Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkelahiran hidup (Hartono, 2010). Kesehatan ibu dan anak perlu mendapat
perhatian karena ibu hamil dan bersalin yang memiliki resiko terjadinya
kelahiran hidup di Thailand 110 per 100.000 kelahiran hidup, di Vietnam 150
per 100.000 kelahiran hidup dan Myanmar 380 per 100.000 kelahiran hidup
(WAD, 2009). Di ruang bersalin RSUD KRT Setjonegoro tahun 2012 ibu
1
Gambaran Faktor-Faktor..., Anggia Chalimatus Sa'diyah, Kebidanan DIII UMP, 2015
2
(24%), infeksi (11%), partus lama (5%), dan abortus (5%). Penyebab
plasenta, ruptur jalan lahir, dan gangguan pembekuan darah. Resiko akan
meningkat pada ibu hamil yang menderita anemia dan rahim teregang terlalu
hamil. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
karena penolong persalinan akan mengatur kepala, bahu, dan seluruh tubuh
bayi untuk mencegah laserasi atau hanya ruptur minimal pada perineum
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Ruptur perineum dibagi menjadi 4
(empat) tingkat, tingkat pertama ruptur hanya terjadi pada kulit perineum dan
mukosa vagina, tingkat kedua ruptur terjadi pada dinding belakang vagina dan
tingkat tiga dari perineum sampai muskulus sfingter ani, sedangkan ruptur
garis tengah dan meluas apabila kepala janin lahir terlalu cepat dan sudut
arkus pubis lebih kecil dari normal, sehingga kepala janin lahir lebih
kebelakang dari pada melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang
disebabkan oleh faktor ibu dan janin. Ruptur perineum dari faktor ibu meliputi
berlebih, edema dan kerapuhan pada perineum, varikositas vulva, arcus pubis
sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit, serta perluasan episiotomy.
Sedangkan faktor dari janin yaitu bayi besar, posisi kepala yang abnormal,
episiotomi. Ruptur spontan yaitu luka pada perineum yang terjadi karena
antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak,
suatu keadaan yang ditandai oleh ukuran badan bayi yang relatif lebih besar
darinormal. Bayi besar (giant baby), yaitu bayi dengan berat badan lahir lebih
dari 4000 gr (Saifuddin, 2002). Kesulitan melahirkan bahu tidak selalu dapat
diduga sebelumnya. Bahu yang lebar selain dijumpai pada janin besar juga
dijumpai pada anensefalus. Apabila kepala sudah lahir sedangkan bahu sulit
rahim oleh anak yang sangat besar, dapat timbul inersia uteri dan
kemungkinan perdarahan pasca partum akibat atonia uteri dan robekan jalan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuanumum
2. Tujuan khusus
tindakan episiotomi.
besar.
distosia bahu.
ekstraksi vakum.
D. ManfaatPenelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
F. Keaslian Penelitian
1. Suprida (2012)
Judul penelitian: hubungan berat badan janin dan paritas dengan kejadian
pada persalinan normal dimana nilai p. value= 0,003 < 0,05. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara berat
rupture perineum.
beresiko tidak ada pengaruh. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Depkes, (2004) bahwa jarak kelahiran kurang dari dua
persalinan.
Judul hubungan badan bayi lahir dengan kejadian rupture perineum pada
Judul hubungan berat badan lahir dengan rupture perineum di BPS Ny.
tahun 2010 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 37,5% (30 orang) dari 80
persalinan normal.