Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DOKTER INTERNSIP
Disusun Oleh:
Nama : dr. Aldino Siwa Putra
Wahana : RSUD Ungaran
Tahun : 2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn.D
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri dan bengkak pada testis kiri sejak 2 hari yang
lalu.
2. Riwayat penyakit Sekarang (RPS)
Sejak 2 hari SMRS pasien merasakan keluhan berupa nyeri dan
tusuk. tidak mual dan tidak muntah. Keluhan tambahan berupa nyeri
3
sebelumnya. Pasien mengaku tidak memiliki penyakit DM, jantung,
anggota gerak.
b. Sistem Respirasi : Tidak batuk, tidak pilek, tidak sesak
nafas.
c. Sistem Kardiovaskuler : Tidak nyeri dada, tidak berdebar-
debar.
d. Sistem Digestivus : Belum BAB, tidak nyeri telan, tidak
keterbatasan gerak.
g. Sistem Integumentum : Suhu raba hangat, tidak basah.
h. Kejiwaan : Tampak tenang.
4
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
2. Vital sign
TD: 130/80
RR:22 kali/menit
T: 36,9OC
3. Status Generalis
Kulit:
Warna coklat sawo matang, tidak ikterik, tidak pucat, tidak
dicabut.
Wajah : Simetris, tidak ada deformitas, dan tidak terdapat
5
Telinga : Serumen minimal, tidak terdapat sekret, tidak
mengeluarkan darah.
Mulut dan mandibula: normal, mukosa bibir basah, tidak tampak
Thorax
Inspeksi
Simetris kanan kiri, tidak ada deformitas, tidak ada ketinggalan
gerak, tidak ada retraksi dinding dada. Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi
Fokal fremitus seimbang antara paru-paru kanan dan kiri, tidak
pada dada.
Perkusi
Seluruh lapang paru sonor, batas atas hepar SIC VI midclavicula
kanan.
Auskultasi
Suara dasar paru vesikuler, tidak ada suara tambahan di semua
lapang paru.
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Letak IC pada SIC V di sebelah media linea
midklavikularis sinistra.
Perkusi : Batas Jantung
Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah : SIC IV LPS dextra
Kiri atas : SIC II LMC sinistra
Kiri bawah : SIC IV LMC sinistra
Auskultasi
6
SI-SII regular normal, tidak terdapat bising jantung, murmur
maupun gallop.
Abdomen
Inspeksi
Flat, dinding perut sejajar dengan dinding dada, tidak tampak
Ekstremitas
Superior : Bentuk normal anatomis, tidak deformitas, tidak
terdapat nyeri gerak aktif dan pasif. Akral hangat dan tidak
kiri, tidak ada masa abnormal pada penis dan scrotum, tidak
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
7
Leukosit 10,20 10^3/ul 3,8-10,6
Eosinofil 5,4 % 2,00-4,00
Basofil 0,4 % 0-1
Netrofil 26,7 % 50-70
Limfosit 53,2 % 25-40
Monosit 14,3 % 2-8
Hematokrit 41,1 % 40-52
Eritrosit 4,91 10^6/ul 4,40-5,90
Trombosit 337 10^3/ul 150-400
F.DIAGNOSIS BANDING
a. Orchitis
b. Torsio testis
c. Epidedimitis
d. Hidrocelle
G. DIAGNOSIS
H. TERAPI
Terapi yang diberikan di IGD:
Inf RL 20 tpm
Injeksi lameson/12 jam
Injeksi dexketoprofen /12 jam
Injeksi omeprazole /12 jam
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI TESTIS
ukuran 4x2,5x2,5 cm dan berat kurang lebih 20 gr. Terletak di dalam scrotum
dengan axis panjang pada sumbu vertical dan biasanya testis kiri lebih rendah
Testis diliputi oleh tunica albuginea pada 2/3 anterior kecuali pada sisi dorsal
merupakan organ yang berbentuk kurva yang terletak di sekeliling bagian dorsal
dari testis. Suplai darah arteri pada testis dan epididimis berasal dari arteri renalis.
9
Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormone
memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantar tubulus
seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel leydig berada.
mengenai proses ini antara lain adanya tarikan gubernakulum dan tekanan
interna.
Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan lateral
testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis yang
karena asal embriologi ke dua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke testis
berasal dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan arteri dan
vasa deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna. Aliran darah dari
10
kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior sedangkan vena spermatika kiri
B. DEFINISI
infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun
virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis. Orkitis (inflamasi pada testis)
dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis
terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak
C. ETIOLOGI
Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling
11
D. EPIDEMIOLOGI
Kejadian orchitis diperkirakan 1 diantara 1000 laki-laki.
4 dari 5 laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10 tahun).
Sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis
seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50
E. FAKTOR RESIKO
Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang umum
untuk epididimis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor resiko.
Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatic ke epidiymis melalui saluran sperma
dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat.
Uretritis gonore (gonnorheae) merupakan penyakit hubungan seksual yang
disebabkan oleh kuman neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-
F. PATOFISIOLOGI
Peradangan pada testis bisa disebabkan oleh berbagai virus ataupun
bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi
kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan
oleh infeksi bakteri. Virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa
G. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala orkitis dapat berupa demam, semen mengandung darah,
keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat,
membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air
12
membengkak pada sisi testis yang terkena (Mycyk,2004). Sedangkan menurut
nyeri.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
skrotum
Testicular scan
I. PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
13
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu:
Laboratorium
peningkatan leukosit.
Ultrasonografi
USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
torsio testis.
J. DIAGNOSIS BANDING
a. Torsio Testis
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus,
Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai dari
14
dari arah jarum jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus
inguinal.
darah ke testis.
Terapi torsi testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan
15
nekrosisdilakukan orkidektomi disusul orkidopeksi sisi
kontralateral.
b. Epididimitis
Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis.
Reaksi inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi
inflamasi ini berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat
pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang tersering adalah chlamidia
16
c. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara
cairan yang berbeda di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam
Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang tidak nyeri. Pada
adanya transiluminasi.
K. PENATALAKSANAAN
Terapi suportif; bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting
hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis
1.Ceftriaxone
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif;
17
binding proteins. Dewasa IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg / kg / hari
100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi,
250 mg / hari
4.Trimetoprim-sulfametoksazol
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam
tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan
18
L. KOMPLIKASI
McCance & Hueter, 2002 dalam Lemone (2004 : 1533) menyatakan bahwa
kurang lebih 30% kasus orkitis terjadi atrofi testis dengan kerusakan irreversibel
yaitu abses skrotum, infark testis, fistula kulit skrotum, dan epididimitis kronik.
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis.
Abscess scrotalis
Infark testis
Rekurensi
Epididymitis kronis
Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
penderita epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat.
19
M. PROGNOSIS
Prognosis pada penderita orchitis secara umum adalah baik. Pada penyakit
orchitis dengan pemberian antibiotic yang tepat sebagian besar kasus orchitis
20
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC
21