouretra.
Jumlah 1 pasang. Terletak dibawah bagian prostat. Melalui saluran mengsekresikan getahnya
kedalam uretra berupa mucus atau lendir jernih bersis patbasah yang dapat menetralisir urine
asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
9) Spermatogenesis
Adalah pembentukan sperma terjadi didalam testis, tepatnya didalm tubulus seminiferus. Dua
sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferous merupakan epithelium germinal, sel-
selnya berdeferensiasi menjadi spermatogonia yang merupakan prekusos sperma.

B.Konsep Seksualitas
1.Definisi Seksualitas

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan seksualitas


suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan hubungan fisik
seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat jugamenunjukkan gambaran kualitas kehidupan
manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati
yang paling dalam,dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yangsering disebut
jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut
berbagai dimensi yang sangat luas, yaitudimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk
bagaimanamenjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan
seksual.

Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi
sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis.Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana
seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam
membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks.Dimensi
perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul
berkaitan dengan dorongan atau hasra seksual.

B.Orientasi Seksualitas
Orientasi seksual adalah ketertarikan secara emosional dan seksual kepada jenis kelamin tertentu.
Orientasi seksual secara garis besar dapat dibedakan menjadi:

a) Heteroseksual, yaitu orang yang tertarik secara emosi dan seksual terhadap lawan
jenisnya.

b) Homoseksual, yaitu orang yang tertarik secara emosi dan seksual terhadap sesama
jenisnya. Gay adalah istilah untuk homoseksual laki-laki, dan lesbian adalah istilah untuk
homoseksual perempuan. Pada perkembangannya, ada banyak istilah yang digunakan
pada waktu dan budaya yang berbeda.

c) Biseksual, yaitu orang yang tertarik secara emosi dan seksual terhadap lawan dan sesama
jenisnya

d) Aseksual, yaitu tidak tertarik pada aktivitas seksual.

C. Kekerasan Seksual

1.Definisi Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual adalah isu yang penting dari seluruh peta kekerasan terhadap
perempuan karena ada khas bagi perempuan. Seperti dalam persoalan ketimpangan relasi kuasa
yang dimaksud antara laki-laki dan perempuan.Ketimpangan yang diperparah adalah yang
memiliki kendali terhadap korban seperti faktor ekonomi,penerimaan masyarakat,sumberdaya
termasuk pengetahuan. Kekerasan seksual termasuk bentuk yang paling kelihatan sampai bagi
kalangan menilai Indonesia sudah dalam kondisi yang sangat darurat.

2.Pemerkosaan
Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika
seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam
bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau
dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.

Organisasi Kesehatan Dunia mengartikan pemerkosaan sebagai "penetrasi vagina atau


anus dengan menggunakan penis, anggota-anggota tubuh lain atau suatu benda bahkan jika
dangkal dengan cara pemaksaan baik fisik atau non-fisik." Mahkamah Kejahatan Internasional
untuk Rwanda tahun 1998 merumuskan pemerkosaan sebagai "invasi fisik berwatak seksual
yang dilakukan kepada seorang manusia dalam keadaan atau lingkungan yang koersif"

Istilah pemerkosaan dapat pula digunakan dalam arti kiasan, misalnya untuk mengacu
kepada tindakan-tindakan kriminal umum seperti pembantaian, perampokan, penghancuran, dan
penangkapan tidak sah yang dilakukan kepada suatu masyarakat ketika sebuah kota atau negara
dilanda perang.

Proses pemulihan trauma yang dihadapi oleh korban perkosaan merupakan suatu proses
adaptasi yang harus dilalui agar korban dapat menerima kenyataan yang telah terjadi (Hayati,
2000). Proses penyembuhan tersebut merupakan suatu proses adaptasi yang berat bagi korban.
Korban harus menghadapi keluarga, pelaku dan juga masyarakat. Keluarga sebagai salah satu
pihak yang dekat dengan korban diharapkan dapat menjadi pendukung yang paling besar untuk
mencegah terjadinya PTSD tersebut. Akan tetapi seringkali keluarga justru merasa malu untuk
mengakui apa yang telah terjadi pada anggota keluarga mereka. Mereka justru menutup-nutupi
peristiwa tersebut dan tidak jarang mereka mengisolasi korban dari masyarakat. Dengan sikap-
sikap yang demikian tadi maka korban akan semakin merasa sendirian dan tidak berarti lagi.

D.Disfungsi seksual
1. Definisi dingsfungsi seksual

Disfungsi seksual adalah masalah yang menghalangi seseorang memiliki hasrat seksual
atau mendapat kepuasan dalam kegiatan seksual. Kondisi ini dapat menimpa wanita maupun
pria, dan risikonya semakin tinggi seiring pertambahan usia.

a.Penyebab Disfungsi Seksual

Disfungsi seksual dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:

 Kondisi fisik atau medis yang mengganggu fungsi seksual. Kondisi tersebut termasuk
penyakit diabetes, jantung dan vaskuler, gangguan saraf, penyakit kronis,
penyalahgunaan obat, dan efek samping dari obat-obatan tertentu (salah satunya adalah
antidepresan yang dapat mengganggu hasrat dan fungsi seksual).

 Kondisi hormonal, seperti penurunan kadar hormon estrogen pada wanita, terutama
setelah menopause dan hormon testosteron yang rendah pada pria sehingga mengurangi
hasrat melakukan kegiatan seksual.

 Faktor psikologi, terutama stres, dapat menyebabkan disfungsi seksual. Selain itu,
kecemasan, kekhawatiran berlebihan akan performa seksualnya, masalah dalam
hubungan atau pernikahan, depresi, perasaan bersalah, serta efek trauma masa lalu juga
dapat berpengaruh.

b. Diagnosis Disfungsi Seksual


Diagnosis disfungsi seksual dimulai dengan menanyakan gejala secara menyeluruh dan
melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan perubahan fisik yang dapat mempengaruhi
kepuasan seksual, seperti elastisitas kulit dan jaringan pada alat kelamin. Untuk menguatkan
diagnosis disfungsi seksual, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes berikut ini, di
antaranya:

 Tes darah untuk memeriksa kadar hormon dan faktor risiko lain, seperti diabetes dan
kolesterol.

 Tes untuk memonitor ereksi saat tidur di malam hari. Tes ini akan menentukan apakah
gangguan ereksi yang dialami akibat faktor fisik atau psikologis.

 Tes vaskuler pada pria untuk memeriksa aliran darah ke penis.

 Tes pengujian sensori untuk memeriksa kekuatan impuls saraf pada bagian tubuh tertentu.

Dokter juga dapat merujuk pasien ke dokter lain, seperti dokter spesialis urologi, endokrinologi,
neurologi, terapis seksual dan terapis lain guna mendapatkan diagnosis dan pilihan pengobatan
yang paling tepat.

c. Pengobatan Disfungsi Seksual


Pengobatan disfungsi seksual bertujuan mengatasi masalah utama yang menyebabkan gangguan
ini. Pengobatan tersebut meliputi:

 Pengobatan medis untuk menangani masalah fisik. Bagi penderita suatu penyakit,
dokter dapat menyesuaikan atau mengganti obat yang memiliki efek seksual tertentu.
Obat flibanserin diberikan pada wanita pramenopause yang memiliki hasrat seksual
rendah. Sedangkan obat tadalafil, sildenafil, atau vardenafil dapat meningkatkan fungsi
seksual pria dengan meningkatkan aliran darah ke penis. Untuk masalah ejakulasi dini,
dokter dapat memberi obat promescent. Obat semprot topikal ini mengandung lidocaine
yang bertujuan mengurangi sensitivitas agar ejakulasi lebih terkendali.

 Pengobatan yang berkaitan dengan masalah hormon. Bagi wanita dengan kadar
estrogen rendah, terapi estrogen dapat diberikan guna membantu elastisitas vagina
dengan meningkatkan aliran darah dan pelumas pada vagina. Terapi ini dapat diberikan
dalam bentuk cincin vagina, krim, atau tablet Sedangkan bagi pria dengan kadar
testosteron rendah, dokter dapat memberi suplemen hormon atau terapi pengganti
testosteron.

 Terapi psikologi. Terapi ini dilakukan oleh konselor terlatih untuk membantu seseorang
mengatasi kecemasan, rasa takut atau perasaan bersalah yang berdampak pada fungsi
seksual. Selain itu, pemahaman tentang seks dan tingkah laku seksual juga perlu dimiliki
penderita agar kegelisahan tentang kemampuan seksualnya dapat teratasi. Salah satu
caranya adalah berbicara secara terbuka pada pasangan tentang kebutuhan dan
kegelisahan pada dirinya guna menghilangkan hambatan dalam kehidupan seks.

Selain pengobatan tersebut, beberapa alat bantu seperti alat pompa (vakum) dan vibrator
dapat membantu seseorang dalam penanganan masalah seksual. Sedangkan untuk membantu pria
dengan gangguan ereksi, pilihan operasi implan penis dapat dipertimbangkan.

Guna meningkatkan kehidupan seksual Anda, tingkatkan kepercayaan diri dan temukan
cara agar bisa nyaman dengan seksualitas Anda. Selain itu, Anda juga harus bisa menerima
bentuk fisik Anda. Itu semua bisa dicapai dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti
berolahraga guna meningkatkan kebugaran dan suasana hati, meluangkan waktu untuk bersantai
guna meredakan stres, menghindari konsumsi alkohol, serta menghentikan kebiasaan merokok.

2. Dingsfungsi seksual wanita

Disfungsi seksual pada wanita meliputi masalah dalam respon seksual, orgasme dan rasa
nyeri saat berhubungan seksual. Sedangkan masalah seksual pada pria menyangkut disfungsi
ereksi atau impotensi, gangguan ejakulasi, dan kehilangan gairah seksual. Disfungsi seksual
sendiri bukanlah suatu hal yang jarang terjadi, di mana 43 persen wanita dan 31 persen pria
setidaknya pernah merasakan gangguan atau kesulitan dalam aktivitas seksual mereka.

Berikut adalah gejala disfungsi seksual pada wanita:

 Hasrat seksual yang rendah. Ini adalah jenis disfungsi seksual yang paling umum
diderita wanita, dan ditandai dengan hilangnya hasrat atau keinginan untuk berhubungan
seksual.
 Gangguan rangsangan seksual. Dalam kondisi ini, hasrat berhubungan seksual tetap
ada, tapi seorang wanita sulit untuk terangsang dan mempertahankan rangsangan selama
kegiatan seksual.

 Gangguan nyeri seksual/dyspareunia. Gejalanya adalah timbul rasa nyeri saat


melakukan kontak vagina atau stimulasi seksual. Banyak hal yang dapat memicu rasa
nyeri dalam hubungan seksual, di antaranya vaginismus, pelumas yang tidak memadai,
serta otot vagina yang kaku.

 Gangguan orgasme, yaitu kesulitan mencapai orgasme meski rangsangan dan stimulasi
dilakukan terus menerus.

3.Dingsfungsi seksual pria


gejala disfungsi seksual pada pria adalah:

 Disfungsi ereksi atau dikenal dengan nama impotensi. Kondisi ini terjadi saat pria
tidak mampu untuk ereksi atau mempertahankan ereksi yang dibutuhkan selama
hubungan seksual.

 Penurunan hasrat berhubungan seksual (libido). Kondisi ini seringkli dikaitkan


dengan rendahnya jumlah hormon testosteron dalam tubuh. Apabila penurunan hasrat
sudah parah, seorang pria akan sama sekali tidak bergairah untuk melakukan hubungan
seksual.

 Gangguan ejakulasi, Ada tiga jenis gangguan ejakulasi, yakni ejakulasi dini (ejakulasi
yang terjadi sebelum penetrasi atau sesaat setelah penetrasi), ejakulasi yang lambat, serta
ejakulasi berbalik (ejakulasi kembali ke kandung kemih dan bukan keluar di ujung penis
melalui uretra).

E. Infertilitas
1. Definisi Infertilitas
Inferfilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah
menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan sanggama teratur,tanpa menggunakan
kontrasepsi,tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan. Atau dengan kata lain, kegagalan pada
suami istri yang mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi
selama satu tahun.

2. Infertilitas pada Wanita

Pada reproduksi wanita yaitu:

a) Gangguan pada ovulasi →tidak ada ovum yang matang,


b) Gangguan pada tuba uterine → dari sumbatan atau pelekatan pada tuba uterine untuk
mengetahuinya dilakukan pemeriksaan HSG pada hari ke-11 setelah haid selesai (zat
kontras tidak masuk ke pembulu dalam).
c) Ganggaun hormone,
d) Gangguan uterus atau Rahim
e) Antibody terhadap sperma.

3. infertilitas pada pria

a) Sumbatan pada saluran sperma ejakuasi retrograd → aliran sperma tidak lancar tidak
encanpi saluran wanita, inpotensi,pelebaran pembuluh darah di skrotum
b) rokok → kualitas jumlah sperma turun
c) alcohol → mempengaruhi fungsi hati → kadar estrogen meningkat → prodiksi
sperma menurun
d) celana ketat dan panas →testis memerlukan suhu yang sejuk (posisi testis menggantung)
e) gangguan hormone
f) antibody terhadap sperma

4.Terapi
Terapi adalah remediasi terhadap masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis.
Terapi juga diartikan sebagai usaha untuk memulihakn kondisi tubuh seseorang yang sakit.
Terapi ini biasanya diawali dengan mempelajari gejala yang muncul, melakukan diagnosis
mengobati penyakitnya dan melakukan perawatan hingga kondisi kesehatan pasien kembali
seperti semula.

5. Faktor Resiko Infertilitas.

a) konsumsi alcohol
b) merokok
c) konsumsi kafein
d) bereat badan
e) olahraga
f) stress
g) obat-obat herbal

F.Kontrasepsi

1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi suatu cara atau cara yang mempunyai tujuan untuk menghindari pembuahan
hingga tak berlangsung kehamilan. Kontrasepsi adalah metode yang digunakan untuk
mencegah kehamian.
1. jenis kontarsepsi
a) Jenis kontasepsi Temporer atau sementara atau disebut dengan metode kontrasepsi
jangka pendek,ialah kontrasepsi yang dikenal juga sebagai kontrasepsi tidak tetap
karena kemampuan hamil wanita dapat dikembalikan.
b) Kontrasepsi temporer dengan alat bantu memakai alat yang menghalangi terjadi
ovulasi dengan pemakaian hormone, contohnya: pil kb, kb susuk implant,kb suntik.
c) Memakai alat yang betujuan menghalangi fertilisasi sperma dan ovum atau
menghalangi penempelan embrio contohnya: KB spiral IUD,dengan kontarsepsi
darurat,alat kontarsepsi darurat dalam bentuk pil darurat dikenal sebagai after
morning pil,diminum setelah senggaman yang tidak terlindungi.
d) Kontrasepsi temporer tanpa alat bantu.
1. memperpanjang masa menyusui
2. metode kalender atau tidak melakukan hubungan intim pada waktu masa subur
wanita.
3. mengeluarkan sperma diluar tubuh agar tidak masuk ke dalam uterus wanita
4. tidak melakukan hubungan suami istri ketika suhu wanita tinggi

2. Jenis kontrasepsi permanen atau selamanya


a) Tubektomi (tubaligaton) adalah prosedur sukarela untuk menghentikan fertiliatas
seorang perempuan secara permanen
b) Implant tuba metode ini tidak memerlukan prosedur bedah dalam penerapanya tetapi
dengan penggunaan implant berupa dua logam kecil fleksibel berbentuk tabung yang
panjangnya kira-kira 4 cm
c) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jala melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilitasi tidak tidak terjadi.
2. Health Edukasi klien dengan sterilisasi
Sterilisasi ialah tindalkan yang dilakukan pada kedua tuba fallopi perempuan atau kedua
vas deferens laki-laki, yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak
menyebabkan kehamilan lagi.

G.Penyakit Menular / MS
a) HIV/AIDS
1. Pengertian HIV/AIDS

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik atau
pun jarum, dari ibu kepada bayinya saat melahirkan, maupun melalui transfusi darah.

Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi maupun
penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV
dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan
gejala yang muncul akibat HIV.

2.Tanda dan Gejala

1.Fase pertama: Infeksi HIV akut

Fase pertama umumnya muncul setelah 2-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase awal ini
penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:

1. Sakit kepala.
2. Sariawan.
3. Kelelahan.
4. Radang tenggorokan.
5. Hilang nafsu makan.
6. Nyeri otot.
7. Ruam.
8. Bengkak kelenjar getah bening.
9. Berkeringat.Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas muncul karena kekebalan tubuh
sedang melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan lebih.

Meski demikian, harus diingat bahwa gejala tersebut tidak selalu disebabkan oleh HIV.
Setelah gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS di atas hilang, penderita bisa tidak merasakan apa pun
sampai bertahun-tahun kemudian.

2. Fase kedua: Fase laten HIV

Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas, bahkan
akan merasa sehat seperti tidak terinfeksi virus. Namun sebenarnya, virus HIV secara diam-diam
berkembang biak dan menyerang sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.

Tanda-tanda HIV/AIDS pada fase ini memang tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa
menularkannya pada orang lain. Di akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara drastis
sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul

3. Fase ketiga: AIDS

AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir kehilangan
kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah putih berada jauh di
bawah normal. Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara lain berat badan menurun drastis,
sering demam, mudah lelah, diare kronis, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka penderita
HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu. Penyakit yang biasanya
terjadi pada penderita AIDS antara lain:

1. Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan.


2. Pneumonia.
3. Toksoplasmosis.
4. Meningitis.
5. Tuberkulosis (TB).
6. Kanker, seperti limfoma dan sarkoma kaposi.

3.Diagnose dan terapi

Penanganan dini infeksi HIV adalah kunci utama agar kondisi ini tidak berkembang menjadi
AIDS yang berbahaya. Oleh karena itu, menjalani gaya hidup sehat dan menghindari perilaku
berisiko, seperti seks bebas atau menggunakan jarum suntik bergantian dengan orang lain,
merupakan cara efektif untuk mencegah HIV/AIDS. Terapkan beberapa hal berikut dalam hidup
Anda:

1. Gunakan kondom saat berhubungan seksual. Gunakan kondom secara benar untuk
menghindari kebocoran.
2. Tidak bergonta-ganti pasangan.
3. Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain. Misalnya melalui luka atau
seks oral.
4. Tidak menggunakan peralatan pribadi seperti sikat gigi, alat cukur, dan sex toys bergantian
dengan orang lain.
5. Jika Anda berisiko terpapar virus HIV, memulai pengobatan ARV dini sebagai pencegahan
infeksi HIV, dan rutin memeriksakan status HIV merupakan langkah tepat untuk
menangani HIV.

b) Clamedia

1.Pengertian Clamedia

Penyakit ini merupakan jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Gejala yang dapat dikeluhkan pada pria adalah gatal pada penis, keluar cairan
keputihan, dan rasa gatal pada penis. Sedangkan pada wanita, gejala yang dikeluhkan berupa
cairan vagina yang banyak, nyeri perut bawah, dan perdarahan.

2.Tanda dan Gejala

Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini ditularkan oleh
penderita melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Penularan chlamydia bisa
melalui seks oral, anal, vaginal, dan saling bersentuhannya alat kelamin. Selain itu, chlamydia
juga bisa menular melalui alat bantu seks yang tidak dilapisi dengan kondom atau tidak dicuci
sampai bersih setelah digunakan.

Berhubungan seksual dengan banyak orang atau berganti-ganti pasangan, dapat meningkatkan
risiko terjangkit chlamydia.

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena chlamydia adalah:

1) Pernah mengidap penyakit menular seksual.


2) Memiliki lebih dari satu pasangan seksual/berganti-ganti pasangan.
3) Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
4) Aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun.

Chlamydia tidak menular melalui beberapa hal berikut ini:

1) Pelukan
2) Dudukan toilet
3) Menggunakan peralatan makan yang sama dengan penderita
4) Berbagi handuk dengan penderita
5) Ciuman
6) Berenang di kolam renang yang sama
7) Mandi di kamar mandi yang sama

Ibu penderita chlamydia bisa menularkan infeksi pada bayi yang dilahirkannya dan
menyebabkan mata menjadi bengkak dan mengeluarkan cairan atau yang disebut dengan
konjungtivitis. Oleh karena itu, ketika merencanakan kehamilan atau pada saat awal kehamilan,
pastikan Anda tidak sedang mengalami infeksi ini dan jika positif, obati secepat mungkin.

3.Diagnosa dan terapi

Chlamydia dapat didiagnosis dengan cara yang mudah dan tidak menimbulkan rasa sakit,
yaitu dengan menggunakan alat penyeka yang berbentuk seperti cotton bud atau melalui tes
sampel urine.nose dan terapi .

Chlamydia dapat diatasi dengan menggunakan kombinasi obat antibiotik. Pengobatan chlamydia
disarankan untuk mereka yang:
1. Hasil tesnya positif terhadap chlamydia
2. Berhubungan seksual dengan penderita chlamydia dalam kurun waktu 2 bulan terakhir,
meskipun orang tersebut tidak mengalami gejala apapun.
3. Bayi baru lahir dengan ibu yang positif menderita chlamydia pada saat kehamilan dan
persalinan.

c) Gonore

1.Pengertian Gonore

Gonore atau kencing nanah adalah salah satu penyakit menular seksual yang umum dan
disebabkan oleh bakteri bernama Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus. Pria maupun wanita
bisa terjangkit penyakit ini. Bakteri gonococcus biasanya ditemukan di cairan penis dan
vagina dari orang yang terinfeksi.

Bakteri penyakit ini bisa menyerang dubur, serviks (leher rahim), uretra (saluran kencing
dan sperma), mata, dan tenggorokan.

2.Tanda dan gejala

Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang terinfeksi tidak
mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore menularkannya kepada pasangan mereka
tanpa disadari. Biasanya lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria dibandingkan
wanita karena gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau tidak begitu jelas sehingga
sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau infeksi saluran kemih. Namun demikian,
infeksi akan menjalar ke organ panggul wanita jika tidak segera diobati dan bisa menyebabkan
perdarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah, demam, dan sakit saat melakukan
hubungan seksual.

Gejala gonore yang sering muncul, baik pada pria maupun wanita, di antaranya adalah
saat buang air kecil akan terasa sakit atau perih dan keluarnya cairan kental seperti nanah
berwarna kuning atau hijau dari vagina atau penis. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal dengan
sebutan ‘kencing nanah’.

3.Diagnose dan terapi

Ada beberapa cara untuk menegakkan diagnosis gonore pada seseorang. Pada hampir
sebagian besar kasus, dokter akan melakukan pengujian sampel cairan dari vagina atau penis
untuk kemudian diperiksa di laboratorium.

Pada wanita, dokter atau perawat biasanya akan menggunakan cotton bud untuk
mengambil sampel cairan di vagina atau mulut rahim. Namun, dokter mungkin juga bisa
meminta pasien untuk menggunakan tampon guna mengambil sampel cairan tersebut. Prosedur
ini tidak menimbulkan rasa sakit, namun pasien mungkin akan merasa sedikit tidak nyaman.

Prosedur pada pria sedikit berbeda, di mana dokter mungkin akan memeriksa sampel
urine pasien untuk kemudian diperiksa hasilnya di laboratorium. Pemeriksaan urine ini kurang
akurat hasilnya pada pasien wanita. Selain itu, dokter mungkin juga akan mengambil sampel
cairan yang keluar di ujung penis dengan menggunakan cotton bud.

d) Spilis

1.Pengertian Spilis

Sipilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menginfeksi
kulit, mulut, alat kelamin, serta sistem saraf. Sipilis dikenal juga dengan nama sifilis atau raja
singa.

Jika terdeteksi lebih awal, sifilis akan lebih mudah disembuhkan dan tidak akan
menyebabkan kerusakan permanen. Namun, penyakit sipilis yang tidak diobati dapat
mengakibatkan kerusakan serius pada otak atau sistem saraf serta organ lainnya, termasuk
jantung.

2.Tanda dan gejala

Gejala sipilis tahap 1:


Gejala raja singa tahap pertama muncul 2-4 minggu setelah terjadi infeksi, dalam bentuk
luka yang tidak terasa sakit (chancre) di mana bakteri masuk ke dalam tubuh. Luka jenis ini
sering terasa pada alat kelamin tetapi juga dapat dilihat di mulut atau anus jika bagian-bagian ini
terlibat dalam aktivitas seksual dengan orang yang terinfeksi.

Umumnya, gejala ini akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 1 hingga 5 minggu.

Gejala sipilis tahap 2:

Jika infeksi tidak diobati, gejala raja singa tahap dua dimulai sejak 6-12 minggu kemudian.
Ciri-ciri sifilis tahap 2 adalah demam, sakit kepala, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, muncul
ruam (kecil, benjolan bersisik merah pada penis, vagina, atau mulut, terutama pada telapak
tangan dan kaki), sakit tenggorokan, kelenjar limpa membengkak (pada ketiak, pangkal paha,
leher), serta kelelahan.

Tahap laten (tersembunyi) ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa adanya gejala.

Gejala sipilis tahap 3:

Tahap 3 dari gejala sifilis muncul 10 sampai 40 tahun setelah infeksi awal. Cirinya adalah
timbulnya kerusakan pada otak dan jantung, daya ingat menurun, mengalami kelumpuhan, dan
terjadi masalah pada keseimbangan tubuh.

Beberapa penderita yang sudah berada pada stadium dua atau tiga mungkin tidak menunjukkan
adanya gejala penyakit sipilis.

e) HSV

1.Pengertian HSV

Herpes adalah penyakit infeksi yang menyerang organ kulit yang disebabkan oleh
virus Herpes simpleks. Herpes sangat populer di masyarakat sebagai penyakit menular seksual,
padahal herpes juga dapat mengenai kulit bagian lainnya bahkan organ dalam tubuh. Infeksi
herpes yang mengenai kulit sekitar wajah di sering disebut sebagai cold sores. Selain Herpes
simpleks, terdapat virus Herpes lainnya yang juga menimbulkan penyakit pada manusia,
yakni Herpes zooster. Herpes zooster merupakan penyebab sakit cacar.

2.Tanda dan Gejala

1. Infeksi primer

Kelainan yang dijumpai berupa bintil berwarna putih tampak berisi air, atau disebut
sebagai vesikel. Bintik ini berkelompok di atas kulit yang sembab dan kemerahan (erimatosa).
Awalnya vesikel tersebut tampak putih, tetapi lama-kelamaan berisi nanah (pus) berwarna hijau.
Kadang-kadang dapat juga ditemukan bintil yang telah pecah sehingga penampakan seperti
‘sariawan’ pada kulit.

Fase infeksi primer terjadi selama kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala lainnya
seperti demam, lemas, mual, muntah, dan dapat juga ditemukan pembesaran kelenjar di lipat
paha atau di sekitar leher.

Tempat yang sering diserang virus herpes simpleks tipe I adalah daerah pinggang ke atas
terutama daerah mulut dan hidung. Infeksi herpes simpleks tipe I ini sering disebut sebagai cold
sores. Infeksi ini juga dapat mengenai dinding mukosa mulut dan memberikan penampakan
seperti sariawan.

Infeksi oleh herpes simpleks tipe I sering dijumpai pada usia anak-anak. Penularan biasanya
terjadi secara tidak sengaja seperti saat anak kontak kulit dengan benda yang terkontaminasi
virus herpes, kontak di dokter gigi, kebiasaan mengigit jari, atau sentuhan langsung dengan kulit
yang mengalami infeksi. Virus herpes simpleks tipe I ini juga dapat menyebabkan peradangan
otak yang disebut herpes ensefalitis. Gejalanya adalah panas tinggi, penurunan kesadaran, dan
kejang.

Sedangkan tempat yang sering diserang virus herpes simpleks tipe II adalah
daerah genitalia (organ kelamin). Namun dapat pula pengenai anggota tubuh bagian lainnya,
termasuk wajah, pada perilaku seksual yang tidak wajar. Virus herpes simpleks tipe II ini juga
dapat menyebabkan peradangan otak terutama pada bayi-bayi yang lahir pada ibu yang sedang
mengalami infeksi herpes pada organ genitalianya.
2.Fase laten

Saat gejala sudah membaik bukan berarti virus herpes telah mati. Virus tersebut
‘beristirahat’ di dalam sel saraf ganglion dorsalis (saraf tulang belakang). Penularan penyakit
herpes pada penderita yang berada pada fase ini masih dapat terjadi akibat pelepasan virus terus
berlangsung meskipun dalam jumlah sedikit. Dengan demikian, bisa saja seseorang terkena
infeksi herpes dari pasangannya yang tampak sehat-sehat saja.

3.Infeksi rekuren

Virus yang beristirahat pada fase laten tersebut suatu saat dapat aktif kembali. Faktor-
faktor atau kondisi-kondisi yang dapat mengaktifkan infeksi tersebut antara lain:

Trauma fisik, seperti demam, infeksi oleh penyakit lain, penyakit HIV/AIDS, hubungan seksual,
kurang istirahat, menstruasi, dan sebagainya;Trauma psikis, seperti gangguan emosional,
depresi;Penggunaan obat-obatan, seperi kortikosteroid, immunosupresif, obat-obatan terapi
kanker.

Gejala yang timbul umumnya lebih ringan dibanding infeksi primer dan berlangsung lebih
sebentar, yakni 7-10 hari. Kelainan kulit dapat timbul pada tempat yang sama (loco) atau pada
tempat baru di sekitarnya (nonloco). Sebelum munculnya kelainan kulit, penderita dapat
merasakan gejala pendahuluan (prodromal), seperti rasa panas, gatal, dan nyeri di daerah kulit
tersebut.

Selain gejala khas untuk setiap fase di atas, terdapat beberapa gejala tambahan lainnya, yakni:

Pada penderita wanita dapat terjadi disuria, yakni nyeri saat buang air
kecil,Keputihan,Gejala neuropati, meliputi susah buang air kecil, konstipasi (sembelit), ataupun
hilang sensasi pada kulit.

Salah satu yang menjadi perhatian khusus infeksi herpes ialah infeksi herpes genitalia
pada kehamilan. Infeksi ini dapat menimbulkan kematian pada janin, terutama bila terjadi fase
infeksi primer saat hamil. Komplikasi lebih berat bila infeksi terjadi pada awal-awal kehamilan.
Bila infeksi herpes terjadi pada trimester I kehamilan, bayi akan terancam abortus (keguguran).
Sedangkan pada trimesterII (kehamilan bulan ke-3 hingga 6), bayi dapat lahir secara
prematur.Bayi yang lahir selamat pun terancam terinfeksi herpes, mulai dari infeksi herpes pada
kulit, infeksi pada mata (keratokonjungtivitis herpes), hati (hepatitis), hingga radang otak
(ensefalitis).

2. Terapi

Obat yang ada saat ini tidak berkhasiat untuk membunuh semua virus dan
menyembuhkan herpes secara total obat yang ada digunakan untuk mengontrol jumlah virus dan
mempercepat hilangnya gejala. Pengobatan herpes antara lain:

1) Medikamentosa (obat-obatan)

Pada fase infeksi primer dapat diberikan:

Obat antivirus (Asiklovir 200 mg)dengan dosis 5 kali sehari selama 7 hari, atauPreparat
isoprinosin sebagai peningkat daya tahan tubuh, atauAsiklovir secara intravena (infus) pada
infeksi herpes yang telah menimbulkan komplikasi, misal hepatitis, radang otak

b.Pada fase rekuren berat, penyakit lebih ringan sehingga umumnya tidak memerlukan obat-
obatan. Namun dapat pula diberikan asiklovir 200 mg dengan dosis 5 kali selama 7 hari, atau
dengan asiklovir sediaan krim.

2) Nonmedikamentosa

Selain terapi obat-obatan, hal yang penting lainnya ialah memberikan edukasi kepada
pasien mengenai hal-hal berikut:

Bahaya dari infeksi herpes dan penyakit menular seksual lainnya;Adanya


fase rekurensi sehingga penderita herpes harus selalu menjaga daya tahan tubuhnya;Cara
penularan infeksi herpes dan pentingnya memeriksakan pasangan seksnya;Adanya risiko
menularkan penyakit meski gejala sudah hilang, terutama pada 6-12 bulan pertama sejak gejala
hilang.

Pada kondisi khusus, yakni infeksi herpes pada kehamilan, pilihan untuk ibunya ialah
mengakhiri kehamilan dengan seksio sesaria (operasi sesar) dengan demikian janin tidak akan
melewati genitalia ibu yang terinfeksi virus herpes. Tindakan tersebut dilakukan sebelum
ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah pecah ketuban.

f) CMV

1.Pengertian CMV

Cytomegalovirus atau CMV, adalah virus umum yang menginfeksi orang dari segala
usia. Lebih dari setengah orang dewasa pada usia 40 telah terinfeksi CMV. Begitu CMV ada di
tubuh seseorang, ia tetap di sana seumur hidup dan dapat diaktifkan kembali. Kebanyakan orang
yang terinfeksi CMV tidak menunjukkan tanda atau gejala. Namun, infeksi CMV dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang-orang dengan sistem kekebalan yang
lemah dan untuk bayi yang belum lahir ( CMV bawaan ).

2.Tanda dan Gejala

CMV tidak selalu menyebabkan gejala,beberapa orang mengalami gejala seperti flu saat
pertama kali mereka menangkap CMV, termasuk,suhu tinggi 38 C atau lebihotot
sakitkelelahanmerasa sakit sakit tenggorokan kelenjar bengkak.Jika Anda memiliki gejala,
mereka biasanya sembuh sendiri dalam waktu sekitar 3 minggu.

3.Terapi

CMV yang tidak menyebabkan gejala tidak memerlukan perawatan apa pun.Saat ini tidak ada
pengobatan untuk CMV pada kehamilan dan dalam banyak kasus virus tidak menyebabkan masalah bagi
bayi Anda. Obat antivirus dapat digunakan untuk mengobati: bayi yang didiagnosis dengan CMV bawaan
setelah mereka lahir orang dengan sistem kekebalan yang lemah.Perawatan harus membantu
melemahkan virus dan mengurangi kemungkinan masalah serius - tetapi tidak menyembuhkan infeksi
CMV.Bayi yang lahir dengan CMV bawaan harus tinggal di rumah sakit sampai pengobatan antivirus
selesai.

g) HPV

1.Pengertian HPV

HPV; Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat menyebabkan
tumbuhnya kutil di berbagai bagian tubuh. Virus ini hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih
dari 100 jenis. Ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya menginfeksi bagian-
bagian tubuh seperti kaki dan tangan, sementara 40 lainnnya memicu munculnya kutil kelamin.

Saat ini, terdapat dua jenis vaksin HPV yang telah terdistribusi di seluruh penjuru dunia,
termasuk Indonesia. Vaksin jenis bivalen dan kuadrivalen ini terbukti efektif untuk mencegah
infeksi HPV, termasuk mencegah kejadian kanker serviks. Maka dari itu, vaksinasi HPV ini
sangat disarankan untuk kelompok wanita usia remaja, terutama usia 9-14 tahun.

2.Tanda dan Gejala

Kutil biasa yang umumnya berupa benjolan bulat yang kasar.Kutil plantar atau mata ikan.
Kutil ini berbentuk rata dengan lubang di tengahnya yang terkadang disertai titik-titik
hitam.Kutil datar (flat wart) dengan bentuk seperti bekas cakar di kulit. Warnanya juga beragam,
bisa cokelat, kekuning-kuningan, atau merah muda.Kutil filiform yang biasanya berupa bintil
daging tumbuh dengan warna yang sama seperti kulit.Kutil periungual. Jenis kutil yang biasa
tumbuh di kaki dan tangan ini berbentuk pecah-pecah seperti kembang kol serta menebal di
lempeng kuku.

3.Terapi

Asam salisilat yang berfungsi mengikis lapisan kutil secara bertahap.Asam trikloroasetat
yang akan membakar protein dalam sel-sel kutil.Imiquimod yang dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh terhadap HPV.Podofilox yang bekerja dengan menghancurkan jaringan pada
kutil kelamin.
Selain obat oles, kutil juga dapat diatasi dengan langkah operasi yang meliputi cryotherapy,
bedah listrik, operasi pengangkatan, dan bedah laser.

h) Kandidias

1.Pengertian Kandidias

Candidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jenis jamur yaitu Candida, atau
Candida albicans. Candidiasis dapat mempengaruhi area kelamin, mulut, kulit, dan darah.
Candidiasis pada vagina disebut yeast vaginitis dan candidiasispada mulut dikenal sebagai
thrush.

2.Tanda dan Gejala

Gejala candidiasis yang muncul akan berbeda-beda tergantung lokasinya. Gejala yang
sering muncul adalah ruam pada kulit. Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat
menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, dan kering. Selain itu, candidiasis juga dapat
menimbulkan lepuhan dan nanah pada kulit.

Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat terjadi pada kulit di berbagai bagian tubuh,
namun umumnya terjadi di daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari, dan
bawah payudara. Candidiasis juga dapat terjadi pada kuku, tepian kuku, dan di sudut mulut.

3.Terapi

Pengobatan candidiosis biasanya berupa obat topikal antijamur berbentuk krim untuk
dioleskan pada kulit. Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menghambat penyebaran infeksi
dan membunuh jamur Candida. Khusus untuk infeksi candidiasis yang sudah berkembang
menjadi infeksi sistemik (menyerang seluruh tubuh), dapat diberikan obat-obatan antijamur
berbentuk oral.

i) Trikiominiasis

1.Pengertian Trikiominiasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan protozoa
parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan infeksi yang biasanya menyerang
saluran genitourinari; uretra adalah tempat infeksi yang paling umum pada laki-laki, dan vagina
adalah tempat infeksi yang paling umum pada wanita.

2.Tanda dan Gejala

Gejala wanita:

Bagian perut bawah terasa sakit.Muncul rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau
berhubungan seksual.Keputihan menjadi kental, encer, berbusa, atau berwarna kekuningan dan
kehijauan serta berbau amis.Timbul rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang
rasa gatal juga muncul di paha bagian dalam.

Gejala pada pria:

Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.Muncul cairan
putih dari penis.Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis. Rasa sakit ini
juga bisa muncul saat buang air kecil atau saat ejakulasi.Biasanya, gejala trikomoniasis akan
muncul dalam waktu satu bulan sejak seseorang mulai terinfeksi. Namun, sekitar setengah dari
pengidap trikomoniasis tidak mengalami gejala apa pun.

3.Terapi

Beberapa langkah di bawah ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi trikomoniasis, di
antaranya:

Setia kepada satu pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan hubungan intim.Gunakan
kondom saat berhubungan intim.Pastikan alat/mainan seks yang digunakan bersih dan
terbungkus kondom. Hindari berbagi alat/mainan seks dengan orang lain.Jika merasa telah
terinfeksi, lebih baik tidak melakukan hubungan seksual dan segera menghubungi dokter untuk
menjalani pemeriksaan.Pasangan juga harus mendapatkan pengobatan, dan dianjurkan untuk
tidak melakukan hubungan seksual sebelum Anda dan pasangan selesai menjalani pengobatan,
serta tidak lagi menunjukkan gejala.

j) vaginosis bakteri
1.pengertian vaginosis bakteri

Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh terganggunya


keseimbangan flora normal di dalam vagina. Umumnya, tubuh memiliki bakteri baik yang
berfungsi melindungi tubuh dari bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi. Namun pada
penderita vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik di dalam vagina berkurang sehingga tidak
mampu melawan infeksi.

2.gejala

Vaginosis bakterialis seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun pada sebagian wanita,
gejala utama vaginosis bakterialis adalah keputihan. Keputihan tersebut memiliki tekstur
encer dan berwarna kelabu atau putih. Keputihan juga mengeluarkan bau amis, terutama
ketika menstruasi atau melakukan hubungan seksual dengan pasangan.Selain itu, ada gejala
lain yang mungkin muncul, seperti vagina terasa gatal dan nyeri, serta perih ketika buang air
kecil. Segera konsultasikan dengan dokter ketika mengalami gejala-gejala tersebut.Vaginosis
bakterialis biasanya diobati oleh antibiotik, baik dalam bentuk tablet minum atau tablet yang
dimasukkan ke dalam vagina (ovula). Antibiotik dapat membunuh bakteri yang menyebabkan
gejala penyakit ini.

3.Terapi

Beberapa jenis antibiotik yang biasa digunakan, antara lain:

Metronidazole. Obat antibiotik yang paling umum digunakan dan efektif untuk mengobati
vaginosis bakterialis. Metronidazole tersedia dalam bentuk tablet yang diminum dan ovula. Obat
ini memiliki efek samping, antara lain mual, nyeri perut, dan menurunnya nafsu makan. Untuk
terhindar dari efek samping yang lebih parah, jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama
menjalani pengobatan dengan metronidazole. Pastikan Anda selalu mengikuti petunjuk dokter
ketika mengonsumsi obat ini.Clindamycin. Obat ini berbentuk tablet
minum. Clindamycin biasanya dikonsumsi jika muncul efek samping yang mengganggu ketika
mengonsumsi tablet metronidazole.Pengobatan terhadap vaginosis bakterialis biasanya
berlangsung setidaknya satu minggu. Jangan hentikan pengobatan sampai dokter memberi
instruksi untuk berhenti. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi.
k) Pedikulosis

1.Pengertian Pedikulosis

Pedikulosis adalah infestasi kulit atau rambut manusia yang disebabkan oleh kutu
(Pediculus). Pediculus merupakan parasit obligat, yaitu parasit yang harus menghisap darah
manusia untuk dapat mempertahankan hidup. Pedikulosis pada manusia disebabkan oleh tiga
spesies kutu, yaitu kutu yang menginfestasi kulit dan rambut kepala
(Pediculus humanus var. capitis), tubuh (Pediculus humanus var. corporis), dan pubis (Phthirus
pubis). Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi Pediculus humanus var. capitisdi kulit dan
rambut kepala. Pediculus humanus var. capitis dikenal masyarakat sebagai kutu
rambut. Pedikulosis pubis (PP) adalah infestasiPhthirus pubis (P. pubis) di regio pubis dan dapat
juga pada daerah berambut seperti tungkai, dada, axilla, dan lengan.1 Pedikulosis pubis menular
melalui kontak fisik langsung dan merupakan penyakit menular seksual (PMS). Diagnosis PP
harus dihubungkan dengan penyakit menular seksual, termasukhuman immunodeficiency
virus (HIV) danacquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

2.Tanda dan Gejala

Phthirus pubis menyukai daerah yang memiliki kelenjar apokrin, misal regio pubis,
anogenital, dan axilla; tetapi dapat juga di dada dan perut yang berbulu lebat.Lesi primer karena
gigitan kutu biasanya tidak begitu jelas, tapi dapat menimbulkan papul dan gatal yang hebat
terutama di malam hari.

Pruritus timbul 30 hari setelah pajanan awal. Akibat garukan terjadi eritem, iritasi dan
infeksi sekunder. Kadang di tempat gigitan terdapat maculae cerulae berupa bercak berdiameter
kurang dari 1 cm, berwarna kebiruan, tidak gatal, dan menghilang saat pemeriksaan diaskopi.
Makula ini terdapat di daerah dada, abdomen dan paha atas, akan hilang setelah beberapa hari
diduga akibat produk yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu.Infestasi PP dapat mengenai bulu
mata terutama pada anak-anak, biasanya ditularkan oleh ibunya sehingga terjadi blefaritis
disertai krusta (Gambar 6b). Kejadian ini jarang dijumpai pada penderita dewasa.

3.Terapi
Terapi PK mencakup terapi umum dengan mengontrol kutu atau lingkungan dan terapi khusus
dengan obat-obatan. Terapi umum dilakukan dengan menghindari kontak dengan barang-barang
yang diduga terkontaminasi seperti topi, pakaian, handuk, sisir, tempat tidur, dan lain-
lain. Lingkungan harus dibersihkan secara teratur. Tempat tidur, pakaian, penutup kepala
hendaknya dicuci dan direndam dengan air panas dengan suhu diatas 53,5 oC minimal selama 5
menit. Kutu dan telur pedikulosis akan mati setelah terpapar suhu diatas 53,5 oC. Sisir dan sikat
rambut hendaknya direndam dan digosok dengan alkohol 60-90% atau lysol 2% selama 1 jam.

Terapi khusus PK adalah dengan losiopermetrin 1% yang dioleskan di kulit dan


rambutkepala yang kering, didiamkan selama 10 menit, kemudian rambut dicuci dan disisir
menggunakan sisir rapat atau serit. Masa inkubasi telur kutu adalah 6-7 hari sehingga
pengobatan dapat diulang kembali 7 -14 harikemudian jika masih terdapat telur. Permetrin dapat
mengganggu polarisasi dinding sel syaraf parasit melalui ikatan dengan natrium. Hal ini
memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralisis parasit.Obat pilihan lain
adalah malation 0,5% yang digunakan padamalam hari sebelum tidur, rambut dicuci dengan
sabun kemudian dioleskan losio malation, lalu kepala ditutup dengan kain sampai pagi
hari selama 8-12 jam, kemudian rambut dicuci lagi dengan sabun dan disisir menggunakan sisir
rapat atau serit. Pengobatan dapat diulangi satu pekan kemudian jika masih terdapat
telur.Malation adalah inhibitor cholinesterase irreversibe yang menyebabkan
penumpukanacetylcholine, menyebabkan paralisis parasit.Pada infeksi sekunder berat sebaiknya
rambut dicukur, infeksi sekunder diobati dengan antibiotik sistemik dan topikal lalu disusul
dengan obat di atas dalam bentuk shampoo.Permetrin dan malation efektif untuk membunuh
parasit dewasa dan telurnya.

Terapi umum yang harus dilakukan pada penderita PP adalah mencari infeksi menular
seksual (IMS) lain yang mungkin menyertai karena PP sering diderita bersamaan dengan IMS
lain. Reinfestasi PP dapat dicegah dengan membersihkan telur di rambut dengan memakai sisir
yang rapat. Pasangan seks dalam kurun waktu 1 bulan terakhir harus diterapi secara
simultan.Pakaian dalam, handuk, sprei dicuci dengan air panas dan disetrika, atau jangan dipakai
minimal selama 72 jam karena bila tidak menghisap darah pejamu, kutu jarang dapat hidup lebih
dari 24 jam.
Penderita PP diterapi dengan shampoogameksan 1% yang dioleskan selama 4 menit
kemudian dicuci, diberikan selama 7 hari lalu dievaluasi kembali satu pekan
kemudian.Gameksan merupakan neurotoksin yang mengganggu fungsi neurotransmiter sehingga
mempengaruhi fungsi syaraf parasit. Gameksan tidak boleh diberikan pada anak berusia kurang
dari 2 tahun, ibu hamil dan menyusui serta penderita dengan erosi masif karena bersifat
neurotoksik.Terapi lain yang dapat digunakan adalah krim permetrin 1% yang dioleskan selama
10 menit kemudian dicuci, diberikan selama satu pekan dan dievaluasi kembali satu pekan
kemudian.Permetrin merupakan terapi pilihan untuk pedikulosis, diserap kurang dari 2% dan
cepat diubah menjadi metabolik inaktif. Aktivitas farmakologik sama seperti gameksan tetapi
tidak menimbulkan neurotoksik.Bila P. pubismengenai bulu mata dapat dioleskan salep mata
oklusif di tepi kelopak mata, 2 kali sehari salama 10 hari. Selain itu, dapat juga diberikan salep
mata fisostigmin 0,25%, 4 kali sehari selama 3 hari. Penderita pedikulosis yang telah mendapat
terapi harus dievaluasi ulang, jika masih ditemukan kutu atau telurnya maka pengobatan dapat
diulang.

ANALSIS KASUS

Anda sedang merawat pasangan suami istri di awal usia 30 an mereka. Mereka sudah
menikah selama 5 tahun. Mereka sudah berupaya memiliki anak 3 tahun yang lalu, tetapi
masih belum berhasil. Mereka ingin mencoba uji fertilitas dan menyatakan tertarik untuk
melaksanakan bayi tabung dan akan mendiskusikan dengan dokter yang menanganinya.
Pertanyaan:

a. Bagaimana reaksi awal anada?


b. Bagaimana pendekatan anda terhadap suami istri ini?
c. Nasehat apa yang akan anda berikan?
d. Diskusikan dengan kelompok anda isu-isu kesehatan reproduksi tentang
penanganan kasus infertilitas.

e. Sambil mengobservasi orang-orang yang ada di sekitar anda, identifikasi dan


diskusikan penyimpangan seksual yang anda dapatkan.

f. Bagaimana pendapat anda tentang pergaulan bebas?

Jawaban:

a. Reaksi awal saya,saya akan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana proses dari
fertilitas pada bayi tabung.jadi,bayi tabung (in vitro fertilization).kehamilan yang
tejadi diawali dengan sel telur dibahi oleh sperma diluar tubuh yaitu di dalam
sebuah tabung.basanya,prosedur bayi tabung dilakukan setlah konsumsi obat-
obatan,tindakan bedah atau inseminasi buatan tidak mampu mengatasi masalah
ketidaksuburan.

b. Pendekatan saya,dengan cara tetap terus memberi tahu apa resiko dari bayi
tabung, jadi proses bayi tabung tetap memiliki resiko yang harus dipertimbangkan
oleh pasangan suami istri.salah sau resiko yaitu saat prosedur pengambilan sel
telur,mungkin terjadi ineksi,pendaraha atau menyebabkan kerusakan pada usus
atau organ lain.ada pula resiko dari obat-obatan yang digunakan untuk
menstimulasi ovarium yaitu sindrom hiperstimulasi ovarium.efek yang dirasakan
beragam,mulai dari kembung,kram atau nyeri ringan,sembelit,penambahan berat
badan hingga rasa sakit yang tak tertahankan pada perut.efek yang berat harus
ditangani dirumah sait walaupun biasanya gejala hilang ketika siklus ovarium
selesai.

c. Untuk melakukan bayi tabung demi kehamilan perlu memperhatikanbebagai


faktor secara medis dari pasangan tersebut.kesiapan finansial juga tak kalah
penting,mengingat biaya yang dibutuhkan ntuk prosedur bayi tabung relatif
itnggi.bayi tabung merupakan salah satu program kehamilan yang tergolong
efektif mengobati ketidaksuburan,hingga akhirnya mencapai kehamilan.

d. Kesetaraan gender,maslah lansia,traficking,aborsi dan HIV AIDS.issue gender


dalam kesehatan eproduksi,salah satu tolok ukur millenium development goals
(MDGs)adalah terwujudna kesetaraan gender dalam akses terhadap pendidikan
laki-laki/perempuan=100% pada tahun 2015dan akhir akhir ini pengaruh
persamaan gender menjadi topik hangat di banyak negara khususnya negara2
berkembang.

e. Sebagian ahli berpendapa bahwa kelainan perilaku seksual sisebabkan oleh


trauma masa kecil,sperti pelecehan seksual.ada pula yang mengatakan bahwa
kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf otak.oleh karna itu,perilaku
menyimpang seksual biasanya ditangan dengan konseling dan terapi untuk
mengubah perilakunya.obat juga bisa dgunakanuntuk membantu proses
itu.sebab,tak menutup

f. Proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Pergaulan bebas tertuang dalam Surat An-Nur ayat 30-31 bahwa hendaknya kita
menjaga pandangan mata dalam bergaul.

DAFTAR PUSTAKA

Martin, R. (n.d.). Keperawatan Maternitas (18th ed., Vol. 1). Jakarta: EGC.

M.Anwar. (n.d.). Ilmu Kandungan (3rd ed.). Jakarta.

Indiyani, D. (n.d.). Keperawatan Maternitas (1st ed.). Yogyakarta.

Você também pode gostar